04

Dengan mata memanas, Panji menatapi kotak beludru berwarna merah yang baru saja dikembalikan oleh Zara. gadis yang selama ini Ia puja dan sudah lama Ia incar. Baru seminggu yang Lalu Panji memberanikan diri untuk melamar gadis pujaan hatinya itu dan saat itu pula Panji melihat rona bahagia di wajah Zara yang menerima Cincin pengikat sementara pemberiannya, namun siapa sangka seminggu setelahnya Zara malah mengembalikan cincin ini karena menerima perjodohan dari orangtuanya.

Apa dirinya ini kurang baik? kurang mapan? hingga orangtua Zara menjodohkan dengan pria lain. entahlah Panji tak mengerti alasan orangtua Zara menjodohkan Zara dengan pria lain. Karena selama ini jika Panji ada keperluan dan datang kerumah Zara, tanggapan orangtua Zara begitu baik padanya, bahkan Ibu Zara saja sudah sangat dekat dengan Panji mungkin itu membuat Panji masih tak percaya jika Zara malah dijodohkan dengan pria lain.

"Ada apa dengan wajahmu? kenapa terlihat lesu sekali?" Joni Ayah Panji heran menatap wajah putranya sepulang dari pergi malam ini.

Tadinya Panji pamit pada Joni jika ingin bertemu dengan Zara kekasih Panji namun kenapa pulang malah wajahnya terlihat masam, tentu ini menjadi perhatian Joni sebagai orangtua tunggal Panji.

"Sepertinya Aku tak jadi menikah dengan Zara." jelas Panji duduk di sofa berdampingan dengan Joni.

"Kenapa? bukannya kau menyukai gadis itu?" heran Joni, padahal baru minggu kemarin Panji meminta izin untuk menikahi gadis itu tapi sekarang malah berubah pikiran.

Panji menghembuskan nafas panjang, "Zara, dijodohkan dengan pria lain."

"APA!"

Seketika emosi Joni meluap mendengar penjelasan dari Panji putranya.

Sementara itu, Zara baru saja memasuki rumahnya. Ia sangat lesu dan sedih sekali bahkan ucapan salamnya pun sangat pelan hingga tak didengar oleh orangtuanya yang duduk di ruang tamu menunggu Zara pulang.

"Zara..." suara sang Ayah membuat Zara menghentikan langkahnya dan ikut duduk bersama kedua orangtuanya.

"Ada apa yah? Zara lelah mau langsung tidur." kata Zara dengan suara pelan membuat Sang Ayan sedikit terpukul melihat putrinya yang begitu sedih dengan kenyataan ini.

Bahar menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya mengatakan sesuatu yang membuat Zara terkejut, "Jika memang kamu ingin menolak perjodohan ini, katakan saja Nak biar Ayah nanti bilang sama Tuan Anggara."

Zara menggeleng pelan, "InsyaAllah, Zara menerima Ayah."

"Ayah sama sekali tidak akan memaksamu Nak, bukannya kamu menyukai pria yang sering datang kerumah itu, ah siapa namanya."

"Mas Panji Ayah." balas Zara.

"Iya itu Nak Panji, kamu suka sama dia nak? ibumu bilang kamu bahkan sudah dilamar sama dia?" tanya Bahar pada putrinya itu.

Zara menggeleng lagi, "Zara sudah kembalikan cincin pemberian mas Panji Yah.

"Zara menerima lamaran dari putra Tuan Anggara, InsyaAllah Zara ikhlas Ayah." jawab Zara sambil menunduk.

"Maafkan Ayah ya nduk, semua salah Ayah." kata Bahar sambil berlinang air mata.

"Sudahlah Ayah, mungkin memang ini sudah menjadi takdir Zara. tak perlu menyalahkan diri seperti itu. Kita doakan saja semoga putri kita bahagia dengan pasangan nya kelak." kata Asih pada suaminya.

"Andai saja dulu Ayah nggak mengatakan hal semacam itu pada Tuan Anggara mungkin semua ini tidak terjadi. Ayah pikir dulu hanya candaan tapi siapa sangka Tuan Anggara mengangap serius ucapan Ayah waktu itu,

"Zara, Ayah benar benar minta maaf." jelas Bahar penuh penyesalan.

"Sudahlah Ayah, semua sudah terjadi. Zara benar benar sudah ikhlas jika memang dia lah jodoh Zara." Kata Zara tak tega melihat Ayahnya yang ternyata ikut terpuruk sama seperti dirinya.

"Kita biarkan Zara istirahat Ayah, sudah malam dan besok Zara harus mengajar." kata Asih yang langsung diangguki oleh Bahar.

"Ya sudah, istirahat nak jika memang lelah."

Tok ... tok ... tok...

"Bahar, buka pintu nya Bahar!" suara seseorang dari luar mengejutkan Zara dan orangtuanya.

"Siapa Yah malam malam begini?" heran Asih lalu bangkit dan berjalan untuk membuka pintu.

"Cari siapa?, ada apa malam malam begi-"

"Mana Bahar!" sentak Joni langsung memasuki rumah dan menatap tajam ke arah Bahar.

"Ada apa ini?" tanya Bahar bingung.

Bahar memang sudah mengenal Joni dari kampung tetangga, hanya sebatas mengenal saja dan sekarang Bahar bingung dengan kedatangan Joni yang terlihat sangat marah.

"Apa salah putraku sampai kau tega padanya?" tanya Joni dengan penuh amarah membuat Zara terkejut.

Zara baru menyadari sekilas wajah tamu ayahnya mirip sekali dengan Panji, dan mungkinkah tamu itu adalah Ayah Panji?

Zara diam menunduk sambil sesekali melihat ke arah tamu yang menatapnya penuh kebencian.

"Apa maksudmu?" tanya Bahar masih tak mengerti.

"Putraku Panji melamar putrimu, dan putrimu pun sudah menerima lamaran Panji tapi mengapa sekarang putrimu malah mengembalikan cincin dengan alasan dia kau jodohkan!"

"Apa maksud mu? apa kau berniat menghina keluargaku?" jelas Joni dengan nada sinis.

Bahar yang kini mengerti pun nampak menghembuskan nafas,

"Duduklah lebih dulu, mari kita bicarakan baik baik." ajak Bahar namun langsung di tolak mentah mentah oleh Joni.

"Tidak, aku tidak sudi duduk di kursi lusuh seperti ini." kata Joni yang langsung membuat Zara mengangkat wajahnya tak terima.

Jika memang marah, kenapa pula harus menghina batin Zara menatap ke arah tamu nya itu dengan kesal.

"Apa kau tidak tahu siapa aku? aku adalah pemilik selepan di kampung sebelah, tanahku berhektar hektar.

"Dan kalian bukan siapa siapa, hanya keluarga miskin tapi berani sekali menolak lamaran putraku." kata Joni dengan nada menghina membuat Zara sakit hati sementara Bahar sang Ayah malah tersenyum menanggapi ucapan Joni.

"Sepertinya putriku memilih pria yang tepat." kata Bahar membuat semua orang terkejut.

"Apa maksudmu?"

"Dari pada harus menikah dengan putramu dan mungkin nanti kamu bisa menginjak injak harga dirinya karena kami dari keluarga miskin, lebih baik dia menikah dengan pilihanku yang mungkin bisa menghargainya dan tidak memandang rendah kami." jelas Bahar membuat Zara langsung menatap ke arah sang Ayah.

Joni nampak mengepalkan tangannya, menatap ke arah Bahar penuh kebencian.

"Akan kupastikan keluargamu akan menderita karena telah membuatku mengalami penghinaan ini." kata Joni langsung berjalan keluar meninggalkan rumah Zara.

"Ayah..." Zara langsung menghambur ke pelukan sang Ayah sambil menangis.

"InsyaAllah pilihan mu tepat nak." kata Bahar sambil menepuk nepuk punggung Zara.

Zara mengangguk setuju, sejak dulu dirinya memang berasal dari keluarga sederhana. sebelumnya belum pernah ada yang datang menghina kelurganya seperti tadi. Dan ini kali pertamanya ada yang datang dan menghina keluarganya.

Sekarang Zara bersyukur sudah mengembalikan cincin dari mas Panji dan tak berjodoh dengan mas Panji.

Jika saja Ia tetap menikah dengan Mas Panji, mungkin seumur hidupnya akan selalu mendapatkan penghinaan dari Ayah Mas Panji yang sombong itu.

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like vote dan komen...

Terpopuler

Comments

Nur Cahyani

Nur Cahyani

kasian zara ya teman2

2024-08-02

0

Uthie

Uthie

ada hikmah dibalik hal yg msh rahasia

2024-03-21

0

devymariani

devymariani

untung ga jd menikah dgn panji orangtua nya saja blm apa² sdh berani menghina

2023-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 Promo novel baruuuuu
151 promo novel baruu
Episodes

Updated 151 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
Promo novel baruuuuu
151
promo novel baruu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!