BAB 15

Sesampainya di dalam perpustakaan, Bella mulai merasakan hal yang aneh, dia melihat semua siswa dan siswi di dalam perpustakaan terlihat lambat dalam pandangannya dan tak ada satu pun suara yang bisa dia dengar.

”Loe kenapa, Bell?” Tanya Amel khawatir.

”Gal kenapa-napa kok, Mel. Gue cuma sedikit pusing aja..!”

“Serius, loe gal kenapa-napa?”

“Iya, Mel. Gak apa-apa kok, sekarang kita cari aja contoh buku untuk riset kita nanti”

Mereka pun berpisah di dalam perpustakaan itu untuk mencari buku yang mereka butuhkan. Saat Bella sedang sibuk mencari buku di salah satu lemari perpustakaan, dia di hampiri oleh anak kecil yang misterius.

”Mbak, saya mau minta tolong” ucap anak misterius itu.

”Mau minta tolong apa, Dek?"

”Tolong dong Mbak, ambilkan buku yang berwarna merah itu” Ujar anak kecil misterius itu sambil menunjukan lokasi bukunya. Setelah buku itu di ambil dan mau di berikan ke anak kecil itu, anak kecil itu sudah menghilang entah kemana. Bella langsung mencari anak kecil yang misterius itu. Tapi, hasilnya nihil, dengan hati yang penuh tanda tanya, dia langsung pergi menghampiri Amel yang sedang asyik membaca buku.

”Mel,.loe ngelihat anak kecil, gak?

“Anak kecil..?”

”Iya, anak kecil. Tadi, anak itu minta tolong di ambilin buku, pas gue ambilin itu buku, eh anak itu malah ngilang..,”

“Gue juga sama, Bell. Tadi ada anak kecil perempuan minta tolong di ambilin buku, tapi setelah buku itu gue ambilin, anak itu ngilang juga”

“Loe serius, Mel???

”Yaudah, Bell. Mugkin anaknya dosen kali, lagi iseng., gue mau nyari buku nya di pojok sana, Bell. mau ikut gak?"

”Gak deh, Mel. Gue di sini aja..,”

Menit demi menit pun berlalu, di saat Amel sedang memilih-milih buku di antara lemari-lemari perpustakaan itu. Amel merasakan seperti ada seseorang yang sedang mengawasinya, dia menoleh ke sekitarnya dan ternyata tak ada seorang pun yang mengawasinya, perasaan nya pun mulai resah dan khawatir. Tiba-tiba udara menjadi dingin dan lagi-lagi perasaan itu muncul, tepat di sebelah kiri, di saat dia menoleh, betul saja, sesosok Pocong sudah berdiri tepat di hadapannya sambil menjulurkan lidahnya. Waktu serasa terhenti, terlalu panik, Amel langsung refleks melemparkan buku yang sedang di genggamnya tepat ke arah wajah Pocong itu dan dengan tergesa-gesa dia langsung pergi ke tempat bagian lain yang takan mungkin untuk di datangi Pocong itu. Di saat nafasnya masih terengah-engah, bahunya di tepuk oleh seseorang dari arah belakang, Amel pun semakin panik.

”Bella, bikin kaget aja..!”

“Kenapa loe, Mel?”

”Gue habis ketemu Pocong, Bell. Serem banget..,”

“Mana ada sih Pocong keluar siang-siang gini, Mel. Mustahil banget...,”

”Serius, kalau gue benar, gue mau deh di cium Rizky Bilar…,”

”Ih itu mah, mau loe aja. Yudah, gak usah di pikirin, mungkin itu cuma halusinasi loe aja, Mel"

Setelah mendapatkan buku yang mereka cari, Bella dan Amel langsung pergi meninggalkan perpustakaan. Namun, di lain sisi, di saat mereka sudah pergi meninggalkan perpustakaan, tanpa mereka sadari ada satu sosok Pocong yang sedang berdiri tegak di depan salah satu lemari perpustakaan itu yang sedang melihat tajam ke arah mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!