BAB 18

Krybo hanya terdiam membisu. Di saat Bella dan yang lainnya sedang serius membicarakan masalah risetnya, pembicaraan pun terpotong.

”Lebih baik batalin aja, deh. Semenjak gue datang ke rumah kosong itu, udah seminggu lebih, gue ngalamin hal-hal yang aneh, di datangin Pocong lah, sekarang di peluk Kuntilanak” Ujar Krybo ketakutan.

“Loe di datangin Pocong juga, Bo?” Tanya Bella heran.

”Gak usah takut, gue udah bawa sesuatu yang di takutin sama Pocong itu, di jamin 100 persen ampuh. Tapi, kalau Kuntilanak, gue gak ngejamin.” Papar Ramon dengan yakinnya. Ramon pun mengambil sesuatu dari dalam tasnya, setelah di keluarkan, ternyata yang dia kolor miliknya yang berwarna-warni.

”Stres loe, Mon. Itu kolor siapa?”

”Kolor gue lah, ini ampuh buat ngusir Pocong.” Jawabnya Ramon tersenyum. Namun, tanpa di sadari, mereka sedang di awasi oleh sosok kuntilanak dari pojok ruang tamu.

”Nih, gue kasih satu persatu buat keamanan, kalau kalian mau"

“Kolor?” tanya Bella heran.

“Parah loe, Mon. Kolor buat apaan..?” Tanya Amel.

“Ya, buat ngusir Pocong, Mel"

“Wah mulai gak waras nih, anak..,” Sahut Bagas.

”Yaudah, kalau ada apa-apa jangan nyesel, ya..,” ujar Ramon sambil memasukan lagi kolor miliknya ke dalam tasnya.

Tak terasa persiapan telah selesai. Di saat mereka sudah siap mau berangkat ke rumah kosong itu, hujan yang lumayan deras pun turun. Mereka benar-benar bingung dan mereka merasa yakin kalau malam itu memang cerah. Karena, cuaca yang tak memungkinkan, dengan terpaksa mereka membatalkan dan mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah kosong itu untuk mencari penampakan.

”Yaudah, mau gimana lagi, udah terlalu malam. Kalian nginap aja di rumah gue, risetnya kita lanjutin besok malam aja atau lusa nanti” Malam itu mereka memutuskan untuk menginap di kediamannya Bella.

“Loe bertiga tidur di kamar ini aja, ini bekas kamar Kakak gue, kalau Amel tidur di kamar gue aja"

”Keberatan, gue ikut tidur di kamar loe ya, Bell. Gue takut" ucap Krybo.

Malam pun semakin larut, di saat mereka sedang tertidur nyenyak, sekarang giliran Ramon yang kebelet pipis.

”Gas, Bo. Antar gue ke kamar mandi, gue kebelet nih" Saat itu Bagas dan Krybo sudah tertidur pulas, sambil menahan pipis Ramon langsung pergi ke kamar mandi sendirian, sesampainya di dalam kamar mandi.

“Ahhh…, segerrrrrrr”

Ramon sangat kaget. Tiba-tiba, dari arah samping ada seseorang yang menegurnya .

”Bang jangan buang air kecil di situ..” Ramon menoleh ke arah suara itu berasal, setelah menoleh, ternyata yang dia lihat sesosok Pocong yang tadi mengganggunya, karena di kepala Pocong itu masih terdapat kolor miliknya.

”Eh loe lagi, cong..?”

Karena panik, air seninya mengenai kain kafan Pocong itu di bagian kakinya dan seketika pocong itu menghilang.

"Sialan gue di kencingin" Ujar pocong.

Dengan badan menggigil, Ramon langsung pergi menuju kamar. Namun, tanpa dia sadari, sosok Pocong itu masih terus mengikutinya, di saat Pocong itu mau masuk ke dalam kamar untuk meneror mereka. Tepat di depan pintu kamar, sosok Pocong itu di hadang oleh sosok kuntilanak, di saat Pocong itu lompat ke arah kiri, Kuntilanak itu mengikutinya ke arah kiri dan di saat Pocong itu lompat ke arah kanan, Kuntilanak itu mengikutinya ke arah kanan dan seterusnya seperti itu, seolah-olah tidak mengijinkan Pocong itu untuk masuk kedalam kamar. Karena, kesal kuntilanak itu langsung menendang kaki si Pocong dengan keras, sambil menahan rasa sakit, sosok Pocong itu nyerah dan langsung pergi menghilang entah kemana dengan rasa kesal.

"Sialan" Ujar Pocong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!