Mereka pun bersama-sama pergi ke ruangan itu untuk mengambil handycam yang telah terjatuh. Namun, entah bagaimana, handycam itu hilang bak di telan bumi.
“Loe serius jatuhnya disini, Bell?" Tanya Amel.
“Gue serius, Mel"
”Yaudah, gak usah di cari lagi, malam semakin larut, besok atau lusa kita ke sini lagi, sekarang kita pulang aja” Ucap Bagas.
“Gue setuju, lebih kita pulang aja" sahut Kribo.
“Dasar penakut," ujar Ramon dengan santainya. Dan setelah mereka pergi meninggalkan rumah kosong itu. Tiba-tiba, handycam yang mereka cari terjatuh ke lantai dan langsung menyalah dengan sendirinya. Sungguh mengejutkan, di dalam rekaman itu, banyak sekali sosok Pocong yang terekam, ada yang sedang lompat-lompatan dan ada pula yang sedang bercengkrama.
Seminggu pun telah berlalu, setelah menemukan dua helai Tali Pocong di rumah kosong itu, mereka berlima mulai mengalami hal-hal kejadian aneh dan yang lebih menyeramkan lagi, sosok Pocong mulai meneror kehidupan mereka berlima.
Malam itu, Bella sedang berada di dapur. Tiba-tiba, lampu seisi rumah pun padam.
”Mbok…!” Teriak Bella cemas. Namun, tak ada jawaban sama sekali dari Mbok Ijah. Dengan perasaan yang tak menentu, Bella langsung menyalakan lilin yang kebetulan berada tepat di atas meja dapur. Setelah lilin di nyalakan, Bella seperti melihat sesosok wanita bergaun putih sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Mbok, ngapain di situ?" Tanya Bella. Seketika lampu pun kembali menyalah dan secara misterius sosok wanita bergaun putih itu pun menghilang dengan sendirinya. Bella benar-benar bingung.
"Kenapa, Non?" Tanya Mbok Ijah yang tiba- tiba langsung bertanya.
”Si Mbok, ngagetin Bella aja!”
“Maaf, Non. Tadi, Mbok lagi tiduran di kamar,"
"Gak apa-apa kok, Mbok. Bella kaget aja tadi mati lampu,” Mbok Ijah pun langsung pergi. Namun, karena rasa takut dan penasaran Bella memanggil Mbok Ijah kembali
”Mbok, sini dulu deh..,”
“Iya Non..?” Tanpa pikir panjang, Bella langsung mencubit tangan kanannya Mbok Ijah.
”Aduh Non, Sakit!”
”Maaf Mbok, saya kira Mbok setan…,”
”Hush, si Non. Di sini gak ada setan, Non. Kalau pun ada dia gak akan berani ngeganggu kita"
"Habis, si Mbok misterius banget, hehe" ucap Bella.
Menit demi menit pun berlalu. Karena kebelet ingin buang air kecil, Bella pun langsung pergi menuju kamar mandi. Baru saja pintu kamar mandi dia tutup. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari arah luar.
"Sebentar Mbok, Bella lagi buang air kecil," Sahut Bella. Namun ketukan pintu itu semakin kencang terdengar.
"Iya Mbok, sebentar," Setelah selesai buang air kecil, Bella pun memastikan siapa yang yang tadi mengganggunya saat buang air kecil. Namun, setelah membuka pintu kamar mandi. Ternyata tak ada seorang pun yang berada di luar sana.
"Pasti, Mbok Ijah nih, dia kan sering banget iseng" Ujar Bella yang langsung kembali menutup pintu kamar mandi. Baru 1 detik pintu kamar mandi di tutup, lagi-lagi pintu kamar mandi di ketuk. Bella memberanikan diri untuk mengintip melalui lubang kunci pintu kamar mandi dan seketika wajahnya langsung pucat. Karena, terlihat jelas ada satu sosok Pocong sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.
“Gak mungkin. Gue yakin, itu bukan Pocong, tapi cuma halusinasi gue aja?” Bella pun memberanikan diri lagi untuk mengintip kembali. Dan ternyata, yang dia lihat bukan sesosok Pocong, melainkan sosok Kuntilanak sambil melambaikan tangannya.
“Kuntilanak, itu pasti halusinasi gue juga..” Ucap Bella. Malam itu Bella benar-benar bingung harus bagaimana dan akhirnya, Bella pun tertidur pulas di dalam kamar mandi.
Keesokan harinya di kediaman Ramon.
Siang itu Bagas sedang menyeduh secangkir kopi di dapur, sedangkan Ramon lagi memainkan laptop di ruangan tamu. Di saat Bagas sedang menyeduh secangkir kopi, teleponnya berdering.
“Kenapa, Bell?”
“Gas, kemarin malam gue di datangin Pocong sama kuntilanak, gue takut.” Ucap Bella resah.
“Jangan bercanda ah, Bell"
”Gue serius Gas, gue ga bercanda. Gue benar-benar di datangin Pocong!” Jawab Bella. Dan entah kemana teleponnya pun langsung terputus.
“Masa sih ketemu Pocong, gue gak percaya. Tapi, kalau memang di datangin Pocong, paling pocongnya mau ngajak kenalan, wajar sih. Si Bella kan, cantik" ujar Bagas dengan santainya yang langsung pergi menuju ruang tamu sambil membawa secangkir kopi. Namun, saat itu juga perasaannya pun mulai di landa kecemasan, Bagas merasa seperti ada seseorang yang sedang mengikuti langkah kakinya, Bagas sempat menoleh. Namun, tak ada satu orang pun yang berada di belakangnya.
"Ah cuma perasaan gue aja" Ucap Bagas. Namun tanpa dia sadari sesosok pocong memang sedang mengikuti langkah kakinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments