BAB 6

”Maaf ya, Mbok" ujar Bella menyesal, dengan perasaan cemas yang melanda hatinya, Bella langsung pergi menuju kamar mandi untu mencuci muka. Sesampainya dia di dalam kamar mandi, dari luar terdengar suara ketukan pintu berkali-kali, dengan hati yang penasaran, Bella langsung membukanya. Setelah pintu kamar mandi dia buka, ternyata tak ada seorang pun yang berada di luar sana.

Malam itu Bella benar-benar cemas.

"Pasti, Mbok Ijah nih, dia kan sering banget iseng" Ujar hati Bella. Dengan hati yang penuh tanda tanya dia langsung menutup pintu kamar mandinya kembali dan lagi-lagi ketukan pintu terdengar. Bella memberanikan diri untuk mengintipnya melalui celah pintu yang sangat kecil, di saat dia sedang mengintip, wajahnya langsung pucat. Karena, yang dia lihat saat itu ada satu sosok Pocong yang sedang berdiri tegak di hadapannya. Bella benar-benar panik dan langsung menutup pintu kamar mandinya serapat mungkin.

“Pocong, ah gak mungkin. Gue yakin, itu bukan Pocong, tapi cuma halusinasi gue aja?” tegas Bella resah. Dengan hati yang masih ragu, Bella memberanikan diri lagi untuk melihatnya kembali, Setelah dia mengintip. Ternyata, yang dia lihat bukan sesosok Pocong, melainkan Kuntilanak yang sedang menggenggam tangannya dengan format, jempol menghadap ke atas dan empat jari yang lainnya mengepal, Bella benar-benar takut dan langsung menutup pintu kamarnya kembali serapat mungkin.

“Kuntilanak, itu pasti halusinasi gue juga..” Tegas Bella. Malam itu Bella benar-benar bingung harus bagaimana. Akhirnya, dengan percaya diri, dia memberanikan diri untuk memastikannya kembali, setelah perlahan-lahan dia membuka pintu kamar mandi, perasaannya pun lega, karena sosok Pocong dan Kuntilanak yang baru saja dilihatnya sudah pergi menghilang entah kemana. Dengan perasaan gundah dan gelisah, Bella langsung pergi ke kamarnya dengan tergesa-gesa.

Keanehan pertama untuk sebuah teror.

Sebelum berangkat ke kampus bersama, siang itu Bagas dan Krybo memutuskan untuk berkunjung ke kediamannya Ramon. Kira-kira waktu sudah menunjukan jam 13.00 Wib. Saat itu, Bagas sedang menyeduh secangkir kopi di dapur, sedangkan Ramon sedang asyik memainkan laptop kesayangannya di ruangan tamu. Di saat Bagas sedang menyeduh secangkir kopi, tiba-tiba handphone miliknya berdering.

“Kenapa, Bell?”

“Gas, kemarin malam gue di datangin Pocong sama gue takut..!!” tegas Bella resah.

“Jangan bercanda ah, Bell"

”Gue serius Gas, gue ga bercanda. Gue benar-benar di datangin Pocong!” Tegas Bella. Tapi, entah kenapa, di saat Bagas mau bertanya lagi, teleponnya langsung terputus.

“Masa sih ketemu Pocong, gue gak percaya. Tapi, kalau memang di datangin Pocong, paling pocongnya mau ngajak kenalan, wajar sih. Si Bella kan, cantik" ujar Bagas dengan santainya, Saat itu juga dia pun langsung memasukkan handphonenya kembali ke dalam kantongnya dan langsung pergi meninggalkan dapur sambil membawa secangkir kopi buatannya. Namun, disaat Bagas hampir sampai di ruang tamu, perasaannya pun mulai di landa kecemasan, dia merasa seperti ada seseorang yang sedang mengikuti langkah kakinya, dia sempat menoleh kearah belakang sejenak. Namun, tak ada satu orang pun yang berada di belakangnya.

"ah cuma perasaan gue aja" Dengan sedikit gelisah, Bagas langsung melanjutkan langkah kakinya menuju ruang tamu. Saat itu dia tak sadar, karena yang sedang mengikuti langkah kakinya sesosok Pocong rumah kosong itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!