RISET

RISET

BELLA

Sore itu Bella sedang menikmati sebuah teh hangat di dapur. Tiba-tiba, telepon rumah yang berada di ruang tamu pun berdering.

“Mbok, Mbok Ijah. Tolong dong, teleponnya angkat" teriak Bella. Namun, tak ada sahutan sama sekali dari Mbok Ijah.

"Mbok Ijah kemana, ya?" Ujar hati Bella. Dan di saat Bella hendak mau pergi dan berbalik arah, detak nadinya mendadak bergolak kencang. Karena, Mbok Ijah sudah berada tepat di belakangnya.

“Mbok, ngagetin aja"

“Non Bella tadi manggil, Mbok?"

“Iya, Mbok. Tadi telepon rumah berdering,''

"Sudah Mbok angkat, Non"

"Dari siapa Mbok?"

"Dari Mang Ujang, Non. Kemarin mang Ujang Mbok suruh bersihin rumput belakang rumah. Dia nelpon katanya gak bisa hari ini. Mungkin besok lusa baru bisa,"

Menit demi menit pun berlalu, setelah Mbok Ijah pergi meninggalkan nya. Bella pun langsung pergi menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan kecelakaan kecil pun terjadi. Bella terjatuh karena tergelincir lantai kamar mandi yang licin dan dahinya sedikit luka karena terkena pintu kamar mandi. Mendengar teriakannya Bella, Mbok Ijah langsung datang menghampirinya dengan perasaan cemas.

“Kenapa, Non?” Tanya Mbok Ijah khawatir.

“Gak apa-apa kok, Mbok. Cuma kepeleset aja"

Seminggu pun berlalu, semenjak Bella terjatuh dari dalam kamar mandi, dia mulai merasakan keanehan di dalam rumahnya. Bella merasa seperti ada orang ketiga yang sedang mengawasinya.

Pagi itu Bella baru saja terbangun dari tidurnya. Karena merasa haus, Bella pun langsung pergi menuju dapur dengan kondisi kamar tidur yang masih berantakan. Baru satu tenggakan air minum. Tiba-tiba, pundaknya di pegang oleh seseorang.

”Ah, si Mbok. Ngagetin Bella aja!”

”Ini non, Handuk buat Non Bella mandi” Ucap Mbok Ijah sambil memberikan handuk.

"Iya Mbok, taruh aja dulu di atas pintu kamar mandi handuknya," Ucap Bella yang langsung pergi menuju kamarnya. Namun, sesampainya di dalam kamar. Bella merasakan keanehan, dia melihat kamarnya sudah begitu rapih dan tak ada satu pun yang berantakan lagi.

”Mungkin Mbok Ijah yang merapikan kamar..,” Pikir Bella yang langsung pergi menuju kamar mandi. Setelah selesai rapih-rapih, Bella langsung bergegas pergi meninggalkan rumahnya menuju kampus. Sesampainya di depan rumah, Bella pun berpapasan dengan Mbok Ijah.

"Dari mana Mbok?" Tanya Bella.

“Habis dari pasar, Non. Bahan-bahan dapur udah habis semua"

”Dari pasar, bukannya Mbok di rumah aja?”

“Mbok pergi dari jam 5 pagi, Non. Yaudah, Non. Mbok, mau ke dapur dulu, mau masak” Mbok Ijah langsung pergi kedalam rumah meninggalkan Bella yang sedang kebingungan.

“Kalau itu Mbok Ijah, berarti yang tadi ngasih gue handuk siapa?” Ujar Bella kebingungan, saat itu juga datang sebuah mobil yang langsung menghampiri Nya.

“Mau bareng gak, Bell?" Tanya seorang pria yang bernama Bagas. Pagi itu Bella dan Bagas pun langsung berangkat ke kampus bersama-sama dan sesampainya di kampus, Bella dan Bagas langsung menghampiri rekan-rekannya yang sudah menunggunya di kantin ( Amel, Ramon dan Tyo Kribo).

"Pagi semua," Sapa Bella.

”Loe, cantik banget sih, Bell” ujar Kribo sambil malu-malu.

”Kalau loe mau dapetin si Bella, loe ubah dulu penampilan loe biar macho” papar Ramon sambil melepaskan kacamatanya si Kribo dan mengacak-ngacak rambutnya.

“Apaan sih loe, Mon" Keluh Kribo.

”Udah-udah, nanti nangis tuh anak orang” ucap Bella bercanda.

“Ngomong-ngomong, loe punya lem gak, Bell?”

”Gak punya, memang buat apa, Mon?”

“Buat ngelem hati kita berdua, agar melekat erat, yes, yes, yes!” ujar Ramon tertawa lebar sambil menggoyangkan tangan kanannya, ke atas dan ke bawah.

“Mulai deh gombal nya" ujar Amel.

Menit demi menit pun berlalu dan akhirnya mereka mulai membicarakan riset untuk presentasi mata kuliah dengan tema ”Penampakan”

”Gimana dengan riset akhir mata kuliah kita nanti, Bell?”

”Gue masih bingung untuk lokasinya Gas”

"Gimana kalau mall Klender?" Jawab Bagas.

"Jangan deh, tempatnya terlalu angker," ujar Bella.

"Kalau rumah kentang gimana. Kan, lumayan kalau nemu kentang sekilo, bisa buat nyayur," ujar Ramon.

"Loe ada ada aja Mon," ucap Bagas.

”Gimana, kalau kita ambil lokasi di rumah kosong di belakang kampus kita. Kata orang-orang di sana sering ada penampakan" ujar Bella.

”Kita cari tema yang lain aja, deh. Yang penting jangan tentang penampakan"

“Gue setuju saran loe, Mel" Sahut Kribo.

”Memang kenapa, Bo. Loe takut?” tanya Bagas, Ramon pun langsung berdiri dan memotong pembicaraan lagi.

“Ada ikan mas di makan burung pelatuk, kenalin nih mas Ramon yang gak pernah takut, yang namanya penampakan Jin, Tuyul, Kuntilanak, Kakek Cangkul, Suster Ngesot, Kuntilanak Kembar bahkan Pocong, gue gak pernah takut. Tenang aja, selagi ada Ramon di kelompok ini, semua aman tentram dan terkendali, bukan begitu, Amel sayang" tegas Ramon sombongnya.

"Dih, najis" ujar Amel.

”Yaudah, itu terserah kalian, kalau gue sih ikut suara terbanyak aja, yang setuju dengan tema penampakan siapa aja,"

"Gue setuju banget, Bel," ucap Bagas.

"Apa lagi gue," sahut Ramon.

"Kalau loe, Mel, Bo?"

"Yaudah mau gimana lagi," Ujar Kribo.

“Tapi, gue ga berani ah, Bell” papar Amel resah.

“Tenang aja ratuku, gak perlu ada yang di risaukan, di sini masih ada pangeran mu yang kan selalu menjagamu” tegas Ramon sambil merayunya.

“Preet” ucap Amel cuek.

CATATAN

BAB 5.6.7.8 DAN 10 JANGAN DI BACA SKIP AJA(SUDAH DI HAPUS TAPI MASIH MUNCUL)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!