03

"Ada apa tuan?" Tanya Rifqi saat masuk ke dalam ruangan tuan Dave.

"Sejak kapan karyawan tadi bekerja di anak perusahaan kita?" Tanya Dave sambil sibuk memainkan ponsel nya.

"Tunggu sebentar tuan aku lihat datanya." Jawab Dave sambil mengecek data yang ada di tab yg ia genggam. "Kurang lebih 5 bulan tuan." Jawab nya kemudian.

"Aku ingin karyawan itu." Ucapnya dengan sudut bibir yang di tarik sedikit keatas.

Rifqi yang sudah tahu jelas maksud tuan nya langsung memberi masukan. "Tapi tuan, wanita ini berbeda dari banyak nya wanita."

"Maksud kamu?"

"Dia wanita yang mandiri yang pekerja keras. Dia tidak mungkin menjual tubuhnya kepada tu,- .."

"Cari kelemahan nya dan buat dia datang memohon padaku. Dan kau tahu sendiri aku tidak ingin ada penolakan sama sekali." Ucap nya dengan tegas.

"Baik tuan." Ucao Rifqi lalu sesaat membukkukan badan dan keluar dari ruangan tuan Dave.

"Unik, hahahahahah" ucap Dave sambil tertawa dan meneguk minuman yang ada di dalam gelas diatas mejanya. "Kau akan datang kepadaku, menawarkan dirimu."

...🍃🍃🍃🍃...

Tiga minggu berlalu belum ada kepastian dari Rifqi sama sekali tentang Jasmin sehingga membuat Dave marah besar pada Rifqi. "Apa ini? kenapa pekerjaan sepeleh itu saja kau tidak bisa kerjakan? atau jangan - jangan kau sudah bosan bekerja?" Bentak Dave saat Rifqi melaporkan bahwa tidak ada jalan sama sekali untum membawa Jasmin pada tuan nya.

"Maaf tuan."

"Aku tidak butuh maaf darimu. Cepat kau kembali ke kota itu, dan bawa Jasmin padaku!!" Titahnya yang dan ingin di bantah. "Jangan kembali sebelum kau membawa Jasmin." Ucapnya lagi.

Rifqi menghela nafas panjang nya saat mendengar titah dari tuan nya. "Haruskah aku memaksa Jasmin dengan cara yang aku tahu?" tanya nya pada diri sendiri.

.....

"Bagaimna apa kau sudah mendapatkan biaya untuk operasi Ryan?" tanya Tyas

Jasmin yang sedari tadi duduk di sofa sambil memikirkan dari mana ia harus mendapatkan uang sebanyak itu sedangkan waktu operasi yang di tentukan tinggal seminggu lagi. "Belum" jawab nya dengan lesu.

"Jangan putus semangat, aku yakin kau bisa mendapatkan uang itu. Percayalah!!"

"Aku sudah bekerja pagi hingga malam, tapi tetap saja uang nya belum bisa terkumpul. Masih kurang sangat banyak."

"Yang sabar. Ini semua cobaan,"

"Aku tidak bisa tinggal diam seperti ini, anak ku membutuhkan diriku, anak ku harus di operasi, Ryan berhak sembuh dan berhak untuk hidup bahagia." Ucapnya lalu berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar mengamb jaketnya.

"Mau kemana?" Tanya Tyas menatap Jasmin yang sedang memakai jaket.

"Aku harus pergi mencari pekerjaan."

"Ini sudah jam 10 malam Jasmin. Mana ada pekerjaan di jam segini?"

"Kita tidak tahu rejeki bukan? sempat saja rejeki ku sekarang berada di jam segini." Ucapnya penuh dengan keyakinan."Aku pergi dulu Tyas, tolong jaga Ryan untukku." Pamit nya.

"Hati - hati Jasmin ..." Teriak Tyas saat Jasmin sudah keluar dari rumah.

Rifqi yang memang sudah berada di kota di mana Jasmin berada, terus saja memantau Jasmin tanpa sepengetahuan Jasmin tentunya. Dan saat Jasmin keluar dari rumah ini lah kesempatan Rifqi menemui Jasmin.

"Kau lagi? Sudah aku katakan aku tidak sudi!" ucap Jasmin yang memang sudah berapa kali menolak ajakan Rifqi. Bahkan dulu Jasmin sempat menampar wajah Rifqi saat Rifqi menawarkan uang dengan tubuh Jasmin.

"Maafkan aku, tapi ini demi kebaikan kita bersama."

"Kebaikan kau bilang?" ulang Jasmin lalu tertawa. "Menjual tubuh, menurutmu itu kebaikan? Bodoh!" ucapnya kembali lalu terus melangkahkan kaki nya meninggalkan Rifqi yang diam mematung.

"Bagaimana dengan biaya operasi anak mu." Teriak Rifqi membuat Jasmin menghentikan langkah nya. "Aku tahu kau butuh uang untuk operasi anakmu yang kurang lebih seminggu lagi. Aku janji padamu akan melunasi semuanya, asal dengan satu syarat, dan kau pun tahu syarat itu apa." Jelas Rifqi.

Jasmin hanya diam di tempat tanpa menoleh ke belakang dimana Rifqi sedang berbicara. Rifqi yang tidak mendapatkan respon sama sekali dari Jasmin mencoba melangkah mendekat ke arah Jasmin.

"Ini kartu nama ku, terdapat no ponsel ku disitu. Jika kau menerima tawaran ku, hubungi saja no ponselku." jelas Rifqi sambil memberikan Jasmin kartu namanya.

Jasmin tak menerima dan juga tak menolak. Jasmin bimbang benar benar bimbang saat ini. Apakah ini yang di maksud dengan rejeki yang ia bahas barusan di dalam rumah nya, atau apakah ini yang di bilang musibah keluar di malam hari? entah lah. Pikiran Jasmin hanya tertuju pada kebahagian sang anak tercintanya.

Rifqi menarik tangan Jasmin dan meletakkan kartu namanya di telapan tangan Jasmi lalu berkata. "Semua rahasia mu aman bersama ku, jika kau melayani tuan ku." Lalu Rifqi berjalan meninggalkan Jasmin yang diam mematung.

Jangan ki lupa like komen, dan masukkan ke daftar fav ❤ ta lek😉.

Salam syg dari autor untuk kalian semua🥰🤗

Terpopuler

Comments

Rifa Endro

Rifa Endro

awal baca udah bikin kesel dan dongkol. tapi ya penasaran juga

2024-04-25

0

Alfia Amira

Alfia Amira

ini Dave yg sama di William bukan ??

2024-04-16

0

Nani Mulyani

Nani Mulyani

husfffff

2024-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!