06

"Bagaimana? apa kau sudah mendapatkan uangnya?" tanya Tyas saat Jasmin sudah berada di rumah.

"Sudah, semua biaya rumah sakit sudah di bayar."

"Ahhh, syukurlah." Lega Tyas mendengar ucapan Jasmin. Lalu sesaat Tyas memandang wajah Jasmin. "Apa yang kau pikirkan? kenapa kau terlihat begitu tidak bersemangat?" tanya Tyas.

"Tidak ada Ty, aku hanya lelah saja." Bohong Jasmin karna tidak mungkin ia berkata jujur kepada sang sahabat.

"Ouh iya di mana jagoan ku?"

"Dia ada dikamar sedang tidur."

Jasmin berjalan masuk ke dalam kamar Ryan. Jasmin duduk tepat di bibir ranjang memandang wajah Ryan. Tangan Jasmin mengusap lembut pipi Ryan penuh dengan cinta dan ketulusan, sesakali Jasmin juga mengecup tangan sang anak.

"Ibu sangat menyayangimu, apa pun ibu rela lakukan asal kau bisa sehat dan bahagia. Kau dunia ibu, kau kebahagian ibu, dan kau segalanya untuk ibu." Tak terasa air mata Jasmin menetes membasahi pipinya.

Satu sisi Jasmin bahagia sangat - sangat bahagia karna sebentar lagi Ryan akan menjalani operasi dan di sisi lain, Jasmin merasa hancur karna harus merelakan yang selama ini ia jaga.

'iklas' satu kata yang sangat gampang untuk di ucapakan tapi apakah gampang untuk melakukan nya? itu tergantung dari diri sendiri. Dan untuk Jasmin, sungguh ia sangat iklas menerima takdir yang seakan mempermainkan dirinya. Mulai dari mantan suami nya dulu yang berselingkuh dan saat ini ia dihadapkan lagi dengan takdir yang berbeda.

"Ibu maafkan Ryan yang selalu membuat ibu menangis." Lirih Ryan sambil mengusap air mata Jasmin.

"Sayang" ucap Jasmin sambil memegang tangan Ryan yang berada di pipinya. "Kau sudah bangun?" Tanya nya

"Maafkan Ryan bu," Kata itu selalu saja Ryan ucapkan jika bersama dengan sang ibu. Ryan selalu saja menganggap dirinya menjadi beban untuk sang ibu, padahal Ryan tahu jika Jasmin bukan lah ibu kandung nya. Tapi kasih sayang Jasmin membuktikan kepada semua orang yang tidak mengetahui kebenaran, melihat bahwa Jasmin adalah ibu kandung sungguhan Ryan.

"Sayang, kenapa meminta maaf. Kau tidak sala dan tidak akan pernah salah di mata ibu." Ucap Jasmin sambil tersenyum tulus.

Ryan bangun dari posisi tidurnya dan duduk lalu memeluk tubuh Jasmin. Ryan menangis dalam pelukan Jasmin. Menangis sejadi jadinya, bukan tangisan kesedihan tapi tangisan kebahagian yang Ryan berikan. Bahagia bisa di pertemukan dengan sosok malaikan yang bernama ibu.

Semenjak Ryan lahir dan tumbuh hingga berusia 7tahun, Ryan tak pernah tahu siapa ibunya dan bagaimana kah sosok seorang ibu itu? Tiap hari, tiap malam Ryan berdoa meminta untuk di pertemukan dengan ibunya. Yah Tuhan menjawab doanya, walaupun dipertemukan dengan bukan ibu kandung, tapi bagi Ryan, Jasmin adalah ibu kandung yang sesungguhnya untuk dirinya.

"Ibu, terima kasih karna sudah menjadikan ku anak. Sungguh ibu adalah malaikat ku, penolongku dan ibu segalanya untuk ku." Lirih nya di selah tangis.

Jasmin melepas pelukan nya lalu mengusap air mata di pipi Ryan. "Ibu lah yang berterima kasih padamu, karna kamu ibu bisa melupakan semua masa lalu ibu, karna dengan mu ibu bisa kembali bersemangat menjalani hidup, terima kasih sudah ada untuk ibu."

'Tok, tok tok,' terdengar suara ketukan pintu dari luar

"Masuklah" Pinta Jasmin

"Jasmin, apa sekarang kita akan berangkat ke Rs?" tanya Tyas.

"Apa semuanya sudah siap?" tanya Jasmin balik.

"Yah, semua keperluan Ryan sudah beres. Kita hanya tinggal berangkat saja."

Jasmin menoleh ke arah Ryan. "Kau siap sayang?"

"Iya bu"

Jasmi tersenyum lalu memeluk tubuh Ryan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***



