Xu Xianying berpikir bahwa Di Tian tidak ingin membantai ribuan orang dengan santai dan saat ini kemungkinan besar, tuannya sedang memikirkan cara lain.
Lihatlah, untuk melawan musuh, bahkan Guru tidak tega untuk bergerak melalui jalan pembantaian. Seperti yang diharapkan dari orang terkuat di dunia ini. Guru sangat welas asih.
Kesalahpahaman terus terjadi, tapi Di Tian tetap fokus berpikir dan tak lama kemudian, Di Tian kembali menatap Ye Shen.
"Ye Shen, aku akan merepotkanmu lagi."
"Guru tidak perlu berkata seperti itu. Cukup berikan perintah dan saya akan melaksanakannya tanpa penundaan," jawab Ye Shen tegas.
Di Tian mengangguk lalu melanjutkan, "Culik orang terkuat kedua. Bawa ke sini dan pastikan mereka tidak mengetahui keberadaanmu. Penjagaan mungkin ketat jadi sebelum itu aku ingin bertanya padamu. Apa kamu bisa melakukannya?"
Ye Shen membenturkan kepalan tangannya ke dadanya, "Guru tidak perlu khawatir. Saya akan kembali bersamanya dalam hitungan detik."
Di luar penghalang.
Di sisi selatan Gunung Tiandi, para prajurit perak terlihat berbaris rapi. Sekitar seribu lima ratus orang membentuk formasi dan secara bergiliran menyalurkan energi Qi mereka ke dalam bola besi serukuran kepala manusia.
Bola ini mereka sebut Meriam Qi. Meriam Qi ini dapat menampung sejumlah besar energi Qi lalu melepaskannya menjadi gelombang spiritual padat dalam sekejap. Dengan kata lain, itu meledak. Kekuatan ledakan itu sendiri bergantung pada besarnya energi Qi yang tersimpan.
Saat ini mereka memiliki beberapa ratus Meriam Qi siap tembak dan sekitar dua ribu lainnya sedang menunggu untuk diisi energi Qi. Di peron tinggi, seorang gadis muda tengah duduk ditemani seorang pelayan. Dia terlihat malas.
Dibalut armor perak mengkilap dan topeng separuh wajah, fitur tubuh mungilnya tidak begitu terlihat. Rambutnya sepanjang punggung, hanya berhias pita merah sederhana untuk mengikat rambutnya. Dia adalah Zhang Huiying, Putri Kelima dari Kerajaan Zhangyuan.
Sebenarnya Zhang Huiying tidak ingin berada di sini. Dia adalah apa yang biasa disebut sebagai orang yang menjalani kehidupan seperti kucing. Selain bermain-main dan merias diri, pada dasarnya dia tidak melakukan apapun. Namun kira-kira sebulan yang lalu, seorang pangeran dari negeri tetangga datang ke istana dan mereka berdua bertemu dalam sebuah pesta. Siapa sangka bahwa pangeran tersebut ingin menikahinya. Dia berkata bahwa itu adalah cinta pada pandangan pertama.
Cih! Katakan saja bahwa Anda ingin mengambil selir baru. Anda adalah putra mahkota dan telah memiliki istri resmi sebagai calon permaisuri. Saya tidak sebodoh itu untuk Anda permainkan.
Zhang Huiying mengerti bahwa dia yang hanya mengandalkan kecantikan dan pandai bermain musik sangat cocok untuk dijadikan umpan bagus dalam bentuk aliansi pernikahan. Sebagai seorang gadis dari keluarga kerajaan, dia tidak bisa menghindari nasibnya namun dia juga pemilih dalam hal ini. Zhang Huiying selalu menolak pangeran negeri tetangga tersebut namun sang pangeran tetap mengikutinya kemanapun dia pergi dan mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang yang mudah menyerah.
Kecuali ke istana pribadinya, Zhang Huiying selalu diikuti hingga merasa memiliki bayangan baru. Karena tidak tahan lagi, Zhang Huiying meminta saran kepada kakak perempuannya yang kemudian menyarankan Zhang Huiying untuk menggantikan dirinya pergi ke Gunung Terlarang. Kakak perempuan Zhang Huiying disebut Putri Keempat.
Berbeda dengan Zhang Huiying, Putri Keempat adalah seseorang yang menempatkan kultivasi di atas segalanya dan dia tidak tahan untuk meninggalkan pelatihan. Dengan demikian, kedua tuan putri mendapat keuntungan masing-masing. Begitulah Zhang Huiying akhirnya berakhir di tempat ini, setidaknya sampai rombongan pangeran negeri tetangga meninggalkan kerajaan Zhangyuan.
Kaisar sendiri hanya menggeleng tanpa daya ketika mengetahui Zhang Huiying berniat keras untuk menggantikan Putri Keempat namun dia tetap menyetujuinya. Karena khawatir akan keselamatannya, Kaisar mengirim salah satu panglima perangnya. Panglima tersebut bernama Fei Yundi.
Benar, rumor tentang kedatangan Fei Yundi sudah menyebar cukup lama, tetapi sedikit orang tahu bahwa Fei Yundi hanya bertugas untuk menjaga keselamatan Zhang Huiying. Mengenai beberapa ribu prajurit, mereka telah ditangani oleh komandan masing-masing.
Meskipun demikian, karena salah satu panglima tertinggi ada di sini, tentu para komandan sibuk melaporkan segala informasi dan spekulasi tentang Gunung Tiandi kepadanya. Fei Yundi yang menganggap perjalanan kali ini sebagai bentuk liburan, merasa pusing melihat setumpuk tinggi laporan. Dia tidak lagi fokus menjaga Zhang Huiying.
"Cui Lan, di sini benar-benar membosankan. Hari ini begitu panas, bagaimana jika kulit saya menjadi lebih gelap?" keluh Zhang Huiying kepada pelayannya .
"Tuan Putri, bagaimana jika kita sedikit berjalan-jalan untuk mengurangi kebosanan Anda," jawab pelayannya yang sedari tadi tidak berhenti mengipasi Zhang Huiying.
"Tidak perlu. Mari kita kembali ke tenda, saya ingin beristirahat. Jubah perang ini sangat berat dan begitu gerah, saya tidak tahan lagi."
Pelayan yang bernama Cui Lan, "Baik."
Sesampainya di tenda, Zhang Huiying segera berganti pakaian dan meminta Cui Lan untuk segera menyiapkan air mandi. Kabar mengenai Zhang Huiying berada di sini masih bersifat rahasia. Orang-orang hanya mengetahui bahwa anggota keluarga kerajaan yang berada di sini adalah Putri Keempat, menyebabkan Zhang Huiying hanya bisa menjadi diri sendiri ketika di dalam tenda.
Setelah berganti pakaian sederhana berwarna kuning cerah, Zhang Huiying bercermin dan menyisir rambut. Memandang wajah di cermin, Zhang Huiying tersenyum kecil, merasa bahwa dirinya tidak kalah cantik dengan bunga matahari.
"Alangkah sempurna jika saat ini aku berada di tempat yang dipenuhi bunga-bunga," gumamnya pelan.
"Akan kukabulkan keinginanmu."
Suara halus memasuki telinga Zhang Huiying, namun sebelum dia bisa merespon, sebuah tangan berhasil menepuk bahunya. Selanjutnya, Zhang Huiying merasa sedikit pusing dan pandangannya gelap. Setelah beberapa kedip mata, rasa pusingnya mereda, berganti dengan rasa kejut dan takut di waktu yang bersamaan.
"Tuan Putri, silakan masuk. Guru telah menunggu Anda," ucap Ye Shen.
Ketakutan Zhang Huiying memuncak. Dia memandang Ye Shen yang mengenakan topeng berwarna hitam legam. Dia mengepalkan tangannya dan memberanikan diri.
"Saya tidak peduli siapa kamu. Cepat kembalikan aku sekarang atau kamu tidak akan sanggup menerima konsekuensinya!"
Zhang Huiying merasa takut dalam hati namun sebagai seorang putri kerajaan, dia juga memiliki tingkat penguasaan diri yang lebih baik daripada orang biasa.
Ye Shen sedikit mendengus lalu berkata, "Adalah keberuntungan Anda bahwa Guru ingin menemui Anda. Sekarang cepatlah masuk dan jangan biarkan Guru menunggu terlalu lama. Jika tidak ...."
Ye Shen menggerakkan jarinya di sepanjang lehernya. Zhang Huiying tentu paham gerakan kecil itu, menyebabkan ketenangan dirinya kembali runtuh. Zhang Huiying bukanlah Zhao Yu. Kepada korban penculikan, Ye Shen tidak merasa perlu untuk bersikap terlalu sopan.
Saudaraku sesama rekan Taois, jangan lupa tinggalkan jejak Qi spiritual kalian di bawah ya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Zoelf 212 🛡⚡🔱
wer
2024-11-24
1
baharsainh
nih kutinggalkan jejak q tp AQ BKN tao
2022-02-02
1
Renaldi
lanjutannya Thor 👍👍👍👍👍👍
2021-11-24
2