Back To Solo

Sore ini Dara sudah tiba kota Solo. Ayahnya sendiri yang menjemputnya di bandara Adi Soemarmo. Melihat bawaan putrinya, sang ayah hanya tersenyum.

"Kopermu beranak nduk?" goda ayahnya.

"Yanti tuh Yah, mentang mentang istri Sultan jadi semua dimasukkan."

Memang pagi sebelum berangkat, Yanti membawakan sebuah koper yang berisi oleh-oleh untuk kedua orangtuanya dan orang tua Dara. Walhasil Dara membawa dua koper pada saat kembali ke Solo.

"Namanya juga Yanti. Bukannya dia paling suka bawa macam-macam kalau habis pergi?"

"Iya sih Yah. Untung tadi nggak sampai over weight" kekeh Dara sambil memasukkan koper ke dalam mobil ayahnya.

Rumah Dara berada di sebuah perumahan lama di daerah Colomadu dekat dengan hotel Lor In jadi jarak dari bandara ke rumah hanya sekitar 15 menit.

Sesampainya di rumah, sang ibu sudah menyambutnya di depan pintu yang menatapnya heran kenapa koper anaknya jadi beranak.

"Kamu abisin duit tabungan kamu buat shopping?" selidik ibunya.

"Bukan Bu" jawab Dara yang agak kesulitan membawa dua kopernya.

"Sini, sini ibu bantu" ucap ibunya yang mengambil koper milik Dara.

"Ini dari Yanti, isinya oleh oleh buat bapak sama ibu terus buat orangtuanya Yanti juga".

Dara masuk ke ruang tengah yang ukurannya hanya seperempat ruang tengah milik Yanti.

Seperti kebiasaannya setiap pulang dari pergi, Dara membongkar koper dan tas nya untuk memisahkan baju kotor dan baju bersih. Tapi kali ini sang ibu ikut membantu membongkar koper dari Yanti.

Di dalam koper dari Yanti terdapat dua bungkusan besar yang sudah ditulis namanya masing-masing. Satu milik kedua orang tua Yanti, satunya milik orangtua Dara. Bungkusan milik orang tua Yanti, disimpan di atas meja Konsul.

Ibu Dara membuka bungkusan besar itu dan terbelalak melihat isinya. Sebuah tas branded dan sebuah kotak jam tangan ada di dalamnya selain banyak panganan seperti coklat, cookies, minuman instant yang berasal dari luar negeri.

"Ya ampun Dara, ini tasnya kan mahal sekali. Apalagi jam tangan buat ayahmu itu. Ibu memang nggak kaya tapi tahu lah barang mahal." Ibu Dara mengelus kotak tas mahal itu.

Dara hanya tersenyum.

"Rejeki Bu. Disimpan baik-baik ya" ucap Dara.

"Haduh, ngimpi apa ibu semalam dapat tas mahal begini".

***

Acara makan malam lebih banyak Dara yang memonopoli cerita, apalagi ibunya langsung berbinar-binar mendengar rumah Yanti ada Grand piano disana.

"Kamu sempet main kan nduk?" tanya ibunya.

"Main lah Bu. Rugi kalau nggak dimainkan. Kapan lagi aku bisa main piano bagusnya kayak gitu."

"Nduk, besok kamu jadi masuk kantor kan? Jangan lupa bawa oleh-oleh nya Yanti buat orangtuanya" ayah Dara mengingatkan.

"Njih Yah, besok Dara bawa ke PGS setelah jam pulang kantor, pula besok kan Jumat jadi cuma setengah hari."

"Ra, ibu minta nomornya Yanti dong. Ibu mau telepon mau bilang terimakasih" ucap Bu Haryono sambil menyerahkan ponselnya. Dara pun memasukkan nomor kontak Yanti.

"Bu, kalau mau telepon, nanti saja jam delapan soalnya mereka biasa makan malam dari jam tujuh sampai jam delapan."

"Oke. Nanti ibu telepon jam delapan-an saja".

***

Dara sedang memasuk-masukkan baju yang masih bersih ke lemari ketika suara ponselnya berdering. Dilihat nama Yanti tampak di layar.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam" jawab Yanti yang langsung merubahnya menjadi mode video.

"Hai sayangku" sahut Dara sambil terus membereskan lemari. Ponselnya dia letakkan di meja rias sebelah lemari.

"Kamu ngapain?"

"Ini masuk-masukin baju dan sekarang bajuku tambah banyak Gegara kamu ikhlas diporotin" gelak Dara.

Yanti tertawa.

"Raraaa!!!" tampak wajah Antasena berada di belakang Yanti.

"Halo mas"

"Aman kan tadi penerbangannya?"

"Aman mas. Alhamdulillah."

"Udah dik, kamu sana! Aku masih mau ngobrol ma Dara." usir Yanti. Sena memberikan kiss bye ke Dara yang membalas dengan senyuman.

"Tante Har tadi telepon aku, say thank you."

"Ibu heboh lihat oleh-oleh dari mu. Ohya besok setelah aku pulang kantor, aku mampir ke toko Tante Darmanto ya. Kasih titipanmu".

Yanti dan Dara masih ngobrol hingga setengah jam kemudian hingga Yanti berpamitan karena Abi sudah memanggilnya.

Dara pun bersiap untuk istirahat.

***

Waktu pun berlalu, tak terasa sudah tiga bulan semenjak Dara liburan ke Jakarta. Kehidupan rutinnya di Solo kembali dijalani.

Hingga suatu hari, salah seorang muridnya mendatangi dirinya.

"Bu Dara, ada yang mencari ibu" ucap salah satu muridnya.

"Siapa Wan?" tanya Dara yang pada saat itu baru saja selesai menghadap kepala sekolah.

"Katanya teman SMA ibu".

"Suruh datang saja ke ruangan ibu ya Wan".

"Baik Bu."

Dara pun masuk ke ruang kerjanya yang berisikan beberapa rekan guru bimbingan konseling.

"Sudah selesai ke ruangan pak Kepsek, Ra?" tanya Firza salah satu rekan kerjanya.

"Udah Za. Biasa laporan kurikulum sama absen anak-anak terutama yang mbalelo" jawab Dara.

"Nasibnya kita ya Ra" kekeh Firza.

Suara ketukan di pintu membuat Dara dan beberapa rekan kerjanya menoleh. Seorang pria ganteng mengenakan jas dan celana abu-abu dan kemeja putih tanpa dasi, berdiri disana.

"Maaf, saya hendak bertemu dengan ibu Dara Utari."

"Apa bapak salah satu orang wali murid?" tanya salah satu rekan Dara yang mejanya dekat dengan pintu.

"Bukan, saya teman SMA nya. Nama saya Edo."

"Monggo Pak Edo. Bu Dara ada disana".

Edo pun berjalan ke arah meja Dara yang masih terbengong-bengong.

"Halo Dara."

"Beneran ini kamu Do? Edo Khasafa?" mata Dara memincing melihat pria di hadapannya.

"Iya Ra. Ini Edo Khasafa yang suka minta contekan sama kamu" ucapnya sambil tertawa.

"Wah kamu manglingi" kekeh Dara.

"Iya kah? Boleh aku duduk?" Edo menunjuk kursi di depan meja Dara yang biasanya tempat buat murid-muridnya yang hendak konsultasi.

"Ayo, kesini aja. Kamu kalau duduk disitu kayak muridku yang nakal." Dara mengajak Edo masuk ke sebuah ruang tamu yang memang disediakan jika ada orang tua murid yang datang.

"Ada angin apa nih kamu kesini Do?" tanya Dara setelah mereka duduk.

"Kamu tahu nggak mau ada reuni SMA dua Minggu lagi."

Dara menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu kalau mau ada reuni SMA."

Edo menepuk jidatnya. "Kamu tuh wa grup SMA ga pernah dibaca?" Dara hanya nyengir.

"Aku jarang buka grup soalnya banyak chat dan kalau ketinggalan, malas scroll keatas. Dua Minggu lagi tanggal berapa?"

"Tanggal tujuh pas malam Minggu."

"Terus maksud kamu kesini, mau kasih undangan atau gimana?"

"Bantu cari donatur."

"Hah?" Dara melongo. "Donatur? Panitianya siapa sih?"

"Aku bagian bendahara, Ra. Sebenernya udah banyak yang kasih sumbangan, cuma kurang dikit Ra. Kalau kamu ada kontak teman-teman yang agak tebal duitnya, boleh lah."

"Kenapa jadinya minta tolong ke aku?"

"Karena kamu kan kenalannya banyak. Apa kamu nggak tahu kalau kamu tuh populer?"

Dara hanya tertawa mendengar dirinya dibilang populer.

"Populer dari Monas?"

"Lho beneran. Siapa yang dari kakak kelas sampai adik kelas tidak mengenal Adara Utari murid kesayangan Bu Fatimah. Murid cantik dan cerdas yang tidak sombong."

Dara makin tergelak. "Lebay lu Do. Jadi ini reuni angkatan kita saja?"

"Yoi. Tolong ya Ra, kontak teman-teman seangkatan yang bisa dimintain bantuan donasi" pinta Edo.

Dara mengangguk. "Semoga dapat ya Do. Nanti aku juga sumbang kok tapi ga banyak."

"Thanks ya Ra. Nanti aku wa perinciannya. Kalau gitu aku pamit dulu." Edo berdiri yang diikuti oleh Dara.

"Makasih lho udah mampir kesini" ucap Dara sambil mengantar Edo menuju pintu ruangannya.

"Sama-sama Dara. Ohya ini kartu namaku" Edo menyerahkan sebuah kartu nama ke Dara.

"Kamu manajer di Indo mobil Solo?" tanya Dara setelah membaca kartu nama itu.

"Iya. Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya. Aku harus balik kantor. Bye Dara." pamit Edo yang menuju parkiran mobil sekolahan Dara.

"Bye."

Setelahnya Dara masuk ke ruangannya dan diberondong Omelan oleh Firza.

"Kamu tuh kalau punya temen kiyut gitu, dibagi dong! Kok ga bilang-bilang. Kan lumayan bisa dikecengi."

"Dasar Jones!" kekeh Dara.

"Hei, sesama jones jangan saling meledek!" omel Firza lagi.

"Nanti aku kenalin deh."

"Ditunggu ya Ra" ucap Firza sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Sip." Dara kemudian mengambil ponselnya lalu menghubungi Yanti.

"Assalamualaikum Yan. Aku ada berita."

***

Yuhuuu

Akhirnya up lagi.

Jangan lupa mampir ke novelku yang lain.

- Just The Way You Are

- You're The Only One

thanks for the support.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

wah.. bakal ketemu lagi dgn Yanti dan Aby nih.. semoga hubungan mereka udah klik ya.. jd gak lirik² tetangga lagi mas Aby nya.. 🤭🤭

2024-01-15

1

Wahyu Kartikasari

Wahyu Kartikasari

Fajar Indah???

2022-12-25

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

lanjuuut

2022-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Adara Utari
2 Istana Emas
3 Abimanyu Giandra
4 Antasena Harsaya
5 Dara dan Sena
6 Sahabat yang Ikhlas Diporotin
7 Hari kedua di Rumah Yanti
8 Melanggar Pantangan
9 Akhirnya
10 Grand Piano
11 Back To Solo
12 Edo Khasafa
13 Damayanti dan Tara
14 Ruang Emosi
15 Kecelakaan
16 Pamit
17 Surat Wasiat
18 Abi ke Rumah
19 Pembacaan Surat Wasiat
20 Surat di Amplop Putih
21 Ingin Konsultasi
22 Penjelasan Agam
23 Pembicaraan Serius
24 Menerimamu
25 Tiga Pria Patah Hati
26 Dua Pria yang Terluka
27 Belajar Menjadi Dewasa
28 Wedding Day
29 Andra Prasetya Haryono
30 Pengantin Baru
31 Menyentuhmu
32 Malam Pertama Di Rumah Abi
33 Dara Membawa Kebda
34 Ijin Abi
35 Which One is You, Mas?
36 Kedua Kalinya
37 First Day Working
38 Kamu Kenapa?
39 Dara Sakit
40 Memelukmu
41 Ambyarnya Kemesraan
42 Otw Bucin
43 Cumbokur?
44 Bagaimana Ini?
45 I Want You
46 Kamu Tuh Ternyata...
47 Lunch Berenam
48 Abi's Past
49 Bilang Dong Mas!
50 Dua Pria Bahagia
51 Tolak Saja
52 Bayi Gedhe
53 Family Quality Time
54 Say Goodbye
55 Kamu Nangis?
56 Ngidam ala Dara
57 You're So Beautiful
58 Melting
59 Help!
60 Meet the Psycho
61 Are you sure?
62 What The Fluff?
63 The Savage Dara
64 And I'm Coming Home Now
65 Mental Health Disorder
66 Duncan oh Duncan
67 Baby Boy is on the Way
68 Daniswara Ghani Giandra
69 Danis bukan Dennis the Menace!
70 Pengumuman
71 Klaim ala The Blair
72 Rhea bukan Lea, G!
73 My Two Angels
74 Detektif Cengeng
75 Early Marriage Propose
76 Pengumuman
77 Pilih Menantu
78 Saingan Jodoh
79 Ghani and Rhea's Day
80 Gozali Ramadhan
81 Next of Kin
82 Ibu Macam Apa Kau?
83 Jijay Gue !
84 Awal Ketemu Rival Jodoh
85 We're Rival Now!
86 Modus Duncan Blair
87 Hari Yang Damai...
88 Side Story of Vivienne
89 Kelas Akselerasi
90 Saingan Melulu!
91 Pengumuman
92 Tiger Mom
93 Rhea Sayang Bang Duncan Karena...
94 Janji Jari Kelingking Virtual
95 Emang Udah Jodoh Kok!
96 Duncan Di Jakarta
97 Real
98 Menjadi Anak Tunggal
99 Camer dan Camen
100 I Will
101 Happy and Hurt
102 Gozilla dan Hermès
103 Kepercayaan itu Muahal!
104 Hello Rival!
105 Accident - Finale
106 Polling Cover
107 Pengumuman
108 Pengumuman
109 Promo Upcoming Novel
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Adara Utari
2
Istana Emas
3
Abimanyu Giandra
4
Antasena Harsaya
5
Dara dan Sena
6
Sahabat yang Ikhlas Diporotin
7
Hari kedua di Rumah Yanti
8
Melanggar Pantangan
9
Akhirnya
10
Grand Piano
11
Back To Solo
12
Edo Khasafa
13
Damayanti dan Tara
14
Ruang Emosi
15
Kecelakaan
16
Pamit
17
Surat Wasiat
18
Abi ke Rumah
19
Pembacaan Surat Wasiat
20
Surat di Amplop Putih
21
Ingin Konsultasi
22
Penjelasan Agam
23
Pembicaraan Serius
24
Menerimamu
25
Tiga Pria Patah Hati
26
Dua Pria yang Terluka
27
Belajar Menjadi Dewasa
28
Wedding Day
29
Andra Prasetya Haryono
30
Pengantin Baru
31
Menyentuhmu
32
Malam Pertama Di Rumah Abi
33
Dara Membawa Kebda
34
Ijin Abi
35
Which One is You, Mas?
36
Kedua Kalinya
37
First Day Working
38
Kamu Kenapa?
39
Dara Sakit
40
Memelukmu
41
Ambyarnya Kemesraan
42
Otw Bucin
43
Cumbokur?
44
Bagaimana Ini?
45
I Want You
46
Kamu Tuh Ternyata...
47
Lunch Berenam
48
Abi's Past
49
Bilang Dong Mas!
50
Dua Pria Bahagia
51
Tolak Saja
52
Bayi Gedhe
53
Family Quality Time
54
Say Goodbye
55
Kamu Nangis?
56
Ngidam ala Dara
57
You're So Beautiful
58
Melting
59
Help!
60
Meet the Psycho
61
Are you sure?
62
What The Fluff?
63
The Savage Dara
64
And I'm Coming Home Now
65
Mental Health Disorder
66
Duncan oh Duncan
67
Baby Boy is on the Way
68
Daniswara Ghani Giandra
69
Danis bukan Dennis the Menace!
70
Pengumuman
71
Klaim ala The Blair
72
Rhea bukan Lea, G!
73
My Two Angels
74
Detektif Cengeng
75
Early Marriage Propose
76
Pengumuman
77
Pilih Menantu
78
Saingan Jodoh
79
Ghani and Rhea's Day
80
Gozali Ramadhan
81
Next of Kin
82
Ibu Macam Apa Kau?
83
Jijay Gue !
84
Awal Ketemu Rival Jodoh
85
We're Rival Now!
86
Modus Duncan Blair
87
Hari Yang Damai...
88
Side Story of Vivienne
89
Kelas Akselerasi
90
Saingan Melulu!
91
Pengumuman
92
Tiger Mom
93
Rhea Sayang Bang Duncan Karena...
94
Janji Jari Kelingking Virtual
95
Emang Udah Jodoh Kok!
96
Duncan Di Jakarta
97
Real
98
Menjadi Anak Tunggal
99
Camer dan Camen
100
I Will
101
Happy and Hurt
102
Gozilla dan Hermès
103
Kepercayaan itu Muahal!
104
Hello Rival!
105
Accident - Finale
106
Polling Cover
107
Pengumuman
108
Pengumuman
109
Promo Upcoming Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!