Sahabat yang Ikhlas Diporotin

Pagi ini meja makan rumah Abimanyu Giandra tampak ramai. Dara dan Antasena duduk berdampingan sedangkan Yanti berada di hadapan keduanya. Abi sebagai kepala keluarga duduk di ujung meja.

Sarapan pagi ini adalah nasi liwet khas Solo. Pagi-pagi tadi Dara turun ke dapur setelah membersihkan diri untuk membuat nasi liwet kesukaan Yanti. Tentu saja bik Tarsih dan chef yang ada di dapur kelabakan ketika tahu tamu nyonyanya malah ikut memasak.

"Sudah, bik Tarsih sama pak Harry tenang saja, Yanti nggak akan marah. Lagian saya juga lagi pengen masak ini." bujuk Dara.

"Tapi non Dara" cicit bik Tarsih takut kena marah Abi dan Yanti.

"Udah yuk kita masak bareng biar cepat". Dara lalu mengenakan apron yang tergantung di dekat pintu dapur.

Kemudian Dara, pak Harry, bu Tarsih dan beberapa pelayan memulai acara memasak. Para pegawai disana kagum akan kepiawaian Dara mengolah bahan makanan. Karena dibantu oleh tenaga profesional dan alat masak modern, proses memasak nasi liwet pun selesai dalam waktu satu setengah jam. Cukup waktunya untuk Dara membersihkan diri dari bau masakan di tubuhnya. Seperti makan malam, jam sarapan dimulai jam tujuh tepat.

Kini keempatnya sedang memandang masakan yang dibuat Dara beserta bik Tarsih, pak Harry dan pelayan disana.

"Wah, menu sarapan ini berbeda ya" komentar Antasena.

"Ini namanya nasi liwet dek" jawab Yanti.

"Tumben bik Tarsih masak makanan begini" komen Antasena lagi. Ketika bik Tarsih datang ke meja makan membawakan teko teh, Antasena menanyakan lagi.

"Bukan saya yang memasaknya tuan Anta. Nona Dara tadi turun ke dapur dan memasaknya bersama kami karena katanya nyonya Yanti kangen masakan khas solo" jawab Bik Tarsih.

Ketiga orang di meja makan itu menatap Dara dengan emosi berbeda.

"Eh? Kenapa?" Dara merasa gugup dipandangi mereka.

"Terimakasih Ra sudah repot-repot memasakkan aku nasi liwet". Yanti tampak bahagia.

"Sama-sama. Tahu lah aku kamu kangen nasi liwet buatanku Yan" cengir Dara.

"Sudah. Ayo kita makan" suara Abi menghentikan percakapan di meja makan dan acara sarapan pagi pun dimulai.

Suasana sarapan pagi ini hanya terdengar suara sendok dan garpu namun wajah ketiga penghuni rumah tampak surprise dengan lezatnya masakan Dara. Usai sarapan, keempatnya menikmati teh dan kopi.

"Terimakasih Rara. Masakanmu lezat sekali" puji Antasena.

"Sama-sama mas Sena tapi ini juga bantuan para staff dapur, Bik Tarsih, pak Harry dan para pelayan jadi murni bukan aku sendiri yang masak." jawab Dara merendah.

"Tapi ini benar-benar resepmu Ra" imbuh Yanti. "Rasa tidak bisa bohong. Aku hapal sekali rasa masakanmu".

"Aku dibantu orang-orang yang hebat" Dara tetap tidak mau mendapatkan pujian sendiri karena kenyataannya memang tadi dia banyak dibantu agar masakannya selesai tepat waktu.

"Oke. Kalian berdua kalau mau jalan-jalan, nanti ada pak Sigit yang mengantarkan. Yan, kabari kalau mau pergi dan kemana ya" potong Abi.

"Baik mas. Nanti aku kabari" jawab Yanti.

"Anta, ayo berangkat. Aku berangkat dulu ya Yan" ucap Abi sambil berdiri lalu mengecup puncak kepala Yanti yang dibalas Yanti mencium punggung tangan kanan suaminya. "Dara, terimakasih atas sarapannya."

"Sama-sama mas" jawab Dara.

"Hati-hati di jalan mas" kata Yanti. Abi hanya menganggukkan kepalanya.

Antasena pun bangkit dari kursinya setelah menghabiskan air putih di gelasnya.

"Aku berangkat dulu mba Yanti. Yuk Rara" pamitnya.

"Iya dek, hati-hati" sahut Yanti.

"Selamat bekerja" sambung Dara. Antasena menoleh ke arah Dara lalu memberi kiss bye. Yanti dan Dara tertawa melihat ulah pria muda tampan itu.

"Anta!" panggil Abi dari pintu depan.

"Iyaaaa mas" jawab Antasena tergopoh-gopoh menyusul kakak sepupunya.

"Kapokmu kapan Thow dek" kekeh Yanti.

***

Siang ini Yanti dan Dara berada di sebuah mall besar di Jakarta Selatan. Yanti memaksa Dara untuk membeli baju yang membuat Dara meringis karena harganya sama dengan gajinya tiga bulan digabung.

"Ambil saja Ra. Tadi mas Abi dah pesan sama aku hari ini harus belanja sepuasnya termasuk 'jajanin' kamu." ucap Yanti yang melihat Dara ragu-ragu mengambil baju-baju yang sudah dipilih olehnya.

"Ini mah kebanyakan Yan! Udah aku ambil dua aja yang paling murah" tawar Dara yang mengambil dress berwarna navy dan gaun santai berwarna hijau tua dengan motif bunga-bunga putih cantik.

"No no no, ambil semuanya!" Yanti langsung meraup semua baju yang sudah dipilih dan diserahkan ke pegawai butik yang membawanya ke kasir.

Dara menghela nafas panjang. Yanti lagi nyonya sultan mode on. Dirinya diam saja melihat sahabatnya membayar semua pakaiannya dengan black card-nya.

Selesai membayar, kedua wanita cantik lalu berjalan ke sebuah butik sepatu. Seorang pengawal berada di belakang mereka menjaga keduanya.

"Sekarang, sepatu!" seru Yanti.

"Astaga Yan, ini dah kebanyakan!" omel Dara sambil memperlihatkan paper bagnya yang banyak.

"Sepatu kan belum. Ayo beli, buat kamu ngajar bisa ganti-ganti." Yanti mendorong Dara masuk ke butik sepatu itu.

Lagi-lagi Yanti memanjakan Dara dengan membelikan tiga pasang sepatu. Kalau saja Dara tidak protes keras, bisa-bisa Yanti memborong sepuluh pasang sepatu. Dara memilih dua pasang sepatu yang cocok untuk dirinya mengajar dengan bentuk tidak mencolok dan sebuah wedges berwana biege.

"Yan, udah yuk. Aku kok kesannya morotin temen sendiri" bujuk Dara.

"Yang diporotin seneng-seneng ajah kok. Kapan lagi bisa begini Ra" kekeh Yanti. Dara memutar matanya malas.

"Makan yuk, aku lapar" ajak Dara.

"Kita makan di restoran Italia saja yuk. Disini ada yang enak. Aku pernah diajak mas Abi kesana dua kali."

"Cuuussss lah" ucap Dara semangat.

Kedua wanita cantik itu masuk ke dalam restoran Italia dan mencari tempat duduk yang agak memojok lokasinya. Si pengawal sendiri duduk tidak jauh dari keduanya.

Selesai memesan menu, Yanti mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan ke suaminya bahwa mereka berada di restoran Italia sedangkan Dara asyik mengamati interior yang indah.

"Bagaimana restorannya Ra?" tanya Yanti yang sudah selesai mengirimkan pesan ke Abi.

"Restorannya bagus desain interiornya. Hangat dan apa ya... Homy" puji Dara.

"Kesannya sama denganku ketika pertama kali kemari. Makanannya juga enak".

Kedua wanita itu lalu asyik bercakap-cakap tentang masa SMA, masa berada di solo. Dara bercerita Minggu lalu menemui kedua orangtua Yanti yang mengatakan akan ke Jakarta atas undangan putrinya.

"Pantas sebelum kamu datang, ada kiriman paket berbagai macam kerupuk ke rumah. Ternyata kamu bercerita pada ayah ibu kalau mau kesini." ucap Yanti.

"Iya. Beliau berdua juga berpikir bahwa aku akan kerepotan jika membawa banyak oleh-oleh jadi sebagian sudah dikirimkan terlebih dahulu, aku tinggal bawa sisanya" cengir Dara.

"Makanya kamu bisa masak nasi liwet lengkap sambal goreng rambak ya" Yanti memincingkan matanya.

Dara tertawa. "Ketahuan deh!"

"Dasar teman yang tahu diri!" omel Yanti geli.

"Iya dong, aku kan teman baik, bukan teman durjana" balas Dara. Keduanya tertawa lepas. Namun tawa Yanti terhenti ketika melihat seorang pria sedang menatap mereka berdua.

"Mas Abi".

***

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

ngalahin jailangkung ya By... mongol tiba²...🤭🤭

2024-01-15

1

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

Aku kok mesakne Yanti yo... dinikahi tapi tak dicintai.. 😭🤧🤧
Duh yg namanya jodoh dan takdir gk ada yg tahu ya guys..

2023-10-26

1

Riska Desi

Riska Desi

kayakx abi suka deh

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Adara Utari
2 Istana Emas
3 Abimanyu Giandra
4 Antasena Harsaya
5 Dara dan Sena
6 Sahabat yang Ikhlas Diporotin
7 Hari kedua di Rumah Yanti
8 Melanggar Pantangan
9 Akhirnya
10 Grand Piano
11 Back To Solo
12 Edo Khasafa
13 Damayanti dan Tara
14 Ruang Emosi
15 Kecelakaan
16 Pamit
17 Surat Wasiat
18 Abi ke Rumah
19 Pembacaan Surat Wasiat
20 Surat di Amplop Putih
21 Ingin Konsultasi
22 Penjelasan Agam
23 Pembicaraan Serius
24 Menerimamu
25 Tiga Pria Patah Hati
26 Dua Pria yang Terluka
27 Belajar Menjadi Dewasa
28 Wedding Day
29 Andra Prasetya Haryono
30 Pengantin Baru
31 Menyentuhmu
32 Malam Pertama Di Rumah Abi
33 Dara Membawa Kebda
34 Ijin Abi
35 Which One is You, Mas?
36 Kedua Kalinya
37 First Day Working
38 Kamu Kenapa?
39 Dara Sakit
40 Memelukmu
41 Ambyarnya Kemesraan
42 Otw Bucin
43 Cumbokur?
44 Bagaimana Ini?
45 I Want You
46 Kamu Tuh Ternyata...
47 Lunch Berenam
48 Abi's Past
49 Bilang Dong Mas!
50 Dua Pria Bahagia
51 Tolak Saja
52 Bayi Gedhe
53 Family Quality Time
54 Say Goodbye
55 Kamu Nangis?
56 Ngidam ala Dara
57 You're So Beautiful
58 Melting
59 Help!
60 Meet the Psycho
61 Are you sure?
62 What The Fluff?
63 The Savage Dara
64 And I'm Coming Home Now
65 Mental Health Disorder
66 Duncan oh Duncan
67 Baby Boy is on the Way
68 Daniswara Ghani Giandra
69 Danis bukan Dennis the Menace!
70 Pengumuman
71 Klaim ala The Blair
72 Rhea bukan Lea, G!
73 My Two Angels
74 Detektif Cengeng
75 Early Marriage Propose
76 Pengumuman
77 Pilih Menantu
78 Saingan Jodoh
79 Ghani and Rhea's Day
80 Gozali Ramadhan
81 Next of Kin
82 Ibu Macam Apa Kau?
83 Jijay Gue !
84 Awal Ketemu Rival Jodoh
85 We're Rival Now!
86 Modus Duncan Blair
87 Hari Yang Damai...
88 Side Story of Vivienne
89 Kelas Akselerasi
90 Saingan Melulu!
91 Pengumuman
92 Tiger Mom
93 Rhea Sayang Bang Duncan Karena...
94 Janji Jari Kelingking Virtual
95 Emang Udah Jodoh Kok!
96 Duncan Di Jakarta
97 Real
98 Menjadi Anak Tunggal
99 Camer dan Camen
100 I Will
101 Happy and Hurt
102 Gozilla dan Hermès
103 Kepercayaan itu Muahal!
104 Hello Rival!
105 Accident - Finale
106 Polling Cover
107 Pengumuman
108 Pengumuman
109 Promo Upcoming Novel
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Adara Utari
2
Istana Emas
3
Abimanyu Giandra
4
Antasena Harsaya
5
Dara dan Sena
6
Sahabat yang Ikhlas Diporotin
7
Hari kedua di Rumah Yanti
8
Melanggar Pantangan
9
Akhirnya
10
Grand Piano
11
Back To Solo
12
Edo Khasafa
13
Damayanti dan Tara
14
Ruang Emosi
15
Kecelakaan
16
Pamit
17
Surat Wasiat
18
Abi ke Rumah
19
Pembacaan Surat Wasiat
20
Surat di Amplop Putih
21
Ingin Konsultasi
22
Penjelasan Agam
23
Pembicaraan Serius
24
Menerimamu
25
Tiga Pria Patah Hati
26
Dua Pria yang Terluka
27
Belajar Menjadi Dewasa
28
Wedding Day
29
Andra Prasetya Haryono
30
Pengantin Baru
31
Menyentuhmu
32
Malam Pertama Di Rumah Abi
33
Dara Membawa Kebda
34
Ijin Abi
35
Which One is You, Mas?
36
Kedua Kalinya
37
First Day Working
38
Kamu Kenapa?
39
Dara Sakit
40
Memelukmu
41
Ambyarnya Kemesraan
42
Otw Bucin
43
Cumbokur?
44
Bagaimana Ini?
45
I Want You
46
Kamu Tuh Ternyata...
47
Lunch Berenam
48
Abi's Past
49
Bilang Dong Mas!
50
Dua Pria Bahagia
51
Tolak Saja
52
Bayi Gedhe
53
Family Quality Time
54
Say Goodbye
55
Kamu Nangis?
56
Ngidam ala Dara
57
You're So Beautiful
58
Melting
59
Help!
60
Meet the Psycho
61
Are you sure?
62
What The Fluff?
63
The Savage Dara
64
And I'm Coming Home Now
65
Mental Health Disorder
66
Duncan oh Duncan
67
Baby Boy is on the Way
68
Daniswara Ghani Giandra
69
Danis bukan Dennis the Menace!
70
Pengumuman
71
Klaim ala The Blair
72
Rhea bukan Lea, G!
73
My Two Angels
74
Detektif Cengeng
75
Early Marriage Propose
76
Pengumuman
77
Pilih Menantu
78
Saingan Jodoh
79
Ghani and Rhea's Day
80
Gozali Ramadhan
81
Next of Kin
82
Ibu Macam Apa Kau?
83
Jijay Gue !
84
Awal Ketemu Rival Jodoh
85
We're Rival Now!
86
Modus Duncan Blair
87
Hari Yang Damai...
88
Side Story of Vivienne
89
Kelas Akselerasi
90
Saingan Melulu!
91
Pengumuman
92
Tiger Mom
93
Rhea Sayang Bang Duncan Karena...
94
Janji Jari Kelingking Virtual
95
Emang Udah Jodoh Kok!
96
Duncan Di Jakarta
97
Real
98
Menjadi Anak Tunggal
99
Camer dan Camen
100
I Will
101
Happy and Hurt
102
Gozilla dan Hermès
103
Kepercayaan itu Muahal!
104
Hello Rival!
105
Accident - Finale
106
Polling Cover
107
Pengumuman
108
Pengumuman
109
Promo Upcoming Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!