Surat Wasiat

Abi memandang kosong gundukan tanah merah di hadapannya. Wajahnya yang tampan tampak bertambah tua akibat shock ditinggal oleh wanita yang mulai disayanginya.

Penyesalan mengijinkan Yanti pergi dengan jalan darat bukan naik pesawat seperti rencana semula membuatnya semakin terpuruk.

"Kenapa kamu ngeyel minta pulang pakai mobil, Yan? Kalau kamu tetep naik pesawat kan nggak gini" ucapnya berulang hingga dia menangis sesenggukan.

"Mas Abi..." sebuah tangan mungil memegang pundaknya yang membuat Abi menoleh. Tampak gadis cantik berada di belakangnya mengenakan kerudung hitam dan gamis hitam.

"Dara pulang dulu ya" pamit Dara yang datang bersama orangtuanya yang sedang menghibur orangtua Damayanti.

Abi hanya menatap kosong namun kepalanya mengangguk lalu kembali menatap pusara Yanti.

Banyak pelayat yang mulai meninggalkan komplek pemakaman dan kebanyakan adalah teman-teman seangkatan Dara dan Yanti yang berencana datang ke acara reuni namun berubah menjadi acara duka cita.

Antasena sedari awal acara di rumah keluarga Darmanto hingga pemakaman tidak jauh-jauh dari sepupunya. Hatinya merasa sakit ketika mengingat permintaan terakhir kakak iparnya yang meminta Dara menjaga Abi.

Kenapa harus Dara, mbak? Apakah mbak Yanti tidak tahu aku suka sama Dara?

Dara sendiri lebih banyak menghibur Bu Darmanto yang masih shock tidak terima anak kesayangannya pergi meninggalkan dirinya selama-lamanya.

Edo dan beberapa panitia pun memutuskan untuk menunda acara reuni keesokan harinya dan untungnya pihak hotel tidak keberatan.

Kini area pemakaman mulai sepi. Antasena mengajak Abi untuk pulang bersama dengan mertuanya.

"Mas, kamu harus istirahat dulu. Kamu nggak tidur dari semalam." Sena menghela tubuh Abi yang lemas dalam rangkulannya.

"Aku pulang kemana Anta?" lirihnya.

"Pulang dulu ke rumah Oom Darmanto atau mau nginep di hotel? Aku pesankan."

"Hotel saja. Pilih yang lokasinya sama dengan reuni Yanti. Panggil pengacara Joko ke Solo hari ini juga."

"Baik mas".

***

Dara beristirahat di kamarnya setelah membersihkan badannya usai dari pemakaman. Kembali teringat apa yang terjadi semalam ketika Yanti meminta dia menjaga Abi.

Yanti, permintaan mu ini sulit! Aku tidak mencintai mas Abi, begitu juga dengan mas Abi. Apakah kau tahu, mas Abi tanpa dia sadari sudah mencintaimu.

Tok!Tok!

"Dara, sayang. Boleh ibu masuk?" suara Bu Haryono terdengar di balik pintu.

"Boleh Bu. Nggak aku kunci." Dara pun mendudukkan tubuhnya di pinggir tempat tidur. Bu Haryono masuk ke kamar Dara mengenakan daster. Dirinya pun sudah membersihkan diri.

"Dara..." Bu Haryono mendudukkan tubuhnya di kursi rias Dara dan menatap ke arah putrinya. "Tadi mamanya Yanti cerita, kalau sebelum Yanti pergi, dia minta kamu menjaga suaminya. Apa betul?"

Dara menatap ibunya. Ada perasaan tidak enak di dirinya. Tanah Yanti masih basah namun mama Yanti sudah bercerita tentang hal itu membuatnya seperti perempuan yang mengambil kesempatan.

"Dara juga nggak tahu kenapa Yanti seperti itu. Sumpah Bu, Dara nggak ada perasaan apa-apa sama mas Abi dan Dara nggak pernah hubungi mas Abi. Malah mas Sena adik sepupu mas Abi yang hubungi Dara." Bagaimana pun Dara tidak nyaman dengan tatapan ibunya. "Ibu bisa cek hp Dara kalau tidak percaya. Dara malah nggak punya nomornya mas Abi."

Bu Haryono mempercayai putrinya karena sepulang dari Jakarta beberapa bulan lalu pun Dara juga tidak berubah. Pria yang datang ke rumah pun hanya Edo dan Bu Haryono tidak melihat gelagat Dara tertarik dengannya, hanya sebatas teman saja.

Dara hanya bercerita tentang Abi pun sepulang dari Jakarta, tidak ada cerita yang lain. Lebih sering bercerita tentang Yanti setiap dia selesai wa atau telepon.

"Tapi Ra, permintaan terakhir Yanti itu wasiat lho, amanah. Harus dilakukan." Bu Haryono memegang tangan Dara. "Kalau Yanti meninggalkan surat wasiat bagaimana?"

Dara terperangah.

Apakah dia sudah memiliki firasat sebelumnya jadi dia sudah membuat surat wasiat sebelum kemari?

"Dara belum bisa memikirkan itu sekarang Bu. Yanti baru dimakamkan dan nanti aku bersiap tahlilan ke rumahnya. Ibu jangan ikut kepancing sama Tante Darmanto ya." Dara mere***mas genggaman ibunya.

"Kalau ada wasiatnya Yanti dan meminta kamu menjadi istri Abi, ibu harap kamu memikirkannya panjang. Karena bagaimanapun ibu tidak mau kamu menikah karena wasiat meskipun wasiat wajib dilaksanakan. Ibu mau kamu menikah karena kamu dan calon suamimu saling mencintai."

Dara hanya mengangguk karena dirinya sendiri tidak ingin menikah dengan Abi.

***

Sore ini pengacara Joko sudah berada di kamar hotel Abi. Setelah mengucapkan bela sungkawa kepada kliennya, Joko pun mengiyakan bahwa Yanti meninggalkan surat wasiat untuk Abi.

"Sebelumnya saya minta maaf pak Abi, karena Bu Yanti meminta saya untuk merahasiakan perihal ini. Jadi hari Kamis lalu Bu Yanti menghubungi saya dan meminta bertemu dengan saya di Starbucks dekat rumah pak Abi." Pengacara Joko menatap duda tampan ini takut-takut karena Yanti sangat mewanti-wanti jangan sampai Abi tahu pertemuan mereka.

"Lalu?" Abi menaikkan alisnya. Jujur baru kali ini dia tidak mengetahui kegiatan Yanti beberapa hari terakhir ini. Ia hanya tahu Yanti minta ijin jalan-jalan untuk membeli oleh-oleh untuk dibawa pada hari Jumat.

"Bu Yanti menyerahkan dua buah surat yang semuanya sudah dibubuhi tanda tangan diatas meterai dan ada dua surat. Keduanya saya bawa sekarang selain surat wasiat lainnya tapi Bu Yanti meminta agar saya memprioritaskan suratnya yang ini."

Pengacara Joko membuka kopernya dan mengeluarkan dua pucuk surat beramplop putih. Tidak ada yang istimewa jika dari luar namun bagi Abi isinya paling penting. Dibacanya nama yang ditulis di amplop.

Teruntuk Mas Abimanyu tersayang

Abi hapal tulisan tangan Yanti. Disentuhnya amplop itu dan tak sadar air mata menitik di matanya. Lalu dia melihat amplop satu lagi dan keningnya berkerut. Tulisan di amplop sangat menggelitik dirinya.

Buat sahabatku Adara Utari Haryono

Abi menatap pengacara Joko dengan tatapan bertanya.

"Kenapa ada nama Adara disini?"

Antasena yang sedari tadi diam jadi ikut melihat amplop yang berada di meja tamu.

"Bu Yanti bilang memang dia membuat surat wasiat untuk pak Abi dan Bu Adara yang harus diserahkan jika beliau wafat" jawab pengacara Joko.

"Pak Joko sudah membaca surat wasiat almarhum mbak Yanti?" tanya Antasena.

"Maafkan pak Anta, saya hanya diperlihatkan bagian bawah surat saja yang terlipat. Bu Yanti hanya memastikan bahwa syarat surat wasiat nya sudah sah hukum atau belum jika terbubuh tanda tangan diatas meterai." Wajah pengacara Joko tampak tegang melihat wajah Abi yang mengeras.

"Mas..." suara Antasena membuat Abi menoleh ke arah sepupunya. "Nampaknya mbak Yanti sudah mempersiapkan semuanya."

Abi hanya mengangguk.

"Pak Joko, saya minta anda lima hari lagi datang kemari karena saya masih ada acara tahlilan tujuh hari Yanti seminggu ke depan. Usai hari ketujuh tahlilan, kita buka bersama-sama surat wasiat Yanti dan bapak yang menyerahkan surat itu kepada nona Adara" perintah Abi.

"Baik pak Abi. Saya permisi dulu" pamit pengacara Joko seraya membereskan berkas penting kliennya. Lalu dirinya keluar dari kamar tempat Abi menginap.

"Kenapa harus Adara, Yan?" bisik Abi lirih.

Antasena hanya terdiam.

Kalau sudah menjadi wasiat, memang harus dilakukan dan kenapa harus Rara yang menjadi penggantimu mbak?

Babang Abimanyu

***

Yuhuuu..

Jangan lupa support author yaaaa

Like n vote

ikuti karya author lainnya

- Just The Way You Are

- You're The Only One

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

suami warisan ya Dara...

2024-01-15

1

Gina Savitri

Gina Savitri

Patah hati donk 3 cowok yg lagi suka sama dara sena, edo dan tara klo wasiatnya dara di minta nikah sama abi 😉

2022-06-16

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

aduuh pengorbanan sahabat yg luar biasa mpukh dara mengemban amanat dr yanti..

2022-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 Adara Utari
2 Istana Emas
3 Abimanyu Giandra
4 Antasena Harsaya
5 Dara dan Sena
6 Sahabat yang Ikhlas Diporotin
7 Hari kedua di Rumah Yanti
8 Melanggar Pantangan
9 Akhirnya
10 Grand Piano
11 Back To Solo
12 Edo Khasafa
13 Damayanti dan Tara
14 Ruang Emosi
15 Kecelakaan
16 Pamit
17 Surat Wasiat
18 Abi ke Rumah
19 Pembacaan Surat Wasiat
20 Surat di Amplop Putih
21 Ingin Konsultasi
22 Penjelasan Agam
23 Pembicaraan Serius
24 Menerimamu
25 Tiga Pria Patah Hati
26 Dua Pria yang Terluka
27 Belajar Menjadi Dewasa
28 Wedding Day
29 Andra Prasetya Haryono
30 Pengantin Baru
31 Menyentuhmu
32 Malam Pertama Di Rumah Abi
33 Dara Membawa Kebda
34 Ijin Abi
35 Which One is You, Mas?
36 Kedua Kalinya
37 First Day Working
38 Kamu Kenapa?
39 Dara Sakit
40 Memelukmu
41 Ambyarnya Kemesraan
42 Otw Bucin
43 Cumbokur?
44 Bagaimana Ini?
45 I Want You
46 Kamu Tuh Ternyata...
47 Lunch Berenam
48 Abi's Past
49 Bilang Dong Mas!
50 Dua Pria Bahagia
51 Tolak Saja
52 Bayi Gedhe
53 Family Quality Time
54 Say Goodbye
55 Kamu Nangis?
56 Ngidam ala Dara
57 You're So Beautiful
58 Melting
59 Help!
60 Meet the Psycho
61 Are you sure?
62 What The Fluff?
63 The Savage Dara
64 And I'm Coming Home Now
65 Mental Health Disorder
66 Duncan oh Duncan
67 Baby Boy is on the Way
68 Daniswara Ghani Giandra
69 Danis bukan Dennis the Menace!
70 Pengumuman
71 Klaim ala The Blair
72 Rhea bukan Lea, G!
73 My Two Angels
74 Detektif Cengeng
75 Early Marriage Propose
76 Pengumuman
77 Pilih Menantu
78 Saingan Jodoh
79 Ghani and Rhea's Day
80 Gozali Ramadhan
81 Next of Kin
82 Ibu Macam Apa Kau?
83 Jijay Gue !
84 Awal Ketemu Rival Jodoh
85 We're Rival Now!
86 Modus Duncan Blair
87 Hari Yang Damai...
88 Side Story of Vivienne
89 Kelas Akselerasi
90 Saingan Melulu!
91 Pengumuman
92 Tiger Mom
93 Rhea Sayang Bang Duncan Karena...
94 Janji Jari Kelingking Virtual
95 Emang Udah Jodoh Kok!
96 Duncan Di Jakarta
97 Real
98 Menjadi Anak Tunggal
99 Camer dan Camen
100 I Will
101 Happy and Hurt
102 Gozilla dan Hermès
103 Kepercayaan itu Muahal!
104 Hello Rival!
105 Accident - Finale
106 Polling Cover
107 Pengumuman
108 Pengumuman
109 Promo Upcoming Novel
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Adara Utari
2
Istana Emas
3
Abimanyu Giandra
4
Antasena Harsaya
5
Dara dan Sena
6
Sahabat yang Ikhlas Diporotin
7
Hari kedua di Rumah Yanti
8
Melanggar Pantangan
9
Akhirnya
10
Grand Piano
11
Back To Solo
12
Edo Khasafa
13
Damayanti dan Tara
14
Ruang Emosi
15
Kecelakaan
16
Pamit
17
Surat Wasiat
18
Abi ke Rumah
19
Pembacaan Surat Wasiat
20
Surat di Amplop Putih
21
Ingin Konsultasi
22
Penjelasan Agam
23
Pembicaraan Serius
24
Menerimamu
25
Tiga Pria Patah Hati
26
Dua Pria yang Terluka
27
Belajar Menjadi Dewasa
28
Wedding Day
29
Andra Prasetya Haryono
30
Pengantin Baru
31
Menyentuhmu
32
Malam Pertama Di Rumah Abi
33
Dara Membawa Kebda
34
Ijin Abi
35
Which One is You, Mas?
36
Kedua Kalinya
37
First Day Working
38
Kamu Kenapa?
39
Dara Sakit
40
Memelukmu
41
Ambyarnya Kemesraan
42
Otw Bucin
43
Cumbokur?
44
Bagaimana Ini?
45
I Want You
46
Kamu Tuh Ternyata...
47
Lunch Berenam
48
Abi's Past
49
Bilang Dong Mas!
50
Dua Pria Bahagia
51
Tolak Saja
52
Bayi Gedhe
53
Family Quality Time
54
Say Goodbye
55
Kamu Nangis?
56
Ngidam ala Dara
57
You're So Beautiful
58
Melting
59
Help!
60
Meet the Psycho
61
Are you sure?
62
What The Fluff?
63
The Savage Dara
64
And I'm Coming Home Now
65
Mental Health Disorder
66
Duncan oh Duncan
67
Baby Boy is on the Way
68
Daniswara Ghani Giandra
69
Danis bukan Dennis the Menace!
70
Pengumuman
71
Klaim ala The Blair
72
Rhea bukan Lea, G!
73
My Two Angels
74
Detektif Cengeng
75
Early Marriage Propose
76
Pengumuman
77
Pilih Menantu
78
Saingan Jodoh
79
Ghani and Rhea's Day
80
Gozali Ramadhan
81
Next of Kin
82
Ibu Macam Apa Kau?
83
Jijay Gue !
84
Awal Ketemu Rival Jodoh
85
We're Rival Now!
86
Modus Duncan Blair
87
Hari Yang Damai...
88
Side Story of Vivienne
89
Kelas Akselerasi
90
Saingan Melulu!
91
Pengumuman
92
Tiger Mom
93
Rhea Sayang Bang Duncan Karena...
94
Janji Jari Kelingking Virtual
95
Emang Udah Jodoh Kok!
96
Duncan Di Jakarta
97
Real
98
Menjadi Anak Tunggal
99
Camer dan Camen
100
I Will
101
Happy and Hurt
102
Gozilla dan Hermès
103
Kepercayaan itu Muahal!
104
Hello Rival!
105
Accident - Finale
106
Polling Cover
107
Pengumuman
108
Pengumuman
109
Promo Upcoming Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!