Grand Piano

Dara kini sudah berada di depan grand piano yang sangat cantik. Tadi dia menyempatkan berenang sepuluh putaran sembari ditemani Yanti di pinggir kolam. Ketika matahari mulai tinggi, Dara menyelesaikan acara berenangnya karena tidak mau kulitnya terbakar.

Usai berenang, Dara kemudian membersihkan diri sedangkan Yanti memilih ke dapur untuk masak makan siang. Siang ini Yanti berencana memasak rawon lengkap dengan telur asin dan tauge.

Dara membiarkan Yanti berkutat di dapur karena pada dasarnya Yanti sama dengan dirinya suka memasak namun tadi dia bercerita bahwa Abi lebih suka istrinya tidak mau repot karena sudah ada chef yang dibayarnya.

Tak heran Yanti begitu bahagia ketika akhirnya Abi mengijinkan masak. Bahkan Yanti tampak sumringah ketika suaminya lahap makan yang dimasaknya. Yanti merasa kehadiran Dara menaikkan mood booster nya yang hilang. Membuatnya memiliki gairah hidup lagi untuk menjalani pernikahan yang semula tidak diinginkannya.

Kini Dara menatap piano yang sangat cantik dan terawat. Jari telunjuknya menekan tuts piano yang suaranya langsung menggema di ruang tengah. Dara melemaskan tangan dan jari-jarinya. Sudah lama dia tidak bermain piano karena piano di rumah belum sempat diservis.

Pelan dia mulai melemaskan jarinya lalu memainkan tuts piano. Tak lama ruang tengah yang luas itu mulai terdengar alunan piano dari Dara. Berbagai lagu klasik dimainkan oleh gadis itu, mulai dari Für Elise, Turkish March, Canon in D hingga River Flows in You. Bosan lagu klasik, Dara kemudian memainkan lagu dari soundtrack attack on the Titans, Gurren no Yumiya, Don't Go dari Exo dan No Longer milik NCT127.

Yanti yang sudah menyelesaikan masakannya merasa terhibur dengan permainan piano Dara. Sudah lama rumah ini tidak ada suara piano karena Antasena jarang memainkannya sedangkan Yanti sendiri tidak bisa bermain piano.

"Wah, Ra. Keren banget mainnya" puji Yanti sambil bertepuk tangan.

"Aku gemas lihat ada piano bagusnya kayak gini jadi gatal pengen main. Soalnya yang di rumah belum sempat diservis dan disteam ulang." Dara masih mengelus tuts-tuts piano cantik itu.

"Yuk makan, nanti bisa mainin lagi" ajak Yanti.

"Masak apa Yan?" tanya Dara sambil berdiri mengikuti sahabatnya.

"Bronggolan sawah!"

"Hah?"

"Rawon Ra, rawon daging."

"Ooohhh".

***

Abi menatap layar laptop nya. Sedari tadi dia menonton Dara memainkan grand piano miliknya dan dia sangat menikmati permainan gadis itu.

Sudah lama tidak ada yang memainkan piano di rumahnya. Dulu biasanya Antasena yang sering memainkannya namun sekarang pria itu makin sibuk.

Kini dia mendengar lagi piano itu dimainkan membuat hatinya mendesir. Pada saat Abi sudah mulai membuka hati dengan Yanti, Dara membuatnya terpesona. Namun Abi menepis perasaan yang tidak patut dia munculkan.

Aku harus menekan perasaan ini. HARUS!

***

Dara dan Yanti menikmati makan siang mereka dengan bercanda di meja makan. Banyak yang mereka obrolkan sembari makan rawon daging yang lezat. Dara makan agak banyak siang ini karena tenaganya sudah terkuras pada saat berenang tadi.

"Mumpung nggak ada mas Abi" cetus Yanti.

Ketika keduanya sedang asyik mengobrol, suara ponsel Dara berbunyi. Lekas-lekas gadis itu menggeser tombol hijau.

"Halo selamat siang".

" ... "

"Lho bukannya jadwal saya Rabu depan ya pak?"

" ... "

"Jadi saya harus masuk Jumat besok? Saya posisi ini lagi di Jakarta. Ada acara keluarga."

" ... "

"Baik pak. Selamat siang."

Dara menutup panggilan telponnya dengan wajah lesu.

"Kenapa Ra?" tanya Yanti penasaran.

"Aku harus kembali ke Solo besok" keluhnya.

"Lho bukannya kamu masih libur?"

"Guru piket yang bertugas gantian denganku harus opname. Dia lagi hamil muda tapi kandungannya lemah jadi disuruh dokter bed rest total. Mau nggak mau aku harus pulang."

"Yah, padahal kamu masih belum banyak morotin aku" kekeh Yanti.

"Idiihh dasar! Sudahlah aku telpon maskapai nya dulu, mau ditukar jadwal penerbangan ku bisa atau tidak." Dara lalu masuk kamar untuk mengambil kertas cetak tiket pesawatnya yang disimpan di tas.

Setelah menelpon beberapa lama, Dara kembali ke ruang tengah dimana Yanti sudah menunggunya dengan wajah sendu.

"Bagaimana? Bisa direschedule?" tanya Yanti.

"Alhamdulillah bisa. Besok aku kembali ke Solo jam dua siang".

"Biar nanti pak Sigit mengantarkanmu ke bandara besok siang" ucap Yanti.

Dara memanyunkan bibirnya yang indah. "Sebenarnya aku masih ingin lama disini sesuai dengan janjiku seminggu tapi apa boleh baut eh...buat".

"Iya sih. Sedih aku tuh kamu tinggal besok." Yanti menatap Dara dengan muka sedih.

"Insyaallah kalau liburan semester depan aku bisa cuti, aku kesini lagi Yan. Gimana?" tawar Dara.

"Hu um ya. Semoga bisa cuti. Hah, masih enam bulan lagi" keluh Yanti lagi.

"Hahahaha, siapa tahu aku pas kesini enam bulan lagi kamu dah hamidun Yan. Seneng lho bisa punya ponakan."

"Aamiin. Doain ajah ya pernikahan aku ma mas Abi menjadi lebih baik ke depannya." Yanti menggenggam tangan Dara sambil tersenyum.

"Selalu aku doakan yang terbaik buat sahabatku. Mas Abi orangnya baik walau agak kaku. Jangan sampai kau lepaskan Yan! Dia memiliki caranya tersendiri untuk menyayangimu."

***

Tentu saja kabar Dara harus pulang besok membuat Abi dan Antasena terkejut walaupun Abi berusaha menutupinya dengan memasang muka datar dan dingin. Beda dengan Antasena yang heboh merasa masih kurang waktunya bersama gadis cantik, cuek tapi pintar masak ini.

"Iiihhh kepsekmu nyebelin deh Ra! Apa perlu aku telpon bahwa tidak bener main potong liburan orang?" omel Sena berapi api.

"Memangnya mas Sena siapa kok berani marah-marah sama pimpinanku?" kekeh Dara.

"Aku adik sepupu yang minta kamu liburan disini!" jawabnya mantap yang membuat Dara terbahak.

"Kok receh banget alasannya mas?" ucap Dara masih tertawa.

"Habis, enak ajah nyuruh kamu pulang! Memang nggak ada guru lain apa?" Sena masih ngedumel.

"Tiket mu gimana Ra?" tanya Abi.

"Alhamdulillah bisa direschedule mas" jawab Dara.

"Besok pesawat jam berapa Ra?" tanya Sena.

"Jam dua mas" jawab Dara.

"Besok biar diantar sama pak Sigit saja mas. Aku juga ikut mengantar Dara ke bandara" ucap Yanti kepada suaminya. "Boleh kan mas?"

Abi menatap Yanti. "Boleh"

"Terimakasih mas" Yanti mere**mas tangan Abi dengan wajah bahagia.

"Aku yang antar saja deh besok!" cetus Sena yang langsung kena pelototan Abi.

"Apa kamu lupa besok kita ada meeting dengan pihak Astra?"

Antasena menepok jidatnya. "Haiissshh kenapa harus besok sih meetingnya? Kenapa kamu harus pulang besok Rara? Benar-benar hari menyebalkan!"

"Kamu jadi main piano tadi Ra?" tanya Abi.

"Main lah mas. Bagus-bagus lagunya yang dipilih Dara. Sayang, aku nggak bisa main piano." Yanti yang menjawab sebelum Dara menjawab.

"Coba kamu main piano lagi Ra. Aku kan belum dengerin" pinta Antasena.

Aku sudah! Dara pintar main pianonya.

"Maaf kalau lagunya mungkin banyak yang nggak tahu soalnya beberapa lagu Korea dan Jepang".

"Tak apa, yang penting kita dengerin" Antasena berdiri lalu berlagak ala seorang pangeran memberikan tangan kanannya yang disambut Dara dengan cekikikan. "Mari tuan putri"

Masih dengan mode ala pangeran dan putri yang hendak berdansa, Antasena membawa Dara ke depan piano. Sementara itu Abi dan Yanti duduk di sofa tengah untuk menikmati permainan piano Dara. Setelah Dara duduk nyaman, Antasena berjalan menuju sofa dekat Abi.

"Maaf ya kalau masih kaku" senyum Dara.

"It's okay Rara" Antasena memberikan dua jempol nya ke arah Dara.

Dara kemudian melemaskan jari-jarinya lalu mulailah lagu-lagu romantis dimainkan olehnya. Don't wanna cry dari seventeen, don't go Dan angel dari Exo, River Flows in you Dan yang terakhir everglow dari Coldplay.

Usai memainkan piano, suara tepuk tangan menggema di ruang tengah itu. Ternyata para pelayan semua ikut menikmati permainan piano Dara.

"Ternyata non Dara tahu lagu-lagu KPop" puji salah seorang pelayan wanita.

Dara yang terkejut melihat banyak orang yang melihatnya bermain piano, langsung memerah wajahnya. Meski agak gugup karena tidak menyangka akan banyak yang melihat, Dara berdiri lalu membungkukkan tubuhnya seperti memberi hormat.

"Terimakasih" ucapnya sambil mengatupkan kedua tangannya di dada.

Antasena bertepuk tangan paling keras sambil berdiri. Dia tidak menyangka gadis cantik di depannya memiliki banyak kelebihan dan bakat.

Dara menghampiri ketiga orang yang semuanya berdiri memberika applaus dengan wajah memerah.

"Ya ampun, aku malu bangets semua pada mendengarkan" bisiknya sambil melirik ke arah belakang dimana para pelayan masih berdiri disitu.

Abi dan Yanti menoleh ke belakang.

"Ayo semua pada istirahat." titah Abi.

"Baik tuan!" jawab mereka kompak.

***

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

bagus deh Dara kembali ke habitatnya.. setidaknya itu baik buat Aby dan Yanti yg baru akan komit dgn hubungannya..

2024-01-15

1

Arin

Arin

sykurlh akhiry dara pulng....

2022-10-12

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg abi ga goyah dengan membuka hati buat yanti..

2022-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Adara Utari
2 Istana Emas
3 Abimanyu Giandra
4 Antasena Harsaya
5 Dara dan Sena
6 Sahabat yang Ikhlas Diporotin
7 Hari kedua di Rumah Yanti
8 Melanggar Pantangan
9 Akhirnya
10 Grand Piano
11 Back To Solo
12 Edo Khasafa
13 Damayanti dan Tara
14 Ruang Emosi
15 Kecelakaan
16 Pamit
17 Surat Wasiat
18 Abi ke Rumah
19 Pembacaan Surat Wasiat
20 Surat di Amplop Putih
21 Ingin Konsultasi
22 Penjelasan Agam
23 Pembicaraan Serius
24 Menerimamu
25 Tiga Pria Patah Hati
26 Dua Pria yang Terluka
27 Belajar Menjadi Dewasa
28 Wedding Day
29 Andra Prasetya Haryono
30 Pengantin Baru
31 Menyentuhmu
32 Malam Pertama Di Rumah Abi
33 Dara Membawa Kebda
34 Ijin Abi
35 Which One is You, Mas?
36 Kedua Kalinya
37 First Day Working
38 Kamu Kenapa?
39 Dara Sakit
40 Memelukmu
41 Ambyarnya Kemesraan
42 Otw Bucin
43 Cumbokur?
44 Bagaimana Ini?
45 I Want You
46 Kamu Tuh Ternyata...
47 Lunch Berenam
48 Abi's Past
49 Bilang Dong Mas!
50 Dua Pria Bahagia
51 Tolak Saja
52 Bayi Gedhe
53 Family Quality Time
54 Say Goodbye
55 Kamu Nangis?
56 Ngidam ala Dara
57 You're So Beautiful
58 Melting
59 Help!
60 Meet the Psycho
61 Are you sure?
62 What The Fluff?
63 The Savage Dara
64 And I'm Coming Home Now
65 Mental Health Disorder
66 Duncan oh Duncan
67 Baby Boy is on the Way
68 Daniswara Ghani Giandra
69 Danis bukan Dennis the Menace!
70 Pengumuman
71 Klaim ala The Blair
72 Rhea bukan Lea, G!
73 My Two Angels
74 Detektif Cengeng
75 Early Marriage Propose
76 Pengumuman
77 Pilih Menantu
78 Saingan Jodoh
79 Ghani and Rhea's Day
80 Gozali Ramadhan
81 Next of Kin
82 Ibu Macam Apa Kau?
83 Jijay Gue !
84 Awal Ketemu Rival Jodoh
85 We're Rival Now!
86 Modus Duncan Blair
87 Hari Yang Damai...
88 Side Story of Vivienne
89 Kelas Akselerasi
90 Saingan Melulu!
91 Pengumuman
92 Tiger Mom
93 Rhea Sayang Bang Duncan Karena...
94 Janji Jari Kelingking Virtual
95 Emang Udah Jodoh Kok!
96 Duncan Di Jakarta
97 Real
98 Menjadi Anak Tunggal
99 Camer dan Camen
100 I Will
101 Happy and Hurt
102 Gozilla dan Hermès
103 Kepercayaan itu Muahal!
104 Hello Rival!
105 Accident - Finale
106 Polling Cover
107 Pengumuman
108 Pengumuman
109 Promo Upcoming Novel
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Adara Utari
2
Istana Emas
3
Abimanyu Giandra
4
Antasena Harsaya
5
Dara dan Sena
6
Sahabat yang Ikhlas Diporotin
7
Hari kedua di Rumah Yanti
8
Melanggar Pantangan
9
Akhirnya
10
Grand Piano
11
Back To Solo
12
Edo Khasafa
13
Damayanti dan Tara
14
Ruang Emosi
15
Kecelakaan
16
Pamit
17
Surat Wasiat
18
Abi ke Rumah
19
Pembacaan Surat Wasiat
20
Surat di Amplop Putih
21
Ingin Konsultasi
22
Penjelasan Agam
23
Pembicaraan Serius
24
Menerimamu
25
Tiga Pria Patah Hati
26
Dua Pria yang Terluka
27
Belajar Menjadi Dewasa
28
Wedding Day
29
Andra Prasetya Haryono
30
Pengantin Baru
31
Menyentuhmu
32
Malam Pertama Di Rumah Abi
33
Dara Membawa Kebda
34
Ijin Abi
35
Which One is You, Mas?
36
Kedua Kalinya
37
First Day Working
38
Kamu Kenapa?
39
Dara Sakit
40
Memelukmu
41
Ambyarnya Kemesraan
42
Otw Bucin
43
Cumbokur?
44
Bagaimana Ini?
45
I Want You
46
Kamu Tuh Ternyata...
47
Lunch Berenam
48
Abi's Past
49
Bilang Dong Mas!
50
Dua Pria Bahagia
51
Tolak Saja
52
Bayi Gedhe
53
Family Quality Time
54
Say Goodbye
55
Kamu Nangis?
56
Ngidam ala Dara
57
You're So Beautiful
58
Melting
59
Help!
60
Meet the Psycho
61
Are you sure?
62
What The Fluff?
63
The Savage Dara
64
And I'm Coming Home Now
65
Mental Health Disorder
66
Duncan oh Duncan
67
Baby Boy is on the Way
68
Daniswara Ghani Giandra
69
Danis bukan Dennis the Menace!
70
Pengumuman
71
Klaim ala The Blair
72
Rhea bukan Lea, G!
73
My Two Angels
74
Detektif Cengeng
75
Early Marriage Propose
76
Pengumuman
77
Pilih Menantu
78
Saingan Jodoh
79
Ghani and Rhea's Day
80
Gozali Ramadhan
81
Next of Kin
82
Ibu Macam Apa Kau?
83
Jijay Gue !
84
Awal Ketemu Rival Jodoh
85
We're Rival Now!
86
Modus Duncan Blair
87
Hari Yang Damai...
88
Side Story of Vivienne
89
Kelas Akselerasi
90
Saingan Melulu!
91
Pengumuman
92
Tiger Mom
93
Rhea Sayang Bang Duncan Karena...
94
Janji Jari Kelingking Virtual
95
Emang Udah Jodoh Kok!
96
Duncan Di Jakarta
97
Real
98
Menjadi Anak Tunggal
99
Camer dan Camen
100
I Will
101
Happy and Hurt
102
Gozilla dan Hermès
103
Kepercayaan itu Muahal!
104
Hello Rival!
105
Accident - Finale
106
Polling Cover
107
Pengumuman
108
Pengumuman
109
Promo Upcoming Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!