Dara tiba di sebuah rumah yang sangat mewah dengan desain modern minimalis berbentuk kubus. Sejenak dia merasa tidak berada di Jakarta melainkan di planet lain. Rumah ini sangat mewah, elegan dan...mahal. Dara tidak berani mengira-ngira berapa harganya daripada nanti pingsan. Halamannya sangat indah dan tampak ada dua orang tukang kebun yang mengurusnya.
"Sudah sampai nona Dara" suara pak Sigit mengejutkan Dara yang telah membukakan pintu tempat dia duduk.
"Ah...iyaaa. Maafkan saya Pak Sigit, saya terkesima melihat rumah Yanti." cengirnya.
"Saya pun begitu nona ketika pertama kali masuk kerja disini." senyum pak Sigit maklum.
"Pak Sigit sudah bekerja berapa lama?" tanya Dara sambil turun dari mobil mendekati pak Sigit.
"Saya sudah sepuluh tahun kerja disini nona." jawab pak Sigit sambil menyerahkan koper milik Dara.
"Ooohhh.."
"DARA!!!"
Dara dan pak Sigit menoleh ke sumber suara. Tampak Yanti sudah berada di tangga masuk. Penampilan Yanti sangat berbeda dari ingatan Dara. Hari ini dia tampak seperti nyonya muda sosialita, mengenakan gaun yang Dara tahu itu adalah keluaran Dior, sepatu flat shoes milik Jimmy Choo dan jangan lupa perhiasan yang menempel di tubuh wanita cantik bermake-up flawless. Rambut hitamnya hanya diikat biasa. Walaupun Dara dari keluarga biasa, namun soal fashion dia selalu mengikutinya karena dia menyukai fashion yang dikenakan para aktris di drama Korea meski dia sendiri hanya bermimpi membelinya.
"Ya ampun Yanti!!!" seru Dara sambil memeluk sahabatnya. Tak lupa ciuman pipi kiri kanan.
"Ayo masuk" hela Yanti sambil menggandeng tangan Dara. "Pak Sigit tolong kopernya Dara kasih ke bik Tarsih yaaaa biar dimasukkan ke kamarnya".
"Baik nyonya" jawab pak Sigit sambil memandang majikannya yang segera masuk bersama. sahabatnya.
Dara kembali terperangah melihat interior dalam rumah Yanti yang super mewah.
Nuansa putih, hitam dan biru tampak elegan dengan penataan perabot yang cantik dan mewah. Dara kembali terkagum-kagum melihat halaman belakang yang tertata asri ditambah kolam renang dan mini bar disana. Semua tanaman disetting seindah mungkin membuat siapapun yang berada di halaman belakang merasa nyaman.
"Mulutnya jangan terbuka gitu dong Ra. Nanti lalat masuk lho" Yanti geli melihat wajah sahabatnya yang terbengong bengong.
"Yan, boleh yaaaa aku norak sehari? Jujur ini pertama kalinya aku masuk rumah Sultan." Mata indah Dara tidak henti-hentinya menatap semua yang ada di rumah mewah itu.
"Boleh lah. Apa sih yang nggak boleh buat sahabatku" senyum Yanti senang.
Setelah tour dadakan melihat rumah dua lantai yang indah itu dan parkir basement yang mampu memuat sepuluh mobil dan kini terisi enam mobil mewah berbagai merk, Dara dan Yanti sekarang berada di halaman belakang, tepatnya area duduk depan kolam renang. Sekarang Dara membuka traveling bagnya yang berisi banyak makanan khas solo.
"Wah abon Mesran! Wah rambak! Wah klengkam!" seru Yanti berbinar. "Wah paket teh wasgitel
Dara melihat sahabatnya bahagia jadi ikut senang. Wajah Yanti sekarang adalah benar-benar Yanti yang ia kenal.
"Sayang kurang serabi Notosuman" ucap Dara.
"Kayaknya di Jakarta sudah ada franchise-nya, nanti kita pesan online saja." Yanti mengambil ponsel mahalnya lalu mencari aplikasi pesan online.
"Yan"
"Hhmmmm"
"Are you happy?"
Yanti menatap Dara dengan tatapan yang tidak dapat dijabarkan. Ada kesedihan dan kekosongan batin yang terlintas di wajah Yanti.
"Truth is I don't know." jawabnya sendu.
"Mas Abi sayang padamu kan?"
"Gimana ya Ra. Kau tahu, pada awal kami menikah, aku hanya tahu dia Presdir perusahaan distributor otomotif. Ternyata setelah seminggu menikah, aku baru tahu kalau dia tidak hanya memiliki bisnis di bidang otomotif tetapi juga di bidang kuliner. Mas Abi punya beberapa restauran kelas atas dimana dia sebagai investor nya."
"Wow, kau benar-benar istri Sultan Yan" kekeh Dara tanpa ada rasa iri sedikit pun. Bagi Dara, hidup sederhana di Solo jauh lebih nyaman daripada rumah mewah seperti ini tapi tanpa ada kehangatan di dalamnya.
Yanti hanya tersenyum getir. "Aku bukannya tidak bersyukur mendapatkan suami tajir Ra tapi apa artinya hidup bergelimang harta namun kehidupan rumah tangga kami bagaikan kutub Utara."
"Mas Abi tidak mencintaimu?"
"Mencintai rasanya tidak tapi perhatian ada walaupun kaku. Aku merasa seperti manequin berjalan. Harus tampak sempurna dengan berbagai macam barang branded menempel di tubuhku. Bahkan aku tidak bisa memakai daster batik di rumahku sendiri! Alasannya adalah karena aku istri Presdir, penampilan harus dijaga. Awal-awal aku menikmatinya. Cewek mana yang nolak barang branded seperti yang sering kita bahas dan tonton di drakor? Namun makin kesini, mas Abi makin mengatur. Aku harus ikut kursus make-up, kepribadian, harus belajar berbagai macam bahasa asing, menemani pertemuan bisnis dan sosialita. Kayak gitu deh!" Yanti menghela nafas panjang. "This is not me Ra. Kan kau tahu sendiri aku bagaimana?"
Percakapan mereka terhenti ketika seorang pelayan datang membawakan camilan dan minuman.
"Terimakasih Mirna" ucap Yanti.
"Sama-sama nyonya" jawab Mirna sambil membungkuk sopan lalu kembali ke dalam rumah.
"See? Aku bukan orang yang gila hormat Ra tapi disini..."
Dara menepuk paha Yanti. "Sabar Yan, resiko memiliki suami sultan itu memang begini."
"Iiihhh kayak kamu yang udah pengalaman punya suami Sultan." kekeh Yanti. "Apa kamu mau bertukar tempat denganku?"
Dara melototkan matanya. "Apa?! Oh no no no, NO! Sorry Yan, tapi aku tidak mau memiliki suami macam suamimu yang tajir melintir seperti ini. Aku lebih suka memiliki suami yang biasa-biasa saja namun mencintaiku"
Yanti menatapnya dengan wajah penuh arti yang tidak bisa dimengerti Dara.
"I wish you will have one like mine" senyum Yanti.
"Yan! Tarik ucapanmu! Jangan doain aku aneh-aneh deh!" Dara menatap kesal ke arah Yanti.
"Kan biar aku ada temannya kalau kumpul-kumpul sosialita. Oh, nanti aku akan minta tolong mas Abi untuk mengenalkan dirimu ke beberapa rekan bisnisnya yang masih lajang" goda Yanti.
"Nggak Yan!" Dara tidak habis pikir jalan pikiran sahabatnya ini.
"Kamu jomblo kan? So, no problemo lah kalau aku promosikan dirimu" kekeh Yanti.
"What?! Kamu kira aku baju apa main promosi aja!" umpat Dara kesal sedangkan Yanti tetap tertawa jahat versinya. "I hate you Yan! Nyesel aku liburan kesini". Tawa Yanti makin keras.
"Maaf maaf tapi kapan lagi aku bisa menggoda dirimu Ra".
Dara mendengus kesal. Terkadang sahabatnya ini memang lucknut.
"Jujur Ra, aku sedikit lelah menjalaninya. Apalagi aku tidak memiliki teman yang bisa mengerti dan jujur apa adanya tanpa melihat berapa kartu kredit mu, black card kah atau cuma platinum, jumlah tas Hermes mu atau apalah yang berhubungan dengan kekayaan. Aku tidak bisa makan di pinggir jalan karena mas Abi melarangnya, aku tidak bisa pergi ke pasar tradisional. Hal-hal remeh yang sering aku, kita lakukan dulu Ra, sekarang hanya mimpi."
Dara mendengarkan semua keluhan Yanti yang tampaknya terpendam lama.
"Aku hanya ingin hidup layaknya dirimu, yang bebas kemana-mana tanpa pengawalan, tanpa diatur abcd."
"Apakah kau tidak mencintai mas Abi, Yan?" tanya Dara hati-hati.
"Mencintai mungkin belum tapi menyayangi ada. Meskipun mas Abi orangnya kaku dan dingin namun dia menghormati aku. Dan selama ini meski pernikahan kami tidak seperti pernikahan kedua orang tuaku yang hangat, tapi mas Abi tidak pernah menutupi status ku sebagai istrinya jadi semua rekan bisnisnya juga menghormatiku. Mas Abi juga dikenal suami setia, tidak pernah terdengar skandal atau apapun. Selalu pulang tepat waktu kecuali pada saat lembur". papar Yanti.
Dara mengangguk. "Ingat Yan, witing tresno jalaran Soko kulino. Kau tinggal membuat mas Abi tergila-gila padamu. Setidaknya dia orang baik Yan, mau menerima pernikahan ini."
"Sayangnya aku..."
"Yanti!"
Dara dan Yanti mengentikan percakapan mereka dan tampak seorang pria tampan mengenakan setelan jas kerja lengkap sedang berjalan menuju mereka duduk.
"Mas Abi" lirih Yanti yang langsung menatap Dara dengan cemas.
Semoga mas Abi tidak mendengar percakapan kami.
Abimanyu Giandra
Damayanti Darmanto
Adara Utari
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Ray Aza
sama sosis solo sebelah serabi jg belum... 😜
2024-08-10
1
Diana Puji Astuti
kyk pernah baca cerita ini deh...novel yg penulisnya sdh lama...klo ga Salah istana emas s. mara gd...
2024-05-02
2
Itha Fitra
lumayan ganteng Mr abi
2024-02-23
0