9. Minggunya kita

"Pa, aku mau tanya sama Papa,” ujar Kenneth menghampiri ayahnya yang sedang membaca laporan di ruang kerjanya.

Thomas mendongak. "Tanya apa, Ken?"

"Papa ingat Aiden dari Houten Corp?"

Thomas tampak berpikir, kemudian mengangguk.

"Apa dia punya saudara?"

"Papa tidak begitu mengenal keluarganya, jadi Papa tidak tahu, coba kamu tanya sama Mama kamu."

"Eh, ada apa? Kok bawa-bawa nama Mama segala," Ratih masuk membawa secangkir kopi untuk suaminya.

"Mama kenal keluarga Houten?" tanya Kenneth.

Ratih mengambil duduk di samping Kenneth. “Houten? Kayaknya tahu, kenapa, Ken?”

"Mama tahu nggak kalau Aiden punya saudara?"

Ratih tampak berpikir. "Aiden putranya Sandy?" tanyanya menatap Thomas.

Thomas mengangguk.

"Sandy pemilik sekolah tempat kamu sekolah, Ken?"

Kenneth mengangguk.

"Iya, dia punya adik, dua perempuan satu laki-laki. Kenapa, Ken?"

Kenneth menggeleng. "Nggak apa-apa, Ma. Pengen tahu aja, soalnya selama ini yang aku tahu dia enggak punya saudara, orangtuanya juga aku belum pernah lihat langsung."

"Itu karena mereka pindah ke luar negeri, sudah lama juga, sih. Yang Mama denger, Aiden kembali ke Indonesia buat nerusin perusahaan Ayahnya," terang Ratih.

"Mama kenal?"

"Enggak, mama cuma tahu dari kelompok arisan Mama, keluarga itu, ‘kan, dulu menjadi topik di kalangan masyarakat, apalagi wajah Stella yang cantik itu, bikin iri, deh. Beberapa kali wajahnya muncul di majalah, padahal bukan artis lho,” tutur Ratih terkekeh.

Kenneth menyernyit. "Stella siapa, Ma?"

"Dia ibunya Aiden. Eh, kayaknya usia anaknya yang kedua sama kayak kamu deh, Ken. Mama ingat sehabis melahirkan kamu, beberapa bulan kemudian diberitakan istri dari Sandyaga Van Houten itu melahirkan bayi perempuan."

Kenneth mencerna penjelasan ibunya, ia dan Chiara memang sekelas, tapi ia tidak tahu pasti berapa usia Chiara.

"Sekarang pasti sudah remaja kayak kamu, Ken. Mama jadi penasaran gimana wajahnya, pasti cantik seperti ibunya."

"Mama tahu siapa nama anaknya?" tanya Kenneth benar-benar penasaran.

"Mama enggak tahu, itu, ‘kan, udah lama banget."

...***...

"Kak, kita jalan-jalan, yuk? Cla bosen tahu di rumah. Sekarang, kan, hari Minggu," Mimik wajah Clarissa manyun.

"Emang mau kemana, Cla?"

"Main game fantasia aja," sahut Alzayn memberi saran.

"Nah, bener tuh kata, Al. Ayo, Kak."

"Tanya Abang deh, dia mau ikut enggak?"

"Mau kemana, Dek?" Terlihat Aiden yang menuruni tangga.

Clarissa segera menghampiri Aiden dan bergelayut manja di lengannya, ia adalah yang paling manja dengan Aiden. "Abang, jalan-jalan, yuk? Cla bosen,” rengeknya mengerucutkan bibir.

"Mau kemana? Hem?"

"Game fantasia," jawab Clarissa antusias.

Aiden mengangguk-angguk. "Oke, lets go."

"Yesss!" seru Clarissa senang.

Ke-empatnya memasuki mobil sport milik Aiden, menuju mall di pusat kota. Hampir satu jam mereka bermain, dan hampir semua permainan telah mereka coba.

"Cla, main basket, yuk? Kita taruhan," tantang Alzayn.

Meskipun Clarissa satu tahun di atas Alzayn, tapi Alzayn lebih sering memanggil Clarissa tanpa embel-embel 'kak', Alzayn selalu memberikan alasan 'Cla lebih pendek daripada aku, kayaknya lebih cocok aku yang jadi Kakak'. Alasan itulah yang sering membuat keduanya jarang akur.

"Apa taruhannya?"

"Yang kalah gendong yang menang sampai parkiran, deal," Alzayn mengulurkan tangannya.

Clarissa memicing curiga, ia pasti kalah kalau lawan Alzayn. "Aku lawan Abang, kamu lawan Kak Ara, deal,” ia menyambut uluran tangan Alzayn. Kemudian menarik lengan Aiden untuk beradu basket dengannya.

"Oke, Kakak lawan kamu, Al," ujar Chiara memulai permainannya.

Poin Clarissa tertinggal jauh dengan Aiden, ia mendengus kesal. "Abang, ngalah dong sama Cla," rengeknya.

Aiden menoleh. "Kenapa Abang harus ngalah?"

"Ihh, Abang jahat."

Aiden terkekeh melihat tingkah adiknya, kemudian ia melempar bola asal-asalan, sengaja tidak memasukkan dalam ring.

"Yaaahh kalah," seru Chiara lesu setelah permainannya usai.

"Aku menang yee.." sorak Clarissa melompat girang.

"Yaah abang kalah," ujar Aiden pura-pura lesu.

Clarissa segera melompat di belakang punggung Aiden. Sedangkan Chiara terlihat lesu melihat Clarissa yang sudah digendong Abangnya.

"Aku saja yang gendong Kak Ara, ayo naik," Alzayn membungkuk di depan Chiara.

"Serius?"

Alzayn mengangguk. "Memangnya Kak Ara kuat gendong aku?" kekehnya.

Chiara tersenyum saja, kemudian melompat ke punggung Alzayn.

"Kak Ara makan apa, sih? Berat banget," keluh Alzayn yang baru berjalan beberapa langkah menyusul Clarissa dan Aiden.

"Enak aja, Kakak enggak berat tau,” protes Chiara memukul punggung Alzayn.

Drrrttt drrtttt

"Cla, ponsel Abang bunyi."

"Dimana, Bang? Biar aku ambilin."

"Di saku jaket, kanan."

"Bunda, Bang,” seru Clarissa saat melihat identitas penelepon di ponsel Aiden. Ia menggeser tombol hijau untuk mengangkatnya, lebih tepatnya melakukan video call.

"Assalamualaikum, Bunda.."

Mendengar nama Bunda disebut, Alzayn mempercepat langkahnya menghampiri Abangnya.

"Wa’alaikumsalam, sayang. Eh, lagi pada ngapain?"

"Habis main, Bunda. Abang kalah jadi gendong Cla, ini Al juga gendong Kak Ara," Clarissa mengarahkan ponselnya ke arah Chiara dan Alzayn.

"Bundaa,” seru keduanya riang.

"Hallo, sayang, bagaimana kabar kalian?"

"Baik, Bunda. Bunda sama Daddy baik-baik saja, ‘kan?"

Stella mengangguk. "Bunda sama Daddy baik."

"Bunda, Cla kangen sama Bunda,” ucap Clarissa sendu.

"Al juga, Bunda,” sahut Alzayn yang masih menggendong Chiara.

"Bunda lebih kangen sama kalian, tega, ya, kalian ninggalin Bunda," Netra Stella berkaca-kaca.

"Jangan nangis, Bun," ucap Aiden melihat wajah sang ibu hampir menangis.

"Enggak, Bunda enggak nangis kok," Stella mendongak agar air matanya tidak mengalir.

"Daddy dimana, Bun?"

"Daddy di sini," Sandy muncul di belakang Stella.

"Daddyyy kangenn.." rengek Clarissa dan juga Chiara.

"Daddy juga kangen kalian, princess. Bagaimana sekolahnya?"

"Baik, Dad. Teman-teman Cla juga baik sama Cla."

"Hem, baguslah. Oh, iya, bulan depan kalau tidak ada halangan, Bunda sama Daddy ke Indonesia."

Aiden dan Alzayn menurunkan Clarissa dan juga Chiara karena mereka sudah sampai di mobil yang terparkir. Video call masih berlanjut saat mereka telah masuk di mobil, dengan Aiden yang akan memulai menghidupkan mesin.

"Beneran, Dad?"

"Serius, Bunda?"

"Iya, sayang. Bulan depan Bunda sama Daddy ke Indonesia, kalian jaga diri baik-baik, ya, nurut sama Abang."

"Siap, Bunda."

"Kalian mau Bunda bawakan apa?"

Kompak mereka menggeleng. "Denger Bunda mau ke Indonesia saja, Al udah seneng banget, Bun."

Kalimat Alzayn mendapat anggukan dari kakak-kakaknya.

"Daddy ada kabar baik," seru Sandy tersenyum.

"Apa, Dad?" ketiganya kompak bertanya, selain Aiden tentunya, ia sedang fokus mengemudi.

Terlihat Sandy yang tersenyum mengelusi perut rata Stella, ketiganya menatap bingung, bahkan Aiden melirik pada ponsel yang sedang di pegang Alzayn yang sedang duduk di sampingnya, ia melihat tingkah ayahnya. Ke-empatnya saling tatap, kemudian...

"TIDAAAKKKKKK!!"

"YESS!! Uhuyyy, akhirnya gue jadi Kakak."

Sudah jelas dong siapa yang kegirangan akan berita ini. 😂

...***...

Selama mengikuti sang Mama berbelanja, tak sedikitpun wajah Kenneth menunjukkan kebahagiaan, yang ada wajahnya senantiasa tertekuk. Bagaimana tidak? Sudah hampir tiga jam dirinya bak bodyguard sang Mama, mengikuti langkah Ratu keluar masuk toko yang hanya membeli satu barang dengan menghabiskan waktu hampir satu jam untuk memilih.

Hendak protes? Tentu tidak bisa, percuma saja, sang ratu tetap akan menyeretnya. Begitulah nasibnya jika tidak mempunyai saudara perempuan.

Tak tahan lagi, Kenneth memutuskan untuk duduk di kursi tunggu sembari menunggu sang ratu menyelesaikan tugas negaranya yang entah kapan akan selesai. Meletakkan paper bag di lantai dengan kasar, menghempaskan diri di kursi, ia menarik nafas panjang. ‘Tiga jam, dan cuma dapat tiga biji. Ribet banget jadi perempuan,’ gerutunya dalam hati.

Kenneth mengeluarkan ponsel dari saku celana untuk mengecek beberapa notifikasi yang masuk. Ia menumpu kaki kanannya dengan kaki kiri seraya membalas beberapa chat yang masuk, sesekali memperhatikan sang Mama yang masih sibuk di dalam toko. Keningnya menyernyit menyadari sesuatu yang tidak asing tengah melintas di depannya. Dua gadis yang sedang berada di gendongan laki-laki yang jelas ia tahu siapa salah satu dari mereka. Netranya menatap lekat pada gadis yang berada di gendongan seorang pria yang lebih muda darinya. "Chiara?" gumamnya pelan.

📖

📖

📖

Terpopuler

Comments

Sita Sakira

Sita Sakira

aihh gila sandy demen bener dah bikin anak hahah

2020-08-29

1

Awan Luluk

Awan Luluk

wkwkwk.pada mau punya adek lagi 😆

2020-04-16

7

Wike Nafisa

Wike Nafisa

Ihhhh lanjut thorr.. Seruuuuu

2020-04-15

2

lihat semua
Episodes
1 1. SMA VH 21
2 2. Dari Rangga untuk Sinta
3 3. Ke nekad- an Clarissa
4 4. Truth or dare
5 5. Abang ganteng
6 6. Sapu tangan hitam
7 7. XII IPA-1
8 8. Tugas kelompok
9 9. Minggunya kita
10 10. Calon kakak ipar
11 11. Playboy cap kadal
12 12. Bola basket sialan
13 13. Maaf
14 14. Car free day
15 15. Pulang bareng
16 16. Rumah Chiara
17 17. Yess i'm ready
18 18. Semangkok bakso
19 19. Rahasia besar
20 20. Perhatian??
21 21. Cayo Chiara
22 22. Keajaiban dunia
23 23. Serasi
24 24. Nona Van Houten
25 25. Kuda besi
26 26. Pahlawan kehujanan
27 27. Galang
28 28. Incaran
29 29. Show time
30 30. Sandera
31 31. Sandera 2
32 32. Rumah sakit
33 33. Pacaran yuk?
34 34. Kembali
35 35. Luka tak kasat mata
36 36. Menghindar
37 37. Merubah keadaan
38 38. Jatuh cinta
39 39. Gelombang air
40 40. Kasihan Tuan katak
41 41. Luapan emosi
42 42. Menyerah?
43 43. Kejutan besar
44 44. Kejutan Besar 2
45 45. Couple
46 46. Ke [tidak] percayaan
47 47. Terkejut
48 48. [un] Love
49 49. Sisi lain
50 50. Keputusan
51 51. Tawaran
52 52. Free Class
53 53. Balapan
54 54. Kesedihan Mila
55 55. Demam
56 56. Para perempuan
57 57. Membuat Kenangan
58 58. Saudara
59 59. Jealous
60 60. Rapat dadakan
61 61. Sebuah kenyataan pahit
62 62. Pelajaran untuk Putra
63 63. Nomor tidak dikenal
64 64. Kebersamaan yang indah
65 65. Sebuah harapan
66 66. Liburan un mood
67 67. Surabaya punya cerita
68 68. Akhir sebuah kisah (End)
69 Extra part
70 Extra part 1
71 Extra part 2
72 Last Extra part
73 Bonus lanjutan Last extra part
74 Garissa 1 - Korban kemesuman
75 Garissa 2 - Stempel kepemilikan
76 Garissa 3 - Karena cinta itu buta
77 Garissa 4 - Berlian karatan
78 Garissa 5 - Macan vs ular
79 Garissa 7 - Permintaan maaf
80 Garissa 8 - Yang Mulia Ratu
81 Garissa 9 - Beenar?
82 Garissa 10 - keangkuhan marga
83 Garissa 11 - saksi
84 Garissa 12 - Van Houten?
85 Garissa 13 - Kebodohan yang hakiki
86 Garissa 14 - Terimakasih, Cinta
87 Numpang lapak, karya baru
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. SMA VH 21
2
2. Dari Rangga untuk Sinta
3
3. Ke nekad- an Clarissa
4
4. Truth or dare
5
5. Abang ganteng
6
6. Sapu tangan hitam
7
7. XII IPA-1
8
8. Tugas kelompok
9
9. Minggunya kita
10
10. Calon kakak ipar
11
11. Playboy cap kadal
12
12. Bola basket sialan
13
13. Maaf
14
14. Car free day
15
15. Pulang bareng
16
16. Rumah Chiara
17
17. Yess i'm ready
18
18. Semangkok bakso
19
19. Rahasia besar
20
20. Perhatian??
21
21. Cayo Chiara
22
22. Keajaiban dunia
23
23. Serasi
24
24. Nona Van Houten
25
25. Kuda besi
26
26. Pahlawan kehujanan
27
27. Galang
28
28. Incaran
29
29. Show time
30
30. Sandera
31
31. Sandera 2
32
32. Rumah sakit
33
33. Pacaran yuk?
34
34. Kembali
35
35. Luka tak kasat mata
36
36. Menghindar
37
37. Merubah keadaan
38
38. Jatuh cinta
39
39. Gelombang air
40
40. Kasihan Tuan katak
41
41. Luapan emosi
42
42. Menyerah?
43
43. Kejutan besar
44
44. Kejutan Besar 2
45
45. Couple
46
46. Ke [tidak] percayaan
47
47. Terkejut
48
48. [un] Love
49
49. Sisi lain
50
50. Keputusan
51
51. Tawaran
52
52. Free Class
53
53. Balapan
54
54. Kesedihan Mila
55
55. Demam
56
56. Para perempuan
57
57. Membuat Kenangan
58
58. Saudara
59
59. Jealous
60
60. Rapat dadakan
61
61. Sebuah kenyataan pahit
62
62. Pelajaran untuk Putra
63
63. Nomor tidak dikenal
64
64. Kebersamaan yang indah
65
65. Sebuah harapan
66
66. Liburan un mood
67
67. Surabaya punya cerita
68
68. Akhir sebuah kisah (End)
69
Extra part
70
Extra part 1
71
Extra part 2
72
Last Extra part
73
Bonus lanjutan Last extra part
74
Garissa 1 - Korban kemesuman
75
Garissa 2 - Stempel kepemilikan
76
Garissa 3 - Karena cinta itu buta
77
Garissa 4 - Berlian karatan
78
Garissa 5 - Macan vs ular
79
Garissa 7 - Permintaan maaf
80
Garissa 8 - Yang Mulia Ratu
81
Garissa 9 - Beenar?
82
Garissa 10 - keangkuhan marga
83
Garissa 11 - saksi
84
Garissa 12 - Van Houten?
85
Garissa 13 - Kebodohan yang hakiki
86
Garissa 14 - Terimakasih, Cinta
87
Numpang lapak, karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!