Kelas XII-IPA 1 sedang jam kosong, Julio sebagai ketua kelas telah memanggil Bu Ida sebagai pengisi jam pelajaran namun nampaknya beliau berhalangan hadir, hanya diminta belajar mandiri.
"WOIIII KELAS FREEE!!!" teriak Julio saat memasuki kelas. Tentu hal itu disambut sorak riang seluruh penghuni kelas.
"Gimana kalau kita main truth or dare?" saran seorang siswa.
Beberapa anak nampak mengangguk setuju.
Mila menyenggol lengan Chiara. "Lo tahu permainan ini, ‘kan, Ra?"
Chiara mengangguk. "Iya, gue pernah mainin ini waktu di Jerman."
"Tapi dare-nya jangan yang aneh-aneh, ya?" ucap salah satu siswi.
"Gimana semua, setuju nggak?" tanya Julio yang masih berdiri di depan kelas.
"SETUJU!!!"
"Ken, lo ikut, ‘kan?" Julio beralih menatap Kenneth.
"Hm," jawab Kenneth datar.
"Oke, jadi gini cara mainnya, satu anak tulis satu dare dan satu truth dalam selembar kertas, entar gue undi nama-nama kalian, yang namanya keluar bakal ngambil kertas secara acak terus milih truth atau dare," terang Julio kemudian. "Feb, lo bantuin nulis nama-nama anak sekelas, ya? Nama panggilan aja."
"Oke," jawab Febi selaku sekretaris kelas.
Julio mulai menulis dan mencari kaleng bekas biskuit dalam lemari yang berada di belakang kelas.
"Oke, semua sudah ngumpulin?"
"Sudah!"
Julio mulai mengaduk-aduk kaleng berisi nama-nama teman sekelasnya. "Semua harus sportif, ya? Jangan ada yang curang," peringatnya.
"Yang pertama... Sinta," Julio membaca nama yang tertera dalam gulungan kertas putih.
Sinta mendengus. "Kenapa gue yang pertama coba, perasaan gue enggak enak,” gerutunya beranjak.
Sinta mulai mengaduk-aduk kaleng yang satunya, dan mengambil gulungan kertas.
"Truth or dare?" tanya Julio.
"Em.. dare."
Sinta mulai membuka kertasnya, keningnya mengkerut.
Julio mengambil alih kertas di tangan Sinta. "Pilih angka 1 sampai 10?"
Semua murid mulai was-was mendengarkan Julio membacakan dare untuk Sinta.
"Dua," jawab Sinta.
"Kalikan sepuluh, kurangi angka pilihan lo, tambah sepuluh."
Sinta nampak berfikir. "Dua puluh delapan," jawabnya memiringkan kepala.
"Duduk sebangku sama absen nomer 28 selama seminggu," Julio membaca kesimpulan kertas di tangannya.
Semua berbisik siapa gerangan absen nomer 28.
"Feb, siapa absen nomer 28?" tanya Julio pada Febi.
Febi membuka buku absennya. "Rangga Ramadhan."
"YESSS!! Akhirnya gue bisa sebangku sama Sinta, terimakasih Ya Allah.." sorak Rangga mengangkat kedua tangannya ke udara.
"Nggak, gue nggak mau!" tolak Sinta.
"Nggak bisa gitu dong, Sin. Kan, harus sportif,” ujar Julio diangguki yang lain.
Rangga sudah bersiap menyampirkan tasnya di pundak, berjalan menuju bangku Sinta.
Sinta menghentakkan kakinya di lantai, mendudukkan bokongnya dengan kesal.
"Terimakasih yang bikin dare!” teriak Rangga tersenyum ke arah Sinta.
"Jangan lihat-lihat. Gue colok mata lo,” ancam Sinta ketus.
"Galak amat neng-nya,” kelakar Rangga menggoda.
Sinta bergidik mendengar ucapan Rangga, ia benar-benar kesal.
Acara terus berlanjut, ada yang memilih dare dan harus menyanyi dengan sapu sebagai gitarnya, membacakan puisi cinta, menyatakan perasaan pada teman sekelasnya, dan menyapu kelas selama seminggu. Kini giliran salah satu murid yang mengambil kertas dan membacakan nama.
"Chiara.”
Chiara berjengit, mendadak dirinya gugup saat namanya disebut. "Gue deg-degan, Mil."
"Udah, santai aja, cepet buruan maju," Mila mendorong tubuh Chiara agar segera berdiri.
"Truth or dare?"
"Dare,” jawab Chiara. Perlahan membuka kertasnya.
Dansa sama seseorang yang duduk di kiri lo. Chiara menyernyit, memikirkan siapa yang duduk di sebelah kirinya, tiba-tiba matanya membulat, bahkan ia mundur satu langkah karena terkejut.
"Apaan, Ra? Baca gih."
Chiara menyerahkan kertas pada Julio, ia menggigit bibir bawahnya gugup.
"Dansa sama seseorang yang duduk di sebelah kiri lo."
Semua kompak menatap kursi Chiara, alangkah terkejutnya mendapati Kenneth yang duduk di sebelah kiri Chiara.
Kenneth menghembuskan nafas pelan.
"Ken, biar gue yang gantiin lo, gimana?" saran Julio menaik turunkan alisnya.
"Nggak boleh. Huuuu!!" teriak beberapa temannya memprotes. Sedangkan Julio mencibir.
"Buruan sono maju, kasihan Chiara nungguin," Alex mendorong tubuh Kenneth.
Kenneth mulai berjalan ke depan, Chiara sudah deg-degan melihat Kenneth berjalan ke arahnya.
Lagu romantis mulai mengalun.
"Woi, di mulai dansanya!” seru Mila terkikik.
Keduanya mulai berdansa, Kenneth dengan wajah datarnya, sedangkan Chiara sudah menunduk menahan debaran jantungnya sendiri, berharap agar Kenneth tidak mendengarnya, bahkan ia sampai menahan nafas.
Beberapa murid mulai mengeluarkan ponsel mereka, mengambil foto dan merekam kegiatan langka itu.
"Nafas, Ra," lirih Kenneth pelan.
Chiara mendongak, ia tidak menyangka Kenneth mau berbicara dengannya.
"Nafas," ulang Kenneth.
Reflek Chiara menghembuskan nafasnya kasar membuat Kenneth melengkungkan bibirnya ke atas, hanya sebentar dan sangat tipis.
Chiara semakin tertegun melihat Kenneth yang bisa tersenyum. Dengan keadaan sedekat itu ia bisa melihat lengkungan di bibir Kenneth, jantungnya berdetak lebih cepat kali ini. Beruntung lagu sudah berhenti, ia bisa menghembuskan nafas lega.
Chiara mengambil kertas dan membacanya. "Kenneth.”
Kenneth yang baru setengah jalan berbalik.
"Truth or dare?" tanya Chiara.
"Dare."
Kenneth membuka kertasnya, tiba-tiba ia menahan tangan Chiara yang hendak kembali ke kursinya.
Chiara berbalik menatap Kenneth bingung, begitu pula yang lain.
Julio segera mengambil kertas dari tangan Kenneth dan membacanya. "Peluk seseorang yang sekarang berada di samping lo dalam lima detik." Jeda. "Eh, lo mau meluk Chiara?" tebaknya terkejut.
Chiara tercekat.
"Daripada gue harus meluk lo,” jawab Kenneth acuh.
Julio bergidik ngeri membayangkan harus berpelukan dengan Kenneth.
Kenneth menarik tubuh Chiara dan memeluknya. Jangan tanya kabar Chiara, ia sudah membeku seperti batu, jantungnya yang baru saja berdetak normal kini kembali marathon.
"Satu..."
Anak-anak mulai menghitung.
"Sorry," bisik Kenneth.
"Dua..."
Chiara masih mencerna maksud ucapan Kenneth.
"Tiga..."
"Ng-nggak apa-apa,” jawab Chiara tergagap.
"Empat..."
"Lima..."
Chiara merasakan tubuhnya lemas, hampir saja ia kehilangan keseimbangan, bagaimana tidak? Setelah berdansa dengan Kenneth, dilanjutkan dipeluk oleh Kenneth. Tubuhnya benar-benar bergetar. Aroma parfum Kenneth masih menempel di hidungnya, membuatnya benar-benar ingin menghirup aromanya lagi. Ah, bodoh!
"Julio,” ucap Kenneth saat gilirannya membuka gulungan kertas.
"Truth or dare?"
"Karena gue gentleman, gue pilih truth," jawab Julio pongah.
Kenneth meraih kertas yang diambil Julio, ia menyeringai.
Julio sempat khawatir melihat respon Kenneth saat akan membaca kertasnya.
"Elo pernah selingkuh nggak? Kapan?" ucap Kenneth menatap Julio yang terlihat gusar.
Julio tercekat. 'Gue salah pilih,' bathinnya merutuk.
Kenneth menyeringai melihat kegugupan di wajah Julio.
"Buruan jawab!" teriak Deni mengompori.
Julio menggaruk tengkuknya. "Pernah," ucapnya lirih.
"KAPAN?!" semua murid kompak berseru.
Julio melirik ke arah Icha yang duduk di depan meja guru. “Enam bulan yang lalu,” cicitnya pelan.
“Ohh jadi lo selingkuhin gue?!” hardik Icha berjalan menghampiri Julio.
Kenneth sudah kembali ke tempat duduknya, menyaksikan adegan yang akan terjadi sebentar lagi.
"Icha pernah pacaran sama Julio?" bisik Chiara mendekatkan kepalanya ke sisi Mila.
"Iya, dan beberapa bulan yang lalu baru putus,” jawab Mila.
"Cowok brengs*k! Beraninya lo selingkuhin gue," Icha memukul tubuh Julio dengan buku tebalnya.
Julio menghindar. "Kita, ‘kan, udah putus, Cha. Elo bukan pacar gue lagi."
"Tapi enam bulan yang lalu lo masih pacaran sama gue, bego! Dasar brengs*k!! Kurang ajar!! Buaya darat!" maki Icha memukuli tubuh Julio.
"Aduh, duh, ampun, Cha, ampun."
"Rasain! Dasar cowok tidak tahu diuntung!! Berani lo selingkuh di belakang gue!!"
"Ampun Cha.."
Julio terus berlari menghindari serangan dari Icha.
Semua murid tertawa melihat kenistaan Julio akibat pukulan Icha, dan itu menutup acara permainan hari itu, karena bel pulang sekolah telah berbunyi.
📖
📖
📖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Dewa Dewi
seru ceritanya
2024-12-02
0
Rahmawaty❣️
Dih knp pas chia sma ken tantangan nya enak bner ya..bikin berdebar² hati😂😂
2023-09-06
0
Rahmawaty❣️
Hhaahaha jodohh tuh😂😂
2023-09-06
0