17. Yess i'm ready

Tim cheerleader sedang melakukan gerakan koreografi di ruang kesenian, pertandingan basket akan diadakan satu minggu lagi sehingga sebagai tim sorak mereka harus memberikan yang terbaik. Latihan kali ini di dampingi Bu Dian sebagai guru seni, beliau ikut andil menyaksikan secara langsung gerakan yang akan ditampilkan dalam acara basket yang akan datang.

"Vanya, sepertinya kamu tidak bisa ikut kali ini."

Vanya yang duduk di samping Bu Dian menoleh. "Tapi, Bu, kaki saya sudah baikan, kok, seminggu lagi juga pasti sembuh."

Terlihat Bu Dian menghela nafas. "Ini untuk kebaikan kamu, Vanya, kamu tetap bisa memantau mereka, Ibu tidak ingin terjadi sesuatu pada kakimu jika kamu memaksanya."

Vanya menunduk sebal.

"Sebagai kapten cheers tidak harus turun tangan juga, ‘kan?" Bu Dian mengelus lengan Vanya menenangkan.

Vanya mengangguk lesu.

"Ya, sudah, lebih baik kamu istirahat, nanti Ibu akan cari pengganti kamu. Anak-anak kemari sebentar," seru Bu Dian memanggil anggota cheers yang sedang latihan. "Berhubung Vanya tidak bisa ikut dalam kegiatan kali ini, jadi Ibu akan mencarikan pengganti sebagai leader. Sekalian juga Ibu mencari kapten cheerleader untuk tahun berikutnya karena Vanya sudah kelas dua belas dan sebentar lagi akan meninggalkan sekolah," tuturnya menjelaskan.

"Kira-kira siapa, Bu, pengganti saya?" tanya Vanya.

"Yang pasti Ibu akan mencari yang benar-benar bisa, karena kita cuma ada waktu enam hari."

"Aduhh.. Hanin apaan, sih?"

Semua yang ada di dalam ruang kesenian menoleh saat mendengar keributan yang terjadi di luar. Ternyata itu adalah Clarissa yang didorong paksa oleh Hanin dan Zia untuk memasuki ruang seni.

"Eh, eh, ada apa ini?" tanya Bu Dian menengahi.

"Maaf, Bu," sesal Clarissa menunduk. Ia melirik tajam dua temannya yang tak merasa bersalah telah mendorongnya. "Kalian apa-apaan, sih? Kenapa ngajak gue ke sini?" desisnya pelan.

Hanin dan Zia menyengir saja.

Vanya mendengus memperhatikan Clarissa, ia merasa kesal tiap kali bertemu Clarissa, terlebih mengingat ejekan yang Clarissa lakukan padanya di toilet.

"Bu Dian, Ibu sedang mencari pengganti Vanya, ‘kan? Ups, Kak Vanya maksud saya,” Hanin berujar.

Bu Dian mengangguk. "Iya, benar. Lalu? Ada apa kalian ke sini?"

"Nah, kebetulan, Bu. Clarissa mau masuk anggota cheerleader, dia jago nge-dance loh, Bu. Waktu di Jerman dia pernah jadi kapten dance,” jawab Zia menggebu menjelaskan bakat Clarissa.

Vanya melotot mendengar penuturan adik kelasnya. 'Sialan! Cari kesempatan dalam kesempitan,’ gerutunya kesal.

"Benar, Clarissa?" tanya Bu Dian memastikan.

"Minta unjuk bakat aja, Bu,” usul salah satu anggota cheers diangguki yang lain.

Bu Dian mengangguk-angguk. "Bagaimana, Cla? Kamu sanggup?"

Clarissa tersenyum. "Sanggup, Bu," jawabnya yakin.

Saat musik diputar Clarissa memulai gerakan dance-nya, meliuk-liukkan tubuhnya, gerakannya terlihat santai dan sama sekali tidak kaku. Beberapa anak mulai bertepuk tangan saat gerakan dan musik berhenti, tak luput, Bu Dian pun ikut bertepuk tangan.

"Oke, sepertinya Ibu sudah menemukan pengganti yang cocok untuk Vanya, jadi Clarissa, selamat bergabung di tim ini,” ucap Bu Dian tersenyum bangga.

Clarissa berlari ke arah dua temannya, ketiga melompat-lompat senang saling berpelukan.

"Cih, norak!" gerutu Vanya pelan.

"Clarissa, silahkan bergabung dengan tim, kita mulai latihan selanjutnya."

"Baik, Bu," jawab Clarissa senang.

"Kita balik dulu, Cla. Lo semangat ya, cayo!” ucap Zia mengepalkan tangan di udara.

"Hati-hati sama mak lampir,” bisik Hanin, kemudian ketiganya terkikik.

Clarissa mengangguk, kemudian mulai bergabung dengan tim untuk memulai latihan.

...***...

“Kak Ara!" teriak Clarissa ketika melihat Chiara berjalan membawa tumpukan buku.

Chiara berjengit. "Cla, kamu ngagetin Kakak tahu."

Clarissa menyengir. "Sorry.”

Chiara menatap curiga pada Clarissa. "Bahagia banget, kenapa?"

"Hari ini itu hari paling bahagia buat aku. Aku berhasil masuk anggota cheerleader, Kak," pekik Clarissa tertahan menghentakkan kakinya di lantai.

"Bukannya kamu gagal kemarin?"

Clarissa mengangguk. "Ini yang dinamakan keajaiban dunia," jawabnya seraya melebarkan tangan.

"Selamat, ya, hati-hati latihannya,” tanggap Chiara ikut senang. “Eh, iya, kapan acaranya?"

"Minggu depan, Kak. Jadi, kemungkinan mulai hari ini aku pulang telat, harus latihan dulu."

Chiara mengangguk. "Iya, nanti biar Kakak bilang sama Abang."

Chiara dan Clarissa menghentikan langkah saat Kenneth berdiri menjulang di hadapannya, keduanya harus mendongak karena postur tubuh Kenneth yang lebih tinggi.

Kenneth memperhatikan Chiara. “Lama,” ucapnya mengambil alih tumpukan buku dari Chiara.

"Eh?"

"Siapa dia, Kak?"

"Ken," panggil Chiara.

Kenneth berbalik, menaikkan sebelah alisnya.

"Em.. kenalin, dia Clarissa, adik gue, dan Cla, dia Kenneth, teman sekelas Kakak, ketua osis juga."

"Wahh Kakak ketua osis?” tanggap Clarissa penuh minat. “Selama ini aku cuma denger dari anak-anak, dan ternyata benar apa yang dikatakan mereka,” imbuhnya sengaja menjeda kalimatnya.

"Apa yang mereka bilang, Cla?"

Kenneth menatap datar kedua siswi di depannya.

Clarissa sengaja menatap Kenneth lekat. "Cool dan.. datar," ujarnya jujur.

Chiara menutup mulutnya menahan tawa. Sedangkan Kenneth memutar bola matanya kemudian berbalik meninggalkan dua saudari itu.

Chiara memukul lengan Clarissa. "Kalau ngomong jujur banget kamu, Cla," kekehnya.

"Dia kalau di kelas juga begitu, Kak?"

Chiara mengangguk.

"Huftt, pasti sangat membosankan berbicara dengannya,” keluh Clarissa.

Namun hati Chiara seakan membantah.

"Apa dia pernah tersenyum, Kak? Karena menurut teman aku, dia enggak pernah senyum. Ih, itu orang apa setan sih," Clarissa bergidik.

"Hust, sembarangan kalau ngomong, kalau setan mana mungkin bisa sekolah, jadi ketua osis lagi," bantah Chiara.

"Iya, juga, ya, hehe," Clarissa menggaruk keningnya yang gatal.

"Hai, adik ipar,” sapa Galang yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

Chiara dan Clarissa menoleh.

"Hai, calon pacar,” ucap Galang lagi pada Chiara.

"Ha? Oh, hai,” balas Chiara kikuk.

Clarissa terkikik geli menyadari respon Chiara.

"Ada yang masuk tim sorak, nih, ceritanya,” goda Galang mengambil duduk di kursi panjang.

Clarissa terkekeh. "Tahu aja lo, Kakak ipar," balasnya menepuk lengan Galang dan ikut duduk di sampingnya.

Galang menyugar rambutnya. "Apa yang tidak diketahui oleh Galang?" ujarnya sombong. "Gue juga tahu sebentar lagi Chiara jadi pacar gue, eaa..” ia terbahak mendengar ucapannya sendiri.

Clarissa mendorong pundak Galang. “Sarap lo,” ujarnya ikut tergelak.

Chiara melotot ngeri melihat tingkah Galang yang sangat-sangat kePeDean itu, kemudian ia menggelengkan kepala.

"Jangan serius gitu, Chi, mukanya, gue tahu kalau gue ganteng," terlihat Galang kembali menyugar rambutnya.

"Idih, pede banget sih, lo," balas Chiara.

"Gue emang pede dari lahir, Chi. Jadi lo jangan kaget oke," Galang masih terkekeh.

"Terserah deh."

"Sabar, ya, Kak Ara," Clarissa mengelus-elus lengan Chiara.

"Eh, lo enggak latihan basket, Lang?" tanya Chiara kemudian.

"Ciee mulai perhatian, nih, yee,” Galang semakin gencar menggoda.

Chiara memutar bola matanya jengah.

“Ehem,” Galang berdehem menetralkan suaranya. "Minggu depan lo lihat gue tanding, ya, Chi?” ujarnya serius.

"Kenapa?"

"Biar gue semangat.”

"Emang gitu, ya?"

Galang mengangguk. "Kalau lo ada di sana gue pasti lebih semangat lagi, Chi."

Clarissa mengangguk mengiyakan.

Chiara nampak berfikir. "Iya, deh, gue nonton, Clarissa ada di sana juga, ‘kan, sebagai tim sorak?”

"Iya, Kak."

"Yess!! Gue pastikan sekolah kita pasti pulang bawa kemenangan, Chi," ucap Galang yakin.

"Aminn."

Obrolan ketiganya terhenti saat Kenneth berjalan melewatinya.

Ekor mata Kenneth melirik pada Chiara yang tertawa lepas. Begitu pula dengan Chiara juga memperhatikan Kenneth. Untuk sesaat keduanya terlibat kontak mata hingga Kenneth memutuskan kontak lebih dulu.

Clarissa menyenggol lengan Chiara. "Kak Ara jangan sampai suka sama orang kaya gitu," bisiknya menyadari Chiara lekat memperhatikan ketua osis yang perlahan menjauh.

Chiara menoleh. "Kenapa?"

"Ya, bayangin aja, kita udah ngomong sampai berbusa, dianya cuma datar aja, enggak asik banget."

"Kamu ngomong apa sih, Cla?" bantah Chiara.

"Bener tuh kata, Clarissa. Selama ini dia emang jarang ngomong kalau enggak penting,” Galang menyahut.

"Dia pernah punya pacar nggak, sih?" tanya Clarissa penasaran.

“Gue nggak pernah lihat dia sama cewek selama hampir tiga tahun ini, cuma si Vanya itu yang gue lihat selama ini deket-deket sama dia, gue kira mereka pacaran,” jawab Galang terkekeh.

"Kenapa ketawa?"

"Ya, bego banget, lah, si Ken, kalau mau punya pacar kayak Vanya."

"Bener, tuh, hahaha."

Clarissa dan Galang kompak tertawa.

Sedangkan Chiara mencerna kalimat Galang. 'Jadi, Kenneth belum pernah pacaran?' Ia juga membantah ucapan Clarissa tentang tak menariknya seorang Kenneth. Sebab ia pernah sesekali berbicara dengan Kenneth dan itu membuatnya semakin tertarik untuk berbicara lebih lama. Dan jangan lupakan senyuman Kenneth yang pernah dilihat Chiara, Chiara yakin Clarissa pasti akan menarik kata-katanya dan juga terpesona sama seperti dirinya.

📖

📖📖

Terpopuler

Comments

Nindita Larasaty

Nindita Larasaty

Jngn harap lu Galang bsa jadian sma Chiara. Gw lebih ska Chiara sma Kenneth dripada sma lu yg liar.

2021-05-30

1

detania

detania

lanjut kak
btw tetap semangat

2020-04-20

1

Dhea Ayu Lestari

Dhea Ayu Lestari

crazy up dong thorrr

2020-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. SMA VH 21
2 2. Dari Rangga untuk Sinta
3 3. Ke nekad- an Clarissa
4 4. Truth or dare
5 5. Abang ganteng
6 6. Sapu tangan hitam
7 7. XII IPA-1
8 8. Tugas kelompok
9 9. Minggunya kita
10 10. Calon kakak ipar
11 11. Playboy cap kadal
12 12. Bola basket sialan
13 13. Maaf
14 14. Car free day
15 15. Pulang bareng
16 16. Rumah Chiara
17 17. Yess i'm ready
18 18. Semangkok bakso
19 19. Rahasia besar
20 20. Perhatian??
21 21. Cayo Chiara
22 22. Keajaiban dunia
23 23. Serasi
24 24. Nona Van Houten
25 25. Kuda besi
26 26. Pahlawan kehujanan
27 27. Galang
28 28. Incaran
29 29. Show time
30 30. Sandera
31 31. Sandera 2
32 32. Rumah sakit
33 33. Pacaran yuk?
34 34. Kembali
35 35. Luka tak kasat mata
36 36. Menghindar
37 37. Merubah keadaan
38 38. Jatuh cinta
39 39. Gelombang air
40 40. Kasihan Tuan katak
41 41. Luapan emosi
42 42. Menyerah?
43 43. Kejutan besar
44 44. Kejutan Besar 2
45 45. Couple
46 46. Ke [tidak] percayaan
47 47. Terkejut
48 48. [un] Love
49 49. Sisi lain
50 50. Keputusan
51 51. Tawaran
52 52. Free Class
53 53. Balapan
54 54. Kesedihan Mila
55 55. Demam
56 56. Para perempuan
57 57. Membuat Kenangan
58 58. Saudara
59 59. Jealous
60 60. Rapat dadakan
61 61. Sebuah kenyataan pahit
62 62. Pelajaran untuk Putra
63 63. Nomor tidak dikenal
64 64. Kebersamaan yang indah
65 65. Sebuah harapan
66 66. Liburan un mood
67 67. Surabaya punya cerita
68 68. Akhir sebuah kisah (End)
69 Extra part
70 Extra part 1
71 Extra part 2
72 Last Extra part
73 Bonus lanjutan Last extra part
74 Garissa 1 - Korban kemesuman
75 Garissa 2 - Stempel kepemilikan
76 Garissa 3 - Karena cinta itu buta
77 Garissa 4 - Berlian karatan
78 Garissa 5 - Macan vs ular
79 Garissa 7 - Permintaan maaf
80 Garissa 8 - Yang Mulia Ratu
81 Garissa 9 - Beenar?
82 Garissa 10 - keangkuhan marga
83 Garissa 11 - saksi
84 Garissa 12 - Van Houten?
85 Garissa 13 - Kebodohan yang hakiki
86 Garissa 14 - Terimakasih, Cinta
87 Numpang lapak, karya baru
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. SMA VH 21
2
2. Dari Rangga untuk Sinta
3
3. Ke nekad- an Clarissa
4
4. Truth or dare
5
5. Abang ganteng
6
6. Sapu tangan hitam
7
7. XII IPA-1
8
8. Tugas kelompok
9
9. Minggunya kita
10
10. Calon kakak ipar
11
11. Playboy cap kadal
12
12. Bola basket sialan
13
13. Maaf
14
14. Car free day
15
15. Pulang bareng
16
16. Rumah Chiara
17
17. Yess i'm ready
18
18. Semangkok bakso
19
19. Rahasia besar
20
20. Perhatian??
21
21. Cayo Chiara
22
22. Keajaiban dunia
23
23. Serasi
24
24. Nona Van Houten
25
25. Kuda besi
26
26. Pahlawan kehujanan
27
27. Galang
28
28. Incaran
29
29. Show time
30
30. Sandera
31
31. Sandera 2
32
32. Rumah sakit
33
33. Pacaran yuk?
34
34. Kembali
35
35. Luka tak kasat mata
36
36. Menghindar
37
37. Merubah keadaan
38
38. Jatuh cinta
39
39. Gelombang air
40
40. Kasihan Tuan katak
41
41. Luapan emosi
42
42. Menyerah?
43
43. Kejutan besar
44
44. Kejutan Besar 2
45
45. Couple
46
46. Ke [tidak] percayaan
47
47. Terkejut
48
48. [un] Love
49
49. Sisi lain
50
50. Keputusan
51
51. Tawaran
52
52. Free Class
53
53. Balapan
54
54. Kesedihan Mila
55
55. Demam
56
56. Para perempuan
57
57. Membuat Kenangan
58
58. Saudara
59
59. Jealous
60
60. Rapat dadakan
61
61. Sebuah kenyataan pahit
62
62. Pelajaran untuk Putra
63
63. Nomor tidak dikenal
64
64. Kebersamaan yang indah
65
65. Sebuah harapan
66
66. Liburan un mood
67
67. Surabaya punya cerita
68
68. Akhir sebuah kisah (End)
69
Extra part
70
Extra part 1
71
Extra part 2
72
Last Extra part
73
Bonus lanjutan Last extra part
74
Garissa 1 - Korban kemesuman
75
Garissa 2 - Stempel kepemilikan
76
Garissa 3 - Karena cinta itu buta
77
Garissa 4 - Berlian karatan
78
Garissa 5 - Macan vs ular
79
Garissa 7 - Permintaan maaf
80
Garissa 8 - Yang Mulia Ratu
81
Garissa 9 - Beenar?
82
Garissa 10 - keangkuhan marga
83
Garissa 11 - saksi
84
Garissa 12 - Van Houten?
85
Garissa 13 - Kebodohan yang hakiki
86
Garissa 14 - Terimakasih, Cinta
87
Numpang lapak, karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!