5. Abang ganteng

Tiga gadis dengan badge yang menunjukkan kelas sepuluh itu berjalan melewati koridor, sesampainya di depan mading, salah satu dari mereka berhenti.

"Eh, ada pendaftaran cheerleader."

"Gue mau ikutan," ucap salah satu dari mereka.

"Lo yakin, Cla?"

"Yups, gue dulu waktu SMP pernah ikutan," jawab gadis itu tersenyum sumringah.

"Audisi diadakan satu minggu lagi,” ujar gadis berponi membaca tulisan di mading.

"Lo masih ada waktu buat latihan, Cla."

Gadis itu mengangguk dan tersenyum.

...***...

"Hai, Chia~"

Chiara tersentak, bahkan tubuhnya yang membawa tumpukan buku sampai harus mundur selangkah. "Astaga, Galang! Lo ngagetin gue," protesnya.

Galang menyengir. "Sorry.”

Chiara mendengus.

"Sini gue bawain,” Galang mengambil alih buku dari tangan Chiara.

"Eh, nggak usah," tolak Chiara, namun buku itu sudah berpindah tangan.

Keduanya berjalan beriringan menuju perpustakaan. Bisikan serta tatapan tertuju pada keduanya di sepanjang koridor. Jangan lupakan, Galang adalah siswa populer dan juga ketua basket, namanya hampir menjadi trending topik di SMA VH 21, dan jangan lupakan sikap playboy-nya.

Chiara merasa risih ditatap sedemikian rupa oleh murid-murid, ia melirik sekeliling, kemudian menunduk.

"Enggak usah lo pikirin, mereka semua cuma iri sama lo," ucap Galang seakan mengerti kegelisahan Chiara.

Chiara tersenyum tipis.

"Cla?" Chiara memanggil Clarissa yang tengah berdiri di depan mading.

"Kak Ara.”

"Kak Ara?" Galang membeo.

"Oh, kenalin dia Clarissa, adik gue,” ucap Chiara memperkenalkan sang adik.

"Adik kandung?" tanya Galang memastikan.

"Iya.”

Galang mengangguk-angguk memperhatikan wajah Chiara dan Clarissa bergantian. "Mirip sih."

Chiara memperhatikan mading, membaca pengumuman di sana. "Kamu mau ikutan?" tanyanya pada Clarissa.

Clarissa mengangguk semangat. "Doain ya, Kak," ucapnya sumringah.

"Pasti. Semangat!" balas Chiara menepuk pundak adiknya kemudian berlalu.

"Adik lo cantik juga, ya?" ucap Galang tiba-tiba.

Chiara menoleh, tatapannya menyelidik.

"Tenang aja, gue sukanya sama lo kok," ujar Galang kemudian.

Chiara meringis mendengar ucapan Galang, kepalanya menggeleng pelan.

"Eh, iya, rumah lo dimana, Chi?"

"Emm..."

"Woii! Galang!!"

Chiara bernafas lega saat seseorang memanggil Galang, jadi ia tidak harus menjelaskan dimana rumahnya.

"Apa?"

"Yang lain latihan basket, elo-nya malah pacaran di sini."

"Lo terusin aja, gue nganter Chiara ke perpus dulu."

"Elo dicariin ketua osis tuh."

Chiara hanya diam memperhatikan ketiga lelaki di depannya yang mengobrol.

"Mau apa lagi? Bosen gue lihat muka datarnya,” keluh Galang acuh.

'Muka datar? Oh, pasti yang dimaksud Kenneth,' Chiara membathin.

"Tau, lo ditunggu di ruang OSIS."

"Hm, entar gue ke sana," tanggap Galang acuh.

"Gue cabut. Eh, Chiara, lo hati-hati sama dia," tunjuk salah seorang di antara keduanya yang memakai kalung panjang di lehernya pada Galang sambil terkekeh.

Chiara menyernyit bingung.

"Diem lo, Jon. Gue hajar juga lo, jangan dengerin dia, Chia," Galang memprotes.

"Chia?"

"Bukannya Ara ya, Lang?"

"Itu panggilan sayang gue buat Chiara."

"Woah panggilan sayang," kekeh kedua pemuda itu kemudian berlalu.

"Jangan dengerin omongan Niko sama Joni, otak mereka cuma setengah."

"Siapa?" tanya Chiara.

"Itu yang tadi, yang pake kalung itu namanya Joni, yang satunya Niko, mereka sekelas sama gue," jelas Galang.

Chiara hanya mengangguk membulatkan mulutnya.

...***...

Chiara yang sedang menuruni tangga bersama Mila terkejut saat tiba-tiba seseorang yang berjalan di depannya menunduk. Karena sedang asik berjalan Chiara tidak sempat menghindar dan akhirnya ia terjungkal ke depan, sudah dipastikan bahwa ia akan berguling di tangga, dan sepertinya akan patah tulang.

"Aaaaaa.." teriak Chiara dan Mila bersamaan.

Tak sengaja pula, Kenneth yang sudah berada lebih jauh di bawah menoleh dan menyadari seorang siswi terlempar. Ia gegas naik dan menangkap tubuh gadis itu dalam gendongannya, ia bernafas lega.

Chiara merasakan tubuhnya digendong seseorang, ia membuka matanya perlahan, kedua pupil matanya melebar menyadari Kenneth yang telah menolongnya.

Sama halnya dengan Kenneth yang terkejut saat ternyata siswi tersebut adalah Chiara, teman sekelasnya. Yang beberapa hari lalu berdansa dengannya karena permainan truth or dare.

Mila melongo melihat situasi di bawah, sedangkan seseorang yang tadi menjadi penyebab Chiara terjatuh juga tak kalah terkejut melihat ketua osis menggendong anak baru.

"Lo berat," ucap Kenneth membuyarkan lamunan Chiara.

"Oh, maaf, thanks,” sahut Chiara gugup seraya turun dari gendongan Kenneth.

"Hm,” balas Kenneth dingin, kemudian menuruni tangga melanjutkan langkah yang tertunda.

Chiara memperhatikan Kenneth yang berjalan menjauh. Lo berat. Ucapan Kenneth berputar di otaknya. Seketika matanya melotot. "Enak saja dia bilang gue gendut,” gerutunya bersungut. "Mila, lo nggak mau pulang?" serunya melihat Mila yang masih terbengong dengan mulut menganga.

Mila tersadar. "Eh, iya, iya, tunggu." Ia menoleh ke samping. "Heh, lo kalau jalan jangan ngerem mendadak, dong, di tangga lagi, kasihan, tuh, temen gue hampir jatuh gara-gara lo.”

"Sorry,” siswa itu meringis sesal.

*

"Gila gila.. kalau aja enggak ada si Ken, sudah dipastikan lo masuk rumah sakit, Ra," celetuk Mila. “Oh my god.” Mila menangkup wajahnya. "Pertama, lo dansa sama dia. Kedua, lo pelukan sama dia. Ketiga, lo digendong sama dia. Woahh... Gimana rasanya tuh, Ra?" ujarnya heboh menyenggol lengan Chiara.

"Apaan, sih, Mil. Gue biasa aja tuh,” Chiara berkelit, padahal jantungnya berdebar tiap bertemu dengan Kenneth.

"Lo yakin? Atau lo mulai suka, ya, sama si muka datar," goda Mila menunjuk wajah Chiara.

"Ih, enggak, mana mungkin gue suka sama dia."

"Gue setuju kok kalau lo sama si salju, siapa tahu lo bisa lelehin lapisan ozon di dalam hatinya," Mila terkekeh mendengar ucapannya sendiri.

"Siapa maksud lo?"

Seru sebuah suara di belakang mereka, keduanya menoleh dan mendapati Vanya beserta antek-anteknya.

"Siapa yang lo maksud salju?" tanya Vanya ulang.

"Bukan urusan lo,” jawab Mila acuh.

"Berani lo, ya, sama gue?" Vanya mencengkeram tangan Mila.

"Lepasin tangan lo," Chiara melepaskan tangan Vanya kasar.

"Eh, anak baru, lo jangan sok di sini, dan lo jangan coba-coba deketin Kenneth," ancam Vanya menuding wajah Chiara.

"Apa urusan lo? Lo siapanya dia?" tantang Chiara balik.

"Cewek kurang ajar!" maki teman Vanya.

"Gue pacarnya Kenneth,” aku Vanya pongah.

"Oh, ya?" Chiara pura-pura terkejut.

"Sejak kapan lo jadian sama dia?" timpal Mila sinis.

Vanya melotot, matanya menatap tajam pada Mila dan Chiara. "Gue ingetin kalian berdua, jangan pernah deket-deket apalagi punya niat buat rebut Kenneth dari gue, atau lo berdua berhadapan sama gue,” ancamnya kemudian berlalu, dengan sengaja ia menyenggol lengan Chiara dan Mila.

Chiara tersenyum sinis. "Dan gue nggak pernah takut sama ancaman lo."

Mila menghembuskan nafas panjang. "Begitulah si Vanya, yang ngakunya primadona sekolah, suka se-enaknya sendiri. Keseringan ditolak sama Ken,” kekehnya mengejek. "Lo enggak ngerasa terancam, ‘kan, Ra?"

Chiara menggeleng. "Enggak kok, tenang aja.”

"Eh, lo di jemput, Ra? Adik lo mana?"

Chiara melirik jam tangannya. "Kayaknya Pak Udin telat, deh. Bentar gue telfon Clarissa."

"Eh, itu Clarissa," tunjuk Mila.

Chiara yang baru akan mendial nomor Clarissa mendongak dan menatap adiknya yang berjalan ke arahnya.

"Hai, kak Mila,” sapa Clarissa renyah.

"Hai, Cla.”

"Kak, katanya Pak Udin telat jemput, ada kecelakaan. Abang yang jemput kita, nah, tuh dia," girang Clarissa melihat mobil abangnya berhenti di depannya.

"Mil, kita pulang duluan, ya? Lo sama Putra, 'kan?"

Mila menggeleng. "Gue naik taksi, Ra. Putra lagi latihan basket, gue males suruh nungguin"

"Abang!" pekik Clarissa berlari menubruk kakak tertuanya. "Abang kok udah pulang?"

"Sengaja mau jemput kedua princess Abang," jawab Aiden mengacak rambut Clarissa gemas.

Mila melongo melihat wajah Abangnya Chiara.

Chiara menaik turunkan tangannya di depan wajah Mila. "Hoi, Mila!!"

"Eh, iya, Ra?"

"Kenalin ini Abang gue."

"Eh, Mi-Mila, Bang,” ucap Mila gugup.

"Abang tahu, Chiara sering cerita tentang kamu," jawab Aiden tersenyum. "Kita pulang?" ajaknya melihat kedua adiknya bergantian.

"Ra, lo nggak pernah cerita kalau punya Abang ganteng banget," bisik Mila pelan.

"Elo.enggak.pernah.nanya,” tekan Chiara ikut berbisik.

Mila mengerucut sebal, dan itu membuat Chiara tertawa terbahak-bahak.

📖

📖

📖

Terpopuler

Comments

Verode Sitompul

Verode Sitompul

visualnya donk thor...🤗🤗

2020-06-12

4

Yeni Sinam

Yeni Sinam

visual na

2020-05-13

2

trisya

trisya

Aiden lebih ganteng dri anak sekolahan itu 😅😅

2020-04-30

8

lihat semua
Episodes
1 1. SMA VH 21
2 2. Dari Rangga untuk Sinta
3 3. Ke nekad- an Clarissa
4 4. Truth or dare
5 5. Abang ganteng
6 6. Sapu tangan hitam
7 7. XII IPA-1
8 8. Tugas kelompok
9 9. Minggunya kita
10 10. Calon kakak ipar
11 11. Playboy cap kadal
12 12. Bola basket sialan
13 13. Maaf
14 14. Car free day
15 15. Pulang bareng
16 16. Rumah Chiara
17 17. Yess i'm ready
18 18. Semangkok bakso
19 19. Rahasia besar
20 20. Perhatian??
21 21. Cayo Chiara
22 22. Keajaiban dunia
23 23. Serasi
24 24. Nona Van Houten
25 25. Kuda besi
26 26. Pahlawan kehujanan
27 27. Galang
28 28. Incaran
29 29. Show time
30 30. Sandera
31 31. Sandera 2
32 32. Rumah sakit
33 33. Pacaran yuk?
34 34. Kembali
35 35. Luka tak kasat mata
36 36. Menghindar
37 37. Merubah keadaan
38 38. Jatuh cinta
39 39. Gelombang air
40 40. Kasihan Tuan katak
41 41. Luapan emosi
42 42. Menyerah?
43 43. Kejutan besar
44 44. Kejutan Besar 2
45 45. Couple
46 46. Ke [tidak] percayaan
47 47. Terkejut
48 48. [un] Love
49 49. Sisi lain
50 50. Keputusan
51 51. Tawaran
52 52. Free Class
53 53. Balapan
54 54. Kesedihan Mila
55 55. Demam
56 56. Para perempuan
57 57. Membuat Kenangan
58 58. Saudara
59 59. Jealous
60 60. Rapat dadakan
61 61. Sebuah kenyataan pahit
62 62. Pelajaran untuk Putra
63 63. Nomor tidak dikenal
64 64. Kebersamaan yang indah
65 65. Sebuah harapan
66 66. Liburan un mood
67 67. Surabaya punya cerita
68 68. Akhir sebuah kisah (End)
69 Extra part
70 Extra part 1
71 Extra part 2
72 Last Extra part
73 Bonus lanjutan Last extra part
74 Garissa 1 - Korban kemesuman
75 Garissa 2 - Stempel kepemilikan
76 Garissa 3 - Karena cinta itu buta
77 Garissa 4 - Berlian karatan
78 Garissa 5 - Macan vs ular
79 Garissa 7 - Permintaan maaf
80 Garissa 8 - Yang Mulia Ratu
81 Garissa 9 - Beenar?
82 Garissa 10 - keangkuhan marga
83 Garissa 11 - saksi
84 Garissa 12 - Van Houten?
85 Garissa 13 - Kebodohan yang hakiki
86 Garissa 14 - Terimakasih, Cinta
87 Numpang lapak, karya baru
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. SMA VH 21
2
2. Dari Rangga untuk Sinta
3
3. Ke nekad- an Clarissa
4
4. Truth or dare
5
5. Abang ganteng
6
6. Sapu tangan hitam
7
7. XII IPA-1
8
8. Tugas kelompok
9
9. Minggunya kita
10
10. Calon kakak ipar
11
11. Playboy cap kadal
12
12. Bola basket sialan
13
13. Maaf
14
14. Car free day
15
15. Pulang bareng
16
16. Rumah Chiara
17
17. Yess i'm ready
18
18. Semangkok bakso
19
19. Rahasia besar
20
20. Perhatian??
21
21. Cayo Chiara
22
22. Keajaiban dunia
23
23. Serasi
24
24. Nona Van Houten
25
25. Kuda besi
26
26. Pahlawan kehujanan
27
27. Galang
28
28. Incaran
29
29. Show time
30
30. Sandera
31
31. Sandera 2
32
32. Rumah sakit
33
33. Pacaran yuk?
34
34. Kembali
35
35. Luka tak kasat mata
36
36. Menghindar
37
37. Merubah keadaan
38
38. Jatuh cinta
39
39. Gelombang air
40
40. Kasihan Tuan katak
41
41. Luapan emosi
42
42. Menyerah?
43
43. Kejutan besar
44
44. Kejutan Besar 2
45
45. Couple
46
46. Ke [tidak] percayaan
47
47. Terkejut
48
48. [un] Love
49
49. Sisi lain
50
50. Keputusan
51
51. Tawaran
52
52. Free Class
53
53. Balapan
54
54. Kesedihan Mila
55
55. Demam
56
56. Para perempuan
57
57. Membuat Kenangan
58
58. Saudara
59
59. Jealous
60
60. Rapat dadakan
61
61. Sebuah kenyataan pahit
62
62. Pelajaran untuk Putra
63
63. Nomor tidak dikenal
64
64. Kebersamaan yang indah
65
65. Sebuah harapan
66
66. Liburan un mood
67
67. Surabaya punya cerita
68
68. Akhir sebuah kisah (End)
69
Extra part
70
Extra part 1
71
Extra part 2
72
Last Extra part
73
Bonus lanjutan Last extra part
74
Garissa 1 - Korban kemesuman
75
Garissa 2 - Stempel kepemilikan
76
Garissa 3 - Karena cinta itu buta
77
Garissa 4 - Berlian karatan
78
Garissa 5 - Macan vs ular
79
Garissa 7 - Permintaan maaf
80
Garissa 8 - Yang Mulia Ratu
81
Garissa 9 - Beenar?
82
Garissa 10 - keangkuhan marga
83
Garissa 11 - saksi
84
Garissa 12 - Van Houten?
85
Garissa 13 - Kebodohan yang hakiki
86
Garissa 14 - Terimakasih, Cinta
87
Numpang lapak, karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!