Jumpa lagi dengan author recehan rempeyek kacang ✌️.
Happy reading guys ❤️.
❤️❤️❤️
Seorang gadis duduk, dan seorang lagi tiduran di deck kapal. Keduanya mengalami mabuk laut, karena ombak yang tinggi membuat kapal terombang-ambing. Jovanka dan Arisa merasakan mual dan pusing. Jovanka masih dapat menahan mual, sedangkan Arisa tidak. Perutnya sudah kosong, karena isinya sudah keluar semua. Saat dia muntah tadi.
"Aah..!" kenapa aku bisa mabuk begini" Jovanka menutup mulutnya, kepalanya terasa pusing tiba-tiba, saat matanya terbuka. Jovanka menutup matanya, agar pusingnya tidak semakin menjadi-jadi.
"Risa, kenapa kau tidur disitu. Jorok itu" kata Jovanka dengan mata yang masih tertutup.
"Kalau tidak disini, aku harus tidur dimana? apa diatas kasur empuk milik kapten kapal ini?" tanya Arisa.
"Sini" Jovanka menepuk kursi yang didudukinya.
"Nggak sanggup lagi aku naik keatas kursi itu, biarkan aku disini. Tolong, jika sudah sampai, bangunkan ya" kata Arisa.
"Hemm" sahut Jovanka dengan mata terpejam.
Tidak ada lagi suara, karena mereka duduk diluar kapal. Hanya terdengar suara deburan ombak, dan suara burung camar mencari makan terbang disekitar kapal.
Terdengar suara langkah kaki yang lembut, tapi langkah itu tidak terdengar ditelinga Jovanka dan Arisa. Mereka sudah dalam keadaan setengah tidur, atau lemas. Tidak ada yang tahu, yang tahu hanya mereka berdua.
"Nona, kenapa kalian berdua?" suara seorang wanita menyapa Jovanka dan Arisa.
Jovanka membuka matanya, dan mendongak menatap orang yang berdiri didepannya. Seorang wanita yang jangkung, berdiri didepan Jovanka yang duduk menyandarkan kepalanya di kursi.
"Mual, dan pusing kepala kami Nyonya" jawab Jovanka, sedangkan Arisa hanya diam. Mungkin saja Arisa sudah tidur.
"Kapal ini terlalu goyang" sambung Jovanka lagi.
"Saya juga pusing dan mual, tidak biasanya begini. Saya keluar untuk melihat pemandangan, didalam. Kepala saya bertambah pusing " kata wanita tersebut.
"Apa Nona ini juga?" tanya wanita tersebut kepada Jovanka, dengan menunjuk jemarinya kearah Arisa yang telentang.
"Iya, dia sudah mengeluarkan isi perutnya. Sehingga dia lemas" beritahu Jovanka.
jovanka memejamkan matanya kembali, karena rasa pusing menyerangnya kembali.
Sedangkan wanita tersebut, duduk di kursi didekatnya.
"Nona, makan ini" ujar wanita tersebut kepada Jovanka.
Jovanka membuka matanya, dan menoleh kesamping. Dimana wanita tersebut duduk.
"Apa itu?" tanya Jovanka sembari memandang tangan wanita tersebut.
"Hanya permen mint Nona, jangan khawatir. Hanya permen, tidak mengandung zat membuat orang tidur. Dan juga tidak ada zat perangsang, lihatlah. Saya juga memakannya." wanita tersebut membuka mulutnya, dan terlihat diatas lidahnya ada permen.
Jovanka masih ragu untuk menerima pemberian wanita tersebut.
"Saya biasa membawa ini, jika ingin naik kapal Nona. Karena saya juga sering mengalami mabuk laut" ucap wanita tersebut.
"Makanlah, permen ini bisa mengurangi rasa mual ingin muntah" ucap wanita tersebut.
Jovanka menerima permen pemberian wanita tersebut, kemudian memasukkannya kedalam mulutnya.
"Kalian mau ke pulau Saint Angel?" tanya wanita itu kepada Jovanka.
"Iya Nyonya" sahut Jovanka.
"Beri kepada temanmu" titah wanita tersebut kepada Jovanka.
"Ris..Risa!" panggil Jovanka.
"Hem..! sudah sampai?" tanya Arisa dengan mata yang masih menutup.
"15 belas menit lagi sampai" sahut wanita tersebut.
"Risa, makan ini" Jovanka bangkit dari tempat dia duduk, Jovanka berjalan menghampiri Risa. Memberikan permen yang diberikan wanita itu.
"Apa ini" Risa menerima permen, dan meneliti bacaan yang ada dibungkus permen.
"Makan, hanya permen" kata Jovanka.
"Baca dulu, mungkin saja permen. Tapi ada kandungan zat terlarang didalamnya" ucap Risa.
"Hih..!" Jovanka menoyor jidat Risa.
"Tidak ada zat mematikan didalam permen itu Nona, jangan khawatir" ujar wanita itu.
"Lihatlah, aku juga memakannya. Buang rasa khawatir yang berlebihan" kata Jovanka, dan kembali ketempat dia duduk semula.
"Kalian sudah sering berkunjung ke pulau Saint Angel?" tanya wanita tersebut.
"Baru kali ini Nyonya" jawab Jovanka.
"Apa Nyonya tinggal, atau berkunjung ke pulau Saint Angel?" Jovanka bertanya kepada wanita itu.
"Oh..kita belum berkenalan, saya Lauri Rivera" wanita yang bernama Lauri mengenalkan diri.
"Saya Jovanka Nyonya Rivera, dan teman saya itu. Arisa " beritahu Jovanka.
"Kalian liburan?" tanya nyonya Lauri Rivera pada Jovanka.
"Iya Nyonya." Jovanka tidak mengatakan, kenapa dia mengunjungi pulau Saint Angel.
Karena, saudaranya Bastian memberikan pesan kepadanya. Agar dia tidak mengatakan apapun mengenai tujuannya ke pulau saint Angel.
"Pulau Saint Angel tempat yang indah, kalian akan betah liburan disini" kata nyonya Lauri Rivera.
" Apakah nyonya tinggal di pulau Saint Angel? atau liburan seperti kami juga?" tanya Arisa sembari bangkit dari rebahannya dan sekarang duduk dilantai kapal.
"Saya tinggal disini, oh ya. kalian harus hati-hati jika menyangkut penguasa pulau ini" kata nyonya Lauri Rivera kepada Jovanka dan Arisa.
"Kenapa nyonya" sontak Arisa bangkit dari duduknya, dan beranjak mendekati Jovanka dan nyonya Lauri Rivera.
" Penguasa pulau ini orang yang tidak tersentuh, dan tidak ada orang yang pernah menyebutkan namanya. Pernah orang menyebut mamanya, keesokan harinya. Orang itu sudah hilang dari pulau ini" cerita nyonya Lauri Rivera dengan suara yang sangat pelan.
"Seperti apa orangnya?" tanya Jovanka kepada nyonya Lauri Rivera.
" Pasti orangnya sangat mengerikan, rambutnya panjang. Giginya hitam karena keseringan menghisap tembakau, kulitnya hitam karena tidak pernah mandi" ujar Arisa.
"Hitam? seperti mu? jangan-jangan kalian bersaudara" ledek Jovanka, karena kulit Arisa juga hitam.
"Hei! aku bukan hitam, aku ini eksotis. Karena aku suka berjemur di pantai" ucap Arisa.
"Jangan mengejek penguasa pulau ini, walaupun dia tidak ada disini. Mata-matanya sangat banyak, burung yang berterbangan itu. Mungkin saja salah satu mata-matanya" ucap nyonya Lauri Rivera.
"Apa segitu mengerikan orang itu?" tanya Jovanka.
"Dan tidak ada yang pernah melihat wajah orang tersebut, dia hanya keluar saat penduduk pulau sudah berada dalam peraduan."
"Fix sudah, orang itu pasti orang yang sangat jelek. Sehingga dia tidak berani menunjukkan wajahnya yang jelek didepan umum" kata Arisa.
"Nona, dengarkan apa yang saya katakan. Jangan sesekali menyebutkan nama penguasa pulau ini, dan selamat liburan" nyonya Lauri Rivera pergi.
Jovanka dan Arisa saling pandang.
"Nyonya!" jovanka menoleh kearah nyonya Lauri Rivera berjalan, tetapi nyonya Lauri Rivera sudah tidak terlihat lagi.
"Cepat sekali nyonya itu berjalannya, sedangkan dia memakai tongkat" kata Jovanka.
Nyonya Lauri Rivera berjalan dengan memakai tongkat, sehingga Jovanka dan Arisa heran. Secepat itu nyonya Lauri Rivera tidak terlihat.
"Benar, jangan-jangan nyonya Lauri Rivera itu. Salah satu mata-matanya penguasa pulau ini" kata Arisa.
"Kau percaya dengan yang dikatakan oleh nyonya Lauri Rivera tadi?" tanya Jovanka.
"Sedikit, mungkin saja apa yang dikatakannya tadi tentang penguasa pulau itu ada benarnya. Dan sebagian sudah ditambahi bumbu" kata Arisa.
"Bagaimanapun, kita harus hati-hati" ingatkan Jovanka kepada Arisa, karena Arisa orang yang sedikit ceroboh.
🌟🌟🌟
Kedua gadis yang baru turun dari kapal menyusuri jalanan yang ramai dengan orang yang berjalan kaki.
"Jo, apa kau tidak heran. Kenapa tidak ada mobil yang berlalu lalang? orang pada berjalan kaki.
Next..
Jangan lupa untuk selalu menekan tombol like..
**Like
Like
Like
Mampir juga ke cerita author.
👇👇
Husband for my mother**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Krisna_🐐
salam kenal baru mulai bc Thor
2022-12-13
0
Mara
Pulau misterius
2022-04-06
0
Catty
next
2021-11-08
0