Jangan lupa like like like ya kakak-kakak, lope..lope sekebon singkong 🤩🙏.
🌟🌟🌟
Kedua gadis turun dari atas kapal, keduanya bingung. Mau kemana kaki mereka melangkah.
"Jo, kenapa tidak ada kendaraan lalu-lalang?" tanya Arisa kepada Jovanka.
"Mungkin saja, jalan dekat pelabuhan. kendaraan dilarang masuk" jawab Jovanka.
"kita mencari hotel naik apa? apa kita jalan kaki? oh..no! kakiku ini tidak bisa berjalan jauh Jo!" rengek Arisa.
Jovanka memutar badannya menghadap Arisa, dengan berkacak pinggang. Jovanka mengeluarkan jurus mata melotot dan sedikit omelan kepada Arisa, yang sedari tadi hanya mengeluh.
"Ris, ini masih didekat pelabuhan. Dan jika ingin kembali, silakan. Tadi aku tidak mengajakmu, kau yang ingin ikut!" ucap Jovanka.
"oke..oke!" aku akan silent" jemari Arisa memberikan gerakan tutup mulut kearah bibirnya.
Jovanka memutar badannya, menghadap kearah persimpangan jalan. Dia bingung, kearah mana jalan yang harus dilaluinya.
"Jo, kemana kita? kanan atau kiri?" tanya Arisa.
"kanan-kiri, kiri-kanan" ucap Jovanka, sembari menggerakkan jari telunjuknya. kearah kiri dan kanan.
Jari telunjuk Jovanka berhenti kearah kanan.
"kesana kita!" seru Jovanka kepada Arisa, dengan penuh percaya diri.
"kesana! kenapa tidak kesana saja?" tanya Arisa seraya menunjuk kearah kiri, sedangkan Jovanka menunjuk kearah kanan.
"Menurut feeling" sahut Jovanka.
"Bagaimana jika feeling mu salah?" tanya Arisa.
"Hemh! kita kembali lagi!" seru Jovanka.
Jovanka melangkah menuju arah yang ditunjuknya, Arisa mengikutinya dari belakang.
"kembali lagi ke sini? aduh..! keram kakiku" Arisa meratapi nasibnya.
Niatnya ingin jalan-jalan, tapi nasib apes yang dialaminya. Sejak dari atas kapal.
"lihatlah, kita sudah keluar dari pelabuhan" ujar Jovanka.
"Jo, rumahnya sungguh aneh. Apa ada hotel disini? lihatlah, rumah disini terbuat dari batu-batu besar. Seperti rumah keluarga flintstone" ucap Arisa dengan berbisik.
"Tuan..tuan" Jovanka menyapa seorang laki-laki yang lewat dari hadapannya.
"Iya Miss" sahut pria setengah baya tersebut.
"Apakah Tuan bisa memberitahukan kami hotel ada di jalan apa?" tanya Jovanka.
"Sini tidak ada hotel Miss, disini hanya ada rumah untuk disewakan" beritahu pria tersebut.
"What..! tidak ada hotel? kita tidak bisa berendam?" kaget Arisa, karena sejak turun dari atas kapal. Arisa sudah membayangkan ingin mendinginkan badannya, dengan berendam bersama dengan wewangian yang membuatnya menjadi rileks.
"Disini sama sekali tidak ada hotel, gedung pencakar langit?" tanya Jovanka dengan mimik wajah yang heran.
"Tidak ada Miss, disini dilarang untuk membangun gedung-gedung yang tinggi" beritahu pria tersebut.
"Tuan, apa ada larangan dari penguasa pulau saint Angel untuk membangun gedung-gedung tinggi dilarang?" penasaran Arisa, sehingga jiwa kepo nya mengeluarkan pertanyaan seperti itu.
"Kalau mengenai pembangunan gedung pencakar langit, itu larangan dari Tuhan sang pencipta Miss" jawab pria tersebut.
Drap...drap...
Terdengar suara drap dari kejauhan, membuat pria yang berbicara dengan Jovanka dan Arisa tiba-tiba menepi dan langsung menundukkan kepalanya. Seperti sedang mengheningkan cipta.
Jovanka dan Arisa sontak kaget, dan terheran-heran. Melihat orang yang tadinya sedang berjalan, tiba-tiba menepi dan menundukkan kepalanya.
"Miss..Miss..! minggir, jangan ditengah jalan. Ada yang mau lewat!" seru pria tersebut, sembari menundukkan kepalanya.
Jovanka dan Arisa tersadar, langsung menepi. Mengikuti apa yang dilakukan oleh orang-orang, menundukkan kepalanya.
"Ada apa tuan? kenapa kita menunduk, siapa yang mau lewat?" tanya Arisa, yang jiwa kepo tetap ada. Walaupun sebenarnya, jantungnya sudah berbunyi dug..dug..dug...
Pria tersebut tidak menjawab, dia menundukkan kepalanya. Tangannya lurus dikedua sisi pahanya. Memberi hormat kepada orang yang lewat didepannya, walaupun sebenarnya. Belum ada yang lewat, baru terdengar seperti suara drap kaki kuda.
"Jo, kenapa kita mengheningkan cipta begini? ada apa?" tanya Arisa kepada Jovanka, karena pria yang ditanyainya tidak menjawab.
"Diam, tidak kau dengar apa yang dikatakan orang itu. Ada yang akan lewat" bisik Jovanka kepada Arisa, sembari memberikan cubitan kecil di lengan Arisa.
"Aduh..! kenapa kau mencubit ku" Arisa mengelus-elus bekas cubitan jemari Jovanka.
"Diam!" seru Jovanka kepada Arisa.
Arisa menutup mulutnya dengan rapat, takut dia jiwa kepo nya muncul kembali.
Suara langkah kaki kuda semakin mendekati tempat mereka, dan sebelumnya. Ada seekor anjing besar berjalan dulu, dan berhenti didepan Jovanka dan Arisa.
"Oh..my God!" seru batin Jovanka dan Arisa, saat anjing tersebut mengendus-endus kaki Jovanka dan Arisa.
"Hus..hus..! go..go..anjirr! aku takut. sebentar lagi pipis di ce*lana aku ini" batin Arisa, yang sangat takut dengan namanya anjing dan sejenisnya.
Anjing itu sepertinya tahu, Jovanka dan Arisa orang baru di pulau tersebut. Sehingga lama mengendus-endus kaki Jovanka dan Arisa.
"Conan! let's go Boy!" seru pria dari atas kudanya.
Conan langsung berlari pergi, begitu mendengar suara tuannya. Yang menyuruhnya untuk pergi.
"Thanks God, hamba mu ini terselamatkan" batin Jovanka, walaupun sebenarnya. Dia tidak takut dengan yang namanya binatang berkaki empat, tetapi entah kenapa. Binatang yang baru saja meninggalkannya tadi, sangat mengerikan. Tubuhnya yang tinggi dan besar, matanya tajam menatap wajah Jovanka. Seakan-akan Jovanka ada salah dengannya.
Anjing yang bernama Conan pergi, di gantikan kuda dan penunggangnya yang berdiri didepan Jovanka dan Arisa.
Penunggang kuda tersebut menatap kearah Jovanka dan Arisa, ada senyum smirk disudut bibirnya. Sebelum orang itu dan kudanya pergi dari depan Jovanka dan Arisa.
Begitu kuda-kuda dan penunggangnya menjauh, orang-orang baru mengangkat kepalanya. Dan berjalan seperti biasa, sebelum rombongan tadi lewat.
"Tuan, siapa orang tadi?" tanya Jovanka.
"Pemilik pulau ini, tapi saya tidak tahu. Apakah tadi Tuan besar, atau wakilnya" kata pria tersebut.
"Miss, kenapa dengan temanmu? kenapa dia menunduk terus?" tanya pria tersebut, saat melihat kearah Arisa yang masih dalam keadaan menundukkan kepalanya.
"Hei..Arisa, kenapa kau masih menunduk?" tanya Jovanka seraya menepuk pundaknya.
"Jo, leherku kaku.Aku takut sekali dengan binatang itu tadi. Dia lama sekali dihadapan ku" ucap Arisa dengan suara yang bergetar dan pelan.
"Naikkan kepalamu" titah Jovanka.
"Naikkan kemana? mati aku jika kepalaku dinaikkan" ucap Arisa.
"Permisi Miss, sepertinya temanmu ini terlalu takut. Sehingga lehernya tidak bisa tegak, biar saya beri pijatan" ujar pria tersebut, dan langsung memegang tengkuk Arisa. Dan memijatnya.
"Bagaimana?" tanya pria tersebut kepada Arisa.
"Sudah Tuan, terima kasih" ucap Arisa, setelah lehernya bisa bergerak keatas kebawah, dan kiri-kanan.
"Aku takut sekali, binatang itu lama sekali mengendus kakiku. Sepertinya dia sangat suka dengan kakiku ini" ujar Arisa.
"Karena kalian orang baru, Conan ingin mengenali penghuni baru pulau ini" kata pria tersebut.
Next.. Next...
Jangan lupa untuk menekan like like like like like like 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Shuzicie Huang Lee
buset daaaah,,,, ngakak gue 🤣🤣🤣🤣
2023-04-15
0
Sandisalbiah
menarik thor... selalu terpukau dgn kehaluanmu.. semangat..
2022-08-26
0
Januar
ngakak aku di sini,,😂😂😂
2022-04-14
1