Bab. 11

Setelah berlelah-lelahan karena dua hari berturut-turut ini Jinan dan Ria mengelilingi kota Berlin bersama Rico dan Elena, hari ini Jinan dan Ria memutuskan untuk memanjakan dirinya di rumah seharian. Apalagi jika bukan menikmati indahnya menjadi pengangguran selama satu hari penuh.

"Kak, tolong ambil makanan di depan dong. Kayaknya makanan kita udah sampai tuh," teriak Ria dari arah kamar mandi.

Jinan yang saat ini sedang berada di dapurpun segera berlari menuju kamarnya untuk mengambil hijabnya. Tak butuh waktu lama, kini Jinan sudah berjalan menuju pintu masuk. Ia tersenyum tipis kepada kurir makanan itu sebelum menerima makanan yang mereka pesan.

"Terima kasih," ucap Jinan dalam bahasa Jerman dengan kaku.

kurir itu tersenyum geli, sepertinya pria itu bisa menebak bahwa Jinan penduduk baru di sini.

"Sama-sama, Nona," sahut kurir itu sopan.

Jinan menutup pintu setelah kurir tersebut sudah jauh dari kediamannya. Ia langsung meletakkan makanan yang ia dan Ria pesan di dalam piring yang sudah tersedia di atas meja makan.

Satu hari ini yang Jinan dan Ria lakukan hanyalah makan, sholat, menonton film, tidur, makan, sholat, menonton film, tidur. Begitulah seterusnya hingga malam hari menjelang tidur.

***

Pagi itu, dari laman sebuah web yang memberikan kursus bahasa Jerman dengan gratis secara umum, Jinan mulai belajar bahasa Jerman agar kemampuan berbahasanya bisa lebih matang. Sebelumnya Jinan sudah bisa sedikit-sedikit mengeja dengan bahasa Jerman karena didikan dari orang tuanya semasa ia kecil dulu. Apalagi ibunya yang pernah tinggal beberapa tahun di sini, membuat Jinan sedikit terbiasa dengan bahasa itu. Namun karena ia yang tak pernah mengasah kemampuannya, membuat Jinan tak lancar berbahasa Jerman, dan mungkin juga saat ini ia sudah mulai lupa.

Hari demi hari Jinan terus belajar berbahasa Jerman bersama Ria secara ortodidak. Karena cukup sulit karena tidak ada mentor yang mengajari mereka, akhirnya dengan dibantu paman dan bibi Ria selama beberapa bulan ini, kini akhirnya Jinan dan Ria sudah mulai terbiasa berbicara dalam bahasa Jerman.

Selama menunggu tahun ajaran baru yang masih sekitar delapan bulan lagi, Jinan kini memutuskan untuk memulai usahanya dari beberapa minggu lalu. Ya, saai ini Jinan sudah mulai membuka restoran kecil-kecilannya di salah satu ruko kecil yang lumayan jauh dari restoran Indo lainnya. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah agar daya saing yang tidak terlalu kental jika restoran mereka saling berdekatan. Dan juga ruko di sana lumayan murah harga jualnya, menurut Jinan. Jadi, uang yang diberikan Romi untuknya masih bisa ia gunakan untuk memenuhi isi restorannya. Ya, Jinan membeli ruko itu dengan uang yang ia dapatkan dari Romi.

...

Dan lagi-lagi, berkat bantuan dari Marco dan Ira -bibi dan paman Ria- beserta kedua anaknya yang ikut andil dalam mengurus dan mempromosikan restoran kecilnya ini, alhamdulillah usaha Jinan ini bisa berjalan dengan sangat lancar.

Apalagi saat ini restorannya sudah mulai dikenal oleh beberapa masyarakat setempat. Meski restoran ini baru enam bulan berjalan, tapi ternyata masyarakat yang tinggal di sekitar sini menyambut hangat hadirnya restoran yang baru ia buka itu. Apalagi untuk kalangan umat muslim yang tinggal di sini, restoran Jinan menjadi salah satu tempat makan favorite mereka. Begitulah yang Jinan ketahui menurut beberapa tulisan tangan pada kertas kritik dan saran yang Jinan letakkan tak jauh dari samping pintu keluar.

Sekali lagi, Jinan sangat dan amat bersyukur atas nikmat yang Allah berikan padanya. Sungguh, hal seperti ini tidak pernah ada di dalam list rencana perjalanan hidupnya.

...

Siang ini restoran Jinan sedang ramai-ramainya, ia yang hanya memiliki delapan pegawai sepertinya tidak cukup untuk meng-handle para pelanggan di saat weekend seperti ini. Dan tempat yang cukup kecil ini juga membuat beberapa pelanggan harus mengisi daftar waiting list atau mereka akan pergi dan mencari restoran lainnya.

"Sepertinya kamu harus membuka cabang baru atau mencari ruko yang lebih besar dari ini," ucap seorang pria dari arah belakang Jinan.

Jinan menoleh menatap pria tersebut. Ia tersenyum saat mengetahui bahwa pria tersebut ialah Rico, Saudara jauh Ria sekaligus teman baiknya selama di Jerman selain Elena.

Ya, Jinan belum memiliki teman di sana selain Rico dan Elena. Apalagi waktunya hanya ia sibukkan untuk mengurus usahanya itu saja. Dan hanya Elena dan Rico lah yang selalu ada di samping Jinan saat Ria sedang sibuk dengan jadwal kuliahnya. Orang tua Ria memang sudah mengurus keperluan anak tunggalnya itu beberapa hari sebelum mereka terbang ke Jerman. Dan tersisa Jinan yang akan menyusul untuk berkuliah di sini setelah baby girl ini lahir.

Ngomong-ngomong tentang baby girl, Jinan sudah mengetahui jenis kelamin anaknya itu dari dua bulan lalu. Sebenarnya Jinan ingin mengetahui kelamin anaknya setelah ia lahir saja, namun karena desakan Ria yang ingin mengetahui kelamin ponakannya itu, akhirnya Jinan mengikuti kemauan Ria untuk mengecek jenis kelamin anaknya di usia kandungan yang memasuki minggu keduapuluh empat.

Perut buncit Jinan bukan membuat wanita itu gendut dan jelek, Jinan malah terlihat lebih manis dengan perut buncitnya itu. Auranya pun kini lebih terpancar dari sebelumnya. Jinan juga sudah bisa menerima kehadiran anaknya itu sepenuh hati, terlepas dari siapa ayah biologis anak tersebut. Yang Jinan rasakan sekarang hanyalah perasaan cinta yang teramat sangat pada sang buah hati.

Kembali pada Rico.

"Aku akan memperbesar restoran ini setelah anakku lahir. Sekaligus melaksanakan aqiqah baby girl ini," ucap Jinan dengan mengusap perut buncitnya sembari tersenyum manis menatap Rico.

Rico membalas senyum Jinan tak kalah manisnya, ia sungguh bangga pada wanita ini. Di mana seorang gadis seusia adiknya yang sedang hamil tanpa keluarga di sisinya, bisa setegar ini menjalani setiap harinya. Bahkan saat ia memancing Jinan untuk menjelek-jelekkan mantan suaminyapun wanita itu hanya tersenyum menanggapinya tanpa bersua untuk menyahuti ucapan jahatnya.

"Mau pulang sekarang?" tanya Rico.

"Iya. Aku harus pulang sekarang, nanti sore aku akan ke sini lagi sampai closing," ucap Jinan.

"Jinan," panggil Rico.

"Ya?" sahut Jinan dengan menaikkan alisnya.

"Em." Rico memandang ke beberapa bagian sudut resto sejenak, kemudian ia memandang Jinan dengan salah tingkah. "Em, apa kamu tidak lelah harus bolak balik ke sini terus? Bukankah di sini sudah ada aku, Elena, Ria, dan pegawai lainnya. Apa kamu tidak kasihan dengan kandungan kamu?" ujar Rico mencoba sedikit perhatian dengan wanita itu. Pasalnya kandungan Jinan sekarang sudah mendekati waktu HPL yang sudah diperkirakan dokter beberapa hari lalu. Ia sedikit khawatir dengan kondisi wanita berhijab syar'i itu.

"Tidak apa, Co. Mendekati hari melahirkan, aku memang harus banyak bergerak, agar persalinannya nanti lebih cepat."

Rico mengangguk sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia bingung harus bagaimana menyahuti perkataan Jinan. Ia 'kan tidak mengerti masalah kehamilan, melahirkan, persalinan, dan apa pun itu.

Saat hendak keluar dari restoran, tiba-tiba tubuh Jinan hampir terjatuh karena tersenggol seorang anak kecil yang sedang berlari memasuki restorannya. Untungnya ada Rico yang dengan sigap menopang tubuhnya, sehingga ia merasa sedikit lega karena kandungannya tidak terjadi apa-apa. Meski merasa tak nyaman karena sentuhan Rico, namun Jinan tetap mengucapkan terima kasih pada pria itu.

Kejadian singkat ini membuat Jinan tidak terlalu ambil pusing. Karena selama beberapa bulan ia yang sering mengerjakan keperluan restorannya bersama Rico dan Elena, membuat Elena maupun Rico mulai memahami dirinya yang tak bisa bersentuhan dengan yang bukan mahramnya. Dan alhamdulillah Rico pun bisa menghargai itu.

"Apa Anda tidak apa-apa, Nona? Apa ada yang terluka?" ujar seorang pria tinggi beralis tebal yang kini sudah berdiri di hadapan Jinan dan Rico.

"Seharusnya kau menjaga adikmu dengan baik. Apa kau tidak lihat jika wanita ini sedang hamil? Bagaimana jika kandungannya sampai kenapa-kenapa?" ujar Rico terpancing emosi. Entahla, kenapa juga tiba-tiba pria itu mudah emosi beberapa minggu belakangan ini.

Jinan menatap Rico tak suka akan cara pria itu menegur orang lain. "Tidak apa, Tuan. Saya tidak terluka," ujar Jinan dalam bahasa Jerman.

"Maafkan adik saya Nona, dia memang sedang aktif-aktifnya berlari saat ini," ujar pria itu yang tampak menyesali kelakuan adiknya itu. Mungkin seperti yang Rico katakan, karena perut buncit Jinan yang sudah sangat besar, membuat sang pria tak tega melihat Jinan yang hampir jatuh karena ulah adiknya.

"It's oke," ucap Jinan dengan tersenyum manis. "Saya permisi dulu. Selamat siang," pamit Jinan.

Pria itu masih diam di posisinya dengan memandang punggung belakang Jinan yang sudah berjalan menjauhi restoran bersama seorang pria yang diyakini pria tersebut adalah suaminya.

Pria itu menghembuskan nafasnya. "Astaga istri orang," batinnya tersenyum malu.

******

LIKE, COMENT, and VOTE 💕

Nai udah punya Grup Chat, yang mau join bisa langsung masuk ya hehee?😅😅

Terpopuler

Comments

Ati Nurhayati

Ati Nurhayati

o sudah jelas dr mana uangnya 👍

2023-08-23

0

Mimi Jamileh

Mimi Jamileh

siapa tuh

2021-12-29

1

Yunia Abdullah

Yunia Abdullah

d skip az thor khamilan y s Jinan punya anak dah 5 taun gtuh umur y d singkat az buat GA jenuh bca y

2021-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 SEKILAS :)
98 Bab. 97
99 Bab. 98
100 Bab. 99
101 Bab. 100
102 Bab. 101
103 Bab. 102
104 Bab. 103
105 Bab. 104
106 Bab. 105
107 Bab. 106
108 Bab. 107
109 FYI
110 UJIAN CINTA
111 CINTA DATANG TERLAMBAT
112 NEW STORY
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
SEKILAS :)
98
Bab. 97
99
Bab. 98
100
Bab. 99
101
Bab. 100
102
Bab. 101
103
Bab. 102
104
Bab. 103
105
Bab. 104
106
Bab. 105
107
Bab. 106
108
Bab. 107
109
FYI
110
UJIAN CINTA
111
CINTA DATANG TERLAMBAT
112
NEW STORY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!