Calista mengoleskan lipstik merah terakhir ke bibirnya, tampilannya terlihat sangat cantik dan anggun, dress longgar berwarna nude membuatnya terlihat lebih menawan.
kakinya menginjak kembali kantor Sean yang megah dan tinggi. Langkahnya terhenti tepat di meja resepsionis di lantai pertama perusahaan itu.
" Maaf ada keperluan apa nyonya." Kini Resepsionis itu menatap sinis Calista.
" Keperluan pribadi." Calista masih menatap dingin wajah resepsionis yang menatapnya tajam.
Lift terbuka, keluar sosok Sean dan Max yang kini berjalan dan semua orang menunduk padanya, tapi tidak dengan Calista dengan lancangnya Calista menarik tangan Sean membuat berkas yang di pegang Sean kini berantakan ke lantai.
" Sean." terdengar suara yang bergetar dari mulut Calista membuat semua orang terkejut tak percaya sedang Sean kini menatap tajam ke arah mata Calista.
" aku minta pertanggungjawaban darimu " Calista terisak dan langsung memeluk Sean membuat semua orang berbisik pelan dan menatap Calista tak suka.
" Max, usir wanita yang tak tau malu ini." Sean masih diam dan bersifat dingin, sedangkan Max kini mencoba melepaskan tangan Calista yang meremas jas milik Sean.
" Maaf Nona anda harus pergi jangan buat kekacauan di sini." Max kini berusaha mengajak Calista keluar namun Calista hanya menatap sedih ke arah Sean dan memberontak.
" Max jika tidak bisa secara halus, usir dia secara kasar." Sean berkata tanpa mau menatap Calista lebih lama.
" Hey Tuan Sean yang terhormat, bukankah kau yang telah menghamili ku dan dengan mudahnya ingin menyingkirkan ku setelah kau puas, kau yang mengancam ku untuk tidak membunuh anak ini tapi dengan keji kau telah membunuh ku secara berlahan, kau tidak peduli dengan diriku, kau pergi dan menganggap tidak pernah melakukan hal salah, apakah tabiatmu membuang barang yang sudah kau anggap tak perlu." Calista berteriak sambil menunjuk-nunjuk wajah Sean membuat semua orang nampak kaget.
" Dasar bajingan, bedebah Sialan, gila, bodoh." Calista kini berteriak keras tak bisa lagi mengontrol emosinya yang membakar hatinya sendiri.
" Hey J*lang, hentikan mulut kotor mu itu atau aku akan merobeknya." Kini seorang wanita datang menghampiri Calista dan langsung menyemburkan air putih dari gelas yang ada di tangannya ke wajah Calista.
" Berani sekali kau mengataiku ******." Calista yang tak terima kini menghampiri wanita itu dan langsung menjambak rambutnya.
" Hentikan." Sean berteriak keras namun tidak di pedulikan oleh mereka. Hingga Sean yang turun tangan dengan cara mendorong Calista menjauh. Jika tidak ada Max yang menahannya sudah di pastikan Calista akan jatuh ke keramik keras yang bisa membahayakan janinnya.
" Sean kau.." Calista tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi, terasa pahit di kerongkongannya dan sakit di ulu hatinya. melihat Sean mengelus kepala wanita itu dengan kasih sayang. Tangannya mengepal keras dan tatapannya penuh dengan kebencian untuk lelaki itu. Dengan langkah Pelan Calista keluar dari perusahaan itu di sertai tatapan kasian dan cemoohan dari banyak orang di sana.
" Sean aku berjanji akan membuatmu menyesal seumur hidup." Calista kini dengan langkah pelan dan memegang perutnya mulai memasuki mobil yang di bawanya.
dengan kecepatan tinggi Calista mengemudi seperti orang yang kesetanan.
tak di pedulikannya lagi dering telpon yang terus berbunyi sedari tadi. Bar tujuan utama Calista, bar yang jauh dan tak bisa di jangkau oleh Sean, sehingga Calista tida akan pernah lagi bertemu lelaki semacam Sean di dunia ini.
...***...
Calista mengelus perutnya dan meneguk 1 gelas kecil Wine.
" Hay anak mommy, bagaimana kabarmu nak? dady mu sudah tidak peduli lagi pada kita. Apa kau masih mau bertahan?" Calista mengelus perutnya dan bercerita selayaknya ibu kepada anaknya dengan panjang lebar, beberapa orang menatapnya kasian, dan beberapa lagi tertawa menganggap Calista sudah kehilangan kewarasannya.
" Calista apa yang kau lakukan." Juan kini merangkul Calista yang sudah hampir kehilangan kesadarannya.
"Hey Juan ku tersayang." Calista merangkul kedua tangannya ke leher Juan, Juan tak tahan ketika Calista mempersempit jarak antara mereka.
" Calista hentikan." Erang Juan ketika Calista mencium lehernya rakus namun tak di pedulikan oleh Calista.
Calista kini mulai hilang kesadarannya, namun sayup-sayup dirinya melihat Sean yang menatapnya tajam dan membunuh membuat Calista spontan tertawa kecil dan akhirnya tak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
sapitengg
Thor kalo bisa bikin Calista pergi keluar negeri aja biar Sean nyesel terus bikin anak anak nya nnti genius terus mencari Daddy nya ataumau bales dendam Sam daddy-nya gituu jngn mlah gini Thor kek perempuan ga ada harganya udh diperkosa dihamilin dipanggil jalang lagi pasti nnti banyak yg skip klo author terus buat gini,btw smngt thor
2021-10-30
3
seli marselina
kpankh akan di up lg jgn ngegantung thor
2021-10-26
1
Lia Dahlia
lbh baik kmu pergi calista yg jauh biar Sean tau rasa d tnggal kmu sma cln Babyny
2021-10-23
1