Hanya ada dirinya di ruangan ini sekarang karena Sean baru saja keluar. mau tidak mau Calista memakan makanan yang telah tersaji di depannya sekarang, tangannya kirinya mengelus perut ratanya.
" apakah benar kamu berkembang di dalam sini, kenapa aku baru mengetahuinya, Maafkan aku." Calista mengeluarkan air matanya. janin yang ada di rahimnya adalah suatu kesalahan yang seharusnya tidak pernah ada. wajahnya menampilkan ekspresi yang sulit di artikan.
" Sekarang apa yang harus aku lakukan? membiarkanmu perkembang atau..." perkataanya terhenti dia tak sanggup untuk berkata dan langsung menyandarkan tubuhnya di sofa.
" hadirmu bukan kesalahanmu, tapi kesalahanku." ucapnya lagi mengelus perutnya dengan tulus.
" Tapi maaf, aku tidak bisa menerima kenyataannya, maafkan aku sayang." Ucap Calista yang duduk dengan benar sekarang dan melanjutkan makannya. di pikirannya kini telah bulat memilih satu hal yang di harapnya tidak akan pernah membuatnya merasa menyesal.
selesai makan Calista membawa tas nya dan langsung keluar dari ruangan Sean. Dia harus menyelesaikan masalah ini semua. Hingga dirinya berpapasan dengan Sean.
" Jangan pernah berniat untuk membunuh anakku atau aku tidak segan membunuhmu dengan keji." suara bisikan penuh penekanan ketika Sean yang di hadapannya membisikkan kalimat itu sekarang. sedangkan Calista langsung pergi meninggalkan Sean yang menahan emosi karena di acuhkan. Bukan Sean tak mau menahan kepergian Calista. Tapi banyak rekan kerjanya yang kini mengekor di belakangnya terlebih dia tidak tau yang mana musuh dan yang mana teman. Bisa saja seorang menyamar dan mengetahui bahwa dirinya memiliki anak, Sean tak mau hal itu menjadi ancaman untuk Calista maupun anaknya yang ada di rahim wanita itu.
...***...
Calista kini berada di bar pertama kali dirinya bertemu Sean, dirinya masih memegang Soju yang terbaru di bar itu.
antara minum dan tidak Calista masih menimang- nimangnya, terlebih Soju kali ini memiliki tingkat efek yang besar daripada biasanya.
" Baby." seorang lelaki datang ke arah Calista dan langsung memeluknya.
" Juan lepaskan!" Calista kini memberontak, Juan mantan pacar yang brengsek itu kini muncul lagi di depannya dan tanpa malu kini memeluknya.
" Maafkan aku baby, aku tau aku salah tapi percayalah aku sangat mencintaimu." Juan kini menahan wajah Calista mengunci kedua matanya agar menatap ke arahnya.
" apakah kamu tidak ingat banyak kenangan kita lalui bersama. kita pernah berjanji dan bermimpi untuk selalu bersama, percayalah aku akan memperbaiki semuanya." Juan membelai wajah Calista dan langsung mencium rakus bibir wanita itu. tangannya ikut serta bergerak mengelus punggung Calista dan turun ke bawah membuat Calista terlena mengikuti permainan Juan.
bugght...
sebuah bogeman mendarat tepat di rahang tegas Juan membuat tautannya dengan Calista terhenti.
" Siapa kau." Juan menatap tajam lelaki berkemeja putih itu. Namun lelaki itu diam dan terus menghajar Juan. Calista terkejut ketika melihat lelaki itu adalah Sean, Sean yang terbakar cemburu dengan memukul Juan membabi buta.
" Sean berhenti!" teriak Calista yang berteriak kepada Sean dan Juan yang berkelahi, mereka kini menjadi tontonan banyak orang, pasti besok akan menjadi trending topik ketika media masa mengetahui Ceo terbesar di eropa menghajar seorang karyawan sesuka hati.
" pilihanmu ada 2 jauhi wanitaku, atau kau mati di tanganku." ucap Sean penuh emosi ke arahnya dan langsung menarik tangan Calista keluar dari bar elite itu.
Sean kini membukakan Calista pintu dan langsung mendorong paksa memasuki mobilnya. dengan kecepatan tinggi Sean mengemudikan mobilnya seperti orang yang kesetanan.
sudah dari tadi dirinya memperhatikan Calista yang duduk di bar hingga akhirnya seorang lelaki menghampirinya dan membuat Calista terbuai akan tingkahnya, sungguh Sean tingkah sanggup melihatnya mereka.
dengan rem mendadak Sean memberhentikan mobilnya di hotel miliknya, hotel yang pernah menjadi saksi dirinya dengan Calista bercinta. dia tidak mempedulikan Calista yang sedari tadi marah- marah dan protes padanya Sean benar-benar marah sekarang hingga tidak mempedulikan kondisi Calista yang hamil.
Sean menghempaskan tangan Calista kasar ketika memasuki kamar hotel, langkahnya terus mendekati Calista.
" apakah kau suka seperti ini." Sean kini menahan kedua tangan Calista membuat Calista mengerang kesakitan.
" lepaskan bodoh." Calista kini memberontak membuat Sean lebih menekan dirinya dengan tatapan tajamnya.
" apakah kau ingin menjadi j***ng dan bercinta dengan lelaki lain setelahku, akan ku tunjukkan bagaimana J***ng seharusnya diperlakukan."
Sean kini mendorong Calista ke ranjangnya dan tidak mempedulikan Calista yang terus memberontak. Calista tak sanggup dengan perlakuan Sean yang seenaknya padanya. Calista sangat membenci lelaki ini.
Sean mencium kasar calista dan tak mempedulikan air mata Calista yang terus keluar.
" Apakah kau masih ingat ruangan ini, ruangan pertama kali kali kita bercinta b*tch." ucap Sean yang terus mengintimidasi Calista, sungguh perkataan Sean sudah berlebihan dan menggores hati terdalam Calista.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Sulastri Sulastri
aku suka Thor kejam" gimana gitu ujung" bucin h h h aku harap kalistanya ttp cuek
2021-10-11
2
Lia Dahlia
jejam amat yah sean ysah dari perkataan d tambah PO erlakuan kasarny k Calusta
2021-10-09
3
SriHarmanto
next...
2021-10-09
1