Seventh

...Trauma itu datang lagi dan membuat sebagian jiwa mereka terberai....

...One Night Stand With Ceo Arrogant...

" Lepaskan bodoh!" Calista kini menginjak kaki kanan Sean dan menggigit tangannya membuat Sean tak habis pikir dengan wanitanya ini.

" Jangan uji kesabaran ku Calista! aku sudah sabar selama ini menghadapi tingkahmu." Sean kini mencengkram kedua rahang Calista dengan tangan kanannya. matanya menyorot tajam ke arah retina sekuning tembaga itu.

Calista yang emosi kini meludah tepat di depan wajah Sean membuat Sean kehilangan kesabarannya. Dengan tangan Kirinya Sean menyapu air ludah Calista di wajahnya.

" aku peringatkan kau untuk berhenti menggangu hidupku dan keluargaku." Calista kini menatap tak kalah tajam ke arah Sean.

" Kau menantang ku!" Sean kini mendorong Calista ke ranjangnya, satu tangannya memegang kedua tangan Calista ke atas dan satunya lagi mulai mengeluarkan Pisau kecil di saku celananya.

" Mana keangkuhanmu beberapa saat lalu?" Sean menekan belatinya membuat darah semakin keluar dari paha kanan Calista.

" Hentikan Sean." Air mata terus keluar dari kedua mata cantik Calista namun tak dihiraukan oleh Sean.

" lancang sekali kau meludahi wajahku, penghinaan terbesar dalam hidupku dan kesalahanku berbaik hati padamu." Sean kini menghempas kedua tangan Calista dan langsung berdiri meninggalkan kamar itu dengan penuh Emosi.

tinggallah Calista yang menangis dalam perihnya, jika Tuhan mengizinkan untuk sekali saja mengulang waktu, Calista tidak akan menginjakkan kakinya ke Bar Elite yang membuat hidupnya berantakan ketika bertemu Sean.

" Lelaki jahat yang tak punya hati." Calista mengelap pelan darah yang masih keluar dari paha kanan nya.

Sedangkan Sean kini masuk ke ruangan kerjanya dan langsung duduk di kursi putar. Matanya terpejam namun tidak dengan pikirannya. Pikirannya bercabang memikirkan segala hal yang sudah dilaluinya selama ini. Haruskah Sean terus seperti ini menjadi Predator yang tak bisa terkendali. Air matanya tanpa sadar menetes di pelupuk tengah mata kanannya.

A**ku membencimu, aku menyesal telah melahirkan mu ke dunia. Kata-kata itu terus menghantui Sean hingga kini, traumanya semakin menjadi ketika dirinya mendapat perlakukan buruk dari Calista.

Sean membanting leptop yang ada di hadapannya, matanya merah dan menatap elang ke arah Sekitarnya, tak cukup dirinya pun menghambur segala hal yang bisa di jangkaunya. setelahnya dia meringkuk ke lantai sambil memegang kedua telinganya, kondisinya semakin memburuk ketika dirinya mengerang kesakitan di tubuhnya.

Max yang datang dan langsung sigap meminumkan Obat tablet ke mulut Sean. Obat yang jarang digunakannya beberapa tahun lalu kini harus di keluarkan demi menenangkan kondisi tuannya ini.

" Maafkan aku Tuan." Max bersama anak buahnya kini menggendong tubuh Sean ke Sofa.

tak berhenti di situ kini Max berlari ke kamar yang di tempati Calista melihat wanita itu menangis kesakitan ketika paha kanannya mengeluarkan darah dan berusaha di balut kain oleh pelayan.

" Telpon dokter Jakson, suruh dia kemari secepatnya." Max kini memerintah anak buahnya yang berada di depan pintu.

" Nyonya kau harus lebih menjaga sifatmu ketika bersama Tuan Sean." Tangan Max tidak diam kini membantu pelayan membersihkan darah yang mengalir ke betis Calista.

" Kau menyuruhku untuk menjaga sifat, sedangkan Tuan mu memperlakukan ku dengan seenaknya." Teriak Calista kepada Max kerongkongannya terasa kering dan pahit. Air matanya masih menetes membuat Max serba salah dan memilih diam tanpa membalas perkataan Calista.

...***...

" Luka goresannya terlalu dalam, butuh waktu lama untuk menyembuhkannya." Jakson kini berbicara pada Max sedang Calista tertidur akibat obat bius yang di suntikkan beberapa waktu lalu.

" kenapa hal ini bisa terjadi Max?" Jakson kini berbicara serius terlihat dari wajahnya yang mulai khawatir.

" Aku juga tidak tau Jakson. Keadaan tuan Sean juga kembali seperti 5 tahun lalu." Max kini menyelimuti Calista.

"Apa!! " Jakson sangat terkejut, pasalnya dia begitu mengetahui keadaan Sean yang jauh dari kata baik 5 tahun silam. Titik terendah lelaki itu belum sepenuhnya sembuh.

" Aku tak menyangka kondisi itu akan terulang kembali." Lanjut Jakson yang kini berdiri dan menenteng tas peralatan kesehatannya.

...***...

yang mau lanjut comment dulu dong🤗

kasih dukungan kalian ke author yaa🥰

Terpopuler

Comments

Biduri Aura

Biduri Aura

salah calista juga sih,, egois,, nggak lihat sikon

2023-08-28

1

seli marselina

seli marselina

calistanya aj yg sok

2021-10-23

2

Lia Dahlia

Lia Dahlia

trauma yah Sean

2021-10-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!