satu kata yang sekarang ada di lubuk hati Calista untuk Sean. Benci! Calista sungguh sangat membenci Sean. bagaimana bisa lelaki itu memperlakukannya seperti ini. Calista menangis sesenggukan menatap dirinya di cermin yang ada di depannya hal itu mengganggu Sean yang tertidur nyenyak.
" Calista ada apa?" Sean yang terkejut melihat Calista terduduk di ranjang dengan menatap cermin yang mengarah ke mereka.
" Berani sekali kau bertanya setelah kau perlakukan aku dengan buruk Sean." Calista kini menatap tajam ke arah Sean dengan penuh kebencian.
" Maafkan aku Calista, aku kehilangan kontrol." Sean kini hendak menggenggam tangan Calista namun langsung dihempaskan oleh wanita itu.
" Awwhh.." Calista ingin turun dari ranjang meninggalkan Sean namun bagian bawahnya terasa sangat sakit dan perih. padahal ini bukan yang pertama kali untuknya bersama Sean.
dengan cepat Sean mengangkat tubuh Calista tanpa mempedulikan dirinya yang berjalan tanpa sehelai apapun hingga mereka berdua tiba di kamar mandi. Sedangkan Calista tak percaya dengan tingkah Sean kali ini dengan membelalakkan matanya.
" Jangan terkejut. Bukankah semua tubuhmu sudah pernah kulihat dan kurasakan, begitupun tubuhku yang pernah kau rasakan." Sean berkata seringan kapas tanpa memikirkannya lebih dulu.
...***...
Bagaimana bisa aku diam setelah di perlakukan seperti ini, lihat saja Sean apa yang aku lakukan untukmu batin Calista dengan memperhatikan jendela yang mengarah ke luar kamar.
dirinya telah selesai mandi beberapa menit lalu, sekarang hanya menggunakan baju handuk milik Sean sebelum akhirnya ada yang membunyikan bell dan Sean langsung berjalan ke arah pintu.
" Lelaki gila bagaimana bisa hanya mengenakan handuk sepinggang dan membuka pintu seperti itu. Urat malunya telah hilang." Ucap Calista memutar bola matanya malas.
" Ini untukmu, maaf atas perlakuan kasar ku padamu malam tadi." Ucap Sean yang menaruh paper bag di pinggir ranjang namun tidak di balas Calista. Sean langsung berjongkok dan mengelus perut Calista yang tertutup baju handuknya.
" Maafkan Daddy sudah menyakiti mommy mu yaa. jangan nakal di dalam sini jangan buat mommy mu kesusahan." Sean langsung mengecup perut Calista seperti ada setrum Listrik yang membuat hati Calista menghangat dan terdiam kaku.
Sean kini mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
" Max, tolong urus perusahaan. Hari ini aku ingin Istirahat." ucap Sean membuat Max di seberang telpon terkejut bukan main. hal yang tidak pernah di katakan Sean adalah Istirahat, boss nya itu selalu kerja, kerja tanpa henti.
baik tuan Max kini menutup telponnya dan langsung berjalan ke ruangan sekertaris perusahaan mengurus pertemuan hari ini yang harus di batalkan.
......***......
" Makanlah" Sean dan Calista kini duduk saling berhadapan setelah pramusaji hotel membawakan makanan seperti yang di perintahkan Sean.
" kau saja yang makan Tuan Sean yang terhormat." Calista kini hendak berdiri namun tangannya langsung di cegat Sean.
" aku tidak menerima penolakan." Sean kini menghampiri Calista dan mendudukkannya kembali. kebiasaan Calista yang selalu meninggalkan makanan yang telah tersaji.
" ada 2 pilihan makam sendiri atau aku yang menekan mu makan lewat mulutku." Sean kini mendekat ke arah Calista sebelum akhirnya Calista mendorong lelaki itu.
dengan pasrah Calista memakan makanan yang telah tersaji di hadapannya. Anehnya Calista dengan lahap makan tanpa mual sedikitpun kali ini.
" setelah itu minum vitamin yang telah di berikan Jakson." Sean kini meletakkan vitamin itu tepat di tangan Calista.
sedari tadi Sean hanya memperhatikan Calista yang makan, begitu lucunya tingkah wanitanya ini ketika makan dengan lahap.
" Apa kau mau mati tidak makan." Calista kini meneguk air putihnya dan menatap Sean datar.
" Wah perkataan mu sangat sarkastik tapi aku suka dengan perhatianmu." Ucap Sean yang kini menyendok makanannya sendiri.
" mana ponselku." Calista meminta kepada Sean seperti anak kecil yang di rebut mainannya namun tak di balas apapun oleh Sean.
" Sean apakah kau tuli." kini Calista menghampiri ke arah Sean yang selesai makan. Dengan cepat Sean menarik tubuh Calista yang ramping hingga terduduk di paha nya.
" Kau sangat cantik dengan dress merah pilihanku." Sean kini menatap Calista dalam.
" Aku akan terus melindungi mu dan anak kita." lanjut Sean memeluk Calista.
" Kembalikan ponselku Sean! " teriak Calista menjewer telinga Sean membuat Sean terkejut bukan main. Untuk pertama Kali nya ada seorang yang berani menjewer telinganya. Jika bukan Calista sudah di pastikan Sean akan membunuh orang itu sekarang.
" Lepaskan tanganmu dari telingaku, ambillah ponselmu ada di sakuku." Hal yang tidak mungkin di lakukan Calista membuat Sean tersenyum puas.
" Baiklah." Calista benar- benar nekat memasukkan tangannya ke dalam saku celana Sean membuat Sean menahan hasratnya.
jangan lupa kasih dukungan dan komentarnya yaa☺️
Nanti Author balas 🤗
okey🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Lia Dahlia
calusta kmu nembangunkan macan tidur tau 😅😅
2021-10-12
1