fifth

...masuk ke perangkap cinta atau memilih jatuh ke dalam lembah kerinduan....

...One Night Stand With Ceo Arrogant....

Sean membanting vas bunga besar di sudut kamar hotelnya.

Calista benar-benar membuatnya marah kali ini. Bagaimana bisa dia kabur ketika menyuruh Sean membeli makanan di restoran.

" Lihat apa yang akan aku lakukan terhadap mu dan keluargamu!" Sean langsung ke luar dari kamar hotelnya.

...***...

sedang Calista kini membereskan bajunya seadanya membawa bag dan ikut bersama seorang pria yang mengendarai mobil.

" Edward, maafkan aku menyusahkan." kini Calista menatap Edward sedih.

" Tak apa kak, aku akan membantumu." Edward kini tersenyum sedih. Calista dan Edward adalah saudara kandung, bagaimana bisa Edward tidak merasa sangat sedih ketika kakaknya berada dalam masalah. terlebih hanya Calista lah satu-satunya keluarganya yang tersisa.

pikirannya kembali ke kejadian saat dirinya berusia 14 Th. ketika dia dan Calista baru saja pulang dari pesta. Membuka pintu besar rumahnya yang ternyata adalah akhir dari bahagianya, melihat ayah dan ibu yang terbujur kaku dengan darah segar yang keluar dari mulut dan kepala membuat Calista histeris.

dia ingat betul seorang pria dengan kacamata hitam baru saja keluar dari pekarangan rumahnya membuat Edward mengepalkan tangannya.

hingga keluarga Smith yang tidak punya keturunan mengangkat mereka berdua menjadi anak.

" Edward, aku harap kau diam saja jangan katakan apapun pada orang lain terutama dad dan mom." ucap Calista yang hanya di angguki oleh Edward.

setelah 6 jam lamanya akhirnya Edward dan Calista sampai di desa terpencil tepat di depan rumah gubuk yang sederhana.

" Kak, apa kau tidak apa-apa tinggal di sini." Edward kini membawakan tas kecil Calista.

" Tenanglah, aku akan baik-baik saja. Terima kasih telah membelikan aku ponsel baru." Calista mencium pipi Edward membuat adiknya menangis untuk pertama kali setelah sekian lama dan langsung memeluk Calista.

" bagiku kau tetap adik kecilku yang cengeng, gendut."

Calista kini mengelus pucuk kepala Edward, matanya hampir berkaca-kaca.

" Edward kau harus cepat kembali jika tidak banyak yang akan curiga, katakan saja pada mom and dady aku pergi liburan " Calista kini mengusir Edward membuat Edward berdengus kesal.

" liburan? liburan yang sengsara." Kini Edward menghapus jejak air matanya dan berdengus kesal, bisa bisa nya kakaknya menyebutnya gendut ketika dirinya berada di mode sedih.

" Dasar adik jahanam." Calista seketika menatap tajam ke arah Edward yang langsung berlari ke mobilnya.

***

" Max, buat keluarga Smith jatuh bangkrut hingga dia mengemis padaku, jangan sisakan sedikitpun asetnya." Sean kini menatap komputernya, dirinya masih sangat marah terlihat dari rahangnya yang mengeras.

" Baik tuan." Max akhirnya ke luar dari ruangan Sean. menurutnya boss nya ini sungguh keterlaluan, tapi jika Max menegur sama saja seperti mangsa yang menyerahkan diri kepada singa yang kelaparan.

" Lihat saja Calista akan ku buat kau memohon padaku " tangannya kini mengepal keras.

...***...

drt...drt.. suara getar telpon membangunkan Calista di pagi hari yang cerah membuatnya masih mengumpulkan beberapa tenaganya.

" Ada apa Edward?" Suara Calista berubah keras.

kak gawat, perusahaan Dad dan mommy semuanya dalam masalah. mom dan dady di perjalanan pulang sekarang, dan aku tidak bisa menghandle media masa yang memberi Informasi sampah tentang perusahaan kita.

Edward terdengar sangat khawatir di sana. Begitupun Calista yang kini mulai terduduk di kasurnya.

" Pasti ini ulah Sean sialan itu." Kini Calista memegang perutnya yang langsung sakit.

" baiklah nak, aku tidak akan memaki ayahmu." Ucap Calista mengelus perutnya.

" Edward, datanglah kemari aku akan kembali ke kota hari ini juga dan menghandle semuanya." Kini Calista menutup telpon setelah Edward mengiyakan perintahnya.

" Dasar Sean keparat, arrogant, dan.." belum selesai Calista berbicara perutnya terasa sakit.

" baiklah, baiklah.. dady mu sangat baik sehingga membuat mami harus kembali sekarang.

sudah berapa kali Calista menelpon Edward namun tidak di angkat oleh adiknya itu. hingga Edward menjawab telponnya.

berhentilah meneleponku kak, aku dalam masalah sekarang. ucap Edward dan mematikan ponselnya secara sepihak.

" awas kau Edward, aku akan menendang mu setelah ini." Calista kini sangat kesal hingga ketukan pintu membuatnya berjalan kesal untuk membukanya.

" Edward kau sangat kurang ajar, aku akan.." Calista terkejut ketika Sean masuk dan mendorong tubuhnya kebelakang pintu.

" Kau..kenapa kau di sini." Calista hendak melepaskan tangan Sean namun suara tembakan menginstruksi tubuhnya untuk diam.

" diam lah, atau kau akan tertembak." Ucap Sean langsung mendekap Calista ke dalam pelukannya. suara tembakan semakin banyak ke arah rumahnya yang sederhana ini.

" Sean, apa yang terjadi?" Calista hendak melihat apa yang terjadi di luar rumahnya.

" wanita bodoh. Apa kau ingin mati." Sean berusaha menarik kembali Calista.

" berani sekali orang-orang itu menyerang rumah sederhanaku, apa mereka tidak tau harga perabotan yang ada di dalamnya." kini Calista memaki orang- orang yang ada di luar.

" Diam Lah Calista, ikuti aku." kini Sean hendak keluar lewat pintu belakang dengan mengarahkan pistolnya waspada.

" Tuan lewat sini." Max menjaga Sean dan Calista dari tembakan-tembakan musuh dan anak buahnya.

" Kalian harus alihkan tembakan mereka." Max kini berlari cepat ke arah Sean dan Calista yang hendak memasuki mobil.

" huft... aku akan menuntut orang-orang itu untuk membeli perabotan yang ada di dalam rumah sederhanaku." ucap Calista bernafas berat ketika mobil sudah berjalan.

" Bukankah kau sudah jatuh miskin!" ucap Sean yang masih waspada.

" kau bedebah sialan." Calista memegang perutnya yang mulai sakit.

" Calista menunduk jangan menoleh." Sean kini melindungi kepala Calista yang menunduk dengan tangannya.

" Ada masalah apa kau Sean sehingga orang-orang itu mengikuti. Apa kau menghamili anak orang lain hingga ayahnya murka dan hendak melenyapkan mu dari muka bumi." Calista kini berbicara dengan memegang sandaran kursi mobil di hadapannya.

" Diam Lah Calista. aku sedang waspada." Sean kini sesekali menembak musuh dari jendela mobilnya.

" Bedebah sialan, bodoh, kau menyuruhku diam ketika aku di bawa dengan paksa dan di ikuti mereka yang gila darah." Ucap Calista Dengan lancarnya, kekesalannya membuat Sean semakin kesal.

" Diam Lah Calista." ucap Sean yang kini mendorong kepala Calista semakin menunduk membuat Calista mengeram kesal.

" Sean aku ingin membunuhmu sekarang." ucap Calista yang wajahnya sudah sangat kesal.

" Jika aku mati kau akan jadi Janda." Sean masih mengamati musuh yang hendak menyelip mobilnya.

" aww.. Sean keparat, musnah kau." Calista kini mendorong tangan Sean dan memegang perutnya ketika Sean berhasil menembak musuh yang mengemudikan mobil hingga musuh jatuh ke pembatas jalan.

" kau tidak apa-apa Calista." kini Sean mengelus perut Calista yang mulai membesar.

" anak dady kuat jangan nyakitin mommy mu yaa." Sean menatap perut Calista yang tertutup dress hitam dan cardigan putih.

" Sudahlah Sean menjauh kau dariku." Calista mendorong Sean dan menatap ke belakang mencari keberadaan musuh yang mengikuti mereka.

" dasar kau wanita pemberang." Sean kini menghempaskan dirinya ke sandaran kursi mobil. jiwanya sangat lelah dan lingkaran matanya mulai nampak. Semalaman bergadang hanya untuk mencari keberadaan Calista.

Terpopuler

Comments

Mami Pihri An Nur

Mami Pihri An Nur

Ko carissa keras kepala,, perempuan apaan

2023-05-28

0

Lia Dahlia

Lia Dahlia

musuh ny siapa yah Sean sp or tua y Calissta

2021-10-17

1

Umi Ningsih Mujung

Umi Ningsih Mujung

🥰

2021-10-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!