Second

...kenyataannya memang Pahit tapi itu konsekuensi bukan sakit hati....

...-...

...***...

Calista membuka berlahan matanya, penciumannya mencium harum makanan membuat perutnya tambah lapar.

" Kau sudah bangun ayo cepat makan." Sean kini duduk di samping Calista sambil membawa 1 porsi makanan beserta sendok dan garpunya.

" Aku bisa makan di luar, makan saja makananmu pak Sean yang terhormat." ucap Calista yang langsung berdiri mengambil tas dan dompetnya, dengan cepat Calista hendak berjalan ke arah pintu.

" setidaknya makanlah ini untuk anak kita yang berkembang di dalam rahimmu." Baru Kali ini Sean mau mentoleransi sifat seseorang di hadapannya.

" Berhenti menuduhku Hamil Sean!" Calista membentak Sean dan menatap tajam ke arah matanya. Max yang melihat itu menahan tawanya, bagaimana bisa bos yang selama ini dingin dan berwajah tembok kini diam di bentak oleh seorang wanita, parahnya wanita yang mengandung anaknya.

" Calista!" jangan membantahku." Sean kini berdiri dan mendekat pada Calista.

" Cukup Sean, kita tak pernah saling kenal, menjauh dariku." Calista kini mendorong Sean yang berusaha memegang tangannya.

" apa? kau menyuruhku menjauh. Kau yang pertama kali datang dan menghampiriku, apa aku harus mengulanginya agar kau ingat saat malam itu" Ucap Sean yang kini mendorong Calista ke Sofa.

" apa yang kau lakukan bodoh." Calista panik ketika Sean melepaskan kancing bajunya satu demi satu memperlihatkan tubuh atletisnya

" Tuan saya keluar sekarang." Max yang terkejut melihat aksi Bos nya akhirnya meminta Izin ke luar ruangan namun tak dihiraukan oleh Sean.

" aw.." Calista meringis kesakitan memegang perutnya, dengan Sigap Sean duduk di sampingnya.

" Calista kau tidak apa-apa. Terimalah bahwa dirimu sedang hamil." Ucap Sean yang mulai membantu Calista merebahkan dengan benar tubuhnya, perilakunya kini melemah lembut

" Max! panggilkan dokter Jakson sekarang." suara keras Sean di telpon membuat Max menjauhkan sedikit telinganya dari telpon yang masih tersambung.

bagaimana bisa boss nya ini berteriak di telpon sedangkan suaranya terdengar hingga luar ruangannya. menyuruh atau mengajak berkelahi pikir Max.

" baik Tuan." Max menjawab tegas dan Sean langsung mematikan telponnya sepihak.

...***...

" Bagaimana keadaannya?" Sean yang kini terus memperhatikan dokter Jakson memeriksa Calista.

" Diam Lah dulu, kau sangat cerewet, biarkan aku memeriksanya dengan tenang." Jakson kini keceplosan memarahi Sean, kesalnya sudah dari tadi di tahannya. dia yang sudah hendak sampai rumah sakit harus memutar arah kembali ke kantor Sean akibat desakan dari nya yang sangat otoriter.

" Ingatlah dengan siapa kau berbicara, kalau tidak besok kau tidak akan bisa lagi menyandang gelar dokter mu." Ucap Sean dengan penuh penekanan dan tatapan tajam membuat Jakson tersadar dan menjadi ketakutan menghadapi Sean.

" Maafkan saya atas perkataan saya Tuan Sean." Jakson kini menunduk meminta maaf pada Sean.

" Nyoya Calista, anda harus lebih memperhatikan kesehatan anda, karena sangat berpengaruh pada janin yang ada di rahim anda sekarang yang baru berusia 2 minggu ini." Jakson kini serius menatap kedua mata Calista yang sangat terkejut.

" bagaimana bisa aku hamil? lalu siapa ayahnya?" Calista kini memijat pelipisnya.

" Bodoh, akulah ayahnya yang sedari tadi mencoba meyakinkanmu." Sean kini menatap kesal Calista yang sangat terkejut.

" Dok, bawa lelaki ini ke rumah sakit, aku tidak ingin melihatnya." Ucap Calista yang menatap Jakson dan menunjuk Sean. " Pergilah kau Sean." lanjutnya menatap Sean dengan tajam. Max yang berada di sana menahan tawa ketika melihat Calista yang terang-terangan mengusir bos nya dari sana.

" Jakson, jika tidak ada yang ingin kau sampaikan lagi, sekarang pergilah." Sean kini terang-terangan mengusir Jakson dari sana membuat hati Jakson dongkol dengan lelaki arrogant ini.

" baiklah, saya pergi dulu. Ingat pesan saya Nyonya Calista." Ucap Jakson sebelum akhirnya keluar bersama Max di belakangnya.

kini hanya tinggal Sean dan Calista di ruangan ini. Sean menatap kedua mata Calista dalam dan tajam tatapan yang sulit untuk di artikan.

" Makanlah." ucap Sean dingin dan berlalu keluar dari ruangannya dan menutup keras pintu membuat Calista terkejut.

tinggalkan jejak yaa☺️ jangan lupa dukung,like, dan Comment cerita karya author yang masih banyak butuh support dari kalian☺️

cerita ini cuma ada di Noveltoon/Mangotoon,

tidak ada di tempat lain☺️

yang nunggu next sambungannya.. bisa comment dulu nih☺️

salam untuk semua pembaca karya author

love u so much💛

Terpopuler

Comments

Biduri Aura

Biduri Aura

Sean tanpa sadar bucin dluan 😂😂😂😂

2023-08-28

0

Seno Wicaksono

Seno Wicaksono

lnjut

2022-10-12

0

Obie Agoes Arra

Obie Agoes Arra

kok Calista bs lupa dengan kejadian itu,walaupun mabuk juga pas bangun pagi x kn merasa sakit dan melihat ad pria yg tidur disamping x dlm keasaan sama sama telanjang.....

2021-11-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!