"Maaf jika reaksiku tadi membuat presdir Ank terganggu, tapi yang namanya reaksi itu adalah alami yang tidak bisa di buat atau di karang semau saya, saya pun juga sudah lelah saat saya sedang merasakan phobia itu saya tidak bisa menahan. Tapi saya akan mencoba semampu saya untuk menahannya" kataku.
"Ya! Lebih bagus seperti itu" kata Presdir Ank.
"Baiklah, jika sudah tidak ada lagi saya akan kembali ke meja saya" kataku.
"Tidak, sudah tidak ada lagi. Kamu boleh kembali " kata Presdir Ank.
"Ya, permisi" kataku sambil keluar dari ruangannya.
"Apa apaan Presdir Ank reaksinya seperti itu dingin sekali. Namanya phobia tuh mana bisa ditahan reaksi itu tuh refleks, beda sih sama orang yang tidak punya phobia" gumamku sambil membuka dokumen dokumen yang berada di mejaku.
Akhirnya sudah mau jam pulang, aku pun bersiap untuk pulang. Tapi saat aku hendak pulang Presdir Ank memanggilku lagi.
"Tumben jam segini masih memanggilku " kataku sambil masuk ke ruangannya.
Tok tok tok
"Iya? Presdir Ank " kataku.
"Kamu ingin bersiap ingin pulang ya? Tugas kamu sekarang adalah sekertaris pribadiku berbeda seperti yang kemarin walau status kamu tetap menjadi sekertaris. Jika aku tidak berkata pulang maka kamu tidak boleh pulang" kata Presdir Ank.
"Tapi ini sudah di luar jam kerja saya presdir T...." kataku yang langsung dipotong.
"Saya tidak ingin mendengar kata tapi, sekarang antarkan saya pulang lalu kamu boleh bawa mobilnya untukmu, dan besok pagi sebelum jadwal kerjamu kamu harus menjemput saya terlebih dahulu" kata Presdir Ank.
"Baik, saya akan berkemas dahulu permisi" kataku.
"Saya tunggu di bawah" kata Presdir Ank.
Aku berjalan keluar. Tiba Tiba ada Jin su dan sul hae yang sudah datang duluan.
"Ra... ayo pulang" kata Jin Su.
"Tidak bisa, aku harus mengantarkan Presdir Ank pulang terlebih dahulu lalu aku bisa pulang" kataku.
Mendengar perkataanku reaksi mereka berdua pun terkejut. Tiba tiba Presdir Ank keluar dari ruangannya.
"Ada apa ramai ramai disini?" Tanya Presdir Ank dengan tatapan dingin.
"Ah.... tidak apa apa" kataku.
"Sekertaris Rara mohon di percepat karena saya tidak suka menunggu bahkan saya tidak suka menunggu walau hanya 1 menit. Saya suka orang yang tepat waktu" kata Presdir Ank.
"Baik saya segera kesana " kataku.
Jin su dan sul hae memberi hormat kepada presdir Ank.
"Hei Rara...." Kata sul hae yang di potong.
"Manajer Sul hae! " bentak Presdir Ank.
"Iya?" Jawab sul hae kaget.
"Bedakan cara berbicara kalian saat berada di tempat kerja dan di luar kerja. Saya tidak suka jika ada yang memanggil langsung nama tanpa memanggil apa pekerjaannya paham?!" Kata Presdir Ank.
"Baik, Presdir Ank " kata Sul hae yang langsung terdiam.
Akhirnya Presdir Ank pun pergi.
"Hei Rara eh... Sekertaris Rara haduh.... canggung banget" kata sul hae.
"Nanti juga terbiasa ya sudah aku duluan ya dah.... nanti kabar kabaran ya" kataku.
Jin su hanya mengangguk dan sul hae memberi tanda OK dengan tangannya. Aku langsung bergegas ke bawah. Dan menuju mobil Presdir Ann.
"Lama sekali kamu, sekertaris Rara " kata Presdir Ank.
"Maaf presdir Ank, lain kali saya akan mempercepat langkah saya" kataku sambil ngos ngosan.
"Untuk kali ini saya maafkan, ya sudah sekarang arah pulang, kamu hafal alamat rumah saya kan?" Kata Presdir Ank.
"Iya saya sudah hafal" kataku.
"Baguslah, Ya sudah jalan" kata Presdir Ank.
Aku segera menyetir mobil Presdir Ank. Di sepanjang jalan aku hanya terdiam dan fokus kepada jalan agar tidak salah jalan. Tiba tiba Presdir Ank mengajakku berbicara.
"Sekertaris Rara " kata Presdir Ank.
"Iya?" Kataku.
"Ini nomer HP saya, kamu harus simpan. Dan mulai sekarang HP mu tidak boleh dalam mode getar harus berdering jika tidak dengan saya. Tapi kalau sedang dengan saya kamu boleh memakai mode getar agar tidak menggangu saya. Setiap saya telepon kamu harus angkat, jika kamu tidak angkat kamu harus memberikan alasan mengapa kamu tidak bisa mengangkat telepon dari saya. HP kamu harus selalu On Time saat saya hendak telepon. Paham?" Kata Presdir Ank.
"Iya paham" kataku.
Akhirnya sekitar 1 jam sudah sampai rumahnya. Rumahnya yang besar dan serba mewah, desainnya pun benar benar berkelas.
Presdir Ank pun keluar dari mobil dan aku ikut keluar dan menghampirinya.
"Baik jika sudah tidak ada lagi saya akan pulang." Kataku.
"Besok kamu jam 7 sudah berada disini dan kamu bisa masuk ke dalam. Dan memilih baju untuk saya. Oh iya satu lagi, kamu harus mempelajari ilmu yang berhubungan tentang pakaian seperti Jaz, dasi, sepatu, kemeja. Di dalam pakaian itu terdapat makna sendiri sendiri. Besok kamu sudah harus menguasainya. Paham?" Kata Presdir Ank.
"Baik paham Presdir Ank, kalau begitu saya pamit dulu." Kataku sambil memberi hormat kepada presdir Ank.
Aku pun berjalan ke arah mobil dan langsung pergi ke toko buku untuk membeli buku semacam yang di sebutkan oleh Presdir Ank.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments