Pukul sepuluh pagi, baru lah Ken bangun. Pria itu bersih dan rapi, pergi ke ruang makan untuk sarapan. Rasa nya sepi, sejak kakak laki-laki nya meninggal, Ken hanya tinggal seorang diri di rumah sebesar ini.
"Di mana Kania?" tanya Ken pada pembantu nya.
"Sejak pagi tidak terlihat tuan," jawab perempuan paruh baya yang bernama Yuni itu.
"Panggil dia," perintah Ken buru-buru bi Yuni pergi ke gudang.
Tak berapa lama bi Yuni kembali dengan wajah yang panik, "Maaf tuan, nona Kania sedang sakit. Tubuh nya sangat panas!" ujar bi Yuni memberitahu.
Ken terdiam, kemudian bangkit dari duduk nya, pria itu kemudian pergi ke gudang untuk memastikan keadaan Kania. Ken membuka pintu gudang, pemandangan pertama yang dia lihat adalah istri nya yang sedang tertidur dengan wajah pucat tak berdaya.
"Kania, bangun!"
Kania yang sebenarnya tidak tidur langsung membuka mata nya. Mata nya sendu, menampakan sebuah kesedihan yang penuh tanda tanya.
"Siapa yang memberi mu izin untuk sakit?" tanya pria yang tidak memiliki perasaan itu.
"Ku mohon, jangan sakiti aku!" lirih Kania dengan mata berkaca-kaca.
"Tujuan ku menikahi mu hanya untuk menyakiti mu. Rasa sakit yang kau rasa kan tidak sebanding dengan rasa sakit yang aku dan kakak ku rasakan." ujar Ken membuat Kania semakin tidak mengerti.
Ketika Ken hendak menendang Kania, Valdi yang tiba-tiba ada di sana langsung menarik Ken hingga membuat pria itu terjatuh ke lantai.
"Apa kau sudah gila Ken?" tanya Valdi, "Kau menyiksa nya sampai seperti ini. Ken, istri mu tidak ada hubungan nya dengan kematian kakak mu."
"Kenapa kau ada di sini, jangan ikut campur urusan ku!"
Valdi tidak peduli, pria itu kemudian menggendong Kania yang sudah tidak sadarkan diri. Ken berusaha menahan Valdi, namun Valdi tidak peduli pada Ken.
"Lepaskan istri ku....!" ucap Ken dengan nada tinggi nya.
"Jika dia mati, kau akan jadi seorang pembunuh. Kau akan di cap sebagai laki-laki yang kejam!" ujar Valdi kemudian pergi begitu saja meninggalkan Ken.
Valdi membawa Kania pergi ke rumah sakit, melihat keadaan Kania yang seperti ini Valdi yakin jika tadi malam Ken sudah menyiksa Kania. Setiba nya di rumah sakit, Kania langsung mendapatkan penanganan. Untung saja Dokter tersebut masih berteman baik dengan Valdi, jadi Dokter tersebut sungkan untuk menanyakan hal apa yang sudah terjadi.
Seharian Valdi menjaga Kania, sedangkan Ken entah di mana keberadaan nya. Perlahan Kania membuka mata, kepala nya sangat pusing.
"Kau sudah sadar?" ujar Valdi lalu membantu Kania untuk duduk.
"Terimakasih sudah menolong ku." ucap Kania dengan senyum getir nya.
"Minta cerai lah dengan Ken, dia tidak berhak menyiksa mu sampai seperti ini." ujar Valdi geram.
"Aku benar-benar tidak tahu sebab apa Ken menyiksa ku. Ken yang ku kenal tidak sebaik Ken yang ku kenal dulu." kata Kania dengan sudut mata berair.
"Dia menikahi mu hanya karena dia dendam. Lebih baik kalian bercerai."
"Aku mencintai Ken, bagaimana bisa aku meminta cerai pada nya?"
"Sadarlah Kania, Ken menikahi mu hanya karena dia dendam. Kau pasti tidak tahu akan hal itu." ujar Valdi mengulangi kata-kata nya.
"Dendam, perasaan aku tidak memiliki kesalahan apa pun pada nya. Kenapa dia harus dendam pada ku?" tanya Kania tidak mengerti.
"Ken memiliki seorang kakak yang bernama Pandu, Pandu meninggal satu tahun yang lalu karena sakit kanker yang dia derita. Di saat Dokter memvonis Pandu sakit kanker, calon istri Pandu meninggalkan nya. Yang lebih menyakitkan nya lagi, perempuan itu menikah dengan laki-laki lain dan pernikahan mereka di hadiri Pandu dan Ken. Sejak hari itu keadaan Pandu semakin memburuk lalu dia meninggal. Pandu adalah satu-satunya keluarga yang di miliki Ken, maka nya dia menikahi mu hanya untuk membalas sakit hati kakak nya juga kematian kakak nya." tutur Valdi panjang lebar.
"tapi, apa hubungannya dengan diri ku?" tanya Kania bingung.
"Karena perempuan itu adalah kakak mu. Mita," jawab Valdi membuat Kania terkejut.
"Tapi aku tidak pernah tahu jika kak Mita pernah hampir menikah dengan laki-laki yang bernama Pandu. Dia hanya kakak tiri ku, kami tidak tinggal serumah. Apa lagi sekarang dia sudah pindah mengikuti suami nya tinggal di luar negeri." ujar Kania yang tidak habis pikir dengan masalah nya.
"Aku tidak pernah tahu jika kau dan Mita adalah saudara tiri. Ken hanya tahu jika kau adalah adik Mita, dia melihat mu di saat pernikahan Mita."
"Aku datang hanya sebagai tamu undangan, aku dan kak Mita tidak pernah memiliki hubungan yang baik. Ibu nya sudah merebut segala nya dari ayah dan kehidupan ku." Kania mulai meneteskan air mata, lagi-lagi hidup nya menjadi kacau karena ulah Mita.
Kania mengusap air mata nya kasar, perih kehidupan nya semakin bertambah, "Ayah memutuskan untuk menikah lagi setelah ibu meninggal dengan harapan ada seseorang yang mau mengurus ku. Tapi, nyata nya mereka tidak memperlakukan aku dengan baik, ibu tiri ku terus memprovokasi ayah untuk membenci ku lalu mengusir ku. Dan sekarang, hanya karena kesalahan orang lain lagi-lagi aku harus menerima balasan nya. Ini tidak adil untuk ku." kata Kania dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipi.
"Lebih baik kau berpisah dengan Ken, aku sudah tidak sanggup jika harus melihat mu tersiksa seperti ini." Valdi masih mencoba untuk menyuruh Kania berpisah dengan Ken.
"Tapi aku terlalu mencintai Ken, baik buruk nya dia adalah suami ku. Kami baru saja menikah, lagian Ken tidak akan melepaskan ku begitu saja!" ujar Kania dengan bodoh nya.
Valdi menarik nafas dalam, Kania benar. Ken tidak akan melepaskan Kania begitu saja, apa lagi di hati dan pikiran Ken sudah di penuhi dengan rasa benci, dendam dan amarah. Valdi bisa melihat dari sorot mata Kania jika wanita ini benar-benar mencintai Ken.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Febrianti Febri
dasar wanita bodoh kaya ga ada pria lain saja makan tuh cinta tolol loh
2025-04-02
0
yuiwnye
drama wanita yg pasrah gini, bikin emosi level 1000 😵💫😵💫
2023-07-09
0
Aska
ini kah yg dibilang cinta buta
2023-05-16
0