18. Resiko dadi bapak.

"Tapii... saat itu saya nggak ingat apakah saya melakukannya dengan benar atau tidak, seingat saya.. saya merasa hanya setengah saja me... masukan Kang Badrun" jawabnya dengan gelisah dan cemas karena tak sanggup lagi menerka dan mengingat apapun.

"Bocah sableng. Mana ada masuk setengah. Kamu saja yang saking keenakannya jadi nggak merasa" tegur papa Zaldi gemas melihat wajah Bang Sanca seperti tersangka tanpa dosa.

"Saya nggak merasa 'keluar' di dalam pa. Saya sudah hati-hati"

"Oohh.. bocah Iki ngajak gelud" papa Zaldi yang terbakar emosi sudah ingin menghajar menantunya itu.

"Begini San. Kalau pria sedang rileks, pasti tidak terasa saat merasakan e******si.. apalagi itu pengalaman pertamamu. Jadi kamu tidak menyadarinya, atau benar kamu memang sudah menarik diri.. tapi ada yang sudah masuk" kata dokter menjelaskan.

"Ya Tuhan Sancaaa.."

"Saya sudah kesulitan menahan diri pa. Ini istri.. bukan selingkuhan. Mau bagaimana lagi.. sudah nggak sengaja kebablasan begini" ucap Bang Sanca merasa tersudut.

"Kalau kalian terus meributkan bayi ini. Biar Opa dan Oma saja yang rawat." kata Opa Rinto memutuskan.

"Jangaan..!!!" jawab Papa Rinto dan Bang Sanca bersamaan kemudian saling melirik.

"Jelas saya yang akan rawat lah, buatnya susah." gerutu Bang Sanca.

Papa Zaldi tak ingin bersitegang lagi. Mau bagaimana pun juga saat ini hak Fia sepenuhnya adalah milik Bang Sanca.

//

Fia sudah tersadar. Perutnya terasa nyeri dan kram. Baru saat Fia menggeliat, Bang Sanca bisa sedikit memperhatikan tubuh istrinya yang lebih padat berisi. Ia pun mengingat beberapa waktu terakhir ini Fia jadi lebih berselera makan. Hanya makanan tertentu saja yang istrinya tolak.

"Kamu mau makan apa dek? Lapar ya?" tanya Bang Sanca saat mendengar bunyi alarm dari perut Fia. Istrinya malah memalingkan wajah enggan berbicara padanya.

"Marah sama Abang nanti saja. Si junior lapar tuh di perut mamanya"

Fia langsung menoleh ke arah Bang Sanca seolah tidak percaya apa yang sudah suaminya itu katakan.

"Kamu pengen hamil khan, si kecil kita sudah ada di perutmu. Selama ini kamu suka mengeluh pusing, capek, nggak suka sama sesuatu.. ternyata kamu hamil dek" kata Bang Sanca.

"Kenapa Abang nggak pernah jujur sama Fia kalau Rhea itu mantan Abang, yang selama tujuh tahun menemani hidup Abang?" tanya Fia ingin mendapatkan jawaban dari sang suami.

"Terlalu sakit Abang mengingatnya, tujuh tahun Abang menjaganya. Tapi dia malah memberikan dirinya untuk kekasihmu Dafa"

"Abang lupa kalau Bang Dafa juga mengkhianati Fia?? Fia masih menceritakan semua tentang diri Fia, tapi kenapa Abang masih menyimpan rahasia tentang Rhea????" Fia begitu marah sampai perutnya kembali terasa sakit.

"Aaarrghh.. ehgmm.. huuffhh.." Fia mencoba mengatur emosinya.

"Eeeiyaaa.. iya.. Abang yang salah. Abang mengabaikan perasaan mu. Jangan marah-marah dek. Kasihan si Juno..!!"

Fia terperangah melihat Bang Sanca begitu mencemaskan dirinya dan bayinya. Seketika hatinya luluh, tapi kesalnya pun masih ada.

"Aaahhh.. Dedek... papa nakal, papa suka bohongi mama. Dedek marah ya sampai buat mama kesakitan" kata Fia sengaja mengadu. Sebenarnya ia benar-benar sesak nafas, tapi kapan lagi bisa menghukum Bang Sanca yang biasanya selalu garang padanya.

"Aduuhh sayang.. kenapa ngadu yang nggak-nggak sih ke si Juno" tegur Bang Sanca.

"Dedek.. Papa marahi mama..."

"Lailaha Illallah.. ora dek.. Abang sayang Iki lhoo" Bang Sanca mencium sisi bingkai bibir istrinya kemudian berganti mencium perut Fia. Matanya baru melihat dengan jelas kalau memang perut Fia memang sedikit menyembul dan membesar.

Owalah nak, kamu memang benar-benar sayang mama ya le. Sampai datang tiba-tiba buat huru-hara.

Fia mengaduh karena tangannya sakit terkena jarum infus.

"Besok sudah di lepas kok dek. Tunggu cairan infus habis aja" kata Bang Sanca sambil meniup punggung tangan Fia.

"Abang carikan makan apa? Si dedek lapar belum makan"

"Abang beli.. Dewi Sri berjemur, kokok bunuh diri. Buah putri salju sama pocong ijo sama sayur helm tentara campur gagal jadi kedelai..!!!!" pinta Fia.

"Lahdalaahh.. Innalilahi... Kuwi opo to dek??"

Seketika Bang Sanca bersandar lemas. Kepalanya serasa mau pecah. Membuka taktik perang memang tugasnya selama ini. Tapi soal permintaan sang istri, sampai beruban pun mungkin ia tak kan paham.

Bang Sanca mengambil ponselnya menghubungi juniornya dan Bang Garin.

"Tolong bantu saya pecahkan sandi morse. Perintah dari ini DanPom..!!"

...

"Bu DanPom mu pengen kita jadi Ki prana Lewu pot? Susah kali ini aahh, tak sampai otak aku"

"Jangan banyak bicara, kalau terlalu lama aku juga yang kena sikat" kata Bang Sanca.

"Kau yang punya urusan kenapa kami yang kena daki?" jawab Bang Garin malas sedangkan Gio masih berpikir keras dengan tugasnya.

"Sebenarnya kau apakan itu anak Dan Markas???"

"Fia hamil pot"

"Ya Tuhan kamiii.. saya tau kau ini jelalatan dan mata keranjang, mesum sudah tingkat master, tapi kalau sampai kau hamili itu anak komandan.. kau sungguh kurang ajar. Kenapa nggak ajak-ajak???"

"Astaga.. bereng..!! Kecilkan suaramu..!! Kamu mau semua orang tau aku sudah hamili anak orang, kutabrak juga nih bibirmu" ucap Bang Sanca kesal.

"Ijin Dan.. Dewi Sri berjemur itu sama dengan Nasi goreng. Kokok bunuh diri itu, ayam bakar/ayam goreng. Komandan tanyakan sendiri sama ibu...."

"Naahh.. pocong ijo pasti lontong" sambar Bang Sanca.

"Helm tentara sama gagal jadi tempe itu pasti sayur pasangannya lontong" kata Bang Garin.

"Cepat pikirnya Gioo.. atau lontong Komandanmu ini taruhannya.." gemas sekali rasanya Bang Sanca sudah di kejar waktu.

"Ijin Bang, lodeh telur puyuh sama tempe" kata Om Izal.

"Oke.. oke.. terima kasih semua. Saya mau beli dulu pesanan bini"

"Zal, itu si Fia cuma pelarian aja atauuu........"

"Jangan mikir negatif kenapa sih. Fia sudah kunikahi empat bulan yang lalu. Aku nggak sebejat itu...!!!!" jawab Bang Sanca sambil berlalu pergi.

"Fiaa sayaaang.. itu yang bunuh diri, matinya kenapa dek? masuk sumur apa kebakar?" tanya Bang Sanca lewat sambungan telepon.

"Nabrak tong aspal bang"

"Ya Salaam.. mikir lagi dah Abang" gumamnya menggaruk kepala.

"Siap Bu Komandan. Pesanan segera datang"

-_-_-_-_-

Bang Sanca menyuapi Fia makan dan makanan yang di minta istrinya berhasil meluncur mulus di lambung Fia tanpa kesulitan.

"Masih untung kamu nggak mabuk dek. Kata orang tuh kalau hamil pasti mual"

"Fia merasakan pusing Bang, mual juga kok.. hanya memang nggak parah" jawab Fia sedang enak hati dan mau menanggapi ucapan Bang Sanca.

"Jangan sakit lah kamu. Abang kepikiran. Makan nggak enak, apapun yang Abang lakukan rasanya nggak tenang" sejak tau Fia sedang mengandung, rasa was-was nya semakin berlipat ganda.

Sambil bersandar di kursinya, Bang Sanca terus menyuapi Fia. Ada rasa syukur dan bahagia karena istrinya tidak menolak makan. Dirinya baru menyadari beberapa hari ini punggungnya terasa sakit sekali.

Nggak apa-apa papa remuk dek. Yang penting kamu dan mama sehat.

***

Sugiono.. Gio yang bertugas menjemput di rumah sakit tak hentinya mendapat Omelan dari Kapten Sanca. DanPom itu begitu panik takut bayi di perut istrinya akan berguncang.

Begitu sampai rumah, secepatnya Bang Sanca turun dan berlari membukakan pintu untuk sang istri. Tak lupa tangannya menutup puncak kepala Fia agar tidak terbentur sisi atap mobil.

"Pelan dek jalannya. Si Juno masih kecil itu..!!"

"Ini pelan Bang.. kalau jalan lambat kapan sampainya?" ucap Fia.

"Fia kenapa pot?" tanya Bang Dafa.

"Hamil Daf"

"Apaaa??? Kok bisa?????"

Fia langsung masuk ke dalam rumah karena masih sakit hati dengan Bang Dafa.

"Bisa lah. Rem, gas, kopling sudah kucoba semua"

"Kamu jangan ngawur San. Fia masih terlalu muda"

"Apa kau saja yang bisa ngawur?? Kau butuh waktu berapa lama mengambil alih tanam modal ke Rhea.. Kamu lihat itu.. begitu Fia jadi milikku, sekali tembak.. lompat-lompat girang itu si Juno di perut mamanya" ledek Bang Sanca dengan sinis.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

🤣🤣🤣🤣

2024-02-21

0

Yus Ys

Yus Ys

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-02-17

0

Astuti Astuti

Astuti Astuti

Semangat berkarya Thor. Baca karyamu tak pernah merasa bosan.

2021-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 1. Buruk dari yang terburuk.
2 2. Pertengkaran.
3 3. Kenyataan.
4 4. Sama-sama.
5 5. Kata hati.
6 6. Memahami isi di hati.
7 7. Celaka salah sangka.
8 8. Secepat inikah?
9 9. Lebih parah dari ujian Nasional.
10 10. Biar mengalir apa adanya.
11 11. Bertengkar hebat.
12 12. Baikan.. marah lagi..
13 13. Lalu harus bagaimana?
14 14. Jalan kehidupan.
15 15. Pengalaman pertama.
16 16. Ancaman.
17 17. Tak disangka.
18 18. Resiko dadi bapak.
19 19. Saat bersamamu.
20 20. Kesal.
21 21. Terbuka.
22 22. Demi bumil.
23 23. Tegang.
24 24. Pejuang.
25 25. Gara-gara kebobolan.
26 26. Ketar-ketir.
27 27. Terganggu kisah masa lalu.
28 28. Tertampar.
29 29. Zafia ku.
30 30. Gemas.
31 31. Ekstra menjaga bumil.
32 32. Sayang...!
33 33. Di luar perkiraan.
34 34. Di luar perkiraan ( 2 ).
35 35. Karma "dosa" masa lalu.
36 36. Memulai membujukmu kembali.
37 37. Memulai membujukmu kembali ( 2 ).
38 38. Di kunci dulu.
39 39. Tak ada pilihan lain.
40 40. Persiapan
41 41. Kelabakan.
42 42. Tak rela.
43 43. Melepas pedih.
44 44. Ribet dan ribut.
45 45. Tak bisa santai.
46 46. Marah.
47 47. Dasar buaya..!!.
48 48. Ulah bumil bikin ketar ketir.
49 49. Hukuman yang pantas.
50 50. Salah lagii..!!
51 51. Cemburunya Kapten Sanca ( 1 ).
52 52. Bikin masalah baru.
53 53. Luka hati.
54 54. Tekanan berat.
55 55. Kisah baru denganmu.
56 56. Cintanya Abang Sanca.
57 57. Berusaha tabah.
58 58. Pernyataan Fia.
59 59. Cemburunya Kapten Sanca ( 2 ).
60 60. Menuju jadi pengantin.
61 61. Hampir berantakan.
62 62. Hati yang panas.
63 63. Pergi.
64 64. Menginjak tempat baru.
65 65. Playboy pembawa musibah.
66 66. Perlahan bangkit
67 67. Kesalnya Bang Sanca.
68 68. Adaptasi lingkungan.
69 69. Gara-gara kamu..!
70 70. Biang masalah.
71 71. Selesai ribut.
72 72. Terganggu.
73 73. ABG labil.
74 74. Ada apa?
75 75. Jawaban yang tepat.
76 76. Berbagi kasih dengan mu.
77 77. Dunia dalam satu titik.
78 78. Tegangnya Bang Sanca.
79 Legenda pada jamannya
80 79. Luar biasa.
81 80. Rumah tangga yang manis.
82 81. Bukan beban biasa.
83 82. Tanggung jawab.
84 83. Sayang tak terucap.
85 84. Cinta Tuhan dalam hitungan jam.
86 85. Bersabar dengan kenyataan.
87 86. Mencari jalan terbaik.
88 87. Besarnya rasa cinta.
89 88. Cerita keluarga.
90 89. Kejutan indah.
91 90. Drama kedatangan.
92 91. Baru satu hari.
93 92. Senam jantung.
94 93. Hari yang menegangkan.
95 94. Tidak aman sepenuhnya.
96 95. Artinya rasa cinta.
97 96. Menyimpan amarah.
98 97. Hari yang membuat pusing.
99 98. Hanya bisa 'nyebut'.
100 99. Kesal sendiri.
101 100. Ribet urusannya.
102 101. Masalah rumah tangga.
103 102. Cara kerja.
104 103. Kejelasan.
105 104. The power of Fia.
106 105. Hasil dari kerja keras.
107 106. Ada cemas.
108 107. Hampir mati.
109 108. Di selesaikan.
110 109. Gara-gara mulut.
111 Curhatan seorang author receh.
112 110. Bisa panik juga.
113 111. Sebuah permintaan.
114 112. Batal romantis.
115 Nara kecewa.
116 113. Harus impas.
117 114. Masalah tak di sengaja.
118 Dari Nara.
119 Cek..
120 115. Akibat melow nya Bang Sanca.
121 116. Belum bebas perkara.
122 117. Petaka.
123 118. Pahlawan kesorean.
124 119. Hanya ada disini.
125 120. Kurang sigap.
126 121. Cerita kecil.
Episodes

Updated 126 Episodes

1
1. Buruk dari yang terburuk.
2
2. Pertengkaran.
3
3. Kenyataan.
4
4. Sama-sama.
5
5. Kata hati.
6
6. Memahami isi di hati.
7
7. Celaka salah sangka.
8
8. Secepat inikah?
9
9. Lebih parah dari ujian Nasional.
10
10. Biar mengalir apa adanya.
11
11. Bertengkar hebat.
12
12. Baikan.. marah lagi..
13
13. Lalu harus bagaimana?
14
14. Jalan kehidupan.
15
15. Pengalaman pertama.
16
16. Ancaman.
17
17. Tak disangka.
18
18. Resiko dadi bapak.
19
19. Saat bersamamu.
20
20. Kesal.
21
21. Terbuka.
22
22. Demi bumil.
23
23. Tegang.
24
24. Pejuang.
25
25. Gara-gara kebobolan.
26
26. Ketar-ketir.
27
27. Terganggu kisah masa lalu.
28
28. Tertampar.
29
29. Zafia ku.
30
30. Gemas.
31
31. Ekstra menjaga bumil.
32
32. Sayang...!
33
33. Di luar perkiraan.
34
34. Di luar perkiraan ( 2 ).
35
35. Karma "dosa" masa lalu.
36
36. Memulai membujukmu kembali.
37
37. Memulai membujukmu kembali ( 2 ).
38
38. Di kunci dulu.
39
39. Tak ada pilihan lain.
40
40. Persiapan
41
41. Kelabakan.
42
42. Tak rela.
43
43. Melepas pedih.
44
44. Ribet dan ribut.
45
45. Tak bisa santai.
46
46. Marah.
47
47. Dasar buaya..!!.
48
48. Ulah bumil bikin ketar ketir.
49
49. Hukuman yang pantas.
50
50. Salah lagii..!!
51
51. Cemburunya Kapten Sanca ( 1 ).
52
52. Bikin masalah baru.
53
53. Luka hati.
54
54. Tekanan berat.
55
55. Kisah baru denganmu.
56
56. Cintanya Abang Sanca.
57
57. Berusaha tabah.
58
58. Pernyataan Fia.
59
59. Cemburunya Kapten Sanca ( 2 ).
60
60. Menuju jadi pengantin.
61
61. Hampir berantakan.
62
62. Hati yang panas.
63
63. Pergi.
64
64. Menginjak tempat baru.
65
65. Playboy pembawa musibah.
66
66. Perlahan bangkit
67
67. Kesalnya Bang Sanca.
68
68. Adaptasi lingkungan.
69
69. Gara-gara kamu..!
70
70. Biang masalah.
71
71. Selesai ribut.
72
72. Terganggu.
73
73. ABG labil.
74
74. Ada apa?
75
75. Jawaban yang tepat.
76
76. Berbagi kasih dengan mu.
77
77. Dunia dalam satu titik.
78
78. Tegangnya Bang Sanca.
79
Legenda pada jamannya
80
79. Luar biasa.
81
80. Rumah tangga yang manis.
82
81. Bukan beban biasa.
83
82. Tanggung jawab.
84
83. Sayang tak terucap.
85
84. Cinta Tuhan dalam hitungan jam.
86
85. Bersabar dengan kenyataan.
87
86. Mencari jalan terbaik.
88
87. Besarnya rasa cinta.
89
88. Cerita keluarga.
90
89. Kejutan indah.
91
90. Drama kedatangan.
92
91. Baru satu hari.
93
92. Senam jantung.
94
93. Hari yang menegangkan.
95
94. Tidak aman sepenuhnya.
96
95. Artinya rasa cinta.
97
96. Menyimpan amarah.
98
97. Hari yang membuat pusing.
99
98. Hanya bisa 'nyebut'.
100
99. Kesal sendiri.
101
100. Ribet urusannya.
102
101. Masalah rumah tangga.
103
102. Cara kerja.
104
103. Kejelasan.
105
104. The power of Fia.
106
105. Hasil dari kerja keras.
107
106. Ada cemas.
108
107. Hampir mati.
109
108. Di selesaikan.
110
109. Gara-gara mulut.
111
Curhatan seorang author receh.
112
110. Bisa panik juga.
113
111. Sebuah permintaan.
114
112. Batal romantis.
115
Nara kecewa.
116
113. Harus impas.
117
114. Masalah tak di sengaja.
118
Dari Nara.
119
Cek..
120
115. Akibat melow nya Bang Sanca.
121
116. Belum bebas perkara.
122
117. Petaka.
123
118. Pahlawan kesorean.
124
119. Hanya ada disini.
125
120. Kurang sigap.
126
121. Cerita kecil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!