2. Pertengkaran.

Bang Sanca mencoba menghubungi Rhea. kekasihnya, tapi puluhan panggilan telepon tak ada satupun yang di balasnya.

Kemana dia? Apa dia sakit?

Sampai tengah malam tiba tak kunjung ada jawaban dari Rhea. Bang Sanca hanya menyantap martabak dan bermain game untuk mengalihkan perhatiannya hingga tertidur.

...

Hari menjelang pagi. Sudah ada empat bungkus rokok di nakasnya. Berarti Ibra sempat masuk dan ia tidak menyadarinya. Bang Sanca memilih bangun dan sholat tahajud.

:

Usai sholat ia melihat berkas pengajuan nikahnya. Semakin dekat dengan hari pernikahan itu.. tapi komunikasinya dengan Rhea malah semakin buruk.

"Kenapa kamu semakin tidak peduli dengan hubungan kita sayang" gumamnya pelan.

***

Usai pulang kerja, Bang Sanca langsung mendatangi tempat kerja Rhea di kampus perihal pesan singkatnya untuk mengakhiri hubungan di antara mereka.

"Apa ada alasan yang bisa membuat Abang lebih mengerti?? Kalau Abang ada salah cepat katakan agar Abang bisa memperbaiki kesalahan itu." kata Bang Sanca.

"Aku hamil Bang..!! Abang bisa terima kenyataan itu" jawab Rhea sambil menangis.

"Astagfirullah hal adzim Rhea.. sama siapa kamu melakukannya?? Tujuh tahun Abang menjagamu. Itu bukan waktu yang sebentar dan kamu malah berbuat seperti itu dengan laki-laki lain????"

"Aku nggak sengaja Bang? Aku benar-benar khilaf dan sekarang Bang Dafa sulit kuhubungi"

"Abang tanya sekali lagi..!! Siapa yang melakukannya??????" tangan Bang Sanca sudah mengepal kuat menahan emosi.

"Kalau dia nggak mau bertanggung jawab biar Abang yang lakukan..!!!"

"Bang Dafa litting Abang"

Bang Sanca terduduk lemas. Dafa adalah sahabat baiknya. Susah senang mereka tanggung bersama tapi kini Dafa mengambil wanita yang begitu ia cintai.

"Abang nggak nyangka kamu setega ini sama Abang" Bang Sanca ingin berteriak dan menghajar apapun yang ada di sekitarnya. Emosinya sudah meluap bagai bara gunung berapi yang siang menghamburkan lahar panasnya.

"Sudah berapa bulan?"

"Dua bulan Bang" jawab Rhea.

Bang Sanca mengingat saat itu ia sedang berada di China untuk latihan uji ketangkasan dan saat itu juga dirinya meminta Dafa untuk mengantarkan Rhea keluar kota untuk acara tugas kampus.

"Jawab jujur, apa sebelumya kamu pernah melakukannya di belakang Abang" tanya Bang Sanca.

Rhea mengangguk takut.

"Ya Allah Rhea.. kenapa?? Kenapa bisa sampai seperti ini?? Apa selama ini Abang kurang memberimu rasa sayang? Apa Abang tidak menuruti apa yang kamu mau??" Hati Bang Sanca sudah terlalu sakit, hatinya benar-benar terpukul.

"Sekarang kita pergi ke rumah orang tuamu..!! Kita nikah..!!!!"

"Maafin aku Bang. Sudah.. Abang jangan begini lagi. Ini salahku. Ini karmaku sudah mengkhianati laki-laki sebaik Abang. Biar semua ini kutanggung sendiri"

"Sampai kapan?? perutmu akan semakin besar" tanya Bang Sanca.

"Tolong hargai keputusanku Bang..!!!" pinta Rhea.

Mendengar itu rasanya Bang Sanca tidak kuat lagi, ia pergi meninggalkan Rhea.

***

Apel pagi di laksanakan. Tak ada Lettu Sanca sebagai pimpinan apel pagi hingga Lettu Dafa yang harus mengambil alih.

Ibra merasa aneh karena tidak biasanya Abangnya itu tidak kembali ke mess.

Masih merenung saat usai apel pagi. Ada sebuah mobil patroli militer yang mengantar Bang Sanca ke Batalyon dan mereka menegur keras sikap Lettu Sanca yang mabuk dan membuat keributan dengan warga sipil.

"Ya Tuhan.. ada masalah apa dia ini?? Cepat sadarkan dia..!!!" perintah Dan Zaldi pada Dafa dan Ibra.

...

Bang Sanca masih diam seribu bahasa saat Dan Zaldi menegurnya.

"Saya mati pun tidak ada lagi yang mencemaskan saya" jawabnya akhirnya bersuara.

"Kamu nggak ingat orang tuamu? Ingatlah Tuhanmu le" tanya Dan Zaldi.

Mata Bang Sanca sudah mulai menggenang.

"Tumpahkan semuanya sampai hatimu lega. Kita pria juga butuh melepas air mata. Tidak apa.. itu tidak hina"

Tak lama tangis itu tumpah juga.

"Mohon ijin Dan.. tolong cancel berkas pernikahan saya dengan calon istri dan.. tolong naikan nama Dafa disana. Sebelumnya.. terima kasih banyak Komandan"

"Ya Allah San.. yang sabar ya..! Jodoh maut dan rejeki hanya milik Allah" kata Dan Zaldi mengusap punggung Bang Sanca.

"Siap Komandan..!!"

"Papaaa.. Fia mau pergi..!!" ucapnya menyimpan wajah ayu dan bahagia.

"Kemana? di antar Bang Ibra saja ya..!!"

"Fia sudah besar lho pa. Fia mau jalan sama Bang Dafa. Boleh khan?" tanya Zafia.

Seketika Bang Sanca menatap tajam wajah Fia.

"Jauhi pria itu..!!" ucapnya mendahului garangnya sang papa.

"Bang Sanca sudah mewakili papa. Nggak usah pergi ya ndhuk" kata Papa Zaldi hati-hati karena tidak ingin mengecewakan putri kesayangan satu-satunya.

"Papa nggak suka Bang Dafa ya?" tanya Fia.

"Nanti kita bicarakan. Papa masih ada tamu"

Zafia pun pergi meninggalkan Papa Zaldi dan Bang Sanca. Mereka saling melirik tapi tetap tatapan Zafia sudah setajam parang yang baru saja di asah. Belum puas dengan itu, Fia masih sempat menginjak kaki Bang Sanca dengan kuat sambil menjulurkan lidahnya. Pria itu hanya bisa memercing tanpa melawan demi menghormati sang komandan.

"Fiaaaa..!!"

Zafia langsung pergi tanpa menoleh lagi.

"Maafkan putri saya ya. Dia tidak seperti apa yang kamu lihat"

"Siaap"

Istri komandan dulu ngidam apa sampai punya anak macam Fia itu. Jangan-jangan ngidam pil mati.

...

Bruugghhh..

Bang Sanca terjungkal di samping messnya. Ia menoleh dan ternyata ada sosok gadis tengil yang menjegalnya.

"Kalau bukan perempuan sudah kuajak gelud sejak tadi" kata Bang Sanca sambil berdiri dan membersihkan dirinya.

"Kenapa Om membuat acaraku sama Bang Dafa jadi berantakan??" tanya Zafia.

"Dafa kau panggil Abang. Saya kau panggil Om. Saya sama Dafa masih tua Dafa. Apa tampang saya ini boros??"

"Kenyataannya Bang Dafa memang manis" jawab Fia.

"Manis saja tidak cukup untuk membahagiakan mu non. Pria yang sungguh mencintaimu akan menjadikanmu prioritas utamanya" kata Bang Sanca.

Fia melirik ponselnya. Ia mulai merasa janggal. Selama ini ia merasa semuanya seakan baik-baik saja, tapi harus ia akui selama ini komunikasinya dengan Bang Dafa tidak sesering itu.

"Apa yang om tau?"

"Kamu cari tau sendiri. Jangan terpengaruh ucapan orang lain..!!" Bang Sanca sudah pergi menjauh.

Zafia tersadar. Ia langsung berdiri menghadang langkah Bang Sanca.

"Tunggu om..!!!"

"Cckk.. Opo maneh sih?? Saya mau tidur. Kepala saya sakit"

"Tolong temani Fia..!!"

"Wegah, emoh, ora.. maleess..!!!" jawab Bang Sanca.

Fia langsung melompat menginjak kaki Bang Sanca lalu melompat hingga dahinya menghantam hidung Bang Sanca.

"Hwadoooooh.." pekik Bang Sanca. Hidung mancungnya sedikit mengeluarkan darah.

"Ayo ikut.. Kalau tidak satu perangkat lunak punya om itu rusak total" ancam Fia.

"Astaganagaaa.. Dosa nggak sih gadis merepotkan ini kulipat saja. Siapa lah orang dungu yang mau memperistri gadis macam dia ini" gumam Bang Sanca sambil berlalu pergi.

"Om mau kemana lagi??" tanya Fia tidak sabar. Dirinya sudah gelisah memikirkan Bang Dafa.

"Ambil kunci motor ndhuk. Kamu mau merayap mencari Dafa??"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Susana Sari Sari

Susana Sari Sari

wah...ssruu ini..Fia🤔🤔🤔🤣🤣🤣🤣

2024-05-11

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Dafa bener2 playboy cap kapak,Sana di embat sini di embatnya,..

2024-02-21

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

kekasih berselingkuh dgn temen sendiri,itu lebih menyakitkan,Dan temen sendiri juga g ada akhlaknya,pacar temen sendiri di embat nya,Ni cewek juga ogeb,g setia org..ckk

2024-02-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Buruk dari yang terburuk.
2 2. Pertengkaran.
3 3. Kenyataan.
4 4. Sama-sama.
5 5. Kata hati.
6 6. Memahami isi di hati.
7 7. Celaka salah sangka.
8 8. Secepat inikah?
9 9. Lebih parah dari ujian Nasional.
10 10. Biar mengalir apa adanya.
11 11. Bertengkar hebat.
12 12. Baikan.. marah lagi..
13 13. Lalu harus bagaimana?
14 14. Jalan kehidupan.
15 15. Pengalaman pertama.
16 16. Ancaman.
17 17. Tak disangka.
18 18. Resiko dadi bapak.
19 19. Saat bersamamu.
20 20. Kesal.
21 21. Terbuka.
22 22. Demi bumil.
23 23. Tegang.
24 24. Pejuang.
25 25. Gara-gara kebobolan.
26 26. Ketar-ketir.
27 27. Terganggu kisah masa lalu.
28 28. Tertampar.
29 29. Zafia ku.
30 30. Gemas.
31 31. Ekstra menjaga bumil.
32 32. Sayang...!
33 33. Di luar perkiraan.
34 34. Di luar perkiraan ( 2 ).
35 35. Karma "dosa" masa lalu.
36 36. Memulai membujukmu kembali.
37 37. Memulai membujukmu kembali ( 2 ).
38 38. Di kunci dulu.
39 39. Tak ada pilihan lain.
40 40. Persiapan
41 41. Kelabakan.
42 42. Tak rela.
43 43. Melepas pedih.
44 44. Ribet dan ribut.
45 45. Tak bisa santai.
46 46. Marah.
47 47. Dasar buaya..!!.
48 48. Ulah bumil bikin ketar ketir.
49 49. Hukuman yang pantas.
50 50. Salah lagii..!!
51 51. Cemburunya Kapten Sanca ( 1 ).
52 52. Bikin masalah baru.
53 53. Luka hati.
54 54. Tekanan berat.
55 55. Kisah baru denganmu.
56 56. Cintanya Abang Sanca.
57 57. Berusaha tabah.
58 58. Pernyataan Fia.
59 59. Cemburunya Kapten Sanca ( 2 ).
60 60. Menuju jadi pengantin.
61 61. Hampir berantakan.
62 62. Hati yang panas.
63 63. Pergi.
64 64. Menginjak tempat baru.
65 65. Playboy pembawa musibah.
66 66. Perlahan bangkit
67 67. Kesalnya Bang Sanca.
68 68. Adaptasi lingkungan.
69 69. Gara-gara kamu..!
70 70. Biang masalah.
71 71. Selesai ribut.
72 72. Terganggu.
73 73. ABG labil.
74 74. Ada apa?
75 75. Jawaban yang tepat.
76 76. Berbagi kasih dengan mu.
77 77. Dunia dalam satu titik.
78 78. Tegangnya Bang Sanca.
79 Legenda pada jamannya
80 79. Luar biasa.
81 80. Rumah tangga yang manis.
82 81. Bukan beban biasa.
83 82. Tanggung jawab.
84 83. Sayang tak terucap.
85 84. Cinta Tuhan dalam hitungan jam.
86 85. Bersabar dengan kenyataan.
87 86. Mencari jalan terbaik.
88 87. Besarnya rasa cinta.
89 88. Cerita keluarga.
90 89. Kejutan indah.
91 90. Drama kedatangan.
92 91. Baru satu hari.
93 92. Senam jantung.
94 93. Hari yang menegangkan.
95 94. Tidak aman sepenuhnya.
96 95. Artinya rasa cinta.
97 96. Menyimpan amarah.
98 97. Hari yang membuat pusing.
99 98. Hanya bisa 'nyebut'.
100 99. Kesal sendiri.
101 100. Ribet urusannya.
102 101. Masalah rumah tangga.
103 102. Cara kerja.
104 103. Kejelasan.
105 104. The power of Fia.
106 105. Hasil dari kerja keras.
107 106. Ada cemas.
108 107. Hampir mati.
109 108. Di selesaikan.
110 109. Gara-gara mulut.
111 Curhatan seorang author receh.
112 110. Bisa panik juga.
113 111. Sebuah permintaan.
114 112. Batal romantis.
115 Nara kecewa.
116 113. Harus impas.
117 114. Masalah tak di sengaja.
118 Dari Nara.
119 Cek..
120 115. Akibat melow nya Bang Sanca.
121 116. Belum bebas perkara.
122 117. Petaka.
123 118. Pahlawan kesorean.
124 119. Hanya ada disini.
125 120. Kurang sigap.
126 121. Cerita kecil.
Episodes

Updated 126 Episodes

1
1. Buruk dari yang terburuk.
2
2. Pertengkaran.
3
3. Kenyataan.
4
4. Sama-sama.
5
5. Kata hati.
6
6. Memahami isi di hati.
7
7. Celaka salah sangka.
8
8. Secepat inikah?
9
9. Lebih parah dari ujian Nasional.
10
10. Biar mengalir apa adanya.
11
11. Bertengkar hebat.
12
12. Baikan.. marah lagi..
13
13. Lalu harus bagaimana?
14
14. Jalan kehidupan.
15
15. Pengalaman pertama.
16
16. Ancaman.
17
17. Tak disangka.
18
18. Resiko dadi bapak.
19
19. Saat bersamamu.
20
20. Kesal.
21
21. Terbuka.
22
22. Demi bumil.
23
23. Tegang.
24
24. Pejuang.
25
25. Gara-gara kebobolan.
26
26. Ketar-ketir.
27
27. Terganggu kisah masa lalu.
28
28. Tertampar.
29
29. Zafia ku.
30
30. Gemas.
31
31. Ekstra menjaga bumil.
32
32. Sayang...!
33
33. Di luar perkiraan.
34
34. Di luar perkiraan ( 2 ).
35
35. Karma "dosa" masa lalu.
36
36. Memulai membujukmu kembali.
37
37. Memulai membujukmu kembali ( 2 ).
38
38. Di kunci dulu.
39
39. Tak ada pilihan lain.
40
40. Persiapan
41
41. Kelabakan.
42
42. Tak rela.
43
43. Melepas pedih.
44
44. Ribet dan ribut.
45
45. Tak bisa santai.
46
46. Marah.
47
47. Dasar buaya..!!.
48
48. Ulah bumil bikin ketar ketir.
49
49. Hukuman yang pantas.
50
50. Salah lagii..!!
51
51. Cemburunya Kapten Sanca ( 1 ).
52
52. Bikin masalah baru.
53
53. Luka hati.
54
54. Tekanan berat.
55
55. Kisah baru denganmu.
56
56. Cintanya Abang Sanca.
57
57. Berusaha tabah.
58
58. Pernyataan Fia.
59
59. Cemburunya Kapten Sanca ( 2 ).
60
60. Menuju jadi pengantin.
61
61. Hampir berantakan.
62
62. Hati yang panas.
63
63. Pergi.
64
64. Menginjak tempat baru.
65
65. Playboy pembawa musibah.
66
66. Perlahan bangkit
67
67. Kesalnya Bang Sanca.
68
68. Adaptasi lingkungan.
69
69. Gara-gara kamu..!
70
70. Biang masalah.
71
71. Selesai ribut.
72
72. Terganggu.
73
73. ABG labil.
74
74. Ada apa?
75
75. Jawaban yang tepat.
76
76. Berbagi kasih dengan mu.
77
77. Dunia dalam satu titik.
78
78. Tegangnya Bang Sanca.
79
Legenda pada jamannya
80
79. Luar biasa.
81
80. Rumah tangga yang manis.
82
81. Bukan beban biasa.
83
82. Tanggung jawab.
84
83. Sayang tak terucap.
85
84. Cinta Tuhan dalam hitungan jam.
86
85. Bersabar dengan kenyataan.
87
86. Mencari jalan terbaik.
88
87. Besarnya rasa cinta.
89
88. Cerita keluarga.
90
89. Kejutan indah.
91
90. Drama kedatangan.
92
91. Baru satu hari.
93
92. Senam jantung.
94
93. Hari yang menegangkan.
95
94. Tidak aman sepenuhnya.
96
95. Artinya rasa cinta.
97
96. Menyimpan amarah.
98
97. Hari yang membuat pusing.
99
98. Hanya bisa 'nyebut'.
100
99. Kesal sendiri.
101
100. Ribet urusannya.
102
101. Masalah rumah tangga.
103
102. Cara kerja.
104
103. Kejelasan.
105
104. The power of Fia.
106
105. Hasil dari kerja keras.
107
106. Ada cemas.
108
107. Hampir mati.
109
108. Di selesaikan.
110
109. Gara-gara mulut.
111
Curhatan seorang author receh.
112
110. Bisa panik juga.
113
111. Sebuah permintaan.
114
112. Batal romantis.
115
Nara kecewa.
116
113. Harus impas.
117
114. Masalah tak di sengaja.
118
Dari Nara.
119
Cek..
120
115. Akibat melow nya Bang Sanca.
121
116. Belum bebas perkara.
122
117. Petaka.
123
118. Pahlawan kesorean.
124
119. Hanya ada disini.
125
120. Kurang sigap.
126
121. Cerita kecil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!