7. Celaka salah sangka.

Sama tapi beda kasus. Please jangan ribut dan nikmati saja..!!

🌹🌹🌹

"Lhoo.. foto profil Fia kenapa berubah jadi wajah si black?" gumam Papa Zaldi saat akan kembali ke kantor usai istirahat siang di hari Minggu. Biasa bagi para anggota untuk melaksanakan rapat dadakan.

"Black siapa pa?" tanya Mama Arnes.

"Si Sanca ma. Masa jadi foto profil Fia"

"Ooohh.. om Ambon Jawir. Biar lah pa. Om black khan sangar. Siapa tau pria iseng yang mau ngerjain Fia pada mundur" jawab Mama Arnes.

Julukan untuk Bang Zaldi memang bermacam-macam. Si bulldog, Om Black, Om Ambon Jawir. Kulitnya yang gelap hitam manis dan sangar membuat sang DanPom Batalyon mendapatkan jujukan itu. Tak jarang anak-anak yang melihat Bang Sanca langsung menangis di buatnya tapi jangan salah, sebenarnya sang komandan begitu tampan. Hanya karena pekerjaannya saja, kulitnya jadi terbakar matahari

Papa Zaldi merasa ada sesuatu yang janggal tapi dirinya masih tak bisa menerka dengan pasti.

Tak lama terdengar suara motor di depan rumah Papa Zaldi.

...

Dan Zaldi masih menatap Bang Sanca dan Fia yang duduk di hadapannya.

"Kenapa bisa barengan pulangnya?"

Bang Sanca sudah berniat menjawab tapi Fia menyenggol kaki Bang Sanca.

"Ketemu di jalan pa. Dari kost nya Esa"

Bang Sanca menyentuh tangan Fia agar gadis itu diam saja.

"Ijin Komandan.. bolehkah saya meminang putri Komandan?" tanyanya langsung tanpa tedeng aling-aling.

Dada Papa Zaldi langsung sesak. Pikirannya campur aduk. Perasaannya tidak enak.

"Darimana kalian?" tanya Pak Zaldi masih menekan amarahnya.

Terlihat Fia sangat takut sampai sedikit bersembunyi di belakang Bang Sanca.

"Saya tanya.. darimana kalian???????" bentak Dan Zaldi.

"Ijin.. Dari puncak" jawab jujur Bang Sanca.

"Puncak??? Kalian menginap di puncak????"

Dan Zaldi melepas ikat pinggangnya dan langsung melesatkan di tubuh Fia dengan keras.

"Kamu mengecewakan papa Fia..!!!!!!" Dan Zaldi akan melayangkannya lagi tapi Bang Sanca secepatnya memeluk Fia hingga cambukan itu mengenai punggungnya.

"Saya yang salah Dan..!!!"

"Papaa.. sakiiit"

"Kalian berdua sama saja..!!! Terutama kamu Fia. Kamu tidak bisa menjaga diri...!!!!"

Mama Arnes berlari ke ruang tamu mendengar keributan itu.

"Ada apa pa? Sabar pa..!!"

"Anakmu ini sudah mencoreng wajahku ma. Bisa-bisanya dia bermalam dengan seorang pria di puncak"

Setengah mati Mama Arnes terkejut, Papa Zaldi sudah mengemasi barang Fia dan melemparnya keluar. Bang Sanca yang ingin menjelaskan masih disibukan dengan Fia yang merintih kesakitan.

Bang Ibra yang mendapat kabar itu segera masuk ke dalam rumah.

"Benar itu Bang? Abang bawa Fia menginap di puncak????" tanya Bang Ibra.

"Iya..!"

"Ya Tuhankuu.. Kau pengen mati cepat Bang. Fia adik perempuan ku satu-satunya Abaaaaaang...!!!!!!" pekik Bang Ibra dengan emosi.

"Sabar sebentar..!!" Bang Sanca menekan kemarahan Bang Ibra.

"Tolong jangan pukul Fia lagi Dan..!!" pinta Bang Sanca tak tega.

"Urusan kamu dengan saya nanti..!!"

Perdebatan belum juga usai. Papa Zaldi yang terbakar amarah menarik tangan Fia dan menampar pipi putrinya sampai gadis tersungkur.

"Fia nggak di apa-apakan Abaang" tangis Fia semakin menjadi.

"Fia cuma bobok sama Abang di penginapan" ucapan Fia membulatkan mata Bang Sanca saking kagetnya.

"Lailaha Illallah.. Fiaaaaa..!!!!!!!!!!"

Kaki papa Zaldi menendang Bang Sanca.

buugghhhh..

"Kamu memang pantas di hajar Bang..!!!!" bentak Bang Ibra.

-_-_-_-_-_-

"Siap.. tidak..!!"

buugghhh... plaaaakk..

"Nggak ngaku juga kamu?? Fia bilang kalau dia tidur sama kamu di penginapan" bentak Dan Zaldi.

"Saya memang menginap bersama Fia. Tapi saya tidak apa-apakan putri Komandan" jawab Bang Sanca teguh pendirian pada jawabannya meskipun dirinya sudah remuk di hajar Dan Zaldi.

"Kesalahanmu tidak cukup satu Lettu Sanca. Kamu melarikan putri saya..!! Mau main-main kamu dengan saya?? Tidak mungkin ada laki-laki yang baik-baik saja saat berdekatan dengan wanita"

"Siap salaah..!!" Bang Sanca tak sanggup lagi menegakan badannya. Ia pun ambruk terkapar.

Dafa dan Garin membantu membawa Bang Sanca ke rumah sakit karena keadaan litting nya itu sudah parah.

...

"Jawab Fia" Papa Zaldi sampai menggebrak meja karena putrinya itu hanya menangis dan tak kunjung menjawab.

"Papa sudah bilang, hanya ibu saja yang boleh menyentuh badan putrinya, selebihnya hajar tanpa ampun. Untuk apa papa ajari kamu beladiri????" bentak Papa Zaldi tidak sabar.

"Cepat jawaabbb..!!!!"

Opa Rinto menghadang bahu Papa Zaldi agar tidak terus emosi.

"Ndhuk.. sayang. Disana bobok sama Bang Sanca aja khan?" Oma Anye berhati-hati bertanya pada Fia karena Mama Arnes sudah tak sanggup lagi mendengarnya.

"Abang merokok di luar kamar sampai pagi. Fia bobok sendiri..." jawab Fia.

"Alhamdulillah.." ucap syukur semuanya.

"Setelah mencium bibir Fia lama-lama" lanjut Fia lagi.

"Haduuuh pa.. Anakku paaa...." Papa Zaldi kaget sekali lemas di tempat.

...

"Ini salah kalian berdua. Papa sudah bilang pentingnya edukasi untuk anak. Kalian ingat nggak kecerobohan kalian pada Ibra dan Ryan. Sekarang Fia buta ilmu dan tau dasarnya tanpa memahami. Papa akui anakmu memang pintar, tapi kalian bodohkan dia tentang satu hal yang kalian anggap tabu" tegur keras Opa Rinto pada Mama Arnes dan Papa Zaldi.

"Tujuan saya agar Fia tidak terpengaruh pa" kata Papa Zaldi.

"Dan ini hasil yang kamu dapat..!"

"Papa yakin Fia belum di apa-apakan. Perempuan yang sudah mengalaminya apalagi dengan tingkat kepekaan seperti Fia, pasti akan meninggalkan trauma mental. Kalau nyerempet.. itu pasti Zal. Kita ini laki.. pasti kamu paham lah"

"Terus aku harus bagaimana pa?"

"Mau bagaimana lagi. Lanjut saja..!!" saran Opa Rinto.

"Nggak pa. Sanca terlalu berani dan ceroboh. Dia bisa mencelakai Fia. Bagaimana kalau dia tidak menyayangi putriku? Dia terlalu dingin. Jangankan para anggotanya, bocah disini saja lari berhamburan kalau lihat Sanca lewat" tolak Papa Zaldi.

"Sekarang pilihannya hanya ada dua. Restui mereka atau kamu punya cucu lebih cepat"

"Saya ini masih mampu punya anak lagi pa. Masa sudah mau punya cucu" jawab Papa Rinto.

"Ya tergantung Sanca donk. Kamu khan tau kalau pasukan jarang ada yang gagal tembak Laras panjang. Doorr.. jadilah sudah. Atau sesuai dengan namanya.. Sanca..."

Papa Zaldi terdiam menimbang setiap nasihat dari Opa Rinto. Hatinya masih berantakan belum mampu memutuskan apapun.

"Papa mau ke rumah sakit dulu. Mau jenguk cucu mantu Papa yang kamu hajar"

...

Opa Rinto prihatin melihat Bang Sanca terbaring lemah di ranjang. Sesekali pria itu mengerang kesakitan karena sulit bergerak.

"Selamat Siang..!!!!" sapa tegas Bang Sanca saat melihat Opa Rinto.

"Sudah biasa saja..!! Saya disini tidak bawa jabatan. Saya datang sebagai seorang Opa dan Opa hanya mau tanya apa motivasi kamu membawa cucu kesayangan Opa pergi.

"Tidak ada sesuatu yang lebih. Memang saya salah sudah membawanya tanpa ijin karena tau Dan Zaldi sangat ketat menjaga putrinya"

"Dan hasil akhirnya kamu remuk seperti ini?"

"Opa tidak akan bertanya apa yang kamu lakukan pada Fia karena Opa pun pernah muda. Tapi Opa tegaskan. Jika kamu memang pria sejati, kamu akan mempertanggung jawabkan apa yang kamu lakukan karena pria sejati itu tidak main perempuan dan hanya akan bertahan dan berjuang untuk satu perempuan"

"Siap Opa..!!"

***

Pagi ini Lettu Sanca bersikeras minta keluar dari rumah sakit dan mengancam akan membuat keributan kalau tidak diijinkan keluar.

...

Dengan kening tertutup perban, kaki dan pinggang terkilir, perut kaku, tulang rusuk memar.. Bang Sanca berjalan masuk ke Batalyon sedangkan disana dua ajudannya kebingungan mencari keberadaan Bang Sanca yang tiba-tiba menghilang.

tok..tok..tok..

"Masuk..!!!"

Bang Sanca masuk ke ruangan Dan Zaldi dengan keadaan berantakan. Baru satu hari perawatan, dengan beraninya DanPom Batalyon itu menemuinya di ruangan.

"Sancaaa???? Bukannya kamu sedang di rawat di rumah sakit?" Dan Zaldi terperanjat kaget.

"Ijin Dan.. saya mau melamar putri Komandan"

"Nggak.. nggak.. nggak ada" tolak Dan Zaldi mentah-mentah.

"Saya mau melamar putri Komandan, bukan Komandan" kata Bang Sanca tak patah arang.

"Saya menolak.."

"Ijin Dan.. saya sudah terlanjur...... "

"B******n.. kurang ajar kamu Sancaa..!!!!"

bbaagghhh....

Satu pukulan uppercut mendarat telak di tubuh Bang Sanca.

"Saya tidak akan pernah memaafkan apapun yang kamu lakukan pada putri saya"

Bang Sanca hampir hilang kesadaran, tak bisa merasakan tubuhnya lagi saking sakitnya.

tok..tok..tok..

"Masuk..!!"

"Ijin Dan.."

"Lho.. Sanca..!! Kamu kenapa San?" tanya seorang pria disana refleks membantu Bang Sanca yang terkapar. Tapi jelas ada wajah kurang bersahabat dari Bang Sanca.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Hadeeuuh salah paham lagi kan jadi nya,Maksudnya Sanca SUDAH TERLANJUR "CINTA" bukan terlanjur nganu..😂😂

2024-02-21

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kasian banget Sanca,Harusnya dia tau resiko bawak kabur anak komandannya,Nekat banget Sanca,Niat awalnya pengen menghibur dirinya dan Fia,Tapi malah berujung begini..

2024-02-21

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

🤦🤦🤦 Hadeehh Fia,polos banget,Aku pikir sikap bar-bar nya itu dia pinter..

2024-02-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Buruk dari yang terburuk.
2 2. Pertengkaran.
3 3. Kenyataan.
4 4. Sama-sama.
5 5. Kata hati.
6 6. Memahami isi di hati.
7 7. Celaka salah sangka.
8 8. Secepat inikah?
9 9. Lebih parah dari ujian Nasional.
10 10. Biar mengalir apa adanya.
11 11. Bertengkar hebat.
12 12. Baikan.. marah lagi..
13 13. Lalu harus bagaimana?
14 14. Jalan kehidupan.
15 15. Pengalaman pertama.
16 16. Ancaman.
17 17. Tak disangka.
18 18. Resiko dadi bapak.
19 19. Saat bersamamu.
20 20. Kesal.
21 21. Terbuka.
22 22. Demi bumil.
23 23. Tegang.
24 24. Pejuang.
25 25. Gara-gara kebobolan.
26 26. Ketar-ketir.
27 27. Terganggu kisah masa lalu.
28 28. Tertampar.
29 29. Zafia ku.
30 30. Gemas.
31 31. Ekstra menjaga bumil.
32 32. Sayang...!
33 33. Di luar perkiraan.
34 34. Di luar perkiraan ( 2 ).
35 35. Karma "dosa" masa lalu.
36 36. Memulai membujukmu kembali.
37 37. Memulai membujukmu kembali ( 2 ).
38 38. Di kunci dulu.
39 39. Tak ada pilihan lain.
40 40. Persiapan
41 41. Kelabakan.
42 42. Tak rela.
43 43. Melepas pedih.
44 44. Ribet dan ribut.
45 45. Tak bisa santai.
46 46. Marah.
47 47. Dasar buaya..!!.
48 48. Ulah bumil bikin ketar ketir.
49 49. Hukuman yang pantas.
50 50. Salah lagii..!!
51 51. Cemburunya Kapten Sanca ( 1 ).
52 52. Bikin masalah baru.
53 53. Luka hati.
54 54. Tekanan berat.
55 55. Kisah baru denganmu.
56 56. Cintanya Abang Sanca.
57 57. Berusaha tabah.
58 58. Pernyataan Fia.
59 59. Cemburunya Kapten Sanca ( 2 ).
60 60. Menuju jadi pengantin.
61 61. Hampir berantakan.
62 62. Hati yang panas.
63 63. Pergi.
64 64. Menginjak tempat baru.
65 65. Playboy pembawa musibah.
66 66. Perlahan bangkit
67 67. Kesalnya Bang Sanca.
68 68. Adaptasi lingkungan.
69 69. Gara-gara kamu..!
70 70. Biang masalah.
71 71. Selesai ribut.
72 72. Terganggu.
73 73. ABG labil.
74 74. Ada apa?
75 75. Jawaban yang tepat.
76 76. Berbagi kasih dengan mu.
77 77. Dunia dalam satu titik.
78 78. Tegangnya Bang Sanca.
79 Legenda pada jamannya
80 79. Luar biasa.
81 80. Rumah tangga yang manis.
82 81. Bukan beban biasa.
83 82. Tanggung jawab.
84 83. Sayang tak terucap.
85 84. Cinta Tuhan dalam hitungan jam.
86 85. Bersabar dengan kenyataan.
87 86. Mencari jalan terbaik.
88 87. Besarnya rasa cinta.
89 88. Cerita keluarga.
90 89. Kejutan indah.
91 90. Drama kedatangan.
92 91. Baru satu hari.
93 92. Senam jantung.
94 93. Hari yang menegangkan.
95 94. Tidak aman sepenuhnya.
96 95. Artinya rasa cinta.
97 96. Menyimpan amarah.
98 97. Hari yang membuat pusing.
99 98. Hanya bisa 'nyebut'.
100 99. Kesal sendiri.
101 100. Ribet urusannya.
102 101. Masalah rumah tangga.
103 102. Cara kerja.
104 103. Kejelasan.
105 104. The power of Fia.
106 105. Hasil dari kerja keras.
107 106. Ada cemas.
108 107. Hampir mati.
109 108. Di selesaikan.
110 109. Gara-gara mulut.
111 Curhatan seorang author receh.
112 110. Bisa panik juga.
113 111. Sebuah permintaan.
114 112. Batal romantis.
115 Nara kecewa.
116 113. Harus impas.
117 114. Masalah tak di sengaja.
118 Dari Nara.
119 Cek..
120 115. Akibat melow nya Bang Sanca.
121 116. Belum bebas perkara.
122 117. Petaka.
123 118. Pahlawan kesorean.
124 119. Hanya ada disini.
125 120. Kurang sigap.
126 121. Cerita kecil.
Episodes

Updated 126 Episodes

1
1. Buruk dari yang terburuk.
2
2. Pertengkaran.
3
3. Kenyataan.
4
4. Sama-sama.
5
5. Kata hati.
6
6. Memahami isi di hati.
7
7. Celaka salah sangka.
8
8. Secepat inikah?
9
9. Lebih parah dari ujian Nasional.
10
10. Biar mengalir apa adanya.
11
11. Bertengkar hebat.
12
12. Baikan.. marah lagi..
13
13. Lalu harus bagaimana?
14
14. Jalan kehidupan.
15
15. Pengalaman pertama.
16
16. Ancaman.
17
17. Tak disangka.
18
18. Resiko dadi bapak.
19
19. Saat bersamamu.
20
20. Kesal.
21
21. Terbuka.
22
22. Demi bumil.
23
23. Tegang.
24
24. Pejuang.
25
25. Gara-gara kebobolan.
26
26. Ketar-ketir.
27
27. Terganggu kisah masa lalu.
28
28. Tertampar.
29
29. Zafia ku.
30
30. Gemas.
31
31. Ekstra menjaga bumil.
32
32. Sayang...!
33
33. Di luar perkiraan.
34
34. Di luar perkiraan ( 2 ).
35
35. Karma "dosa" masa lalu.
36
36. Memulai membujukmu kembali.
37
37. Memulai membujukmu kembali ( 2 ).
38
38. Di kunci dulu.
39
39. Tak ada pilihan lain.
40
40. Persiapan
41
41. Kelabakan.
42
42. Tak rela.
43
43. Melepas pedih.
44
44. Ribet dan ribut.
45
45. Tak bisa santai.
46
46. Marah.
47
47. Dasar buaya..!!.
48
48. Ulah bumil bikin ketar ketir.
49
49. Hukuman yang pantas.
50
50. Salah lagii..!!
51
51. Cemburunya Kapten Sanca ( 1 ).
52
52. Bikin masalah baru.
53
53. Luka hati.
54
54. Tekanan berat.
55
55. Kisah baru denganmu.
56
56. Cintanya Abang Sanca.
57
57. Berusaha tabah.
58
58. Pernyataan Fia.
59
59. Cemburunya Kapten Sanca ( 2 ).
60
60. Menuju jadi pengantin.
61
61. Hampir berantakan.
62
62. Hati yang panas.
63
63. Pergi.
64
64. Menginjak tempat baru.
65
65. Playboy pembawa musibah.
66
66. Perlahan bangkit
67
67. Kesalnya Bang Sanca.
68
68. Adaptasi lingkungan.
69
69. Gara-gara kamu..!
70
70. Biang masalah.
71
71. Selesai ribut.
72
72. Terganggu.
73
73. ABG labil.
74
74. Ada apa?
75
75. Jawaban yang tepat.
76
76. Berbagi kasih dengan mu.
77
77. Dunia dalam satu titik.
78
78. Tegangnya Bang Sanca.
79
Legenda pada jamannya
80
79. Luar biasa.
81
80. Rumah tangga yang manis.
82
81. Bukan beban biasa.
83
82. Tanggung jawab.
84
83. Sayang tak terucap.
85
84. Cinta Tuhan dalam hitungan jam.
86
85. Bersabar dengan kenyataan.
87
86. Mencari jalan terbaik.
88
87. Besarnya rasa cinta.
89
88. Cerita keluarga.
90
89. Kejutan indah.
91
90. Drama kedatangan.
92
91. Baru satu hari.
93
92. Senam jantung.
94
93. Hari yang menegangkan.
95
94. Tidak aman sepenuhnya.
96
95. Artinya rasa cinta.
97
96. Menyimpan amarah.
98
97. Hari yang membuat pusing.
99
98. Hanya bisa 'nyebut'.
100
99. Kesal sendiri.
101
100. Ribet urusannya.
102
101. Masalah rumah tangga.
103
102. Cara kerja.
104
103. Kejelasan.
105
104. The power of Fia.
106
105. Hasil dari kerja keras.
107
106. Ada cemas.
108
107. Hampir mati.
109
108. Di selesaikan.
110
109. Gara-gara mulut.
111
Curhatan seorang author receh.
112
110. Bisa panik juga.
113
111. Sebuah permintaan.
114
112. Batal romantis.
115
Nara kecewa.
116
113. Harus impas.
117
114. Masalah tak di sengaja.
118
Dari Nara.
119
Cek..
120
115. Akibat melow nya Bang Sanca.
121
116. Belum bebas perkara.
122
117. Petaka.
123
118. Pahlawan kesorean.
124
119. Hanya ada disini.
125
120. Kurang sigap.
126
121. Cerita kecil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!