Dengan taring Opa Rinto, malam ini Bang Sanca dan Fia masuk asrama berbekal surat nikah yang sah sambil proses pengajuan nikah itu berjalan. Batalyon memberi ijin agar Bang Sanca bisa tinggal bersama Fia dengan catatan setiap malam hingga tiba surat nikah kantor itu sah, Kapten Sanca harus mengikuti apel malam.
Sialnya.. satu-satunya rumah yang bisa di tempati saat ini malah tepat berada di antara rumah Bang Dafa dan Bang Anjar karena Bang Anjar telah memiliki seorang putri. Bang Sanca pun tidak bisa menarik diri sebab yang menyambungkan segala kemudahan ini adalah Opa Rinto maka mau tidak mau Bang Sanca terpaksa menerima.
Papa Zaldi bukannya tidak mau membantu, tapi perasaannya yang belum ikhlas membuatnya tidak sampai hati melepas Fia begitu saja. Apalagi saat ini Sanca masih terjerat obat setan itu.
"Papa minta tolong, jangan apa-apakan Fia dulu"
"Insya Allah pa" jawabnya singkat karena tidak mungkin bisa menyanggupi permintaan papa mertuanya. Ia sudah mengambil haknya sebagai suami Fia.
...
"Papa sedih sekali Bang" kata Fia sambil mengatur kasurnya, kali ini Fia ingin tidur di kasur busa tanpa ranjang.
Bang Sanca yang baru pulang apel malam segera menggantung dahrim dan baretnya.
"Wajar saja. Kamu putri kesayangan Dan Zaldi. Apalagi Abang sudah membobol dan membongkar gudangmu dengan paksa. Dua kali saat pria jatuh cinta adalah pada istrinya, yang kedua pada putrinya. Mungkin Abang juga akan merasakan hal yang sama kalau dapat seorang putri" jawab Bang Sanca.
Fia mengalungkan kedua tangan di belakang tengkuk Bang Sanca, sambil berjinjit, ia mengecup bibir sang Kapten. Tangannya berpindah nakal menggoda Bang Sanca.
"Lain kali jangan lihat Drakor lagi. Sejak kamu lihat Drakor, tingkahmu semakin tidak karuan. Mau Abang hajar sampai nggak bisa jalan lagi, seperti pertama kita lakukan waktu itu."
"Kenapa Fia bukan cinta pertama Abang?" pertanyaan Fia untuk Bang Sanca yang jelas begitu menyudutkan suaminya.
"Pertanyaan macam apa itu?"
"Jawab saja Bang?" tatap Fia penuh harap.
"Kamu memang bukan cinta pertama Abang, tapi kamu satu-satunya dan terakhir untuk Abang. Apa itu kurang meyakinkanmu Bu DanPom?" mata Bang Sanca memberikan ketegasan.
"Jika cinta pertama Abang ingin mengambil cinta Abang kembali.. Bagaimana Bang?" tanya Fia penuh harap.
"Abang tidak akan pernah mengembalikan cinta itu. Karena ada satu hati untukmu" jawab Bang Sanca sudah tidak tahan ingin mengecup bibir Fia.
Fia memalingkan wajahnya dengan sengaja dan itu berhasil membuat Bang Sanca kesal dan gemas.
"Kenapa? Kamu yang memancing Abang duluan"
"Apa semua lelaki pintar ngegombal kalau sedang bersama istrinya?" ucap Fia.
"Pria memang tempatnya salah dan khilaf. Saat jujur pun kaum kamu tidak juga dipercaya.. sekarang itu terserah padamu. Abang sudah berusaha jujur" Bang Sanca mengangkat Fia sampai ke kasurnya.
"Abang mau apa?" tanya Fia sambil mencegah tangan suaminya beraksi.
"Ini sudah malam. Abang cepatlah istirahat..!! Perut Fia sakit"
"Tolong jangan buat kang Badrun emosi. Kalau dia marah.. sanggup kamu terima akibatnya? Kamu yang pancing dia terus kamu mau kabur?????"
Fia pasrah saat Bang Sanca memelototinya. Namun setelahnya, Bang Sanca mengecupnya dengan lembut.
Dalam hatinya, Bang Sanca masih gugup bukan main tapi sebagai seorang pria sudah tentu ia gengsi mengatakannya. Egoisme sebagai seorang pria tentu tidak ingin terlihat remeh di hadapan sang istri.
Sudah dua kali Abang beresin kamu dek. Tanpa pengaman. Kalau kamu hamil, pasti papamu tidak terima.
"Abang nggak lama kok dek. Sebentar saja"
***
Siang hari Bang Sanca bersiap akan menjemput Fia di kampusnya. Istrinya itu mengeluh mual dan pusing sejak tadi pagi. Bang Sanca pulang lebih dulu untuk menukar motornya dengan mobil.
Saat masih memanasi mobilnya, Rhea berdiri di belakang Bang Sanca dengan perut besarnya yang kini sudah berusia tujuh bulan.
"Abang mau jemput Fia?"
Bang Sanca hanya menoleh sekilas. Ia sudah malas dengan sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu.
"Iya" jawabnya singkat.
"Aku masih mencintaimu Bang" kata Rhea.
"Simpan kata cintamu itu untuk Dafa. Dia yang lebih berhak mendapatkan cintamu. Sekarang kita sudah punya pasangan masing-masing"
"Apa Abang mencintai gadis kecil itu? Gadis bodoh yang tidak tau apa-apa. Apa bisa dia menjadi istri seorang perwira, apa pantas dengan kebodohannya dia menyandang nama sebagai istri Kapten Sanca?? Lebih baik Abang batalkan pengajuan nikah itu sebelum terlambat dan Abang menyesalinya" ucap Rhea.
"Dia mungkin tidak peka dalam satu hal, tapi Fia tidak bodoh. Abang lebih menghargai kebodohan dia yang mampu menjaga harga diri daripada dia menyerahkan kesuciannya pada pria yang bukan siapa-siapanya. Dan kamu harus tau Rhea.. wanita bodoh itu yang paling Abang cintai. Berhenti sok tau tentang Fia" bentak Bang Sanca.
"Maaf Bang, aku hanya peduli denganmu. Aku tau Abang sangat mencintaiku sampai harus melakukan hal bodoh seperti ini" kata Rhea kemudian memeluk Bang Sanca.
"Lepas Rhea. Kamu jangan bikin masalah..!!!!"
"Abaaaanngg..!!!!!" Fia sangat kaget mendapati suaminya berpelukan dengan wanita lain di garasi rumahnya dan ternyata wanita itu adalah Rhea istri Bang Dafa.
"Fiaa.. ini nggak seperti yang kamu lihat dek..!!" Bang Sanca cemas bukan main saat melihat Fia begitu hancur, terhuyung dan bersandar di dinding.
"Sejak kapan Abang dekat dengan istri Bang Dafa??" tanya Fia menahan tangis sekuatnya.
"Abang tidak cerita sama kamu Fia? Mbak ini mantan Abang. Karena sebuah kesalahan.. Mbak menikah dengan Bang Dafa" jawab Rhea.
"Rheaaa..!!!!! Pulang kamu sekarang..!! Urusi suamimu dan jangan ikut campur urusanku dengan Fia..!!"
Mendengar itu semua rasanya hati Fia sungguh tidak kuat, Fia sudah mengatakan dengan jelas segala masa lalunya tapi Bang Sanca tak pernah menceritakan apapun tentang dirinya dan kini Fia lebih terlihat seperti orang bodoh dalam kebodohannya.
"Kalau Fia bukan dari keluarga terpandang.. mungkin Abang juga tidak akan mau dengannya. Carilah wanita yang sepadan denganmu Bang..!!"
Bang Sanca mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Kamu bisa didik istrimu atau tidak??" ucapnya saat panggilan telepon sudah tersambung.
:
Bang Dafa menarik tangan Rhea dan membawanya pulang tapi Rhea terus mengoceh menyudutkan Fia. Sedangkan saat ini memang tidak ada yang tau bahwa Fia telah menjadi istri Bang Sanca.
Fia bahkan tidak menangis di hadapan semuanya. Ia hanya menunduk dan semakin merosot merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya. Bang Sanca hanya menatap wajah Bang Sanca dengan sendu.
"Kamu kenapa dek? Kita ke rumah sakit ya?" tanya Bang Sanca panik luar biasa.
...
Sepanjang jalan Bang Sanca gelisah mengusap perut Fia. Fia terus merintih kesakitan.
//
"Fia ini putri Komandan Markas khan San?" tanya Bang Andri.
"Siap Bang"
Papa Zaldi dan Mama Arnes berlari menuju IGD. Opa Rinto dan Oma Anye pun ikut disana karena cemas.
"Apa hubunganmu dengan Fia? Maaf San.. bukannya Abang mau ikut campur. Ada yang harus saya sampaikan" kata Bang Andri.
"Saya sedang menaikan pengajuan nikah dengan Fia Bang" jawab jujur Bang Sanca.
Papa Zaldi dan yang lain masih mendengarkan penjelasan dokter di sudut ruang IGD. Dokter Richard menarik sebuah alat disana untuk mempertegas sesuatu.
"Fia sudah hamil 13 Minggu San" kata dokter Richard.
"Astagfirullah hal adzim.. Sancaaa..!!!!!!!!!!" Papa Zaldi langsung melayangkan hantaman bertubi-tubi ke arah Bang Sanca. Tak banyak melawan, Bang Sanca menerima pelajaran dari Papa mertuanya.
"Zaldi.. sudah..!! Kita bicarakan sama-sama..!! Fia masih syok. Jangan buat keributan di rumah sakit..!!!" cegah Opa Rinto.
Bang Sanca tak peduli dengan tindakan papanya, ia terduduk lemas di samping ranjang Fia. Ia menunduk menggenggam kuat jemari istrinya.
"Sudah tiga bulan lebih ya Bang?" tanya Bang Sanca lagi.
"Iya San. Dari keterangan alat USG.. Fia memang tengah mengandung tiga belas minggu"
"Alhamdulillah.." ucap Bang Sanca lalu mengecup perut Fia yang sama sekali tidak menunjukan tanda apapun. Di usapnya dengan lembut dan penuh cinta perut Fia yang membesar pun tidak.
"Kamu sempat melakukannya San???" tanya Papa Zaldi masih tidak percaya semua ini.
"Iya pa.. Saya sudah melakukannya" jawab Bang Sanca tegas.
"Kapan San??? Dimana??????"
Bang Sanca tidak ingin mengungkapkan hal yang menurutnya begitu pribadi. Tapi karena keadaannya sudah memanas, ia pun harus meluruskan semuanya.
"Dua Minggu setelah menikah, di rumah ibu. Tapi..............."
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ckk rumit banget..
2024-02-21
0
IUCelebes
🤣🤣🤣🤣.......Sandi Morse.......apalagi kalo ada Sayap Berenang Di Lava(Ikan Bakar)....😂😂😂😂....Lengkap sudah Sandi mu......Kayaknya calon Anak Sanca Calon Perwira Tangguh.....Di Orok sj sdh Pake Sandi2an. .. 😂😂😂
2021-12-15
1
Ahmad Sahibul Ilmi
wah mantep.
gak pol aj jadi junior.
ap lagi pol
2021-10-02
1