5. Kata hati.

Acara standard resmi pernikahan sudah di laksanakan. Bang Sanca tau sejak tadi Rhea terus memperhatikan dirinya begitu pun dengan Dafa yang tak melepaskan pandangan mata yang terus melihat Fia.

Senyum indah tak lepas dari paras ayu Fia padahal di dalam hatinya sudah remuk dan hancur karena kekasih hatinya menikah dengan wanita lain.

"Kita sudahan yuk Bang..!!" ajak Fia setelah selesai bercakap-cakap dengan beberapa orang anggota papanya yang sengaja menyapa dirinya.

"Ayo.." Bang Sanca pun juga malas terlalu lama disana. Tujuannya hanya ingin menunjukan bahwa dirinya akan tetap baik-baik saja tanpa Rhea.

Bang Sanca dan Fia naik ke atas panggung dan bersalaman dengan orang tua mempelai. Orang tua Rhea memohon maaf sampai memeluk Bang Sanca karena terlalu malu dengan ulah putri mereka.

"Maafin putri papa ya nak. Semoga kalian tetap menjalin hubungan baik setelah ini"

"Insya Allah pa" jawab Bang Sanca tanpa di pedulikan Fia. Gadis itu hanya terfokus pada Bang Dafa.

Sampai pada Bang Dafa. Fia menjabat tangan mantan kekasihnya itu. Bang Dafa ingin memeluk Fia tapi Bang Sanca menghadangnya.

"Itu jatahmu..!!" tunjuk Bang Sanca pada Rhea.

Rhea yang begitu merindukan Bang Sanca pun ingin memeluknya tapi Bang Sanca juga menolaknya.

"Tidak ada hubungan apapun lagi di antara kita. Saat ini hubungan kita hanya saling mengenal nama. Anggap saja kita tidak pernah saling mengenal. Selamat datang di Batalyon.. Ibu Dafa Kurniawan"

Fia tak kuasa menyembunyikan perasaannya lagi. Yang ia Ia terus berjalan keluar gedung. Bang Sanca pun mengikutinya sembari menangkupkan kedua tangannya berpamitan pada para Komandan, senior, dan rekan.

Sampai di luar gedung. Fia benar-benar menangis dan berlari hingga terjatuh. Bang Sanca yang melihatnya segera mengangkat Fia dan membawanya sampai ke mobil agar tidak seorang pun yang melihat Fia yang tengah hancur.

...

Di dalam mobil Bang Sanca, tangis Fia benar-benar histeris dan lepas. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri. Bang Sanca segera menepikan mobilnya.

"Jangan tangisi pria yang tidak bisa menghargai arti dirimu. Allah masih menyayangimu.. andaikan saja hal ini terjadi saat kalian sudah menikah, mau jadi apa kamu" tegur Bang Sanca.

"Abang bisa bilang begitu karena Abang tidak merasakannya. Ini kekasihku sendiri Bang. Kekasihku mengkhianati kepercayaanku" jawabnya masih histeris.

"Abang mengatakannya karena Abang mengalaminya. Kekasih Abang hamil dengan sahabat Abang sendiri" kata Bang Sanca.

"Ini kedua kalinya untuk Fia. Kenapa semua hanya menganggap Fia ini anak-anak? Fia juga punya perasaan. Belum cukupkah anak-anak seperti Fia ini menangis?"

Bang Sanca langsung memeluk Fia.

"Ya Allah.. mudah-mudahan aku tidak menyakiti hati wanita sampai seperti ini"

Tubuh Fia sedikit menghangat. Ia masih mendekap Bang Sanca.

"Jangan khianati Fia Bang. Fia nggak mau lagi" gumamnya.

"Nggak dek. Nggak akan" jawab Bang Sanca."

:

Bang Sanca membawakan segelas teh hangat untuk Fia dan gadis itu segera meminumnya. Tangan kecil itu gemetar sampai Bang Sanca membantu memegangnya.

"Fia bisa sendiri"

"Hmm.. lakukan sendiri..!!" jawab Bang Sanca tapi masih mengawasi Fia.

"Terima kasih Bang" ucapnya setelah lumayan tenang.

"Untuk apa?" tanya Bang Sanca ringan.

"Abang mau lap ingus Fia"

"Iya, sama-sama...daripada mobil Abang bakteri semua" jawab Bang Sanca santai.

"Permisi pak, ini tahu gejrot nya" pedagang tahu gejrot menyerahkan piring tanah liat lalu meninggalkannya disana.

"Terima kasih" kata Bang Sanca lalu mengambil piringnya.

"Mau makan apa kamu? Tadi di sana kamu nggak makan apa-apa khan?" tanya Bang Sanca sambil menyerahkan piring Fia.

"Nggak pengen makan apa-apa. Ini saja cukup" jawab Fia sambil menerima pemberian Bang Sanca.

"Abang tanya mau makan apa? Jangan sampai ya saat kamu pulang nanti langsung pingsan gara-gara kelaparan"

"Soto.." jawab Fia tanpa basa-basi.

Tak sampai lima menit, tahu gejrot itu sudah binasa di perut Bang Sanca. Pria yang baru menginjak usia dua puluh tujuh tahun itu langsung keluar membeli pesanan Fia. Bang Sanca tak kesulitan menuruti keinginan Fia yang tidak pernah basa basi seperti wanita yang selama ini ia kenal.

:

Bang Sanca melirik Fia yang makan dengan tenang di dalam mobil. Biasanya yang ia tau, wanitanya akan meminta makanan yang kelasnya di atas semangkok soto.

"Kamu nggak suka pizza atau hamburger gitu?"

"Nggak, Fia suka makanan negeri sendiri"

"Ooohh.." Bang Sanca menyimpan senyumnya,. seleranya sama dengan Fia. Makanan negeri sendiri termasuk nasi sudah melekat kuat dalam lidahnya.

"Kapan-kapan kita jalan ke puncak. Banyak makanan yang enak disana..!!"

"Sabtu Minggu kalau mau, Fia nggak masuk kampus"

"Siaap.. pakai motor aja ya..!! Kalau pakai mobil macet" jawab Bang Sanca.

Fia mengangguk menyetujui sambil minum teh hangat miliknya.

***

Keesokan harinya, para anggota berlari pagi mengelilingi asrama tak terkecuali Bang Sanca. Saat itu Dan Zaldi memintanya untuk mengirimkan flashdisk berisi laporan kantor ke rumah.

"Kalian lanjut..!!" perintah Bang Sanca.

DanPom Batalyon itu berbelok ke rumah Dan Zaldi. Ia melewati dua orang ajudan yang menjaga kediaman Komandan. Saat sampai di teras dan akan mengetuk rumahnya, ia melihat Fia sedang mengikat rambutnya ke atas seperti ekor kuda. Gadis itu memakai rok jauh di atas lutut. Kaos press body tipis memperlihatkan lekuk tubuh Fia yang menyilaukan mata. Bang Sanca menjadi salah tingkah, susah payah ia menelan salivanya menenangkan dirinya yang gelisah tak karuan. Mulutnya sampai ternganga, kepalanya mengikuti setiap gerak tubuh Fia.

"Aaaahh.. Abaaaanngg..!!! Sejak kapan Abang disitu??????" pekik Fia lalu bersembunyi di balik dinding ruang tamu. Hanya kepalanya saja menyembul keluar.

"Eghm.. baru saja sampai Fiii.. Abang hanya mau menyerahkan flashdisk" jawabnya gugup sambil merogoh saku kanannya.

"Itu di tangan kiri apa??" tanya Fia.

"Oohh iya, ini flashdisk nya" Bang Sanca mengangkat sebelah tangannya menawarkan tanda damai karena sudah lancang tak sengaja mengintip putri Komandan.

"Siapa Fia??" tanya Dan Zaldi.

"Bang Sanca yah"

Dan Zaldi menemui Sanca yang terlihat sangat gugup di depan pintu. Ia memberi kode agar Fia segera masuk ke dalam kamar.

"Oohh.. kamu San?

...

Dan Zaldi sudah menerima laporan dari Sanca kalau pergerakan narkotika di kalangan anggota sudah sampai kotanya dengan sangat cepat.

"Siapa yang berangkat minggu depan?"

"Ijin.. Saya, Dafa, Garin dan empat orang anggota. Ijin arahan..!!"

"Kamu harus hati-hati San. Jangan meremehkan barang haram itu. Resikonya akan sangat berbahaya" kata Dan Zaldi mengingatkan.

"Siap Dan. Terima kasih"

***

Sabtu di hari yang sudah di tentukan, Fia pamit pergi untuk menginap bersama sahabatnya Esa pada Papa Zaldi. Karena Esa sudah terbiasa pulang pergi bersama Fia maka Papa Zaldi mengijinkannya.

...

"Aman nggak?" tanya Bang Sanca yang menunggu Fia di supermarket yang tidak begitu jauh dari rumah.

"Aman Bang" jawab Fia.

Mereka berdua segera pergi dari tempat itu menuju arah puncak. Ada banyak pertanyaan dalam hati Bang Sanca tapi ia masih memendamnya.

-_-_-_-_-

Fia terlihat tenang, tidak seperti sifat yang biasanya Bang Sanca lihat. Mata Fia memandang kabut pegunungan. Tangannya menyilang di depan dada dan mengusap kedua lengannya. Nampaknya jaket yang Fia gunakan tebal. Bang Sanca cukup menyesal karena lupa mengingatkan untuk memakai jaket yang lebih tebal.

Bang Sanca melepas jaketnya lalu menyampirkan di kedua bahu Fia.

Fia sekilas melirik pria yang berdiri di sampingnya. Fia mengembalikan jaket itu pada pemiliknya.

"Jangan memberi Fia perhatian dan kenyamanan. Sekarang Fia sedang membiasakan diri untuk tidak tergantung pada pria termasuk pada Abang dan Papa sekalipun"

"Selama kamu bersama Abang, kamu adalah tanggung jawab Abang. Jika di luar kamu bukan tanggung jawab Abang kecuali kamu istri Abang, dimana pun kamu berada.. kamu jadi tanggung jawab Abang" ucap Bang Sanca tegas.

"Ayo jalan lagi. Fia pengen lihat suasana pegunungan" ajak Fia tak ingin menanggapi ucapan gombal para pria

"Kita ngopi di puncak" Bang Sanca mengulurkan tangannya dan Fia menyambutnya dengan senang hati.

Bang Sanca kembali memakaikan jaketnya saat akan menaiki motornya. Ia merasa Fia tidak tahan dengan udara dingin.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ya sebentar lagi dia akan menjadi isteri kamu..🤲🤲🤲

2024-02-21

0

Al Fatih

Al Fatih

karakter tiap tokoh yg ad d novel ka Nara ...,, slalu sukses bikin qta baper ...

2023-11-24

0

Ek4cantik💜

Ek4cantik💜

tokohnya selalu jd favorit

2021-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 1. Buruk dari yang terburuk.
2 2. Pertengkaran.
3 3. Kenyataan.
4 4. Sama-sama.
5 5. Kata hati.
6 6. Memahami isi di hati.
7 7. Celaka salah sangka.
8 8. Secepat inikah?
9 9. Lebih parah dari ujian Nasional.
10 10. Biar mengalir apa adanya.
11 11. Bertengkar hebat.
12 12. Baikan.. marah lagi..
13 13. Lalu harus bagaimana?
14 14. Jalan kehidupan.
15 15. Pengalaman pertama.
16 16. Ancaman.
17 17. Tak disangka.
18 18. Resiko dadi bapak.
19 19. Saat bersamamu.
20 20. Kesal.
21 21. Terbuka.
22 22. Demi bumil.
23 23. Tegang.
24 24. Pejuang.
25 25. Gara-gara kebobolan.
26 26. Ketar-ketir.
27 27. Terganggu kisah masa lalu.
28 28. Tertampar.
29 29. Zafia ku.
30 30. Gemas.
31 31. Ekstra menjaga bumil.
32 32. Sayang...!
33 33. Di luar perkiraan.
34 34. Di luar perkiraan ( 2 ).
35 35. Karma "dosa" masa lalu.
36 36. Memulai membujukmu kembali.
37 37. Memulai membujukmu kembali ( 2 ).
38 38. Di kunci dulu.
39 39. Tak ada pilihan lain.
40 40. Persiapan
41 41. Kelabakan.
42 42. Tak rela.
43 43. Melepas pedih.
44 44. Ribet dan ribut.
45 45. Tak bisa santai.
46 46. Marah.
47 47. Dasar buaya..!!.
48 48. Ulah bumil bikin ketar ketir.
49 49. Hukuman yang pantas.
50 50. Salah lagii..!!
51 51. Cemburunya Kapten Sanca ( 1 ).
52 52. Bikin masalah baru.
53 53. Luka hati.
54 54. Tekanan berat.
55 55. Kisah baru denganmu.
56 56. Cintanya Abang Sanca.
57 57. Berusaha tabah.
58 58. Pernyataan Fia.
59 59. Cemburunya Kapten Sanca ( 2 ).
60 60. Menuju jadi pengantin.
61 61. Hampir berantakan.
62 62. Hati yang panas.
63 63. Pergi.
64 64. Menginjak tempat baru.
65 65. Playboy pembawa musibah.
66 66. Perlahan bangkit
67 67. Kesalnya Bang Sanca.
68 68. Adaptasi lingkungan.
69 69. Gara-gara kamu..!
70 70. Biang masalah.
71 71. Selesai ribut.
72 72. Terganggu.
73 73. ABG labil.
74 74. Ada apa?
75 75. Jawaban yang tepat.
76 76. Berbagi kasih dengan mu.
77 77. Dunia dalam satu titik.
78 78. Tegangnya Bang Sanca.
79 Legenda pada jamannya
80 79. Luar biasa.
81 80. Rumah tangga yang manis.
82 81. Bukan beban biasa.
83 82. Tanggung jawab.
84 83. Sayang tak terucap.
85 84. Cinta Tuhan dalam hitungan jam.
86 85. Bersabar dengan kenyataan.
87 86. Mencari jalan terbaik.
88 87. Besarnya rasa cinta.
89 88. Cerita keluarga.
90 89. Kejutan indah.
91 90. Drama kedatangan.
92 91. Baru satu hari.
93 92. Senam jantung.
94 93. Hari yang menegangkan.
95 94. Tidak aman sepenuhnya.
96 95. Artinya rasa cinta.
97 96. Menyimpan amarah.
98 97. Hari yang membuat pusing.
99 98. Hanya bisa 'nyebut'.
100 99. Kesal sendiri.
101 100. Ribet urusannya.
102 101. Masalah rumah tangga.
103 102. Cara kerja.
104 103. Kejelasan.
105 104. The power of Fia.
106 105. Hasil dari kerja keras.
107 106. Ada cemas.
108 107. Hampir mati.
109 108. Di selesaikan.
110 109. Gara-gara mulut.
111 Curhatan seorang author receh.
112 110. Bisa panik juga.
113 111. Sebuah permintaan.
114 112. Batal romantis.
115 Nara kecewa.
116 113. Harus impas.
117 114. Masalah tak di sengaja.
118 Dari Nara.
119 Cek..
120 115. Akibat melow nya Bang Sanca.
121 116. Belum bebas perkara.
122 117. Petaka.
123 118. Pahlawan kesorean.
124 119. Hanya ada disini.
125 120. Kurang sigap.
126 121. Cerita kecil.
Episodes

Updated 126 Episodes

1
1. Buruk dari yang terburuk.
2
2. Pertengkaran.
3
3. Kenyataan.
4
4. Sama-sama.
5
5. Kata hati.
6
6. Memahami isi di hati.
7
7. Celaka salah sangka.
8
8. Secepat inikah?
9
9. Lebih parah dari ujian Nasional.
10
10. Biar mengalir apa adanya.
11
11. Bertengkar hebat.
12
12. Baikan.. marah lagi..
13
13. Lalu harus bagaimana?
14
14. Jalan kehidupan.
15
15. Pengalaman pertama.
16
16. Ancaman.
17
17. Tak disangka.
18
18. Resiko dadi bapak.
19
19. Saat bersamamu.
20
20. Kesal.
21
21. Terbuka.
22
22. Demi bumil.
23
23. Tegang.
24
24. Pejuang.
25
25. Gara-gara kebobolan.
26
26. Ketar-ketir.
27
27. Terganggu kisah masa lalu.
28
28. Tertampar.
29
29. Zafia ku.
30
30. Gemas.
31
31. Ekstra menjaga bumil.
32
32. Sayang...!
33
33. Di luar perkiraan.
34
34. Di luar perkiraan ( 2 ).
35
35. Karma "dosa" masa lalu.
36
36. Memulai membujukmu kembali.
37
37. Memulai membujukmu kembali ( 2 ).
38
38. Di kunci dulu.
39
39. Tak ada pilihan lain.
40
40. Persiapan
41
41. Kelabakan.
42
42. Tak rela.
43
43. Melepas pedih.
44
44. Ribet dan ribut.
45
45. Tak bisa santai.
46
46. Marah.
47
47. Dasar buaya..!!.
48
48. Ulah bumil bikin ketar ketir.
49
49. Hukuman yang pantas.
50
50. Salah lagii..!!
51
51. Cemburunya Kapten Sanca ( 1 ).
52
52. Bikin masalah baru.
53
53. Luka hati.
54
54. Tekanan berat.
55
55. Kisah baru denganmu.
56
56. Cintanya Abang Sanca.
57
57. Berusaha tabah.
58
58. Pernyataan Fia.
59
59. Cemburunya Kapten Sanca ( 2 ).
60
60. Menuju jadi pengantin.
61
61. Hampir berantakan.
62
62. Hati yang panas.
63
63. Pergi.
64
64. Menginjak tempat baru.
65
65. Playboy pembawa musibah.
66
66. Perlahan bangkit
67
67. Kesalnya Bang Sanca.
68
68. Adaptasi lingkungan.
69
69. Gara-gara kamu..!
70
70. Biang masalah.
71
71. Selesai ribut.
72
72. Terganggu.
73
73. ABG labil.
74
74. Ada apa?
75
75. Jawaban yang tepat.
76
76. Berbagi kasih dengan mu.
77
77. Dunia dalam satu titik.
78
78. Tegangnya Bang Sanca.
79
Legenda pada jamannya
80
79. Luar biasa.
81
80. Rumah tangga yang manis.
82
81. Bukan beban biasa.
83
82. Tanggung jawab.
84
83. Sayang tak terucap.
85
84. Cinta Tuhan dalam hitungan jam.
86
85. Bersabar dengan kenyataan.
87
86. Mencari jalan terbaik.
88
87. Besarnya rasa cinta.
89
88. Cerita keluarga.
90
89. Kejutan indah.
91
90. Drama kedatangan.
92
91. Baru satu hari.
93
92. Senam jantung.
94
93. Hari yang menegangkan.
95
94. Tidak aman sepenuhnya.
96
95. Artinya rasa cinta.
97
96. Menyimpan amarah.
98
97. Hari yang membuat pusing.
99
98. Hanya bisa 'nyebut'.
100
99. Kesal sendiri.
101
100. Ribet urusannya.
102
101. Masalah rumah tangga.
103
102. Cara kerja.
104
103. Kejelasan.
105
104. The power of Fia.
106
105. Hasil dari kerja keras.
107
106. Ada cemas.
108
107. Hampir mati.
109
108. Di selesaikan.
110
109. Gara-gara mulut.
111
Curhatan seorang author receh.
112
110. Bisa panik juga.
113
111. Sebuah permintaan.
114
112. Batal romantis.
115
Nara kecewa.
116
113. Harus impas.
117
114. Masalah tak di sengaja.
118
Dari Nara.
119
Cek..
120
115. Akibat melow nya Bang Sanca.
121
116. Belum bebas perkara.
122
117. Petaka.
123
118. Pahlawan kesorean.
124
119. Hanya ada disini.
125
120. Kurang sigap.
126
121. Cerita kecil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!