Hari ini masih hari libur, Edward tidak mempunyai acara apapun. Dia Cuma menonton TV di apartemennya sendirian. Sedangkan Steve tinggal di rumah ayahnya, Mr Smith.
Lama lama dia bosan juga, sudah beberapa film ditontonnya masih membuatnya bosan.
Akhirnya dia berfikir untuk keluar rumah, jalan jalan saja sendiri, teman temannya tidak ada yang bisa menemaninya, mereka punya acara-acara sendiri.
Dipilihnya jalur dalam kota, yang hari itu tampak sedikit lengang, tidak biasanya.
Hingga melewati sebuh taman yang disepanjang jalannya ditumbuhi pohon yang rindang, banyak daun berguguran, beberapa petugas kebersihan tampak memakai baju orange menyapu dauan daun yang beterbangan di
pinggir jalan.
Karena fikirannya tidak fokus, hampir saja Edward menyerempet seorang petugas kebersihan.
Ciiiit…dia mengerem mendadak. Petugas kebersihan itu tersentak kaget, untungnya dia sudah meloncat ke pinggir, kalau tidak, mungkin dia sudah tertabrak mobil Edward.
Beberapa teman petugas kebersihan itu mulai berdatangan berkerumun, menghalangi mobil Edward.
Pria tampan itu segera keluar dari mobilnya, “ maaf, saya tidak sengaja “ ujarnya
“ Nyetir yang hati hati dong. Dasar orang kaya suka sok sok an “ ujar salah satu dari mereka.
“ Aku kan sudah minta maaf “ ujar Edward kesal. Tampak terdengar beberapa argument yang tidak begitu jelas.
Datang seorang petugas kebersihan lagi, “ Ada apa ? “ serunya
“ Ini Pria kaya ini nyetir sembarangan, mau nabrak Pak Dodi “ jawab salah seorang.
“ Oh “ ujarnya sambil melihat kearah orang kaya itu. Dan mata Elsa terbelalak.
“ Edward ? “ panggilnya, membuat semua orang melihat ke arahnya.
“ Kau mengenalnya ? “ tanya yang lain.
“ Dia temanku di kantor “ jawab Elsa.
“ Maafkan temanku ya bp bp, ibu ibu, “ Ujar Elsa sambil membuka topinya, rambutnya jadi tergerai, membuat Edward baru tersadar kalau itu Elsa.
“ Kau, jadi petugas kebersihan ? Apa lagi ini ? “ tanya Edward, kaget.
“ Mana dompetmu ! cepat sini “ Elsa menengadahkan tangannya
“ Kenapa minta dompetku ? “
“ Sudah, ayo sini “
Akhirnya Edward menyerahkan dompetnya pada Elsa. Gadis itu membuka dompetnya dan mengambil uang yang cukup banyak.
“ Pak Ajo, tolong bawa pak dodi ke rumah sakit, ini uangnya untuk berobat” ujar Elsa yang diterima oleh pak Ajo.
“ Huh, pria kaya apa apa duit, dia harus dikasih pelajaran “ kata yang lain.
“ Maaf ya bpk bpk ibu ibu, teman saya ini baru belajar nyetir, biasanya bawa supir, supirnya berhenti kerja, jadi dia belum lancar bawa mobilnya “ ujar Elsa, membuat Edward kesal. Apa apaan Elsa mengarang dia baru belajar nyetir, sok tau sekretarisnya itu.
“ Tetap saja harus diberi pelajaran, bawa ke kantor polisi “
“ Jangan jangan, tolong maafkan teman saya ya. Bagaimana kalau kita menghukumnya saja jadi petugas kebersihan “ usul Elsa.
“ Tenang, saya jamin teman saya mau melakukannya “ lanjut Elsa. Setelah berdebat debat akhirnya diepakati Edward akan menjadi petugas kebersihan hari itu. Orang orang itupun bubar.
“ Apa ini ? “ tanya Edward saat melihat Elsa menyerahkan seragam petugas kebersihan juga sapunya.
“ Kau jadi petugas kebersihan “ jawab Elsa. “ Ayo pake “ perintahnya lagi.
“ Kau harus memakainya, kalau tidak, kau babak belur dihajar mereka “
“ Aku kan tidak salah, aku juga sudah memberinya uang “
“ Sudah jangan berdebat, ayo pake bajunya. Nanti keburu siang. Sebelum jam 12, taman ini harus sudah bersih “ Elsa mendorong Edward masuk ke mobilnya untuk berganti pakaian.
Beberapa menit kemudian Edward keluar mobil dengan seragamnya. Elsa menatapnya menahan tawa.
“ Kenapa kau tertawa ? Aku terlihat lucu ? “ gerutu Edward.
“ Ya, kau sangat lucu “ ujarnya masih terkekeh, apalagi melihat wajah Edward yang memberengut kesal.
“ Ayo kita mulai menyapu. Kau tau kan cara menyapu ? “ tanya Elsa.
“ Aku tidak tau “ jawab Edward dengan ketus.
“ Sini aku ajarkan, kita harus membersihkannya sampai ujung sana “ Elsa menuju ke arah belokan taman keluar dari jalan raya.
“ Sejauh itu ? Kau gila ya, menyuruhku menyapu sejauh itu “
“ Sudah, jangan marah, lakukan saja, ayo “
Elsa mulai mengajari Edward menyapu. Dengan susah payah Edward menyapu menggunakan sapu lidi besar.
Kadang dia marah marah saat daunnya kembali beterbangan. Elsa memperhatikannya sambil tersenyum, sesekali dia yang gantian mengerjai Edward.
Saking lelahnya, Edward berhenti istirahat duduk di pinggir jalan. Wajahnya yang putih terlihat sangat memerah terkena sinar matahari.
Dilihatnya gadis itu masih menyapu dengan sabar, dari tadi tidak sekalipun dia mendengar gadis itu mengeluh. Dihatinya semakin merasa simpatik, gadis itu sangat berbeda dengan wanita wanita lain pada umumnya. Dia
jujur dan pekerja keras, Lama lama dia merasa menyukainya.
Berbeda dengannya yang dari kecil hidup berlebihan, tidak pernah tau artinya susah, bahkan dia mau menerima pekerjaan memimpin perusahaan ayahnya, hanya karena menghindari bertunangan dengan Olivia.
Lihat gadis itu, dia rela bekerja siang malam untuk keluarganya, dalam hatinya dia merasa malu, bagaimana seorang Elsa gadis yang sederhana begitu keras mau berjuang untukkeluarganya, sedangkan dia ? Apa
karena dia tidak punya sesorang untuk diperjuangkan ? Sehingga dia tidak merasa punya tanggungjawab apapun.
Hidup berfoya foya, minum minuman dan bermain wanita, padahal diluarsana banyak yang mati matian berjuang untuk hidup. Apa karena dia merasa hidupnya hampa ?
Tiba tiba Edward teringat, sudah berapa lama dia tidak main wanita, sejak tinggal disini, mungkin satu atau dua kali tapi itupun tidak tidur dengan wanita itu, mungkin hanya sekali saat di kantor itu.
Elsa mengelap keningnya yang banyak berkeringat, dia menghela napas panjang, melihat sampah sampah hampir semua sudah di sapu dan akan selesai. Dilihatnya pria itu terduduk dipinggir trotoar, yang tampak kelelahan.
Elsa melambaikan tangannya, mengacungkan botol minum ditangannya. Edward tersenyum lalu berjalan menghampiri Elsa, meraih botol minuman itu sampai habis. Kenapa rasanya begitu nikmat minum air mineral yang
tidak ada rasanya itu.
“ Waah, kau menghabiskannya “ Elsa melihat botol minuman yang kosong, dan Edward tampak
kaget.
“ Aku fikir itu hanya untuku “ujar Edward, merasa bersalah.
“ Kau tunggu disini “ Ujar Edward, dia berlari menyebrang, menuju mini market yang ada di sebrang jalan. Beberapa menit kemudian pria tampan itu datang membawa satu plastik minuman dan roti.
Edward menuju pohon yang rindang, duduk dibawahnya, diikuti Elsa. Pria itu membukanan satu botol minuman jeruk yang dingin, yang segera di raih Elsa dan meminumnya. Elsa membuka topinya, dan menggeraikan rambutnya , bergerak gerak tertiup angin.
Edward mengambil roti dari kantong plastik. Mereka memakannya berdua tanpa bicara apa apa, sibuk dengan pikirannya masing masing.
“ Kenapa hpmu ? Aku menelponmu tidak kau angkat “ tanya Edward.
“ Kartunya sudah kadaluarsa. Aku belum beli nomor baru “ jawab Elsa. Sambil mengahabiskan makan rotinya.
*************
Hari sudah gelap, Edward menggerakan kedua tangannya ke atas. Hari ini benar benar lelah sekali. Dilihatnya jam sudah jam 7 malam.
Dia melongok keluar pintu melihat kemeja Elsa. Yang dicarinya tidak ada di mejanya.
“ Kemana dia ? “ Edward pun berjalan ke mejanya, dilihatnya tasnya juga sudah tidak ada.
Jadi dia sudah pulang dan tidak bicara padanya ? Hatinya kembali terbakar, sekretaris macam apa yang pulang tidak ijin bosnya dulu. Diambilnya hpnya mau nelpon wanita itu tapi dia tidak punya nomor wanita itu.
Kemudian dia teringat kalau Elsa bekeja paruh waktu di sebuah restoran. Diambilnya jasnya dan segera dipakainya, beranjak meninggalkan ruangannya.
Malam itu restoran terlihat ramai. Edward mencari cari tempat yang kosong. Akhirnya dia duduk disudut hanya meja itu yang tersisa.
Matanya beredar ke sekeliling, mencari cari sosok sekretarisnya itu. Akhirnya wanita itu muncul dengan membawa nampan berisi berbagai macam makanan.Rencana awalnya Edward ingn memarahi wanita itu dan
menariknya keluar dari restoran, tapi melihat Elsa begitu sibuk kesana kemari melayani pelanggannya beserta pelayan yang lain, hatinya tiba tiba merasa bersalah, sungguh kejam kan kalo dia tega memarahinya.
Diperhatikannya dari jauh wanita itu. DIa wanita itu..yang menjadi sekretarisnya sekarang, sosok wanita yang tangguh, dan kalau diperhatikan lebih intens, sebenarnya dia tidak jelek tapi wanita sederhana yang berdandan minimalis, ya sebenarnya Elsa tidak seburuk itu, bahkan sebenarnya dia kan terlihat cantik, jika dia sedikit di make over. Karena mungkin pembawaannya saja yang sederhana, tidak mementingkan penampilan.
Dilihatnya Elsa tersenyum ramah pada pelanggan laki laki, entah kenapa hatinya berdesir tidak suka Elsa memperlakukan mereka dengan ramah.
Seorang pelayanmenghampirinya menawarkan menu, Edward malah mengusirnya, moodnya kembali tidak baik. Datang lagi pelayan yang lain, kembali di usirnya, sudah beberapa pelayan malah ditolaknya. Akhirnya seorang
menejernya yang turun tangan.
“ Maaf Sir, ada yang bisa saya bantu ? Saya mendengar anda menolak beberapa pelayan kami “ ujar sang
manajer.
“Saya ingin wanita itu yang melayani saya “ Edward menunjuk pada Elsa. Sang manajer melihat kearah yang ditunjuk.
“ Baik Sir, segera “
Sang manajer menghampiri Elsa dan membisikan sesuatu ketelinga Elsa, Dan Elsa melihat pada orang yang ditunjuk manajer.
Dia tersentak kaget, kenapa bosnya ada disitu ? Kenapa pula harus dia yang melayaninya. Benar benar merepotkan.
Elsa menghampiri Edward dengan enggan tapi dia terpaksa bersikap ramah.
“ Malam Sir, ada yang bisa saya bantu ? “ ucapnya, tersenyum ramah padahal dalam hatinya mengutuki laki laki yang bertingkah itu.
“ Seharusnya kau tidak pulang sebelum bos mu pulang “ Ujar Edward
“ Maaf Sir, jam kerja saya sampai jam 5 sore. Dan saya harus bekerja di tempat lain “
“ Aku bisa menggajimu 2x lipat, tanpa kau harus bekerja disini “ ucapan Edward membuat Elsa tersinggung.
“ Apakah anda tidak ingin memesan sesuatu ? “ Elsa mencoba mengalihkan pembicaraan yang ujung ujungnya menyulut pertengkaran.
Edward tidak menjawab.
“ Baiklah, saya tau anda akan makan apa “ kemudian Elsa pergi, memesankan sesuatu pada bagian dapur.
Tidak berapa lama makanan pun dihidangkan di meja Edward. Edward menatap makanan di mejanya, tapi tidak segera menyantapnya.
Elsa menghampirinya.
“ Ada apa lagi ? Bukankah itu makanan kesukaan anda semua ? “ tanya elsa
“ Darimana kau tau ? “
“ Tentu saja aku tau, aku sekretarismu, aku tau apa yang kau suka dan kau tidak suka “ jawab Elsa. Kemudian Elsa memiringkan mukanya mendekat ke telinga Edward. “ Bahkan aku tau berapa ukuran bajumu, celanamu,
sepatumu, dan tentunya itu mu kalau sedang XXXXX”
Perkataan Elsa membuat muka Edward memerah, entah marah atau malu, entahlah. Elsa tersenyum menang, dan tentunya bukan Edward kalo mau kalah begitu saja dari elsa.
“ Kau memang sekretarisku yang manis “ ucapnya membuat Elsa terpana dan belum juga dia sadar, tiba tiba Edward mencium pipinya yang dari tadi menyondongkan wajahnya ke telinga Edward. Elsa kaget, dan badannya bergerak menjauh.
“ Kau sengaja ingin menciumku kan, makanya dekat dekat dengan wajah tampanku “ ujar Edward menyeringai puas.
“ Kau…” Elsa tiba tiba tergagap, gugup dan kenapa hatinya jadi berdebar tidak karuan, tidak menyangka kalau Edward akan mencium pipinya.
“ Sebaiknya anda cepat menghabiskan makanannya, dan segera pergi. Aku tidak mau kehilangan pekerjaan ini “ lanjutnya, berbalik mau meninggalkan Edward, tp terdengar lagi Edward bicara, “ Cuma mencium pipi bukan
mencium yang lain “.
Elsa pergi tidak mau medengar celotehan laki laki itu lagi.
Dia berharap laki laki itu akan segera meninggalkan restoran ini. Tapi ternyata itu sama sekali tidak sesuai keinginannya. Edward belum juga pulang sedangkan tamu tamu yang lain sudah pulang dan tinggal beberapa yang
masih makan.
Akhirnya Elsa menghampirinya lagi dengan enggan.
“ Kenapa kau tidak pulang juga, ini mau tutup “ ujar Elsa
“ Kau pulang jam berapa ? Aku menunggumu pulang “ jawab Edward sambil melihat jam tangannya. Elsa melongo mendengar jawaban Edward, kemudian dia menjawab,” Aku tidur disini, aku tidak pulang “ omelnya lalu menjauh.
Edward tersenyum mendengar jawaban Elsa. Dia malah tersenyum, kenapa Elsa terlihat cantik saat menggerutu ?
Beberapa jam kemudian Elsa tersenyum lega, menarik napas panjang. Akhirnya orang itu pulang juga.
Mulut mungilnya mulai menguap, dia benar benar lelah dan mengantuk. Udara diluar begitu dingin, dia lupa membawa jaketnya, karena tadi terburu buru.
Tiba tiba tubuhnya brenti bergerak,terasa kaku, langkahnya terhenti, matanya melihat pemandangan indah di depannya.
Siapa lagi kalau bukan pria menyebalkan itu ? Dia berdiri menyandar di samping mobilnya, dengan kedua tangan melipat di dadanya, tubuhnya yang proporsional, wajahnya yang tampan dengan tatapan matanya yang lembut, ya
lembut, tidak biasanya tatapan mata itu begitu teduh, mengoyak ngoyak hatinya, rambutnya sedikit tersibak tersapu angin malam yang dingin.
Elsa terpaku, tidak menyangka kalau pria tampan itu masih menunggunya.
Pria itu tersenyum lembut, membuat jantung Elsa berdetak kencang, dadanya berdebar cepat, seakan sulit bernafas. Serasa bermimpi, seorang pria tampan dengan sabar menunggunya, benar benar mimpi.
Tiba tiba, Bruk !!! Sesorang menabrak elsa dari belakang,ternyata temannya yang juga akan pulang. Seketika membuyarkan lamunannya.
“ Pacarmu menjemputnya, benar benar pria yang tampan, kau sangat beruntung “
“ Hei, dia bukan…” …’’ pacarku “ ucap ya lirih saat temannya sudah bergegas pergi menjauh melambaikan tangannya. Dan dia kembali terkejut saat ternyata Edward sudah berdiri di depannya.
“ Kau, menungguku ? “ tanyanya
“ Tentu saja, apalagi ? “ Edward membuka jasnya dan menyelimutkannya pada tubuh Elsa, memeluk bahu wanita itu menarik kearahnya berjalan berdampingan.
Entah kenapa Elsa tidak menolak perlakuan manis pria itu, bahkan seakan menikmatinya, hatinya berbunga bunga. Dan begitu tersadar, lagi lagi dia harus tersadar kalau pria itu bukanlah kekasihnya, dia pun merasa
kecewa.
“ Tidak seharusnya kau menungguku “ ucap Elsa saat mereka sudah berada di dalam mobil.
“ Aku tidak ada pekerjaan lain” Jawab Edward, kembali datang sikap menyebalkannya, baru juga Elsa terbuai memujanya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 373 Episodes
Comments
Franki Lengkey
elsa wanita pekerja keras itu yg bikin edwar jatuh cintaa
2023-05-12
0
Patrish
👍🏽👍🏽👍🏽👍🏽👍🏽👍🏽👍🏽👍🏽👍🏽
2022-01-03
0
☆chika
di mana² pasti ketemu.
jodoh memang gak akan kemana mana.
2021-10-22
0