Keesokan harinya Elsa datang lebih pagi, dia tidak mau kalau harus dimarahin lagi sama Pak Boby gara gara terlambat.
Terdengar dari sound system, bagian PR mengumumkan supaya semua karyawan berkumpul di ruangan yang
biasa digunakan untuk apel.
Anton, yang tempat duduknya dibelakang Elsa yang dbatasi dinding kaca tampak berdiri.
“ Sa ! Ada apa lagi sih ko kita disuruh kumpul ? “ tanya nya sambil kepalanya menyembul dibalik sekat.
“ Aku juga tidak tau “ Elsa menggeleng, dahinya ikut berkerut.
“ Wah kamu itu sekretaris yang payah. Kamu pasti tertekan banget jadi sekretaris Pak Boby “ timpal Anton sok tau.
Baru juga Elsa mau menjawab, terdengar teriakan Pak Boby.
“ Elsaaaaa…” suaranya menggema d se antero ruangan. Anton buru buru duduk kembali dan Elsa cepat bergegas berlari ke ruangan Pak Boby.
“ Ya pak. Ada apa ? “ Tanya Elsa
“ Apa kamu tidak dengar kalo semua karyawan harus berkumpul di ruang meeting utama? Cepat kasih tau
karyawan yang lain jangan sampai terlambat !! “ Pak Boby mendengus kesal sambil beranjak keluar dari ruangannya.
Elsa segera mengikuti dari belakang sambil menengok meja meja karyawan yang terletak dibelakang mejanya.
“ Ayo teman teman cepat kita ke ruang meeting utama “ Ajak Elsa pada karyawan yang lain, yang segera diikuti mereka sambil bertanya tanya.
" Ada informasi apa ? sampai semua karyawan harus hadir " tanya Chelsi, gadis yang berusia tidak jauh dari Elsa, dia bekerja sebagai administrasi pemasaran. Chelsi juga masih saudaranya istri pak Boby jadi dia termasuk karyawati yang aman yang tidak akan dicurigai akan dilirik suaminya.
" Aku juga tidak tau, ayo ! " ajak Elsa diikuti rekan rekannya berjalan menuju lift.
Sesampai di ruangan, tampak sudah banyak karyawan yang hadir. Para kepala bagian sudah hadir di damping sekretarys masing masing juga para bawahan di divisinya.
Elsa berdiri dekat Pak Boby, yang langsung mendelik sebal. “ Jangan dekat dekat mundur sedikit, kau membuatku alergi “ gerutu Pak Boby, membuat Elsa sebal, harus selalu sabar mendengar ejekan Pak Boby. Dirinya
mundur ke belakang, jadi badannya terhalang oleh Pak Boby, yang terlihat mata genitnya bermain menatap secretaris sekretaris divisi lain yang cantik cantik dengan bodynya aduhai. Melihatnya membuat Elsa tambah sebal.
“ Dasar mata keranjang “ gerutunya.
“ Hei, kau bicara apa ? “ Pak boby melihat kearah Elsa, matanya melotot.
“ Oh engga ko pak engga bicara apa apa “ jawab Elsa menghindar.
Mata Pak Boby kembali menatap kearah cewe cewe itu. Menggeleng geleng.
“ Kenapa mereka cantik cantik semua..” gumamnya sambil cengengesan, pikiran kotor mengisi kepalanya.
Elsa hanya mendengus tidak suka pada sikap bosnya yang mata keranjang itu.
Tidak berapa lama dari bagian PR mulai membuka acara, mengumumkan bahwa hari ini CEO baru sudah hadir.
Semua karyawan tampak menoleh ke arah pintu masuk, termasuk pak boby dan Elsa.
Masuklah Mr smith di dampingi putranya Edward dan Steve mengikuti dari belakang. Seketika ruangan menjadi sepi. Mr Smith menjabat tangan para kepala bagiang berserta sekretarisnya, diikuti pria pria yang bersamanya.
Para karyawan mulai kusak kusuk berisik tertahan, saling menyikut teman disampingnya. Mereka berdecak kagum pada penampilan pria yang bersama Mr Smith. Pria tampan dengan badan tinggi atletis, berpakaian rapih berjas, terlihat begitu memukau. Siapakah dia ? ?
Elsa yang berdiri di belakang Pak Boby, tampak kaget melihat kedatangan mereka.
Dia merasa pernah melihat pria itu dimana Ya ????? Pikirannya menerawang mengumpulkan memory nya. Dan seketika ingatannya kembali dan ia pun shock.
"Dia ! Dia pencopet itu. Mau apa dia kemari bersama Mr Smith?" fikirnya tandatanya. Mereka berjalan mendekat kearah Pak Boby berdiri sambil bersalaman dengan yang lain.
" Jangan jangan dia CEO itu ? Waduh bagaimana ini ? Mana mungkin seorang CEO pencopet ? Apa kejadian itu suatu kesalahan ? Terus bagaimana ini kalo benar dia CEO baru ? " batin Elsa. Apakah dia harus pergi dari ruangan ini supaya tidak bertemu dengan laki laki itu ?.
Elsa menengok kanan kiri mencoba mencari celah untuk melarikan diri. Tapi tiba tiba tersengar suara berat khas Pak Boby, atasannya.
“ Mati aku “ dengusnya. Dan wajahnya tampak tambah pucat saat Pak Boby meliriknya sambil berbicara.
“ Ini sekretaris saya,di divisi pemasaran “ ujar Pak Boby, kemudian terdengar Pak Boby memanggilnya. “ Elsa !! “ membuyarkan lamunannya.
"Oh iya Pak “ Elsa menjawab gugup dan mengulurkan tangannya pada Mr Smith yang tersenyum ramah padanya.
“ Apa kabarmu Elsa ? “ Tanya Mr Smith yang memang sudah mengenalnya karena Elsa sudah bekerja bertahun tahun di perusahaan itu.
“ Baik, Sir “ Elsa menjawab sambil menunduk. Dia bukan malu dengan Mr. Smith, tapi sengaja menyembunyikan wajanya dari pria yang di samping Mr. Smith.
“ Ini Elsa, sekretaris Pak Boby “ ujar Mr Smith pada Edward, sedangkan Steve mematung di sampingnya, yang memang dia juga sudah mengenal Elsa meskipun jarang bertemu.
Edward langsung mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Elsa yang seketika keringat dingin membasahi tubuhnya.
Elsa menerima jabatan tangan Edward, yang seketika mukanya merah matanya melebar. Hmmm bagaimana mungkin dia lupa dengan wajah si wanita biang onar, yang memfitnahnya pencopet.
“ Kau ? Kau bekerja disini ? “ Tanyanya ketus.
“ I iya Sir “ Jawab Elsa gugup.
Edward menggenggam tangan Elsa dengan keras sampai Elsa meringis kesakitan.
“ Senang bertemu dengan anda, semoga kita bisa bertemu lagi “ ujar Edward berbasa basi, entah kenapa Elsa mendengarnya seperti ancaman.
Edward melepas jabatan tangannya da Elsa langsung mengelus elus tangannya yang merah karena cengkraman Edward.
Terdengar kasak kusuk para karyawan wanita yang iri melihatnya berjabatan tangan dengan Edward, karena Cuma beberpa pejabat dan sekretarisnya saja yang berjabat tangan.
Edward mengikuti ayahnya ke atas podium. Matanya sesekali melihat Elsa dengan tatapan membunuh. Ya Elsa merasa seperti itu. Dia terus menunduk tidak mau melihat kea rah mata Edward. Hatinya benar benar merasa
tidak nyaman.
“ Kau kenapa ? “ Tanya Pak boby yang melihat muka Elsa pucat.
“ Tidak apa apa pak “ Jawab Elsa menggeleng
“ Kau tenang saja, tidak perlu gugup begitu, CEO baru itu tidak akan tertarik padamu..” kata Pak Boby lagi menjengkelkan. Elsa mendelik pada bosnya itu yang dibalas kekehan pria tua itu, semakin menyebalkan.
Di podium Mr Smith memberikan sambutan yang entah apa isinya, sama sekali tidak menarik bagi Elsa, yang pasti dia semakin rapuh saat Mr.Smith menyampaikan kalo pria itu akan menjadi CEO di perusahaannya menggantikannya yang akan kembali ke London.
Sungguh membuat hidup Elsa semakin terpuruk. Bagaimana kalo pria itu memcatnya ? bagimana dengan kehidupannya ? dengan ibu dan adik adiknya. Sedangkan dia sudah bekerja disini bertahun tahun. Dia sadar betapa sulitnya mencari pekerjaan di kota besar ini. Elsa menarik nafas panjang.
Terdengar Edward pun mengucapkan beberapa sambutan yang diikuti gemuruh tepuk tangan. Entah apa penyebabnya, Elsa sudah tidak bisa menyimaknya.
Seharian ini mood Elsa benar benar tidak bagus. Dia duduk lesu di kursinya, menatap tumpukan berkas di mejanya. Sementara Pak Boby dan beberapa kepala divisi yang lain berkumpul di ruang meeting khusus di ruangan dirut, bersama Mr. Smith dan Edward.
Kepala Edward tidak focus pada apa yang orang orang itu bicarakan. Hatinya masih menahan amarah pada gadis yang tadi pagi diliatnya di aula.
“ Pak Boby ! “ Panggilnya pada pak Boby yang langsung mengangguk hormat.
“ Siapa nama sekretarysmu tadi ? “ Tanya Edward pura pura lupa.
“ Elsa pak. Apa ada masalah pak ?” Pak Boby keheranan, bos barunya menanyakan Elsa. Tidak mungkin pria itu tertarik pada Elsa, bukan ?.
“ Tidak “ Jawab Edward menggeleng.
“ iya…dia memang tidak cantik seperti sekretarys yang lain “ keluhnya diikuti tawa org di
ruangan itu.
“ Kenapa kau tidak memecatnya ? “ Perkataan Edward membuat seisi ruangan jadi hening. Tidak menyangka kalo bos barunya bisa segampang itu memecat karyawan.
Pak Boby gelagapan. Menggeleng pelan
“ Maaf Pak, tidak bisa “
“ Kenapa ?”
“ Karena saya sudah berganti ganti sekretarys, istri saya selalu cemburu pada sekretarissaya yang cantik cantik. Hanya Elsa yang aman jadi sekretaris saya, istri sayayakin tidak akan tertarik pada Elsa. “ ujar Pak Boby.
Kembali terdengar kekehan dari yang lain.
“ Sabar sabar…” ucap mereka menyemangati.
“ Hemm begitu ya “ Edward sedikit menyunggingkan bibirnya. Tiba tiba dia mendapat ide
untuk membalas perbuatan wanita itu.
“ Ini hari pertamamu bekerja. Dan kau malah membahas seorang sekretaris ? “ Mr. Smith menegur sambil geleng geleng kepala.
“ Tentu saja Mr, bukannya Mr Edward pun harus memiliki sekretaris baru ? “ Ujar Pak Deny, kepala divisi keuangan yang sekretarisnya bernama Sarah.
Mr Smith mengerutkan keningnya.Mengangguk angguk.
“ Dari personalia akan memilihkan yang cocok “ kata Pak Ridwan, kepala divisi SDM.
“ Yang pasti jangan karyawan baru “ Ujar Mr Smith.
“ Saya ingin anak saya benar benar diberi sekretaris yang kompeten, karna Edward juga baru beberapa hari disini. Dia belum paham kondisi di Negara ini “ Lanjutnya, diikuti anggukan Pak Ridwan.
“ Bagaimana kalo Elsa ? “ tiba tiba Mrs Smith mengusulkan membuat Edward terbelalak begitu juga yag lain.
“ Tidak tidak, Elsa kurang menarik untuk jadi sekretarys CEO “ potong Pak Ridwan.
“ Lagipula saya tidak mungkin melepas Elsa. Saya tidak mau dicurigai istri saya terus “ gumam Pak Boby. “ Elsa paling dipercaya istri saya “ Lanjutnya.
“ Saya justru ingin memecatnya. Pecat dia !!!” Tiba tiba perkataan Edward mengejutkan.
“ A…apa ? “ Pak Boby kaget, entah senang entah sedih kalo lsa tidak menjadi sekretarisnya lagi.
Termasuk Mr Smith yang kaget mendengar ucapan Edward.
“ Kau jangan main main Edward “, Mr Smith menoleh pada putranya, yang tampak santai saja menanggapi sikap ayahnya.
“ Tentu saja saya serius. Saya tidak ingin melihat wanita itu bekerja lagi disini “
Mr Smith terdiam. Sepertinya anaknya punya alasan sendiri dan dia perlu bicara dengan
Edward.
Rapat pun selesai setelah membahas beberapa hal yang sebenernya tidak terlalu penting, hanya untuk memperkenalkan Edward dengan orang orang yang nantinya akan bekerja untuknya.
“ Katakan alasanmu kenapa ingin memecat Elsa ? “ Tanya Mrs Smith ketika di ruangan hanya mereka berdua.
“ Dia yang memukuliku yang menuduhku mecopet waktu itu “ Jawab Edward membuat Mr. Smith terkejut.
“ Tapi dengan memecatnya sangat tidak relevan Edward, mungkin saja dia memang tidak sengaja “ Mr Smith mencoba bersikap bijaksana, meskipun sebernarnya dia tidak tega melihat anaknya babak belur seperti kemarin.
“ Sudahlah ayah, tidak perlu ikut campur. Gadis itu biar aku yang menanganinya “ Ujar Edward meyakinkan ayahnya.
Pria tampan itu menyandarkan punggungnya di kursinya, raut mukanya tampak masam. Sebenarnya dia juga tidak suka berurusan dengan gadis itu, tapi hatinya tidak puas jika membiarkan gadis itu lewat begitu saja tanpa merasakan pembalasan darinya.
********
Sementara itu di bagian divisi pemasaran. Pak Boby memanggil Elsa ke ruangannya.
“ Apa ? Saya di pecat ? “ Elsa berteriak kaget.
“ Benar “
“Tapi kenapa pak ? Selama ini saya bekerja sudah sangat baik. Kenapa tiba tiba dipecat begini ? “ Tanya Elsa tidak menegerti. Dia kaget dan bingung bagaimana dia harus mencukupi kebutuhan keluarganya kalo harus berhenti bekerja.
Pak Boby tampak merasa kasihan, walaubagaimanpun Elsa telah bekerja menjadi sekretarisnya bertahun tahun.
“ Ini perintah Mr. Edward , saya tidak bisa membantumu “ ujar Pak Boby.
‘Oh ternyata perintah laki laki itu ‘ Fikir Elsa. Rupanya laki laki itu dendam padanya. Sebenernya masa bodoh sih kalo dendam juga, tapi masalahnya dai harus berhenti bekerja, benar benar membuat Elsa pusing. Terpaksas harus minta maaf padanya, siapa tau dengan meminta maaf, dia akan mencabut keputusannya.
Tanpa bicara apa apa lagi, Elsa langsung keluar dari ruangan itu tanpa menghiraukan Pak Boby memanggil manggil namanya.
Bergegas Elsa menekan tombol lift menuju lantai atas. Ya dia harus menemui laki- laki itu yang sekarang menjadi CEO di perusahaannya tempat bekerja.
Elsa memasuki lorong yang menuju ruangan CEO. Dilihatnya di meja sekretars ada bu Mirna, salahsatu sekretaris dirut. Ya di situ ada 3 sekretaris yang memili tugas berbeda beda untuk bidang kesekretariatan.
Bu Mirna mengerlingkan matanya melihat kedatangan Elsa, melihat gadis yang sudah dikenalnya itu, meskipun mereka tidak cukup akrab.
“ Siang bu, saya mau bertemu dengan Mr. Edward “ ucap Elsa, ramah.
“ Ada perlu apa ? “ Tanya bu Mirna.
“ Ada yang harus disampaikan padanya “ Jawab Elsa
“ Apa itu penting ? “ tanya bu Mirna lagi, dia heran karena tidak biasanya Elsa berurusan
langsung dengan CEO.
Elsa mengangguk, “ benar bu, saya ingin menyampaikan langsung “
“ Baiklah, sebentar saya tanya dulu, beliau sedang sibuk apa tidak “ Bu Mirna kemudian mengangkat telpon yang khusus untuk menghubungi ruangan CEO.
“ Ya “ seru suara Edward, ketus.
“ Ada yang mau bertemu Sir “ ujar bu Mirna sambil kembali memperhatikan Elsa.
“siapa ?”
“ Miss Elsa, Sekretaris divisi Pemasaran “
Edwards tersenyum sinis saat mendengar nama itu, orang asing pertama yang ditemuinya di hari kedatangannya ke negeri ini.
“ Baiklah suruh dia masuk “ ujarnya. Dalam hatinya sudah bermunculan berbagai macam cara untuk mengerjai gadis itu.
“ Ini akibatnya kalo berani bermain main denganku, dia harus diberi sedikit pelajaran “ gumamnya, sambil menutup berkas berkas yang baru saja di tandatanganinya.
Elsa menahan langkahnya di depan pintu, mengatur nafasnya biar lebih tenang. Tangannya mulai berkeringat dingin, hatinya cemas, mengumpulkan kata kata yang akan dia ucapkan pada bosnya itu.
Sebenarnya dia malas untuk berhubungan dengan laki laki itu lagi, tapi demi ibu dan adik adiknya, dia masih memerlukan pekerjaan ini, apapun akan dia lakukan.
**********************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 373 Episodes
Comments
Franki Lengkey
elsa itu akan menjadi istri Edward
2023-05-11
0
tatik mufidah
sempat baca jodoh yg tertukar sampe ep 6,, ternyata bener nih baca yg ini dulu 🤩
2022-05-09
0
Bzaa
hadirrr ntor... sembari nunggu cerita sblm up..
like dan favorit langsung ku kasih special untukmu😁👍💪
2021-08-07
0