Siapa lagi kalo bukan Elsa dan beberapa staf karyawan di divisi pemasaran.
“ Sedang apa wanita itu disini ? Makan di restoran mewah begini, bukankah dia harus mengumpulkan uang untuk membayar utang padanya ? “ batinnya.
Wajah Edward langsung berubah merah padam tidak bersahabat,hal itu tidak lepas dari perhatian steve. Dia pun melihat kearah mata Edward melihat. Alisnya berkerut. Bukankah mereka staf divisi pemasaran ? Kenapa reaksi Edward seperti itu ?
Dilihatnya mereka tertawa tawa, tiba tiba Chelsi nyeletuk.
“ Elsa, sepertinya kau sedang banyak uang, sehingga mentraktir kami di restoran mewah seperti ini” uacpan Chelsi di anggukin teman temannya.
“ Tentu saja, tdi malam aku mendapat rejeki yang lumayan banyak “ Jawab Elsa, tersenyum bangga.
“ Sering sering saja kau dapat rejeki nomplok “
“ Hahhaha…” mereka pun tertawa tawa berisik, saling becanda.
Karena terdengar cukup jelas ucapan mereka sontak membuat mood Edward tambah buruk.
‘ Dia..Dia berbohong padaku. Wanita sok suci,munafik. Darimana lagi dia mendapat uang banyak selain menjual dirinya tadi malam. Huh aku benar benar ditipunya, dengan tampang polosnya itu membebaskannya dari tempat itu, bisa saja dia memang dibayar mahal untuk berperan seperti terjadi pemerkosaan untuk memuaskan
nafsu laki laki mabuk itu. Sialan. Aku benar benar tertipu. Dasar wanita ****** ‘ Umpat Edward dalam hati, menahan marah.
Melihat reaksi Edward sepertinya tidak bisa diganggu, Steve sudah mulai mengerti apa yang terjadi. Dia tersenyum simpul, menatap Edward, “ makanlah, ini makanan kesukaanmu bukan ? “ ujar Steve.
Edward mengambil sendoknya, mulai makan.
“Ehm ! “ Steve berdehem.
“ Sepertinya ada staf dari divisi pemsaran. Apa kita akan menyapa mereka ? “ Tanya Steve memancing reaksi Edward.
“ Tidak perlu ! “ Jawab Edward. Lagi lagi steve tersenyum. Menebak nebak kira kira Edward sedang berususan dengan siapa, di antara mereka yang berkumpul makan bersama.
Dilihatnya mereka satu satu…dan sepertinya steve tau siapa sekarang. Tentunya Elsa yang hanya punya urusan dengan Edward. Tapi ada masalah apa ? Bukannya Elsa yang harus mengganti rugi kejadian pencopetan itu ? Tapi kenapa Elsa seperti biasa biasa saja, malah terlihat Edward yang bermasalah.
Bukannya dia yang menyuruhnya membuat daftar kerugian yang tidak masuk akal. Sedangkan Edward sebenarnya tidak menyewa pengacara untuk mengeluarkannya dari penjara, bahkan dipenjarapun tidak. Dia sengaja memelakukannya hanya untuk balas dendam mengerjai wanita itu, bukankah semua rencananya ? Dan selanjutnya sebenarnya apa yang terjadi ?
Steve masih berandai andai, mereke makan tanpa bicara apa apa. Edward sepertinya memang sedang tidak mau bicara dan Steve memahaminya.
Tiba tiba makan mereka terhenti, saat terdengar suara seseorang menyapa mereka. Edward dan Steve mendongak.
“ Selamat siang Mr, maaf kami duluan kembali ke kantor “ Ucap Anton mengngguk pada Edward dan steve.
“ Hemmm. Iya “ jawab steve. Edward tidak menjawab, dia tetap makan, tidak mau menoleh pada wanita itu yang ada di antara mereka.
“ Selamat siang “ sapa Anton diikuti yang lain.
“ Siang “ jawab Steve. Edward hanya mengangguk pada mereka.
Sejenak matanya bertemu mata Elsa yang langsung membuang muka.
‘Apa lagi ini ? Beraninya dia membuang muka padaku. Tidak pernah seumur hidupku di acuhkan perempuan. Benar benar kurang ajar. ‘ umpatnya.
Dan reaksi itu tidak lepas dari penglihatan Steve.
“ Sir, bukannya kau belum mendapatkan sekretaris ? “ tiba tiba Steve ingat sesuatu.
“ Kasihan Bu Mirna, dia harus bekerja merangkap, kau juga belum memutuskan hasil seleksi dari personalia “
“ Aku tidak suka sekretaris sekretaris perusahaan ini “ Jawab Edward mendengus.
“ Kenapa ? Mereka professional, pintar pintar dan tentu saja cantik cantik, sesuai dengan yang kau suka bukan ? “ ujar Steve. Dia tau betul, kalo Edward selalu dikelilingi wanita cantik, dengan pergaulannya yang bebas di London.
Tiba tiba terbersit ide gila dari Edward. Ya dia sepertinya punya ide untuk mengerjai wanita itu lagi dan lagi.
“ Aku mau Elsa menjadi sekretarisku “ ucapnya tiba tiba. Membuat steve tersedak.
“ Kau serius ? “ tanya Steve, menatap Edward.
“ Tentu saja “
“ Dia bukan tipe orang yang kau sukai selalu di dekatmu. Fikirkan itu. Jangan bermain main lagi “
“ Kau tidak perlu mengajari. Aku hanya perlu bantuanmu untuk mendata tambahan jumlah uang ganti rugi padanya, sepertinya dia punya banyak tambahan utang padaku. Dan aku tidak mau rugi “ ucap Edward, melap bibirnya dengan tisu, lalu beranjak pergi meninggalkan Steve, yang menatapnya dengann bingung.
Menjelang sore, Bu Mirna menemui Elsa di mejanya.
“ Sore bu, ada yang bisa saya bantu ? “ tanya Elsa
“ Aku menyerahkan ini buatmu dari Mr Edward “ Bu Mirna memberikan map biru pada Elsa yang langsung menerimanya.
“ Apa ini bu ? “
“ Saya juga tidak tau. Saya hanya diperintah untuk memberikannya langsung padamu. “ jawab Bu Mirna.
Kemudian Bu Mirna menatapnya dengan tatapan aneh. Elsa balik menatapnya tidak mengerti.
“ Dan ku peringatkan, sebaiknya kau tidak membuat masalah “ ujarnya membuat Elsa tidak mengerti, menatap punggung bu Mirna yang berjalan menjauh.
Lalu dibukanya map yang dibawa Bu Mirna itu. Dan matanya kembali terbelalak, setelah membacanya.
“ Apa lagi ini ? Tambahan ganti rugi ? “ jeritnya, sampai Chelsi mendongak bertanya, “ ada apa ? “
“ Tidak apa apa “ Elsa menggeleng. Chelsi kembali ke mejanya.
“Jjadi dia minta aku harus membayar jasanya menolongku di tempat itu dan biaya menginap di apartemenya ? Apa apaan sih dia ? “ gerutunya.
Dia kembali melihat angka yang tertera di situ, hatinya kembali menciut, kenapa angkanya begitu besar. Benar benar CEO tengkulak.
Belum hilang rasa sesak di dadanya, tiba tiba Pak Boby keluar dari ruangannya.
“ Elsa “ panggilnya sambil berjalan ke meja Elsa.
“ Ya pak “
“ Mulai besok kau berkerja di secretariat pusat, menjadi sekretarisnya Mr Edward “
Kepala Elsa bagai disambar petir. Apa tidak salah dengar ? Staf lain yang mendengarnya sontak menghentikan kerjanya. Mendadak mereka jadi biang gossip, memasang telinga mereka dengan tajam, terutama Chelsi, yang pasti merasa iri, Elsa akan berdekatan dengan CEO tampan itu.
“ Tapi pak, kenapa ? “ tanya Elsa
“ Tanya sendiri dengan Mr Edward. Saya juga tidak mengerti. Saya harus segera menghubungi personalia untuk mencari sekretaris baru “ Pak Bobby kembali ke ruangannya.
Chelsi, Anton dan teman yang lain menghampiri Elsa. Memberikan selamat.
“Selamat, selamat apanya” gerutunya pada Chelsi.
“ Tentu saja kau naik jabatan, gajimu akan bertambah, dan kaupun akan sering bersama pria tampan yang kaya raya “ seru Chelsi, matanya berbinar binar membayangkan sesuatu, seakan akan dia yang menjadi sekretarisnya
Edward.
“ Kau tidak tau saja apa yang sebenarnya terjadi “
“ Makanya katakan padaku. Sepertinya ada yang terjadi antara kau dan CEO itu “ tebak Chelsi.
“ Lain kali aku ceritakan, tapi tidak sekarang. Sekarang aku harus menemui CEO itu “ Elsa membawa map yang tadi diberikan oleh Bu Mirna, menuju ruangan Edward.
Karena hari sudah sore, sebagian staf sudah pulang, lorong itu tampak begitu sepi. Diliriknya meja Bu Mirna juga sudah kosong, sepertinya sudah pulang.
Dalam ruangan Edward tampak lampu masih menyala. Elsa berjalan mendekat.
Tiba tiba dia mendengar suara yang tidak begitu jelas. Suara apa itu. Telinganya di tempelkan pada pintu. Terdengar suara erangan pria dan wanita, yang entah sedang melakukan apa. Hatinya berdegup kencang. Tidak
mungkin suara orang sedang bercinta bukan ? Hatinya semakin pensaran tapi dia juga takut kalau harus membuka pintu.
“ Ah sebaiknya aku pulang saja. Aku takut melihat hal hal yang tidak baik “ ucapnya dan membalikan badan tapi tiba tiba kakinya tersandung pot bunga pohon bambu yang ramping.
Seketika tubuhnya terjatuh menabrak pintu dan ternyata pintu itu tidak terkunci. Elsa terjatuh terlentang dengan kepala berada di dalam ruangan itu.
Matanya terbelalak kaget melihat yang ada dihadapannya. Ternyata pria itu sedang bercinta dengan seorang wanita. Kedua orang itu tampak terkejut dan menghentikan aktivitasnya.
“ Sit ! “ Maki Edward kesal. Dan bangun dari tubuh wanita yang terbaring di sofa.
Hatinya tambah kesal melihat siapa yang telah mengganggunya.
“ Apa yang kau lakukan ?” bentaknya berdiri telanjang tanpa malu. Tentu saja Elsa yang masih gadis ketakutan luar biasa. Mukanya merah terus memucat, melihat pemandanga di depannya, dengan jelas milik laki laki itu terexpose tanpa penutup tidak jauh dari wajahnya yang mendongak ke atas. Elsa Segera menutup matanya dan
terbangun.
“ Ma..maaf “ ucapnya dan segera berlari dari ruangan itu. Berlari sekencang kencangnya seakan dikejar orang. Dadanya berdegup kencang, ada perasaan jijik, takut, entahlah, dia benar benar tidak tau, baru sekarang dia melihat hal yang vulgar dengan matanya langsung.
Segera meraih tasnya dengan cepat dan bergegas keluar dari gedung itu.
Sepanjang jalan dia mengutuki kelakuan orang itu, “ Benar benar tidak bermoral, berbuat mesum di kantor “ umpatnya.
Setelah tiba di rumahnya, bergegas mengganti pakaiannya,mberangkat ke tempat kerja kedua, ke restoran.
******
Keesokan harinya, Elsa menuju mejanya dan ternyata sudah ada yang mengisi, karyawan baru yang benar benar cantik dan sexy. Kebetulan pak Boby keluar dari ruangannya, dan melihat Elsa.
“ Elsa, sory tempatmu sudah ada yang menggantikan. Bagaimana menurutmu ? “ Mata pak Boby melirik perempuan sexy itu, dengan tatapan yang menjijikan. Sampei Elsa bergidik melihatnya, kasian sekali istrinya punya suami mata keranjang.
“Maaf penggantimu sangat cantik, saya tidak menemukan wanita biasa yang sepertimu “ ujar pak Boby kembali menyebalkan.
“ Saya hanya akan mengambil barang barang saya “ kata Elsa hendak mendekati meja tapi langkahnya terhenti, saat terdengar suara yang akhir akhir ini sangat megganggu telinganya.
“ Barang barangmu sudah dipindahkan ke atas “ Edward tiba tiba keluar dari ruangan Pak Boby, sejak kapan orang itu ada diruangan pak Boby sepagi ini.
Elsa lagi lagi terkejut, dan begitu melihat muka Edward, mukanya langsung memerah, masih teringat dipelupuk matanya, pria itu berdiri didepannya tanpa sehelai benangpun, dan matanya benar benar merasa ternoda dengan pemandangan itu. Dia seorang gadis yang masih polos…dan Edward sudah menodai matanya dengan sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.
“ Apa kau akan berdiam diri di situ ? “ tanya Edward sambil melangkah melewatinya. Ekspresinya benar benar biasa, seolah olah tidak pernah terjadi apa apa.
Elsa terpaksa berjalan mengikutinya, tidak ada pilihan lain kan, dia masih butuh pekerjaan itu.
Elsa berjalan sambil menduduk, mengikuti jejak sepatu Edward sambil melamun dan ketika sampai pada pintu lift, tiba tiba kaki Edward berhenti dan …
DUKK…
Kepalanya menabrak sesuatu yang keras, sampai terasa sakit keningnya. Seketika dia tersadar saat mata tajam itu meliriknya.
Ternyata dia menabrak punggung Edward yang kokoh.
“ Oh ma maaf “ ucapnya tidak dihiraukan Edward, yang kembali memencet tombol lift menuju lantai atas ke ruangannya. Pintu Lift terbuka, Edward masuk diikuti Elsa, yang berdiri di belakangnya.
Tapi lift masih terbuka. Apa ada yang ditunggu ? Fikir Elsa dan lamunannya buyar saat terdengar suara Edward.
“ Sekarang kau sekretarisku, kau yang memencet tombol lift “ hardiknya.
“ Oh iya maaf “ Elsa kembali gugup dan segera memencet tombol lift.
Edward melirik dengan ujung matanya, pura pura acuh, tapi dalam hati dia tertawa mengerjai sekretarisnya itu.
Mereka terdiam satu sama lain. Baru sekarang Elsa berdiri sedekat itu dengan Edward. Tumbuhnya menjulang tinggi kokoh, dia berdiri disampingnya terasa begitu nyaman seperti ada yang melindungi.
Ting..pintu lift terbuka, Edward melangkah keluar lift, tapi Elsa masih termangu, meresap wangi parfum laki laki itu.
“ Kau mau sampai kapan berdiri disitu ? “ tegurnya tanpa menoleh, berjalan terus meninggalkan Elsa.
Elsa tersadar dan seketika keluar dari lift dan mengikuti Edward.
Edward memasuki ruangannya diikuti Elsa.
“ Tempatmu disana. Kenapa kau mengikutiku ? “ tanya Edward, berjalan terus dan duduk di kursi meja kerjanya.
“ Apa tidak lebih baik kau mencari sekretaris lain ? “ tanya Elsa.
Edward mengernyitkan alis..
“ Kenapa ? kau tidak suka ? “
“ Sepertinya aku tidak cocok “ Elsa memberikan alasan.
“ Oke kalo kamu merasa begitu “ jawab Edward santai, membuat Elsa senang.
“ Tapi itu berarti kau harus keluar dari perusahaan ini, karena semua posisi sudah terisi, termasuk tempatmu sebelumnya “
Lagi lagi perkataan Edward mengejutkannya, dan benar apa yang dikatakannya, bukankah pak Boby sudah mendapat sekretaris baru ? Dan itu berrati dia harus berhenti bekerja.
Oh tidak tidak, dia masih membutuhkan pekerjaan ini. Elsa menggeleng.
“ Baiklah kalo kau memaksa, aku akan ke mejaku sekarang “ ucapnya tertunduk dengan kekalahan, melangkah keluar dari ruangan itu. Edward yang duduk membelakanginya tampak tersenyum puas.
Entah kenapa hatinya merasa senang mengerjai wanita itu.
Tiba tiba langkah Elsa terhenti saat berpapasan dengan seorang wanita yang sepertinya pernah dia liat, dimana ya, Elsa berfikir dan tiba tiba dia merasa mual dan ingin muntah begitu teringat. Ya dia wanita yang kemarin bercinta dengan Edward.
“ Hai, kita bertemu lagi “ wanita itu menyapanya dengan ketus
“ Kau perempuan yang kemarin itu kan, kuharap kali ini kau tidak akan mengganggu kami “ ujarnya lagi dan langsung memburu Edward masuk ke ruangannya. Edward hanya melirik sekilas pada Elsa, dia senang melihat reaksi Elsa yang seperti jijik melihatnya.
“ Hai sayang “ sapa Edward, bangun dari duduknya.Wanita itu langsung menghampiri dan menempelkan bibirnya di bibir Edward, mereka berciuman.
Oeeek…tiba tiba Elsa pengen muntah, membuat Edward menghentikan ciumannya.
“ Kau tidak sedang iri kan ? “ tanya Edward menjengkelkan.
Elsa mendelik, cepat cepat keluar dari ruangan itu dan tentunya langsung menutup pintunya. Dia pun segera duduk di mejanya yang kemarin ditempati Bu Mirna.
Baru juga pantatnya menyentuh kursi, Edward keluar dengan wanita itu yang bergelayut manja dilengan Edward.
Edward menondongkan mukanya mendekat ke muka Elsa, sampai jarak hidung mereke Cuma beberapa senti.
“ Aku akan keluar melanjutkan yang kemarin. Aku tidak suka kau menggangguku seperti kemarin “ ucapnya menyeringai, licik, menyebalkan.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 373 Episodes
Comments
liesae
tengil bgt edward sumpah..klakuanya kyak gitu semata mata untuk mncari perhatian si elsa..karna merasa di abaikn oleh elsa.edwar sbnarnya lagi terusik dngn khadiran elsa yg memporak porandakn hatinya...love you kk author bisa mngobati rindu sm kisah damian dn hana.. karya kka selalu mmpunyai crita yg romantis dan dinamis...aaaa bikin baper dehh😘😘
2022-05-12
0
Nartyana Gunawan
edward nanti bucin baru tau rasa
2022-01-02
0
Nartyana Gunawan
sabar elsa,pak bobby ingat istri 🤣🤣
2022-01-02
0