Terdengar bunyi pintu. Tok… Tok… Tok…
“ Masuk ! “ ujar Edward, sambil pura pura sibuk, badannya menghadap layar laptopnya tanpa menoleh pada yang datang.
“ Siang, Sir “ sapa Elsa ragu ragu
“ Siang “ jawab Edward tanpa menoleh dan tidak menghentikan aktifitasnya, membuat Elsa serba salah, tidak tau harus bicara apa.
Padahal dari balik layar laptopnya ada bayangan Elsa berdiri, jadi dia bisa memperhatikan gerak gerik gadis itu.
Karena tidak ada kata kata yang keluar dari mulut Elsa, Edward jadi kesal lalu berbalik kea rah Elsa berdiri.
“ Kalo tidak ada hal yang penting, sebaiknya kau pergi dari hadapanku ! “ Seru Edward dengan ketus, membuat Elsa tersentak kaget.
“ Apakah benar anda memecat saya ? “ Tanya Elsa dengan gugup.
“ Benar. Kenapa ? Kau keberatan ? “ Edward bersikap dingin, melipat dua tangannya di dadanya. Menatap gadis yang ada dihadapannya itu.
“ Apa alasan anda memecat saya ? “ Tanya Elsa polos
Edward tertawa sinis, beranjak dari kursinya dan berdiri menyandar ke meja kerjanya yang besar.
“ Apa harus aku jelaskan ? Miss Elsa ? “ tanyanya
“ Saya minta maaf atas kejadian tempo hari Sir “ Ujar Elsa dengan gugup
Edward tertawa lagi dengan dibuat buat lalu berjalan menghampiri Elsa, Mendekatkan mukanya ke wajah elsa membuat Elsa terkejut dan mundur selangkah.
“ Kau lihat muka ku ? “ Tanya Edward menunduk, mukanya hanya beberapa senti di depan muka Elsa, membuat jantung elsa seakan behenti sejenak, berganti berdebar tidak menentu. Bagaimana mungkin wajahnya bisa sedekat ini dengan wajah yang teramat tampan itu, yang semakin jelas disadarinya, memang pria yang tampan, belum pernah dia sedekat ini dengan seorang pria tampan.
“ kau lihat apa ? “ Edward menjentikan jarinya ke kening Elsa, karena Elsa malah diam membeku.
Elsa mengerjapkan matanya, tersadar dari lamunan sesaatnya.
“ Ada apa denganmu ? Wajahmu biasa saja “ jawab Elsa, jengah.
Jawabannya membuat Edward tambah jengkel.
“ Itu karena aku harus perawatan sejak wajahku babak belur karena ulahmu !!!” Sentaknya.
“ Kau tau aku dirawat di rumah sakit berhari hari !!!” Serunya lagi, berbohong, sengaja ingin mengerjai Elsa.
Raut muka Elsa langsung berubah lesu, “ Saya minta maaf Sir, saya tidak sengaja waktu itu “ ujarnya. Membuat Edward tersenyum dalam hati melihat gadis itu merasa bersalah.
Tapi raut mukanya dipasang seseram mungkin, ternyata mengerjai gadis di depannya lumayan mengurangi stressnya menghadapi awal pekerjaannya yang menggunung.
“ Terus ? “ Tanya Edward.
“ Tolong jangan memecat saya “ pinta Elsa
“ tidak bisa ! saya tidak suka karyawan yang ceroboh ! “ Edward menggeleng
“ Sir, Pleaese maafkan saya. Saya akan melakukan apa saja asal bisa bekerja disini, saya punya seorang ibu dan dua adik saya yang harus saya tanggung “
“ Tidak bisa ! Kamu benar benar merugikan saya “ Edward masih bersikukuh. Membuat Elsa tidak punya harapan.
“ Baiklah, saya akan mengemasi barang barang saya “ Elsa membalikan badannya, melangkah keluar dengan lesu. Dia tidak habis fikir, kemana dia harus mencari pekerjaan, teringat kos kosannya yang harus dia bayar, setidaknya dia harus cepat cepat mendapat pekerjaan lagi “
Tapi sebelum menutup pintu, tiba tiba Edward memanggilnya.
“ Kau masih bisa bekerja disini, asal kau mau ganti rugi “ ujar Edward, menatap Elsa, yang seketika raut mukanya cerah, dia menghela napas.
“ Baik Sir, saya akan melakukan apa saja “ ujarnya, membuat Edward tersenyum menang.
“ Jangan senang dulu” Kata Edward, membuat elsa kembali muram. Elsa menatap laki laki tampan itu. Matanya biru mewarisi mata Mr Smith, ayahnya, tapi rambutnya hitam pekat sepertinya mirip ibunya. Badannya tinggi atletis, pembawaannyan kokoh tegap. Mungkin wajah seperti ini yang digambarkan seorang pangeran di negri dongeng.
“Ehm !!” Edward mendehem, melihat reaksi elsa yang malah menatapnya, membuat Elsa tersadar dan mukanya memerah.
“ Kau tepesona dengan wajah tampanku? “ Tanya Edrward narsis.
Elsa melengos sebal dengan sikap laki laki itu.
“ Sekarang kau sadarkan, aku benar benar dirugikan dengan pengeroyokan itu” ujar Edward. Elsa tidak menjawab.
“ Jadi kau harus mengganti rugi. Baru kau bisa bekerja lagidisini “
“ Berapa saya harus ganti rugi ? “ Tanya Elsa tergagap. Belum apa apa kepalanya sudah terasa cenat cenut memikirkan angka yang akan Edward sebutkan.
Edward menekan tombol d telpon mejanya lalu berbicara,” Mirna, panggil Steve kemari “ suruhnya
“ Baik Sir “ Jawab Mirna. Elsa mengerutkan alisnya, tidak mengerti kenapa Edward memanggil steve
yang dulu asistennya Mr Smith, ya mungkin sekarang menjadi asistennya Edward.
Tidak berapa lama Steve masuk ke dalam ruangan, sambil membawa secarik kertas, diberikannya pada Edward.
Edward membaca kertas itu sebentar kemudian meberikannya kembali pada steve. Steve segera menghampiri Elsa dan menyerahkan kertas itu, kemudian keluar ruangan.
Dengan penasaran Elsa membacanya. Matanya langsung terbelalak kaget.
“ Apa ini ? “ Bentaknya pada Edward. Sampai Edward kaget tidak menyangka denga reaksi Elsa seperti itu.
“ Kau gila ya ! Bagaimana mungkin aku harus ganti rugi sebesar ini ! kau keterlaluan ! “ Elsa berteriak kesal.
“ Hei, berani beraninya kau membentakku ! “ Edward berbalik membentak, marah membuat Elsa tersadar dengan siapa dia berhadapan.
“ Mmmm Maaf, hanya saja ini…bukankah terlalu besar, ini bisa menghabiskan gajiku bertahun tahun “
“ Tentu saja, kau fikir aku membayar pengacaraku dengan murah ? Kalo sampai wartawan tau kau harus mengganti rugi lebih besar. Kau sudah mencemarkan nama baiku “
Elsa menghela nafas perlahan. Uang ganti ruginya sebesar itu. Bagaimana dia harus membayarnya ?
“ Hmm begini saja Miss Elsa. Bagaimana kalo….” Edward menatap Elsa dari atas sampai bawah membuat Elsa
risih. Mau apa dia melihatnya seperti itu ? dalam fikirannya keluar fikiran fikiran kotor, jangan jangan orang itu ingin dia membayarnya dengan tubuhnya ? Ato dia akan dijual. Oh tidak tidak…masa depannya tidak boleh hancur oleh orang itu. Elsa bergidik ngeri.
“ Hei ! Kau sedang berfikir apa ? “ Suara Edward mengagetkan.
“ Kau fikir aku akan meminta bayaran dengan tubuhmu ? Dijualpun kau tidak akan bisa membuat utangmu lunas “ Ejek Edward membuat hati Elsa marah.
“ Kau…kau brengsek ! “ maki Elsa, terhina dengan ucapan Edward. Membuat Edward tertawa sudah bisa membuat Elsa marah.
“ Aku berkata sebenarnya kan, kau tidak cantik, kurus, dadamu rata, pantatmu tidak berisi. Siapa yang akan membelimu ? “ ucapan Edward benar benar keterlaluan.
“ Hei, aku tau aku tidak cantik, tapi aku tidak serendah itu untuk menjual diriku untuk membayar ganti rugi padamu ! “ Bentak elsa, sekarang dia benar benar marah, dan jikalaupun harus brenti kerja sepertinya tidak apa apa daripada diperlakukan seperti ini.
Elsa segera keluar dari ruangan itu. Hatinya sakit direndahkan seperti itu.
“ Hei, jangan lupa kau harus segera melunasinya !” Teriak Edward Puas. Akhirnya dia bisa membalas wanita itu.
Bersamaan dengan steve masuk ke ruangannya.
“ Maaf sir, apa kau tidak terlalu kejam padanya ? “ Ujar Steve.
“ Biar saja. Aku puas , dendamku terbalaskan “ ujar Edward dan kembali ke kursinya.
“ Aku ingin tau bagaimana dia akan membayarnya “ Lanjutnya.
Steve menghela nafas dalam, merasa kasian dengan nasib Elsa.
Elsa kembali ke mejanya dengan menahan amarah, kepalanya pusing tujuh keliling, berfikir keras bagaimana harus mencari uang sebanyak itu.
Apa lebih baik berhenti kerja saja dan tidak membayar ganti rugi itu. Tapi dia yakin, orang seperti Edward pasti takan melepaskannya dengan mudah.
Pak Boby keluar ruangannya, menatap Elsa dengan pensaran.
“ Kau bicara dengan Mr. Edward ? “ tanyanya. Elsa mengangguk.
“ terus ? “ Pak Boby tambah pensaran melihat reaksi Elsa.
“ Semua baik baik saja Pak Boby, saya masih bekerja “
“ Oh syukurlah. “ kata pak Boby.
“ Kau tau kan, bagaimana nanti aku akan kesulitan mencari sekretaris tidak cantik sepertimu. Istriku pasti curigaan terus. “ lanjutnya sambil kembali ke ruangannya.
“ Apaan sih, “ gerutu Elsa sebal pada atasannya itu.
Beberapa hari telah berlalu… sepulang kerja, Elsa bekerja paruh waktu di sebuah Restoran. Dia bertekad harus segera melunasi utangnya pada Edward. Dia tidak mungkin memangkas uang kirimannya buat ibu dan adik adiknya di kampung. Dia tidak mau ibunya tau dia dalam kesusahan di kota besar ini.
Malam itu seperti biasa, Elsa masih berseliweran bolak balik membawakan pesanan makanan dari tamu tamu.
Hingga tiba tiba menejernya memanggilnya. Menunjuk pada beberapa orang yang datang untuk menawarkan menu ke meja mereka.
Elsa mengangguk, dan segera menghampiri empat orang laki laki yang sudah duduk berkumpul di meja ujung, sepertinya mereka sengaja memilih meja itu biar lebih santai.
“ Selamat malam, silahkan dipilih menunya “ sapa Elsa sambil memberikan map daftar menu. Salah seorang dari mereka mengambilnya.
“ Sekarang kau yang traktir kan Edward, karena kau baru kembali dari London “ ucapnya.
Pria yang dipanggil Edward hendak menjawab dan menoleh pada pelayan, matanya pun bertemu dengan mata Elsa yang kaget saat tau siapa yang ada dihadapannya.
“ Kau ! Kau bekerja disini ? “ tanya Edward heran, melihat lekat pada seragam yang dikenakan Elsa. Seketika wajah Edward memerah.
“ Kau mengenalnya ? “ tanya teman temannya. Edward tidak menjawab.
Dia beranjak dan menarik tangan Elsa dibawa keluar dari restoran itu. Elsa terkejut seketika mengikuti langkah Edward yang panjang.
“ Apa yang kau lakukan ? Aku sedang bekerja “ seru Elsa menepis tangan Edward.
“ Kau, kau sedang apa dengan pakaian seperti itu ? “ tanya Edward,
“ Tentu saja bekerja. Kau fikir apa ? “ Elsa berbalik mau kembali masuk ke restoran.
“ Apa gajimu sebagai sekretaris tidak cukup besar ? “ tanya Edward yang membuat langkah Elsa terhenti.
“ Bagaimana mungkin seorang sekretaris perusahaan besar harus bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran “lanjut Edward. Elsa membalikan badannya menatap Edward.
“ Tentu saja untuk membayar utangku padamu. Kau fikir apa ? Kau membebankan ganti rugi yang begitu besar padaku “ jawab Elsa dengan ketus. Tampak raut muka Edward berubah masam, diam tercenung.
Dia tidak menyangka kalo Elsa akan benar benar berjuang untuk membayar uang ganti rugi padanya. Kakinya melangkah masuk kedalam restoran begitu Elsa sudah masuk duluan.
Dilihatnya wanita itu sedang mencatat pesanan dari teman-temannya. Saat berjalan berpapasan dengan Edward, Elsa mendecih sebal.
‘ Apaan dia marah marah seperti itu. Bukannya dia yang menekanku harus melunasi utangnya ‘ gumamnya bicara pada diri sendiri.
Edward kembali duduk bersama teman temannya. Dia jadi berubah pendiam tidak banyak bicara. Dia mamakan makanan yang sudah dipesan temannya, sambil sesekali melirik Elsa yang sibuk melayani pelanggan yang lain. Gadis itu tampak begitu semangat bekerja, meski sesekali terlihat menguap di meja
resepsionis.
“ Kenapa kau jadi pendiam begini, Edward ? “ tanya Albert
“ Apa karena pelayan itu ? Sepertinya kau memperhatikannya terus “ Lanjut Albert lagi. Membuaat Edward tampak salah tingkah.
“ Kau becanda “ ucapnya.
“ Tentu saja, bagaimana mungkin gadis biasa seperti itu membuat berarti buat Edward. Bukan kriterianya bukan ? “ ujar Scott
Edward Cuma tersenyum. Tentu saja teman temannya benar, Elsa bukan tipe dia.
Dengan statusnya seperti ini sudah sewajarnya Edward memilih wanita yang berkelas sama dengannya. Tentu saja wanita cantik yang berpendidikan kaya berpengaruh. Eh kenapa pula harus berfikir membanding bandingkan Elsa dengan wanita kriterianya. Edward menggelengkan kepalanya menghapus imajinasinya.
“ Setelah ini kita akan kemana ? “ tanya David
“ Kita ke tempat dulu biasa berkumpul. Merayakan pertemuan kita kembali “ Seru Scott.
“ Ku dengar si mamih punya barang baru, aku penasaran seperti apa mereka. Sudah lama kita tidak bermain main dengan anak buah si mamih kan ?
“
“ Apakah barang baru itu bagus ? “ tanya Edward merendahkan.
“ Tentu saja. Cobalah kau coba barang lokal, jangan luar terus, biar tau bedanya “ seru david sambil terkekeh.
Ya mereka adalah teman teman Edward di London, secara kebetulan mereka juga harus mulai menjalankan perusahaan ayah mereka masing masing di negri ini.
Di London mereka sudah terbiasa dengan pergaulan bebas. Anak-anak orang kaya berduit yang tidak tau
aturan. Berganti ganti pasangan sudah gaya hidup mereka.
Sejam kemudian mereka sudah tiba disebuah Bar remang remang berkumpul satu meja ditemani minuman minuman beralkohol.
Tidak terlewatkan wanita wanita sexy menemani mereka. Bahkan David ditemani dua wanita sekaligus yang bergelayut manja, menciumi david. Sudah tidak peduli dengan orang orang di sekitarnya.
Tiba tiba Edward mengerjapkan matanya berkali kali. Dia merasa melihat sosok wanita yang dikenalnya. Elsa ? untuk apa dia ke tempat seperti ini ? Edward menggosok gosok matanya dan melihat kea rah Elsa yang ternyata sudah tidak ada. Sepertinya dia berhalusinasi gara gara minumannya. Edward kembali meminum minuman yang disodorkan wanita sexy yang duduk di pangkuannya.
Teman temannya satu persatu beranjak menuju lorong kamar kamar hotel di lantaii atas. Wanita yang dipangkuan Edward pun membisikan sesuatu ke telinga Edward. Yang dijawab anggukan Edward, mereka pun beranjak mengikuti teman temannya. Saat melewati lorong lorong tiba tiba Edward mendengar suara teriakan wanita dari salah satu kamar. Dia pun menghentikan langkahnya.
“ Abaikan saja, jangan ganggu mereka “ ujar wanita yang bersamanya, tampak begitu bernafsu menciumi Edward, pakaiannya sudah berantakan tidak karuan.
Edwardpun melangkah tapi langkahnya kembali terhenti karena mendengar teriakan tolong dari kamar itu. Meskipun Edward setengah mabuk, tapi pendengarannya masih berfungsi dengan baik.
Dia pun dengan sekuat tenaga mendobrak pintu itu dengan begitu mudahnya di dobrak, sepertinya tidak terkunci. Dan matanya terbelalak saat melihat seorang laki laki sedang memaksa merobek baju wanita itu yang meringkuk di pojok, tangannya memeluk kedua lututnya, rambutnya acak acakan.
Laki laki itu menoleh pada Edward, matanya merah dalam keadaan mabuk, berjalan sempoyongan menuju Edward.
“ Jangan ikut campur, kau merusak kesenanganku ! “ teriaknya.
Edward langsung melayangkan tinju pada orang itu berkali kali sampai laki - laki itu tersungkur tak berdaya. Buk
Buk Buk Braaak. Tubuh laki laki itu menabrak meja dan terkulai pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 373 Episodes
Comments
Franki Lengkey
elsa yg malang
2023-05-11
0
liesae
ewwww.jngn bilan itu elsa yg cwe😣😣..poor elsa...aku salut sm karakter elsa pejuang kluarga.tangguh dn tidak cengeng dn baperan
2022-05-12
0
Nartyana Gunawan
sekretaris tidak cantik🤣🤣
2022-01-02
0