episode ni author penuh perjuangan
gimana nggak ya genks author dah ngetik banyak siap send,eh dipencet hpnya sama
bocil author
semua naskah yang dah diketik ilaangg
hiks hiks hiks
haha gapapa author ttap semangat kok
dont worry be happy
yasutralah ya dah kebanyakan pembukaan
cuss lanjut aja deh
happy reading
----------------------------------
Syahdan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.Dia sangat khawatir dengan Seren.Syahdan sampai ke rumahnya malam hari jam 9.Mobil Syahdan memasuki halaman,Seren yang mendengar suara mobil segera berlari dalam rumahnya.Seren mengira Lara lah yang datang.
Tapi ternyata papanya.Syahdan turun dari mobil menghampiri Seren dan kakaknya didepan pintu rumahnya.Syahdan merentangkan tangan dan berjongkok.Seren berlari ke arah ayahnya dan segera memeluk ayahnya
"Pah tante Lala mana pah?Selen mau tante Lala!"ucap Seren dengan sedih.Syahdan terenyuh mendengar putrinya yang baru tiga hari tidak bertemu Lara tapi sudah semurung ini.Syahdan tidak bisa membayangkan bagaimana jika Lara sama sekali tak kembali
"Seren sayang jangan sedih ya!Papa akan bawa tante Lara pulang.Sekarang Seren bobo sama tante Jeni.Papa akan pergi ke rumah tante dan bawa tante kesini ok!!"Bujuk Syahdan pada Seren.Jeni membawa Seren masuk dan Syahdan segera kembali masuk ke mobilnya melajukannya ke arah rumah Lara
Setengah jam kemudian Syahdan sampai didepan rumah Lara.Dia mengetuk pintu rumah Lara berkali kali dengan cemas.Syahdan cemas bagaimana jika Lara benar benar tak mau kembali padanya dan Seren.Syahdan sampai setengah jam mengetuk pintu tak ada jawaban.Syahdan juga sudah mencoba menelpon Lara,tapi nomornya tidak aktif
Jam sebelas malam Zidane menutup caffe dan berjalan pulang.Baru dua langkah dari caffe Zidane heran melihat pria terduduk bersender di pintu rumahnya.Zidane berjalan menghampiri Syahdan.Saat sudah dihadapan Syahdan,Zidane langsung bertanya
"Hei bung,siapa kau dan sedang apa duduk didepan rumahku?"selidik Zidane
Syahdan segera berdiri melihat Zidane dihadapannya bertanya.Zidane melihat penampilan Syahdan dari atas ke bawah.Zidane melihat Syahdan memakai setelan jas berwana biru navy dengan kemeja berwarna biru muda tetapi Zidane heran rambutnya acak acakan sekali
Karena Syahdan terus menerus meremas rambutnya frustasi alhasil rambut kusut dan sangat acak acakan.Syahdan melihat mata Zidane menyipit heran memperhatikan rambut Syahdan.Menyadari apa yang diperhatikan oleh Zidane,Syahdan segera merapihkan rambutnya dengan menyisiri rambutnya menggunakan tangan agar sedikit rapi
"Kau belum menjawab pertanyaanku bung!!"ucap Zidane
"Oh maaf,saya Syahdan saya kemari untuk bertemu Lara"jawab Syahdan
"O jadi kamu yang namanya Syahdan!!.Tapi maaf Syahdan karena Lara tidak ada dirumah.Dia pergi ke puncak tadi sore untuk mengecek caffe cabang kami yang disana"jawab Zidane panjang lebar
"Oh begitu.Aku tidak bisa menghubungi ponselnya.Karena itu aku kemari,sudah tiga hari dia tidak mengasuh Seren,dan Seren selalu menanyakannya"Syahdan mencoba mencari alasan
"Aneh sekali.Karena Lara bilang tiga hari yang lalu Seren sudah punya pengasuh.Sebentar coba kku telpon ke caffe,harusnya ada yang mengangkat karena caffe yang dipuncak buka 24jam."Zidane segera menelpon ke telpon kantor caffe.karena mungkin Lara disana.Tapi tak ada jawaban.Syahdan mencoba menelpon anak buahnya dan tersambung
"Halo mas Zidane,ada apa ya mas?"tanya seorang pria dari seberang telpon
"Halo sep,apa mba Lara ada.Saya mau bicara!"ucap Zidane pada karyawan bernama Asep itu
"Maaf mas tapi mba Lara tidak kesini.!"jawab Asep disana.Zidane seketika menoleh ke arah Syahdan dengan pandangan tajam
"Yasudah sep lanjutkan pekerjaanmu.Aku tutup"pungkas Zidane mengakhiri panggilan.Setelah itu Zidane langsung menghampiri Syahdan dan memukul wajah Syahdan sampai mundur ke belakang tapi tidak terjatuh
"Apa yang lo lakuin ke ade gue hah?Kenapa ade gue bisa kabur.Dia bahkan cuma bilang sama gue akan pergi ke puncak tapi dia tidak ada disana.Jawab gue lo apain Lara hah?"Zidane mencengkram kerah baju Syahdan.Syahdan mengusap darah di sudut bibirnya karena pukulan Zidane
"Tenang Zid bisakah kita bicara baik baik?"pinta Syahdan.Zidane melepaskan cengkraman tangannya di baju Syahdan
"Ok jadi jelaskan ke gue semuanya,kalau sampai gue tau lo yang bikin Lara kabur dari rumah.Lo bakal habis sama gue"
"Jadi begini Zid,tiga hari yang lalu saya mengungkapkan perasaan saya pada Lara.Dan Lara juga mempunyai perasaan yang sama padaku.Tapi saat saya diluar kota,kakak perempuan saya Jeni berkunjung ke rumah dan menggoda Lara.Jeni mengatakan jika dia adalah tunanganku.Sejak hari itu Lara pergi dari rumah kami tanpa pamit"Syahdan menceritakan semuanya pada Zidane.
Zidane akhirnya mengerti situasi yang terjadi.
"Masuklah kita bicara di dalam!"Zidane membuka pintu dan mempersilahkan Syahdan masuk
"Duduklah dulu.Aku akan berganti baju dulu dan membuatkanmu minuman"Setelah sampai di ruang tamu Zidane mempersilahkan Syahdan duduk dan dia pergi ke kamar untuk berganti baju.Syahdan duduk disofa ruang tamu,dia memperhatikan sekeliling.Disebelah kanannya terdapat meja kecil yang diletakan menempel dengan sofa yang didudukinya.Disana ada foto Lara.Difoto itu Lara bersender di mobilnya dengan tangan bersedekap dan tersenyum manis.
"Senyummu sangat manis La"gumam Syahdan dengan sedih.Dia takut jika dia tidak bisa lagi melihat senyum manis Lara
Zidane selesai mengganti bajunya dengan baju yang lebih santai.Kaos dan celana olah raga dia pilih untuk dipakainya tidur juga nanti.Zidane pergi ke dapur dan membuat dua gelas kopi.Lalu membawanya ke ruang tamu
"Minumlah dulu"Zidane memberikan satu gelas kopinya pada Syahdan.Syahdan menerima dan menyesap sedikit kopi itu lalu meletakannya di meja
"Terima kasih Zid dan maaf aku menggangumu malam malam begini!"ucap Syahdan tak enak hati
"Tak apa,dan maaf juga gue dah mukul lo tadi"Zidane meminta maaf pada Syahdan
"Jadi Zid apa kau tau kemungkinan kemana Lara pergi"tanya Syahdan
"Maaf tapi gue juga ga tau dia kemana.Tapi gue akan bantu lo cari dia"Zidane menenangkan Syahdan.Mereka sedikit mengobrol tentang masa kecil Lara sambil menghabiskan kopi di gelas masing masing.Syahdan bangkit dan berpamitan dengan Zidane
"Ok Zid,kurasa kau harus beristirahat jadi aku pamit pulang.Jangan lupa kabari aku jika ada kabar tentang Lara!"Syahdan berpamitan,Zidane mengantarnya sampai pintu depan dan baru menutup pintu setelah mobil Syahdan melaju pergi
-----------------------------------------
pagi hari di villa Lara
Lara bangun dari tidurnya,dia tak bersemangat melakukan aktifitas apapun.Dia memesan sarapan dan pergi mandi.Selesai mandi .sarapan yang dia pesan sudah sampai
tingtong tingtong
Lara membuka pintu.Menerima dan membayar pesanannya.Lara malas bahkan untuk mengunyah makanan jadi dia hanya memesan bubur kacang ijo yang tak perlu banyak mengeluarkan tenaga untuk mengunyah
Selesai sarapan dia duduk menonton tv,tapi pikirannya tidak pada acara tv.Dia memikirkan Syahdan dan Seren.Hari ini akhir pekan mereka kadang hanya berkumpul di ruang keluarga sambil menonton tv bertiga
"Ah aku bisa gila kalau begini terus.Sebaiknya aku berjalan jalan di pantai sambil menikmati matahari pagi"Lara bangkit dari sofa dan berjalan keluar ke arah pantai
Lara hanya berjalan menyusuri pantai tanpa memakai alas kaki.Dia melewati begitu banyak pengunjung pantai Anyer,karena akhir pekan mungkin,pikir Lara
Lara mengenal salah satu pengunjung pantai.Dia memperhatikan wajah gadis kecil itu,dia ingat gadis kecil itu adalah teman sekolah Seren.Lara menghampiri gadis kecil yang sedang membuat istana pasir itu
"Hei sayang,masih ingat tante"sapa Lara
"Tante..tante mamahnya Seren kan.Seren mana tante ko gak keliatan?"tanya gadis itu
"Seren dirumah sayang gak ikut!"Lara makin sedih mendengar nama Seren.Seorang ibu menghampiri gadis kecil itu
"Gian sayang lagi ngobrol sama siapa?"tanya wanita itu
"Sama mamahnya Seren mah.Ini mamahnya Seren teman Gian!"gadis itu mengenalkan pada ibunya
"Oh anda nyonya Azwar.Saya ibunya Gian"ucap wanita itu seraya mengulurkan tangan.Lara menjabat tangan itu sambil tersenyum
"Saya Lara.kalau gitu saya permisi bu.Dah Gian!"Lara segera pamit sebelum ibunya Gian nanti bertanya macam macam.
"Lah baru juga mau nanya dia kesini bareng pak Azwar dan Seren tidak?yasudahlah gak ada urusan juga sama saya"ujar ibunya Gian pada diri sendiri
Setelah berjalan jalan tanpa tujuan akhirnya Lara memutuskan kembali ke villanya.Yang Lara lakukan hanya tiduran saja seharian
----------------------------------------
Keesokan harinya di sekolah Seren
Seren diantar oleh ayah dan tantenya.Setelah mengantar Seren ke sekolah.Syahdan dan Jeni berencana mencari Lara ke puncak.Menurut Zidane mereka punya villa di puncak,mungkin saja Lara disana
"Sereenn"panggil Gian dari gerbang saat melihat Seren turun dari mobil dan dituntun ayahnya.Seren diam saja.Dia kehilangan semangat karena merindukan Lara.Gian yang melihat Seren sedih pun bertanya
"Seren sedih ya gak diajak mamah ke pantai?"pertanyaan Gian membuat Seren mendongak ke wajah ayahnya yang berdiri disampingnya.Syahdan segera berjongkok dan memegang kedua pundak Gian
"Ehm sayang kamu kenapa bertanya seperti itu sama Seren?"tanya Syahdan dengan halus
"Ya om soalnya kemarin Gian dan mamah ketemu tante Lara di pantai"Syahdan terkejut dan merasa senang karena menemukan titik terang keberadaan Lara
"Gian ketemu tante di pantai mana?"tanyanya lagi pada Gian
"Di Anyer om"jawab Gian
"Terima kasih ya sayang"Syahdan berdiri dan segera menggendong Seren masuk ke mobil.
"Kak kita ke Anyer sekarang.Teman Seren kemarin bertemu dengannya.Kemungkinan dia menginap di dekat pantai"Syahdan memberitahukan dugaannya pada Jeni.Syahdan segera melajukan mobilnya ke arah Anyer Beach.
Tiga jam kemudian mereka sampai ke pantai Anyer.Mereka langsung menuju pantai yang di ceritakan Gian teman Seren.Lara sedang duduk di tepi pantai tak jauh dari villa tempat dia menginap.Sedangkan Syahdan terus memanggil Lara diikuti Seren dan Jeni mereka terus menyusuri pantai berharap mereka bisa menemukan Lara.
"Laarraaa"teriak Syahdan sepanjang pantai dia terus memanggil nama Lara begitupun Seren dia terus berteriak dengan mulut mungilnya
"Tante Lalaaa"teriak Seren
tak jauh dari mereka Lara tengah duduk termenung.Pantai Anyer di hari senin sepi.Karena hanya sabtu dan minggu saja pantai ini ramai.Hari ini hanya ada sedikit pengunjung
Lara merasa ada yang memanggilnya dia bangun dan berdiri melihat sekeliling.Dari arah kirinya Lara melihat Syahdan,Seren dan Jeni sedang berlari melihat je kanan kiri sambil meneriakan namanya.Lara tidak ingin bertemu mereka,Lara memutuskan segera pergi dari sana
Saat dia berjalan pergi Seren yang menoleh ke arah depan melihat Lara berjalan menjauh.
"Tanteee"panggil Seren
Lara menoleh Syahdan juga menoleh ke arah dimana putrinya memandang.Lara segera berlari Syahdan pun segera mengejarnya.Secepat cepat nya Lara berlari tapi tetap bisa terkejar oleh Syahdan
"La berhenti La"panggil Syahdan sambil tetap mengejar Lara.Syahdan menambah kecepatan larinya karena Lara sama sekali tidak mau berhenti.Setelah Syahdan tepat dibelakang Lara,Syahdan langsung mendekap Lara dari belakang dengan kuat agar Lara tidak berlari lagi
"Lepasin akuu.."Lara berontak dalam dekapan Syahdan
"Ga La..saya gak akan lepasin kamu sebelum kamu dengar penjelasan dariku"ucap Syahdan dengan nafas memburu karena tadi dia berlari mengejar Lara.Larapun demikian nafasnya benar benar ngos ngosan
"Gak ada yang perlu dijelasin.Aku gak mau ketemu kamu lagi brengsek.Setelah kau dapatkan cinta dan tubuhku kau menyakitiku.kamu brengsekkk kamu jahat mass"teriak Lara dalam dekapan Syahdan sembari terus berontak
Syahdan diam saja menunggu Lara lelah dan tidak berontak lagi.Seren dan Jeni sampai ke arah mereka berdiri tak jauh dari mereka .memberi kesempatan mereka menyelesaikan masalahnya.Seren berlari kedepan Lara dan memeluk kedua kaki Lara erat.Lara seketika diam tak bergerak.Dia takut akan melukai Seren jika dia berontak.Setelah Syahdan merasa Lara sedikit tenang Syahdan menjelaskan semuanya
"La sayang dengerin mas.Kamu salah faham tentang Jeni.Mas cuma punya kamu sebagai calon istri mas.Dan Jeni dia adalah kakaku satu satunya.Saat dia berkata dia tunangan mas dia hanya bercanda dan ingin menggodamu"Syahdan menjelaskan panjang lebar
Jeni yang merasa namanya disebut segera menghampiri mereka.
"Benar Lara sayang.aku kakaknya Syahdan.Maaf jika aku membuatmu salah faham.aku hanya berniat menggodamu"jelas Jeni
Lara langsung merosot dari dekapan Syahdan dan bersimpuh di pasir.Lara langsung mendekap Seren yang berdiri di depannya.Dia menyiksa diri sendiri dengan kerinduannya pada Seren dan Syahdan hanya karena sebuah kesalah fahaman
"Maafin tante sayang.maafin tante,tante dah pergi ninggalin Seren hikshiks"Lara menangis memeluk Seren dengan erat.Begitupun Seren yang menangis dipelukan Lara
"Tante ..tante jangan pelgi ninggalin Selen hikshiks"isakan Seren sungguh memilukan
membuat Syahdan dan juga Jeni meneteskan air mata.Jeni merasa sangat bersalah.Bagaimana bodohnya dia memisahkan dua orang yang saling menyayangi begitu dalam harus terpisah karena kekonyolannya.Jeni tak bisa menahan air matanya
" Hikkk hikk hikkss"Jeni menangis sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan.Lara melepaskan pelukan Seren dan mencium pipi kanan dan kiri Seren juga tak lupa kening Seren.Lara berdiri dan menghampiri Jeni,memeluknya yang sedang menangis dalam penyesalan
"Maafkan aku..maaff...kan akuuu"ucap Jeni dengan sesak tangisannya
"Udah kak.gak perlu sedih.kakak gak salah cuma aku yang kurang dewasa"hibur Lara pada Jeni.mereka melepaskan pelukan
"Terima kasih sayang.tidak heran Syahdan dan juga Seren sangat menyayangimu kamu benar benar baik"ucap Jeni.tiba tiba terdengar deheman keras dari belakang Lara
"eekkhheemm.Seren udah dipeluk.kak Jeni juga udah dipeluk.terus meluk akunya kapan sayang"goda Syahdan.Wajah Lara langsung memerah mendengar godaan Syahdan
"Haha haha.adikku ternyata cemburu juga pada anak dan kakaknya sendiri haha.Ya sudah kaka akan bawa Seren main.biar ga ganggu kalian peluk pelukan"Jeni menggoda mereka membuat Lara makin menunduk malu
"Ayo Seren sayang kita main kesana"Jeni menggendong Seren menjauh dari mereka
Syahdan merentangkan kedua tangannya.Menunggu Lara menghampiri dan memeluknya.Lara malu dan masih berdiri ditempatnya.
"Sayang aku dah pegal nih.Sini peluk aku"rengek Syahdan bagai anak kecil.Tapi Lara hanya melambaikan tangannya menyuruh Syahdan yang menghampiri.Tak perlu menunggu lama Syahdan segera berjalan ke arah Lara dan memeluknya erat saat Lara sudah dihadapannya.mereka berpelukan erat saling melepas rindu
---------------------------------
ok readers tinggalkan jejak kalian ya
:udah tamat lom thor
author pasti jawab belummm
tunggu upnya
ttap stay here readers
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
jusia ernita
😭😭kok sedih
2022-10-20
1
melany intan
iri dah gue kayaknya😂
2022-03-20
1
Ratini Pramono
aku suka kejutan ny Thor,. hmmm 🤔
2021-11-09
1