smoga cepat d acc
biar kalian makin penasaran
selamat membaca ya ayang2ku
smoga kalian suka
-----------------------------
Syahdan dan Bandi sudah sampai ke kantor kembali.Bandi masih ingin mengorek isi hati Syahdan,Bandi memutuskan bertanya setelah mereka sampai di ruangan Syahdan.
Syahdan langsung menuju meja kerjanya,duduk dikursi dan menyandarkan kepalanya di sandaran belakang kursi.Pikirannya menerawang,berpikir bagaimana caranya dia menghindari Lara
"Dan..perasaanmu pada Lara seperti apa?"Bandi membuyarkan lamunan Syahdan
"Jujur Ban aku jatuh cinta pada pandangan pertama,saat aku mendengar suaranya aku seperti terhipnotis tak bisa mengalihkan pandanganku darinya"Syahdan menceritakan awal dia jatuh cinta pada Lara
"Lalu apa bisa kau jelaskan kenapa Seren juga bisa jatuh sayang pada Lara?"tanya Bandi kembali
"Entahlah?mungkin karena perasaan anak kecil sensitif,jadi walau baru bertemu dengan Lara tapi dia tau kalau Lara adalah seorang yang penyayang"ujar Syahdan
"Lalu darimana kamu tau Dan,,kalau Lara suda menikah?"
"Lara memakai cincin di jari manisnya,dan aku juga tahu wajah suaminya ketika aku akan menjemput Lara ke rumahnya"Syahdan berkata sambil mengingat Lara yang mencium pipi lelaki itu
"Aku balik kerja dulu kalau gitu,jangan ngelamun Dan.Nanti saya carikan kembaran Lara,haahaa"Bandi berujar sambil tertawa mencoba menghibur Syahdan
-------------------------------
Di sore hari Seren mengajak Lara menonton tv,acara kesukaan anak kecil pasti kartun.Lara menatap tv tapi hatinya entah dimana.Dia sedang berpikir apakah Syahdan akan berpikir jika Lara adalah wanita murahan.Bagaimana tidak,mereka baru kenal dua hari yang lalu tapi Seren sudah mau dicium oleh Syahdan
Syahdan pulang larut malam untuk menghindari Lara.Rasanya Syahdan tidak akan bisa menahan perasaannya jika harus selalu bertemu Lara.Karena itu Syahdan memilih menghindar daripada menyuruh Lara pulang ke rumahnya.Seren akan sangat sedih jika Lara tidak ada
Seminggu berlalu Syahdan terus saja pulang larut malam dan menghindari Lara.Sehari dua hari Lara merasa wajar Syahdan pulang larut.Tapi setelah kemarin mereka bertemu Lara sadar Syahdan sedang menghindarinya.Karena Syahdan tidak mau menatap Lara sedikitpun
"Aku harus bicara dengan mas Syahdan!!!rasanya gak nyaman kaya gini."Lara bergumam sambil menatap langit langit kamar Seren.
Lara tinggal di kamar Seren,agar jika Seren membutuhkannya dia selalu ada disampingnya.Setelah seminggu yang lalu Seren terjatuh,hari ini lukanya sudah kering.Hanya bekas lukanya saja yang belum hilang
Malam ini Lara ingin menunggu Syahdan pulang.Jam 11 malam terdengar deru mobil memasuki garasi.Lara segera bangkit berjalan ke pintu depan,saat Syahdan hendak membuka pintu ternyata Lara sudah membuka pintu itu dari dalam
Syahdan tertegun melihat Lara berdiri di ambang pintu.Setelah susah payah Syahdan menghindar selama seminggu ini kini Syahdan harus menghadapi Lara.Syahdan melangkah masuk berjalan dengan cepat menuju kamarnya di atas
Lara menutup pintu.Dia berlari hendak mengejar Syahdan sebelum dia keburu masuk ke kamar.Tapi Lara terpeleset menginjak crayon bekas Seren menggambar tadi sore
brukk"aawww"pekik Lara
Syahdan yang mendengar pekikan Lara dibawah pun langsung turun kembali.Matanya melotot mendapati Lara terduduk di lantai sedang memijat kakinya.Syahdan langsung mendekat dan segera mengangkat Lara lalu didudukannya di sofa
Syahdan berjongkok melihat pergelangan kaki Lara memar.Dia memijatnya dengan lembut.Lara menatap Syahdan yang terus menunduk tidak mau menatapnya.Lara punya ide supaya Syahdan mau menoleh padanya
"awww"pekik Lara pura pura kesakitan
meskipun memang sakit tapi tidak separah itu
"Maaf,maaf sakit sekali ya La"ucap Syahdan sembari menengadah menatap Lara yang sedang meringis
"Mas ngehindarin saya,kenapa mas?"tanya Lara saat Syahdan menatapnya
"Aku tidak menghindari kamu"jawab Syahdan
"Mas jelas jelas ngehindarin aku mas!!apa aku punya salah padamu mas hiks hiks"tangis Lara pecah meskipun dengan suara pelan.Lara takut membangunkan penghuni rumah yang lain
Syahdan merasa dadanya sesak melihat gadis yang dicintainya menangis.Syahdan bangkit dari jongkoknya lalu duduk disamping Lara
"La jangan menangis,hatiku sakit melihat kamu nangis kaya gini La!!"Syahdan berbicara dengan menangkup kedua pipi Lara.Menatap kedua mata Lara yang sembab
Syahdan mengusap air mata Lara dengan lembut.Lara diam menatap kedua mata Syahdan.Dia yakin dari pandangan mata itu terdapat perasaan untuknya,tapi apa yang membuat dia menghindariku
"Aku ingin pergi tidur,selamat malam mas"Lara tidak ingin bertanya lebih jauh pada Syahdan,Lara sadar dia bukan siapa siapanya Syahdan
Lara bangkit dan berjalan dengan meringis menahan sakit.Syahdan bangun dari duduknya dan menggendong Lara ke atas.Tapi bukan kamar Seren yang dituju melainkan ke arah kamar Syahdan.Lara tidak mau tidur berdua dengan Syahdan,siapa yang tahu apa yang akan terjadi
"Mas ko kesini,..turunin aku mas!!aku bisa jalan sendiri ke kamar Seren"Lara mencoba berontak untuk turun dari gendongan Syahdan.Tapi Syahdan makin mengeratkan pegangan tangannya dalam menggendong Lara
Syahdan sudah membawa masuk Lara ke kamar lalu membaringkannya di ranjang.Lara mencoba bangun tapi Syahdan mengancam Lara
"Kalau kamu bangun dan mencoba pergi dari ranjangku,aku akan membuatmu lemas dan tidak bisa bangun seharian"Syahdan menyeringai dengan menyeramkan menatap ke arah Lara
Lara bergidik ngeri melihatnya,dia tidak tahu maksud ancaman Syahdan tapi ini pertama kalinya dia melihat Syahdan menyeringai seperti itu
-------------------------
see you next episode ya readers
sprti biasa like n koment ttap kunanti dengan setia
terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Marulak Siagian
ngancam ni yeee 🤣😂😂🤣😂🤣🤣😂
2022-09-14
1
maully septhiani
ceritanya bagus, tapi tolong perhatikan penulisan nya. setelah tanda baca tuh kasih spasi
2022-07-16
0
maully septhiani
bukan seren yg mau di cium tapi lara
2022-07-16
0