Di suatu tempat di sekte Angin Timur, seorang wanita cantik menangisi putranya, sebab putranya tewas di hajar oleh sesama murid sekte tersebut,
Wanita itu tidak menduga, setelah kematian suaminya karena klan suaminya diserang oleh orang yang tidak dikenal, sekarang kematian putra satu-satunya. Bahkan setelah sekte itu menjadikannya boneka mainan sekarang dia di usir tanpa sebab.
Bahkan tetua kehakiman tidak bisa berbuat apa-apa, karena patriak sekte memberi peringatan, supaya tidak ikut campur atau di biarkan saja.
Kini setelah putranya tewas, wanita itu di usir oleh patriak sekte tersebut, bahkan sampai menendang wanita itu, supaya pergi meninggalkan sekte nya, karena menurutnya ibu sama putranya sama-sama tidak berguna.
Sambil menggendong jasad putranya yang sudah tidak bernyawa, wanita tersebut pergi meninggalkan sekte nya sebelum serangan susulan datang untuk menghilangkan nyawanya.
Sambil terus berlari dan menyusuri hutan dari pagi hingga sore hari, wanita itu tidak pernah istirahat karena dia memang ingin segera sampai di tempat tujuannya. Suatu tempat latihannya secara diam-diam, ketika ia menjalankan misi dari sektenya yaitu sebuah goa di hutan iblis bagian luar, karena memang jaraknya lumayan jauh dari sekte angin timur, butuh waktu untuk sampai di sana. Wanita itu ingin memakamkan jasad anaknya di sana.
Tapi sebelum sampai di tempat yang dimaksud hujan pun turun sangat deras, seakan langit tahu penderitaan ibu dan anak yang malang itu. Sebenarnya wanita itu sudah bisa terbang hanya saja ia tidak yakin jika harus menggendong jasad putranya sambil terbang. Karena baru beberapa hari dia mempelajari cara terbang dengan baik.
Walaupun hujan turun sangat deras tetapi tidak dengan langkah kaki wanita itu, dia terus melangkahkan kakinya sambil terus menggendong jasad anaknya. Air matanya terus menetes tanpa henti ketika dia mengingat penghinaan orang-orang kepadanya, wanita itu tidak tega memasukkan jasad putranya kedalam cincin ruangnya, walaupun putranya sudah mati.
Setelah hari menjelang tengah malam, akhirnya wanita itupun telah sampai di tempat tujuannya, karena hari sudah tengah malam dan tubuhnya kelelahan, dia memutuskan menguburkan jasad putranya esok hari.
Long Yue atau di kenal Dewi Selendang Putih, kini terduduk lemas di samping jasad putranya, sambil mengingat-ingat rentetan peristiwa semenjak ia mengikuti turnamen dua puluh tahun yang lalu hingga dia tertidur di samping jasad putranya karena memang dia sudah kelelahan.
"Arrrrrrrrgh...?
Tepat tengah malam terdengar suara teriakan, hingga membuat Long Yue terbangun dari tidurnya.
"Dimana aku?"
Pemuda tersebut mencoba untuk bangkit dari posisi tidurnya, ia pun mengedarkan pandangannya ke sekitar, seraya memegangi kepalanya yang terasa pusing dan menyakitkan. Bahkan hampir saja perasaannya meledak.
"Anakku....Anakku?"
Dengan tubuh bergetar hebat sambil melotot kan matanya. Long Yue pun bergegas memeluk putranya, Suara serak dan isak tangis yang mulai keluar dari mulutnya bahkan bibirnya pun ikut bergetar.
"Anakku, ini ibumu nak." sambil memeluk putranya dengan erat seakan enggan untuk melepaskannya. Long Yue tidak menduga keajaiban datang kepada nasib Putranya. Dia bahkan masih tidak percaya bahwa putranya akan hidup kembali setelah kematiannya.
Terdengar suara pelan dan bergetar serta menyedihkan di telinga pemuda tersebut.
"Siapa kau....?"
"Anakku ini ibumu nak." sambil terus meneteskan air mata. Long Yue pun menjawabnya.
"Lun'er, ini ibu nak. Apakah kamu sudah melupakan ibumu? Apakah kamu tidak mengingat ibu lagi?" Long Yue terus mendekap putranya dan berusaha mengingatkan. Dia juga heran kenapa putranya tidak mengingatnya.
Pemuda tersebut terdiam setelah mendengar suara yang tidak asing di telinganya, hingga tidak lama kemudian, pemuda itupun berteriak kembali.
"Arrrrrrgh...?
Sambil berteriak pemuda itu, merasakan kembali kesakitan di kepalanya, karena ingatan sang pemilik tubuh sedikit demi sedikit muncul di kepalanya.
Setelah itu pemuda itu terdiam cukup lama, untuk mencerna peristiwa sang pemilik tubuh yang begitu tersiksa, dia tiba-tiba meraung-raung sambil menangis, dan berteriak sekuat tenaga.
Long Yue hanya bisa memeluk putranya, tanpa bisa berbuat sesuatu karena memang hari masih tengah malam dan cahaya penerangan kurang memadai.
Setelah amarahnya mereda, pemuda itu sudah tenang kembali sambil meneteskan air mata dan memeluk ibunya. Long Yue sudah mulai tenang, dari rasa khawatir nya terhadap putranya, dia memutuskan mengajak putranya untuk beristirahat.
"Lun'er istirahat lah nak, biarkan ibu menjaga dan memelukmu malam ini." Hati Long Yue dipenuhi pertanyaan. Dia sebenarnya sedikit takut kepada putranya. Akan tetapi ia membuang pikiran negatif yang menghinggapi kepalanya, bukan tanpa alasan Long Yue curiga karena bagaimana pun posisi mereka ada di hutan iblis. Dia takut tubuh anaknya di ambil alih oleh siluman atau iblis.
"Baik bu" pemuda itupun menjawab dengan singkat. dia mencoba memejamkan matanya akan tetapi dia tidak bisa tidur. Karena dia tidak mau membuat ibunya khawatir, akhirnya dia pasrah dan tertidur setelah bersusah payah memejamkan matanya.
Ketika Sang Surya mengintip di ufuk timur sambil memberi kehangatan kepada seluruh makhluk hidup atau tumbuh-tumbuhan. Long Yue bergegas pergi untuk mencari dedaunan atau herbal ke sekitar goa, untuk mengobati luka luar di tubuh putranya, akibat perbuatan murid sekte angin timur. Dia tidak memiliki pil penyembuhan luka luar sehingga harus pergi mencari herbal dan dia juga ingin sekalian berburu ayam hutan untuk sarapan pagi mereka.
Setelah kembali Long Yue begitu kaget dan panik karena tidak menemukan anaknya lagi didalam goa.
"Apa jangan-jangan putraku diserang siluman atau binatang buas?" batinnya dan dia buru-buru memeriksa tempat tidur mereka tapi tidak menemukan keanehan.
"Kemana bocah itu pergi, baru saja ditinggal sebentar sudah hilang ditelan bumi." gerutu Long Yue. Baru saja dia mau melangkah untuk memeriksa ke sekitar goa, terdengar suara merdu seperti bernyanyi.
"Lun'er, apa yang kamu lakukan? Kemana saja kamu?" Long Yue langsung lega ketika melihat putranya kembali dalam keadaan baik-baik saja.
"Ibu, aku tadi kesusahan mencari sungai mangkanya agak lama." ucap Xuan Lun seperti tidak merasa bersalah.
"Lun'er, ibu sangat khawatir denganmu, kita ini berada di hutan iblis nak, kalau mau pergi harus minta izin sama ibu." Long Yue menceritakan tempat mereka kepada putranya. Dia tidak mau putranya memasuki hutan iblis bagian dalam karena akan sangat berbahaya, sebab binatang buas tingkat tinggi pun ada di sana dan juga di siluman singa api berkepala lima.
"Maafkan aku bu, aku tidak tahu bahwa ini hutan iblis." jawab Yang Xuan dengan entengnya.
"Ya, sudah, ibu akan membuatkan obat untukmu, dan cobalah memanggang ayam hutan ini." Long Yue memberikan ayam hutan kepada putranya karena dia ingin meracik obat.
"Baik bu" sambil memanggang ayam hutan Xuan Lun berpikir akan bertanya kepada ibunya. Hanya saja ia tidak yakin apakah ibunya akan mengizinkannya. Xuan Lun meletakkan panggangannya yang sudah matang, dia mendekat kearah ibunya dengan wajah sedih, tapi sebelum ia bertanya malah ibunya sepertinya sudah tahu gerak-geriknya.
"Katakan lah nak, apa yang ingin kamu sampaikan." Long Yue seakan tau ketika melihat wajah putranya seakan ingin berbicara.
"Ibu mulai saat ini namaku bukan Xuan Lun lagi, akan tetapi mulai saat ini namaku adalah Yang Xuan. Apakah ibu mengizinkan bahwa aku mengganti namaku?"
"Lun'er apakah kamu sudah memutuskannya?"tanya Long Yue dengan wajah serius.
"Benar bu, aku sudah memutuskannya, mulai hari ini ibu harus memanggilku Yang Xuan atau Yang'er." Xuan Lun begitu percaya diri mengganti namanya, entah apa yang salah pada namanya sehingga ia ingin mengganti namanya dengan Yang Xuan.
"Baiklah jika keputusanmu sudah bulat." Ucap Long Yue pasrah. Sejak putranya lahir dia sudah berusaha untuk mencari tabib keberbagai penjuru wilayah timur, sepertinya putranya tidak akan bisa menjadi kultivator. Semenjak putranya menjadi kultivator dari usia dini hingga saat ini tingkat kultivasinya tetap tingkat pemula bintang satu dan tidak pernah berubah, hanya saja dia heran kenapa tulang anaknya tulang emas dan bahkan memiliki dua akar roh.
"Mulai sekarang ibu jangan bersedih lagi karena aku Yang Xuan bersumpah atas nama langit dan surga, akan memenggal kepala patrik sekte angin timur, Dan akan menghancurkan sekte itu dengan tanganku sendiri jika aku bisa menjadi kultivator di masa depan." ucap Yang Xuan penuh percaya diri.
"Yang'er" sambil menghela nafas panjang, Long Yue tidak menduga bahwa putranya memiliki dendam yang sangat dalam kepada sekte angin timur. Dia bahkan menganggap putranya sedikit gila. Long Yue menatap putranya lekat-lekat dan baru menyadari sesuatu.
"Yang'er , Sejak kapan kultivasimu menjadi tingkat pemurnian sum-sum bintang satu?" tanya Long Yue penasaran. Bahkan selama ini Yang Xuan tidak pernah berkultivasi.
"Ibu, aku juga tidak tahu dan sejak kapan ibu menyadarinya?" Yang Xuan sebenarnya sudah mengingat siapa dirinya, hanya saja masih sebagian kecil Yang ia ingat. akan tetapi perlahan-lahan ia yakin akan mengingat siapa dirinya yang sebenarnya. Saat ini ingatannya masih samar-samar dan ia belum yakin sepenuhnya.
"Hahaha akhirnya," sambil tertawa senang dan tidak menanggapi pertanyaan anaknya.
Bahkan Yang Xuan pun heran melihat tingkah ibunya, Ia tahu bahwa ibunya begitu senang karena ia sudah bisa berkultivasi.
"Yang'er, ibu sangat senang akhirnya kamu bisa berkultivasi, ibu akan menjelaskan tentang dunia tengah ini dan tentang berkultivasi. apakah kami masih masih perlu penjelasan ibu, nak..?' Long berpikir siapa tahu putranya sudah lupa, apalagi putranya baru saja mati. bahkan dia belum percaya sepenuhnya bahwa yang ada didepannya bukanlah putranya.
Walaupun Yang Xuan bisa berkultivasi hanya saja kultivasinya tidak pernah meningkat hingga umurnya tujuh belas tahun, padahal setiap hari dia sangat giat berlatih, bahkan tubuhnya menjadi kebal akibat di jadikan murid sekte angin timur sebagai ajang latihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Dzikir Ari
lanjut Tor 👍👍
2023-05-03
0
Edi Sudrajat
dijadikan samsak hidup
2022-06-15
1
MM
semangat
2022-06-08
1