" Seorang misterius itu, memakai penutup kepala dan topeng, sepertinya dia seumuran dengan ku, dan siapa dia " ? gumam refo.
Dengan pakaian compang camping yang dikenakan, serta ada luka juga di tubuhnya, dia mulai mendekat kearah Refo. Sesampainya didepan Refo, dengan suara yang terisak seperti tangisan, dia hanya mengucapkan satu kata.
" To.. to.. long... aku..." setelah itu dia pingsan, dan untungnya Refo tepat waktu menyambut badan anak yang kurus itu.
Jika Refo terlambat bergerak sedikit saja, mungkin kepalanya akan berbenturan dengan batu, dan menyebabkan kerusakan yang parah.
Refo yang bingung dengan situasi tersebut, perlahan meletakan tubuh anak tersebut di punggungnya. Dan dia menggendongnya dan berjalan menuju rumah secepat mungkin.
Setelah sampai dirumah, dengan nafas yang masih berat dia berteriak kepada ayah dan ibunya, " ayah... ibu... aku pulang... tolong aku..
tolong... ", katanya dengan suara cemas.
Orangtua Refo yang kaget mendengar suara anaknya, juga ikut cemas dan lansung berlari membuka pintu, lalu menuju halaman rumah.
Mereka melihat Refo menggendong seseorang, maka orangtuanya pun mendekati dan bertanya,. " apa yang terjadi nak? "
Refo pun menjawab dengan jelas dan jujur.
" Jadi begini ayah, tadi saat dalam perjalanan pulang sekolah, aku bertemu dengannya dijalan. "
" Lalu dia mendekatiku, se sampainya di depanku, dia menangis dan dia hanya mengatakan satu kata, tolong... setelah itu dia lansung tak sadarkan diri. Karena panik dengan kejadian itu, maka aku tak berfikir panjang, lansung ku gendong dan kubawa pulang untuk meminta pertolongan darimu. " jelas Refo.
Ayah dan ibunya yang sedari tadi cemas, sekarang sudah mulai pulih, karna sudah mendengar penjelasan dari anaknya. Dengan sedikit senyum ayahnya memarahi Refo, " kamu memang anak yang baik nak, tetapi dia adalah orang yang tidak kamu kenal ". Dia melanjutkan nasihatnya, " jangan terlalu mudah percaya pada oranglain, apalagi orang yang belum kamu kenal. "
" Ingat pesan ayah, untuk kedepannya kamu jangan bertindak gegabah seperti ini lagi. Disaat seperti itu, kamu harus tenang dan pikirkan jalan keluarnya, contohnya dalam kasus ini, seharusnya kamu meminta tolong pada orang di sekitar. Seandainya terjadi apa apa kamu akan mudah terseret kedalam masalah, jika tidak ada ketenangan dan kehati-hatian dalam dirimu ". kata ayahnya panjang lebar.
Refo yang dari tadi masih cemas, hanya bisa menggangguk dan menuruti apa yang dikatakan ayahnya. " Maaf kan aku ayah, tadi aku panik dan juga kasihan padanya, dia menangis seperti orang yang sangat menderita, aku tak tega melihat seorang yang menderita apalagi kesepian seperti itu. Untuk selanjutnya tak akan Refo ulangi lagi ", sambil membungkuk didepan ayahnya.
" Untuk saat ini, mari kita obati dulu anak ini, sepertinya dia terluka. Kalau begitu ayo biar ayah yang membawanya kedalam rumah " lalu setelah itu untuk hal pengobatan, ayahnya menyerahkannya kepada ibunya Refo. Ibunya pun mulai mengobati luka anak tersebut. Entah kenapa ibu Refo bisa menggunakan sihir penyembuh. Luka anak tersebut lansung sembuh seketika .
Setelah itu anak tersebut mulai sadar, tetapi badanya masih lemas dan juga menggigil.
" Refo bantu ibu ambilkan makanan di atas meja, sepertinya dia kelaparan " kata ibu refo memerintah. Pada saat makanan tersebut telah diberikan kepada ibunya, ibunya pun membuka penutup kepala beserta topeng anak itu.
Hal yang mengejutkan mereka semua adalah,
anak itu berambut merah pendek, dan matanya bewarna biru. " Mungkin dia berasal dari negara lain " kata ayah Refo meyakinkan.
" Sepertinya dia laki laki, Refo apakah kamu tidak melihat keluarganya di tempat kamu bertemu saat itu " ? tanya ibu Refo. " Tidak ada satupun orang didekat sana Bu, dia hanya sendirian. " sebagai tanggapan, ibu Refo pun menggangguk.
Ibu Refo perlahan menyuapi anak itu, dengan makanan dan minuman yang diambil Refo tadi.
setelah makan, anak itu lansung tidur. " Biarkan dia beristirahat dulu, nanti kita tanya darimana dia berasal, dan siapa keluarganya " pinta ibu Refo, anak dan ayah itu menggangguk setuju.
Pada saat mereka berkumpul diruang keluarga, orangtua Refo pun bertanya,. " bagaimana dengan hari pertama di sekolahmu? apakah menyenangkan?. Tentu saja anak kami yang jenius masuk level unggul dan kelas S bukan ", sambar ayahnya sambil tertawa bahagia.
Refo yang mendengar pernyataan tersebut kembali terdiam, juga lansung patah semangat, karena teringat akan kejadian disekolah hari ini.
" Ayah.... ibu... aku berada di level biasa, kelas D, yaitu kelas terlemah dari semua kelas "
jawab Refo. " Nah benar kan bu, Refo anak yang pintar.... tunggu... a... apa? kamu masuk di level biasa kelas D,?? kelas paling lemah.?? " ayah Refo kaget, begitu juga dengan ibunya.
" Apa kamu becanda nak? " tanya ayahnya yang belum bisa percaya dengan apa yang di ungkapkan Refo.
" Kamu kan anak ku dan ibumu, sudah pasti kamu berbakat, Lalu kenapa bisa jadi begitu? " lalu dia tenggelam dalam kebingungan.
Dalam fikiran ayahnya,. " Aku memiliki empat elemen sihir, dan istriku memiliki tiga elemen sihir, tidak mungkin kan, Refo tidak memiliki sihir yang hebat juga? Apa mungkin dia gagal di tes ilmu pengetahuan. " ?
Selagi ayahnya bertanya tanya dalam hati,
Refo angkat bicara, " tidak ayah.. aku tidak becanda.... itu semua benar. Pada saat tes ilmu pengetahuan, nilai ku adalah yang tertinggi yaitu 100, namun pada saat tes pembangkitan sihir, aku mendapat nilai nol. Karena aku tidak memiliki energi sihir sedikitpun, begitu juga dengan elemen sihir. Tidak ada cahaya sedikitpun saat aku menyentuh pilar suci tersebut. "
Ayah dan ibu Refo yang mendengar itu, memiliki wajah kecewa yang jelek, dengan mulutnya yang ternganga karena kaget.
" Itu tidak mungkin nak.... biasanya sihir itu diwariskan dari orngtua kepada anaknya..!
ayah dan ibu akan jujur padamu, ayah sekarang berada dilevel 450 dengan empat elemen sihir,
dan ibumu berada di level 300 dengan tiga elemen sihir. " Jelas ayah Refo jujur.
" Tidak mungkin kamu tidak memiliki sedikitpun ".
"Tapi ayah... seandainya aku bener bener tidak memiliki sihir, apa aku tidak akan kalian sayangi lagi..? maaf ayah... nanti aku akan mencoba yang terbaik, belajar dengan rajin disekolah, semoga sihir ku bisa bangkit. "
Kata Refo sedih.
" Bagaimana pun keadaanmu nak, tentu saja kami akan selalu menyayangimu. Jangan putus asa dan rajinlah belajar. Bagaimanapun juga kamu adalah anak andalan ayah, ayah dan ibu percaya padamu, bahwa suatu hari sihirmu pasti akan bangkit. Meski hanya level 1 dan satu elemen itu sudah cukup dan bisa dilatih " kata ayahnya.
Refo yang mendengar perkataan orangtuanya terharu dan juga sangat bahagia, dan memeluk kedua orangtuanya. " Baiklah kamu belum makan kan? ayo kita makan dulu " lanjut ibunya.
Satu jam kemudian, anak misterius yang diselamatkan Refo akhirnya bangun.
Pucat diwajahnya pun sudah mulai hilang, dan dia mulai menangis memanggil orangtuanya.
Refo yang lagi membaca buku, kaget mendengar anak tersebut menangis dan lansung berlari kearah anak itu, karena dia di tidurkan di dalam kamar Refo. Setelah Refo tahu anak itu sudah sadar, lalu dia memanggil ayah dan ibunya. Saat ayah dan ibunya sampai disana, anak tersebut lansung memeluk mereka seperti memeluk orangtuanya sendiri.
Refo pun kaget melihat aksi tersebut, dan dia menggumam dalam hati, " apakah kedua orangtuanya sudah tiada? dan apakah dia merindukan mereka..? melihat dua sosok orangtua yang bisa diandalkan dia pasti spontan untuk memeluk ayah dan ibuku. "
" Tenang nak, ayo duduk dulu " kata ibu Refo. Ayah Refo juga menggangguk dan senyum pada anak tersebut. " Siapa namamu nak... dan jelaskan pada kami apa yang terjadi..?
dan juga dimana rumahmu.. ? "
Anak tersebut memberi jawaban dengan tangisan.. Setelah mulai tenang, dia angkat bicara, " nama saya Belza, saya tidak memiliki rumah lagi, dan kedua orangtua saya juga telah meninggal saat menyelamatkan saya dari serangan iblis beberapa hari yang lalu. "
" Desa saya berada di utara kerajaan kristal,
karna disana terjadi konflik dengan ras iblis. salah satu jendral raja iblis datang ke desa saya dengan ribuan iblis bawahannya. Lalu mereka menghapus desa kami dari peta. Semua yang ada disana terbunuh, hanya keluarga kami yang berhasil selamat dan melarikan diri. "
" Dalam perjalanan ke kerajaan ini dua iblis lain yang telah mengikuti kami, lansung menyerang kami, dan kedua orang tua saya lansung menghadang kedua iblis tersebut, supaya saya bisa melarikan diri. Dan pada saat itu saya menyaksikan sendiri bagaimana tubuh orangtua saya di cabik-cabik iblis tersebut. " Jelas Belza jujur dengan ekspresi sedih.
Setelah menceritakan kejadian yang dialaminya, Belza menangis lagi. " Pada saat itu saya juga telah menyerah akan hidup saya, untung saja ada beberapa petualang kuat yang datang kesana, dan membunuh iblis tersebut.
Sayapun disuruh untuk pergi ke desa ini oleh salah satu petualang itu. Dengan keadaan yang terluka dan juga kelaparan, saya terus berjalan selama tiga hari, dan saya baru sampai di desa ini pada siang hari tadi. Dan pada saat itu saya bertemu dengan anak paman dan bibi " jelasnya.
Ibu Refo yang tak tahan mendengar cerita tragis tersebut, perlahan meneteskan air matanya.
Lalu dia memeluk erat tubuh Belza. " Mulai sekarang kamu boleh tinggal di rumah ini, dan kamu juga boleh memanggil kami ayah dan ibu.. dan itu adalah Refo anak kami, sekarang usianya lima tahun " kata ibunya sambil menunjuk kearah Refo. Belza yang mendengar itu juga ikut menagis, " Ibu umurku baru empt tahun berarti aku akan memanggilnya kakak Bu, boleh kah aku memanggilmu kakak " tanyanya pada Refo, " tentu saja boleh, mulai sekarang kamu adalah adikku " kata Refo sambil tersenyum bahagia.
Waktu begitu cepat berlalu, mereka berdua telah akrab, bermain dan membaca buku bersama seperti halnya sahabat.. dari siang tak terasa kini sudah sore, dan saatnya mereka mandi. " Refo.. belza.. kalian mandi dulu sana sudah sore " kata ibunya dari dapur.
Merekapun meng iyakan ibunya, " oke ibu.. "
pada saat menuju WC kelihatannya Belza sedikit malu-malu. " Kenapa kamu belza? " tanya Refo, Refo yang sudah membuka pakaian, dan tidak ada sehelai benangpun ditubuhnya memanggil belza, " ayo belza kesini." Belza pun menggangguk dan mengikutinya, namun dia tak mau membuka celananya.
" Kenapa kamu malu sesama laki-laki, ayo buka" kata Refo. Belza juga tidak mau membuka, pada akhirnya Refo dengan becanda terpaksa berlari kearah Belza dan meloroti celana Belza .
Muka Belza pun memerah, sedangkan Refo juga kaget. " Apakah kamu perempuan belza.?? " Tentu saja Refo telah tau beda laki laki dan perempuan. Karna di bumi, dulu dia sudah remaja, dan ingatan otak pornonya masih tersimpan rapi di kepalanya.
Belza yang malu lalu menagis sekeras kerasnya, hinggga ayah dan ibu Refo masuk kekamar mandi untuk melihat apa yang terjadi.
setelah mengetahui semua itu, ibu Refo bertanya, " kamu perempuan, kenapa kamu tak bilang pada kami Bel..? dan juga kamu berpenampilan seperti laki laki ". kata ibu Refo.
Belza hanya memeluk ibu Refo tanpa bersuara. " Baiklah nak, mulai sekarang kamu akan mandi bersama dengan ibu, sedangkan Refo biarkan dia mandi sendiri, dia sudah dewasa.
" Baiklah Bu... " kata Refo yang juga sedikit malu.
Ke esokan paginya Refo berangkat ke sekolah ....
.........................................
:) (:
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ken Arrock
👍
2021-10-14
1
KOLEKSI NOVEL
ayo lu Refo, adek sendiri jangan di embat, masih kecil juga
2021-09-20
4
riiki jailany
udah diperbaiki ya,, terimakasih Thor masukanya
2021-08-28
2