Baik Bella maupun Biru, keduanya tidak pernah tidur dalam gelap. Pasti akan ada lampu temaram yang menerangi pencahayaan di dalam kamar, tidak untuk malam ini.
Kenapa Biru mematikan lampu ?
" Melihat dengan hatimu, bukan dengan mata kepala agar kamu tahu siapa musuh dan siapa lawanmu "
Bisik Alard tepat di depan telinga Bella yang terlihat meraba-raba dalam kegelapan karena tangan Bella kesana kemari.
" Tapi ini gelap ? Tidak bisakah dihidupkan lampu yang lebih redup ? "
" Tidak, aku sudah terbiasa tidur dalam gelap bahkan malam itu kita melakukannya juga dalam gelap "
Alard menjilat ujung telinga Bella.
Sesaat Bella menahan napasnya.
Hanya hembusan napas yang memenuhi rongga telinga dan ujung lidah Alard yang basah dan dingin mengusap ujung telinga, membuat Bella merasakan tubuhnya bergetar.
" Aku...."
" Sssttttt...Diam-lah ! Anak kita masih belum tidur, jangan terus meraba-raba ! Atau kamu sudah mulai menyerah dan ingin melakukannya sekarang ? Sabar Bella ! "
Mendengar ucapan yang mengandung ejekan itu, ingin sekali Bella membungkam mulut Alard.
Tapi Bella tidak memiliki keberanian, Alard bukan tipe pria yang bisa di sentuh oleh sembarang orang tetapi Alard bisa menyentuh siapapun yang dia kehendaki.
Alard mulai menciumi leher Bella tanpa suara dan tidak menimbulkan gerakan yang membuat Biru berpaling lalu menatap pada kedua orang tuanya, sentuhan-sentuhan yang Alard lakukan pada leher dan rahang Bella membuat bulu-bulu halus di permukaan kulit Bella seketika meremang.
" Hentikan ! "
Bella menggeram.
Alard menulikan telinganya, telapak tangannya mulai masuk ke dalam piyama yang Bella kenakan.
Bella berusaha menepis tangan Alard, tetapi tangan Alard tidak bergeser sedikitpun. Bahkan Alard meremas pelan pada kedua bukit yang memiliki ukuran tidak terlalu besar itu.
Terlihat Bella tersentak kaget lalu memukul tangan Alard.
" Biru masih belum tidur "
" Jadi kalau sudah tidur ? "
Alard membalas ucapan Bella tepat di depan bibir Bella.
" Maks...."
Alard sudah membungkam mulut Bella masuk kedalam mulutnya sendiri, kali ini Alard melakukannya lebih lembut karena ada Biru di samping mereka.
Bella sendiri tidak bisa melakukan perlawanan atau pergerakan apapun karena kuatir Biru menyadari apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Seperti biasa, Bella hanya bisa pasrah ketika Alard mengeksplor isi mulut Bella dengan lidahnya.
Kepala Bella pusing, otaknya juga kosong dan badannya lemas seakan tidak bertenaga.
" Apakah ciumanku terlalu memabukkan sehingga kau hanya bisa diam ? "
Alard mengusap ujung bibir Bella yang basah bekas saliva mereka berdua.
Ujung jari Alard juga menyentuh bibir Bella yang ukurannya berubah karena membengkak.
Bella tidak menanggapi selain hanya bisa memejamkan kedua matanya, mencoba mengingat-ingat sentuhan Alard yang membuat kesadarannya perlahan-lahan menghilang.
Menjelang dini hari Bella terbangun karena napasnya terasa sesak.
Suasana kamar tidak se-gelap malam tadi, ada pencahayaan redup yang membuat Bella dapat melihat jika putranya tidak ada di ranjang yang sama bersama dirinya dan Alard.
Tangan kekar Alard melingkari pinggangnya yang ramping.
Pelan Bella menyingkirkan tangan Alard dari pinggangnya, lalu turun dari atas ranjang dan keluar dari dalam kamar.
Menuju ke kamar putranya, terlihat Biru masih tertidur diatas ranjangnya sendiri dengan nyenyak.
Bella tidak tahu kapan Alard memindahkan putranya kembali ke kamarnya.
Merasa tidak lagi mengantuk, Bella lebih memilih menggambar sembari menunggu pagi.
...******...
Kay mulai memenuhi permintaan dari Tante Rosa dan Kasandra untuk di belikan sebuah butik seperti milik Mona yang mereka anggap itu milik Bella.
Padahal nominal dari perhiasan yang pernah Bella curi dengan persyaratan yang mereka ajukan sangat tidak sebanding jumlahnya, tetapi Alard tidak mempermasalahkan karena semua demi Bella agar lepas dari jeratan hukum atas hal-hal lainnya yang menyangkut ibu dan kakak tirinya.
Uang bukanlah prioritas yang utama bagi Alard saat ini, kebebasan Bella dan kebahagiaan Biru adalah tujuan Alard.
Sebelum mengetahui jika ada sebab yang terjadi setelah malam itu, Alard hanya berkerja dan terus menumpulkan angka-angka pada usaha milik kakeknya. Tapi kini sudut pandang Alard mulai berbeda.
Tiba-tiba memiliki putra yang tampan dan genius, membuat Alard merasa hidupnya terasa manis. Apalagi kehadiran Bella yang sedikit demi sedikit mulai menggelitik di sudut hatinya.
Alard tidak bisa sembarangan menjalin hubungan dengan seorang wanita, karena perempuan itu bisa saja lawan yang di kirim rivalnya untuk menghancurkan Alard tanpa Alard sadari.
Terkecuali kepada Bella, apakah karena Bella adalah Mommy dari putranya ? Alard juga tidak tahu.
Dengan Bella, Alard melupakan penyakit Mysophobia yang ada padanya.
Dia tidak perduli, menatap Bella dan mengamati tubuh Bella yang tidak menampakkan jika sudah pernah melahirkan seorang putra. Memberikan reaksi yang lain pada anggota tubuhnya, terutama pada tonggak kebanggaan miliknya yang hanya pada Bella seorang enam tahun yang lalu Alard melakukannya. Hingga hari ini, Alard belum pernah lagi melakukan pada siapapun.
Kay mencarikan sebuah butik yang hampir bangkrut karena pemiliknya terjerat hutang, tentu saja tidak boleh berada dekat dengan butik Monalisa agar ketenangan Bella tidak terusik.
Bella bisa saja tidak perlu bekerja, Alard bahkan lebih mampu menafkahi Bella atau membelikan Bella butik yang jauh lebih bagus dari milik Mona, tapi Bella tidak mau.
" Aku ingin berguna dan berkarya dengan mengasah ilmu yang aku dapatkan dengan susah payah "
Itu jawaban Bella ketika Alard memintanya berhenti menjelang pernikahan mereka.
Alard cukup mengerti, kuatir Bella akan merasa bosan jika terus menerus berada di rumah. Apalagi dia juga baru kembali ke negara ini.
Bella bukan pula tipe perempuan yang suka berkumpul dengan teman-teman sosialitanya yang hanya menghambur-hamburkan uang suaminya, Bella tipe perempuan pekerja keras, teman terbaiknya cuma Mona.
Dan hari ini, Tante Rosa dan Kasandra mengundang semua teman-temannya untuk datang ke butik miliknya dari hasil negosiasi dengan Kay, asisten Alard.
" Baguslah jeng Rosa mendapatkan butik ini dari pada menjebloskan anak tiri-mu ke dalam penjara juga tidak ada gunanya, sebentar juga bebas dengan jaminan "
Celetuk teman nongkrong Tante Rosa.
" Benar tuh, dari pada Kasandra hanya berkerja sebagai pagar ayu di acara nikahan atau sebagai penerima tamu di event-event tertentu, gajinya enggak seberapa dan tidak selalu ada, kalau begini kan bisa menjadi profesi-nya dan terlihat berkelas "
Imbuh yang lain.
" Iya, bisa sekalian kita nongkrong di sini "
" Tapi jangan lupa belanja "
Tante Rosa mulai jalan ilmu marketing dadakannya.
" Pastii...."
Jawab ketiga teman Tante Rosa bareng-bareng.
" Tinggal satu yang belum mereka tunaikan, San "
Ucap Tante Rosa setelah teman-temannya sudah pulang.
" Iya, Ma "
" Atur sedemikian rupa "
" Beres, Ma ! "
Ada senyuman licik yang tersemat di wajah Bella, membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri setelah rencananya berjalan sesuai impian dirinya dan ibunya.
...**************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Eliani Elly
next thor
2022-11-02
0
Murni Agani
biru udh dipindahin bpkny😂
2022-02-10
0
Memi kasim
❤️❤️❤️
2022-01-09
0