Bella menatap kertas yang dipegangnya dengan tangan gemetar lalu menatap wajah Alard dan kertas yang dipegangnya secara bergantian.
Baru Bella sadari jika wajah Biru sangat mirip dengan wajah Alard.
" Bagaimana Nona, apakah anda sudah yakin jika Biru adalah putra saya ? "
" Tidak, dia putra saya. Anda jangan seenaknya saja mengaku-ngaku Biru putra Anda. Biru putra saya dan selamanya milik saya, tuan bahkan baru bertemu dengan dirinya dan bagaimana anda mendapatkan sampel dari tes DNA itu "
Alard berdecak.
" Apakah Anda bisa memiliki Biru tanpa ada campur tangan saya ? Apakah anda bisa hamil tiba-tiba jika bukan karena malam itu saya dan anda..."
Alard tidak meneruskan ucapannya karena terlihat Bella yang menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya sendiri.
" Tapi Biru milik saya, saya mengandung dan melahirkan dirinya. Anda tidak memiliki hak apapun pada Biru "
Bella berusaha mengendalikan kontrol dirinya, dia tidak ingin terlihat meledak-ledak dan itu mencerminkan jika dia bukan ibu yang baik untuk perkembangan Biru.
" Yakin jika Biru hanya milikmu seorang ? Masih ada catatan pada akun milik saya jika enam tahun yang lalu, Asisten saya sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Jadi, malam itu dan akibat yang timbul setelahnya adalah milik saya "
Alard menatap tajam pada wajah Bella yang pucat pasi.
" Atau Anda ingin kita bertemu di Pengadilan ? Kita akan lihat, siapa yang paling berhak atas hak asuh Biru "
Bella yakin bahwa dirinya tidak akan menang melawan Alard.
Dia hanyalah seorang perancang busana yang belum punya nama, dan dia juga hanya seorang bawahan bagi orang lain.
Keluarga ? Dia tidak tahu, siapa ibu dan keluarga ibunya karena yang Bella tahu selama ini hanyalah Rosa dan Kasandra.
" Tuan, saya mohon, jangan ambil putraku ! Hanya dia milikku "
Bella sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
Matanya sudah berkaca-kaca.
" Tetapi saya juga berhak dengan dirinya karena dia putra saya "
" Jadi mau tuan apa sekarang ! "
Alard belum sempat menjawab, Biru dan Kay sudah kembali.
Bella mengerjab-ngerjabkan kedua matanya agar bulir air yang hendak turun bisa masuk kembali.
" Mom, Dad, apakah aku akan memiliki keluarga yang lengkap ? Seperti anak-anak lainnya ? Begitu kan Paman ? "
Tanyanya pada Kay yang hanya bisa mengusap belakang kepalanya serba salah.
Biru menatap ke arah Bella dan Alard saling bergantian.
" Sayang, kau tahu ? Untuk membentuk sebuah keluarga harus ada cinta dan kasih sayang ? Dan itu tidak ada pada kami berdua "
Bella memberi pengertian kepada Biru.
" Dad, tidak bisakah Daddy mencintai Mommy ? Apa Mommy kurang cantik ? "
Kay menelan salivanya, dia tahu Bosnya tidak akan bisa menjawab pertanyaan yang sangat sulit itu.
" Biru Samudra, kembali ke kamar dan kerjakan PR-mu ! "
Bella berkata tegas.
" Ya Mom "
Biru melangkah masuk ke dalam kamar dibawah tatapan Alard dan Kay yang menatap sedikit iba.
" Tuan, jika Anda tidak memiliki kepentingan lain, Anda boleh pergi "
Bella membukakan pintu apartemen lebar-lebar.
Alard melangkah ke luar diikuti oleh Kay, sebelum pintu ditutup Alard masih sempat berkata.
" Aku yang akan mengantarkan putraku besok pagi ke sekolah "
" Tidak perlu, saya...."
" Kau ingin aku memenangkan gugatan ke pengadilan atas hak asuh Biru ? "
Bella diam lalu menggeleng.
" Maka jangan halangi aku untuk bertemu dengan anakku sendiri "
Bella segera menutup pintu dengan sedikit keras.
Wah, Alard sudah ber-aku menyebut dirinya dan ber-kau pada Bella. Ada kemajuan nih.
Bella melangkah mendekati kamar Biru yang tidak tertutup.
Bocah itu tengah bermain dengan gadget-nya.
" Maafkan Mommy yang terlalu keras kepadamu "
Bella menciumi kedua tangan Biru secara bergantian.
" Mommy tidak salah, aku sangat mencintai Mommy tapi aku juga ingin Daddy bersama kita, Mom "
Kepala Bella terasa berdenyut, kehadiran Alard dan kejelasan siapa ayah biologis dari Biru membuat Bella merasa pikirannya benar- benar kacau. Mana besok pagi bertepatan dengan pembukaan butik, sudah bisa dipastikan jika Bella sangat sibuk dan kesempatan pagi Alard untuk bersama dengan Biru.
...******...
Persiapan pembukaan butik benar-benar menyita waktu Bella.
Setelah memasakkan makanan untuk Biru serta memastikan kalau Biru akan baik-baik saja di tinggal di apartemen, Bella kembali ke Butik untuk membantu Mona dan Lily dalam mengatur acara besok.
" Bel, sudah jam sembilan, kamu pasti belum makan, ayo ikut saya "
Entah sejak kapan dan ada keperluan apa Luke singgah ke butik Monalisa.
Pergelangan tangannya sudah di pegang oleh tuan Luke dan membawanya paksa keluar Butik Monalisa
" Luke, aku..."
" Ayolah Bel ! Saya juga belum makan, temani saya "
Bella melihat ke arah Mona dan Lily.
Keduanya hanya tersenyum sembari melambaikan tangannya agar Bella mau menemani tuan Luke.
Sebuah keberuntungan bukan ? Awalnya hanya pelayan pribadi tuan Luke, sekarang tuan Luke yang mendatangi Bella.
" Bel, kau tidak ingin kembali ke pulau tempat kamu melahirkan putramu ? "
Tanya tuan Luke di sela-sela makan malam mereka di tempat yang mewah.
" Sedikit, tetapi bagaimanapun disana banyak kesedihan yang tercipta "
Bella berusaha tidak canggung menemani tuan Luke makan malam saat itu, karena Bella kuatir jika Bella canggung, itu akan mempermalukan tuan Luke.
" Kamu merasa jika bekerja denganku itu menyedihkan ? "
Melihat Bella yang sudah bertingkah luwes, Luke juga tidak ber-saya lagi dengan dirinya.
" Bukan, jangan salah faham !
Mengetahui aku hamil tanpa tahu siapa ayah dari bayi yang aku kandung, itu kehancuran dan kesedihanku yang kedua setelah malam jahanam itu "
Bella meneguk minuman yang ada di dalam segalanya dengan sekali teguk.
" Semua sudah berlalu "
Tuan Luke menyentuh ujung jari Bella menenangkan.
Bella terjengkit kaget.
" Maaf "
Tuan Luke tersenyum canggung.
" Tidak ingin memberikan ayah untuk putramu ? Dia pasti saat ini menginginkan keluarga yang lengkap, apalagi dia sudah bersekolah bukan ? "
Bella mendesah lalu mengangguk.
" Boleh aku bertemu dengannya Bel, terakhir kali ketika dia masih bayi. Pasti dia tumbuh menjadikan vs anak yang sangat tampan "
" Benar, dia tampan sekali "
" Lebih tampan mana, aku atau putramu ? "
Bella ingin tertawa kencang, bagaimana bisa Luke bertingkah kekanak-kanakan dengan membanding- bandingkan dirinya dengan Biru.
" Luke, kamu sungguh lucu. Pertama aku mengenalmu, kau sangat jarang bicara dan terkesan menakutkan Luke "
Bella hanya bisa terkekeh.
" Pria setampan aku kau bilang menakutkan ? "
Luke pura-pura galak.
" Bukan begitu Luke, dulu kau memang sangat jarang berbicara kecuali hal-hal yang penting saja "
" Ternyata aku tidak se-galak yang kau pikirkan bukan ? "
" Iya Luke, ternyata kau sangat manis "
Bella menutup mulutnya kerena keceplosan.
Luke hanya tersenyum.
" Jika kau merindukan pulau itu, aku bersedia membawamu kesana, Bel "
Luke menatap wajah Bella lekat-lekat.
Disudut meja yang lain, dua pasang mata menatap interaksi keduanya dalam diam.
" Ayo kita pergi ! "
Tanpa Bella dan Luke sadari, dua pasang mata yang terus mengawasi keduanya dari sejak Bella dan Luke masuk, sudah meninggalkan restoran kelas atas itu dengan pikirannya masing-masing.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Nurasiah
jangan galak2 dong alard
2023-06-14
0
Murni Agani
dia sdh puny ayah luke dan saingan loe berat jg😂🤣
2022-02-10
0
Av-Av
iiihhhhhh demi apa coba aku baca lagi si Biru kecil😆😆😁😁
2021-12-27
0