Setelah Pesta usai, Alard membawa Bella dan Biru untuk kembali ke apartemen.
Dan untuk kali pertama, Alard mandi berdua bersama Biru putranya.
Tepatnya memandikan Biru.
Mandi bersama sembari membicarakan tentang apa saja yang telah Biru alami bersama Mommy-nya sebelum kembali ke negara ini.
Alard hanya diam sembari tersenyum getir, dia tidak menyangka jika kehidupan putranya dulu sangat jauh berbeda dari kehidupan yang seharusnya Biru dapatkan sebagai putranya.
" Kau mengenal tuan Luke Anderson, boy ? "
Alard mulai mengorek keterangan dari putranya sendiri sembari menyusun bantal dan merapikan selimut untuk menutupi tubuh putranya setelah keduanya selesai mandi, Biru juga sudah memakai piyama tidurnya.
" Bosnya Paman Yose ? "
" Selain itu ? "
" Aku tahu dia mendekati Mommy, tapi aku tidak menyukainya "
" Kenapa ? "
" Dia bukan Daddy-ku "
Alard tersenyum.
" Perlu Daddy bacakan dongeng terlebih dahulu sebelum tidur ? "
" No Dad, aku sudah mengantuk dan sangat lelah. Aku hanya ingin segera tidur "
" Baiklah, selamat tidur "
Alard menggantikan lampu yang lebih temaram lalu keluar dari dalam kamar Biru dengan menutup pintu tanpa meninggalkan suara.
Berjalan menuju ke kamarnya sendiri, Alard melewati kamar Bella lalu memutar handle pintu untuk membukanya.
Bella yang sedang mengganti pakaian setelah selesai mandi berteriak kaget.
" Bisakah mengetuk pintu terlebih dahulu ? "
Bella cepat meraih piyama yang tergeletak di atas kasur dan memperbaiki posisi bathrobe yang tadi sudah hampir terlepas dari tubuh Bella, tapi tidak sempat untuk memakainya.
" Kau istriku sekarang, apakah aku harus meminta izin untuk masuk ke kamar istriku sendiri ? "
Alard bersandar di dinding dengan melipat kedua tangannya diatas dada terus memperhatikan Bella.
" Kau tahu pernikahan ini hanya demi Biru, jadi ..."
" Jadi apa ? "
Potong Alard cepat.
" Aku ingin istirahat, bisakah kau meninggalkan kamar ini ? "
Alard tertawa tanpa suara, berjalan mendekat ke arah Bella.
" M-mau apa kau ? "
Bella gugup, kedua tangannya memeluk dirinya sendiri.
Alard semakin berjalan mendekat, sebelah tangannya memeluk pinggang Bella.
" Aku tidak akan melakukannya sampai kau yang sendiri yang akan menginginkannya "
Bibir Alard berada di samping telinga Bella.
Alard menyentuhkan ujung jari telunjuknya pada wajah dan leher Bella, sehingga menyebabkan seluruh permukaan kulit Bella meremang.
Bella menelan salivanya yang mendadak terasa kering.
" Dan aku tidak akan pernah memintanya "
" Oh ya ? "
Kemudian Alard menjepit dagu Bella dengan kedua jarinya.
" Kita akan melihat, sampai berapa lama kau akan bertahan "
Alard kembali mencium bibir Bella dengan paksa, Bella berusaha mempertahankan mulutnya agar tidak terbuka tetapi Alard menggigit bibir bawah Bella sehingga mau tidak mau Bella membuka mulutnya.
Setiap kali Alard menciumnya, Bella merasakan otaknya mendadak kosong dan kedua kakinya melemah seperti jelly. Kedua tangannya tadi yang memukul -mukul dada Alard, melemah tidak bertenaga. Menyadari Bella yang selalu hampir jatuh kelantai, Alard segera memeluk tubuh Bella lebih kencang.
Setelah merasa cukup, Alard melepaskan ciumannya sekaligus pelukannya.
Bella cepat mencari penopang bagi tubuhnya, kalau tidak pasti dirinya akan terjatuh ke lantai.
Bella lebih memilih duduk di atas ranjang.
" Aku akan terus melakukan ini setiap malam sampai kau menyerah sendiri "
Ucap Alard dengan suara yang parau lalu meninggalkan kamar Bella.
Sepeninggal Alard, Bella mengusap bibirnya yang membengkak. Membaringkan badannya di atas ranjang tanpa sempat berganti dengan piyama tidur karena tubuh Bella yang lemas serasa tidak bertenaga.
...******...
Keesokan harinya, Alard terus menatap Bella dengan tatapan yang sulit diartikan ketika mereka bertiga sarapan.
Bella berusaha menghindari agar tatapan mata mereka tidak bertemu.
Selesai sarapan Bella bermaksud membereskan mangkuk dan piring tetapi Alard melarangnya.
" Biarkan saja ! Setelah kita pergi, akan ada yang membereskan seluruh apartemen ini "
" Oh "
Bella hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihat ke arah Alard.
" Bisa menjemput Biru nanti ke sekolah ? "
" Kita yang akan menjemputnya "
Alard berdiri dari duduknya.
" Tidak, aku tidak bisa ! Nanti sore aku dan Mona bermaksud menghabiskan waktu hanya berdua "
Alard menaikkan sebelah alisnya.
" Mona besok akan kembali ke Singapore, jadi kami ingin ngobrol-ngobrol dulu "
" Oke, perlu ku antar ? "
Bella berdecak, bukankan aku tadi mengatakan hanya ingin berdua ?
" Tidak perlu "
" Katakan padaku, kau ingin dijemput dimana dan kalian akan pergi kemana ? "
Bella menarik napas panjang.
" Kami belum tahu, dan kami akan menggunakan taksi saja "
Kini Alard yang berdecak, ternyata Bella lebih keras kepala dari yang dipikirkannya.
" Mulai kemarin, dirimu tidak lagi sama dengan sebelum aku menikahi-mu, jadi beritahu aku dimana kalian nanti "
Kedua mata Alard menatap tajam ke arah Bella.
" Oke oke, nanti aku akan beritahukan "
Bella menyerah lalu menyambar tasnya mendahului Alard keluar dari pintu apartemen.
" Dad, Mommy belum terbiasa, beri Mommy waktu " Biru menyentuh telapak tangan Alard.
Alard menghembuskan napas kuat lalu mengangguk.
...******...
Bella dan Mona memilih duduk santai di salah satu cafe yang ada di rootfop sebuah hotel bintang lima.
" Bagaimana malam pengantin-mu ? Indah ? "
Mona mulai menggoda.
Wajah Bella memerah, sekelebat bayangan Alard yang menciumnya secara paksa dan dalam kembali terlintas di pikiran Bella.
" Dari wajahmu yang memerah, aku tahu jawabannya.
Huh....Panas "
Mona mengibas-ngibaskan telapak tangannya didepan wajahnya, lalu terkekeh.
" Mon, sudahlah ! Jangan membicarakan itu, kita...."
Mendadak wajah Bella memucat saat kedua matanya beradu pandang dengan seseorang yang sangat Bella hindari yang juga tengah menatapnya.
" Bel, ada apa ? "
Mona mengikuti arah pandang mata Bella.
Seorang perempuan paruh baya dengan dandanan sedikit menor karena dia memakai pewarna bibir yang sangat mencolok dan bedak yang tebal untuk melindungi wajahnya yang mulai keriput.
" Hei, pencuri ! Perempuan rendahan, setelah sekian tahun menghilang kau akhirnya kembali juga "
" Ma-mama "
Bibir Bella bergetar.
" Aku bukan Mama-mu, tidak sudi aku memiliki anak yang kotor dan pencuri seperti dirimu "
Beberapa pengunjung cafe mulai memperhatikan mereka.
" Nyonya, bisa kecilkan suara anda ? Kita jadi bahan tontonan di sini "
Mona berucap pelan sembari tersenyum canggung pada beberapa pasang mata yang melihat kearah mereka.
" Oh, bagus dong, biar orang-orang disini tahu bahwa wanita yang berpenampilan cantik ini sebenarnya seorang pencuri.
Setelah dia membiarkan tubuhnya dinikmati oleh seseorang yang tidak tahu siapa dia, dia lalu mencuri perhiasan milikku, kalian dengar semuanya ? "
Tante Rosa, ya ibu tiri Bella berteriak kencang sehingga mereka semua yang ada di cafe mulai mencibir dan menatap penuh jijik ke arah Bella.
" Cantik-cantik ternyata kupu kupu malam, cih, menjijikkan "
Ucap seorang perempuan yang sepertinya teman Tante Rosa.
" Laporkan ke polisi saja biar di jebloskan ke dalam penjara "
Imbuh yang lainnya.
" Bener itu Ros, ayo cepat kita laporkan ! "
Wajah Bella semakin pucat, keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya.
Mona merasa situasi semakin tidak aman jika tetap bertahan, apalagi dirinya bukan warna negara sini.
" Bel, kita pergi dari sini ! "
Mona meninggalkan beberapa lembar uang diatas meja untuk membayar pesanan yang sama sekali belum mereka sentuh.
Mona menarik tangan Bella.
Melihat itu Tante Rosa tidak tinggal diam, dia juga ikut mencekal pergelangan tangan Bella.
" Mau kemana kau pencuri ? Urusan kita belum selesai "
Cengkeraman tangan Tante Rosa pada pergelangan tangan Bella begitu kuat sehingga Bella meringis kesakitan.
...****************...
Dukung emak, jangan lupa jempolnya !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
al ghazali
telat bacanya aq thor. ternyata serru
2024-05-03
0
Eliani Elly
lanjut thor
2022-11-02
0
Memi kasim
❤️❤️❤️❤️❤️
2022-01-09
0