Hampir saja terlena

Brak..

Brakk...

Brak...

Suara kegaduhan membuat perhatian penghuni rumah teralih

Dion yang sedang fokus bekerja di ruang kerja nya langsung keluar dan melihat Tara yang sedang menurunkan pigura foto

"Ada apa ini sayang" tanya Dion

"Buat apa sih masih masang foto wanita itu!! Gak guna udah mati juga" ucap Tara dengan mata sinis

"Lalu mau kamu apakan semua foto ini"

"Mau aku buang ke tampat SAMPAH" ucap Tara penuh penekanan

Amaira yang mendengar hal itu sontak langsung berteriak

"Jangan ma!!" cegah Amaira

"Lah nih anak ngapa ikut ikutan sih"

Amaira berlari turun dan menghampiri Tara dan Dion

"Biar aku aja yang simpan ya kalau mama gak mau liat biar itu aku pasang di kamar ku" ucap Amaira penuh permohonan

"Kenapa sih masih nyimpen foto kaya gini gak guna tau" ucap Tara

"Tapi itu berharga buat aku ma" ucap Amaira memohon

"Yaudah bawa ini semua simpen di kamar kamu mama. gak mau liat satu pun foto yang masih ada wajah Luna" ucap Tara sambil berlalu pergi ke kamar nya

Dion kembali masuk ke ruang kerjanya kini tinggal Amaira yang ada di ruangan itu

"Aku kira Mama Tara akan berubah tapi ternyata aku salah"

"Hampir aja aku terlena dengan sedikit kebaikannya itu"

Amaira mengambil foto foto kebahagiaan keluarga nya dulu yang kini tinggal kenangan

Dengan hati berat Amaira membawa foto foto itu ke dalam kamar nya. Sebenarnya dia tak rela jika foto foto itu harus di cabut dari tempatnya tapi dia bisa berbuat apa dari pada nanti nya di buang oleh Tara lebih baik dia simpan di dalam kamar nya itu jauh lebih aman

Sedangkan di bawah sana Tara menata foto foto nya dan Dion di atas dinding

"Gini kan lebih adem di liatnya" ucap Tara

"Aww awww perut aku kenapa sakit gini ya" ucap Tara sambil meringis menahan sakit di perutnya

"Ah paling juga mules biasa" ucap Tara sambil duduk di sofa

"Amaira" panggil Tara dengan meringis menahan sakit

"Iya ma ada apa" tanya Amaira sambil mendekati Tara yang menahan sakit hampir pingsan

"Tolongin mama" lirih Tara

"Mama kenapa" tanya Amaira

"Perut mama sakit" ucap Tara lirih di telinga Amaira

"Yaudah mama tunggu bentar ya aku ke kamar dulu ambil minyak kayu putih" Amaira berlari menuju kamarnya dan tak. lama kemudian dia kembali dengan membawa minyak kayu putih

Amaira mengolesi minyak kayu putih ke perut mama nya. Tara meringis dan tangannya menggenggam erat perutnya yang sakit

"Kenapa bisa begini ma" tanya Amaira

"Mungkin udah waktunya dateng"

"Oh"

Tangan Amaira mengusap perut mama nya dengan lembut. Beberapa saat kemudian sakit yang ada di perut Tara perlahan menghilang

"Huu makasih ya" ucap Tara

"Iya ma ku balik ke kamar dulu" ucap Amaira dengan senyum manis

Beberapa detik Tara terpaku dengan senyuman itu hampir mirip dengan senyuman seseorang namun di detik berikutnya Tara menepis perasaan itu

Enggak aku gak boleh lemah semua dendam ku harus tuntas jika Luna sudah mati bukankah pada Amaira masih bisa batin Tara dengan penuh kebencian di dalam hatinya

"Aku gak akan pernah lepaskan orang yang sudah menghancurkan hidupku" gumam Tara dengan mencengkeram erat pinggiran sofa

Jangan lupa like n komen

Terpopuler

Comments

pat_pat

pat_pat

mampir

2021-08-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!