Tangis Amaira

"Bagus akhirnya bersih juga sekarang masuk ke kelas awas kalau besok telat lagi" ucap Bu Kela

"Iya bu"

Amaira masuk ke dalam kelas nya dan mengikuti pelajaran meski terkadang tidak fokus karena perutnya yang keroncongan

"Kamu kenapa" tanya Nara

"Gak apa apa"

Karena lelah sejam di dalam kamar mandi sambil mengepel membuat Amaira sedikit mengantuk. Berulang kali gadis itu menguap

Brakk

"Pak Ekal ada apa" tanya Amaira dengan setengah terkejut

"Ini masih jam pelajaran jangan tidur di dalam kelas" ucap Pak Ekal dengan nada tinggi

"Maaf pak"

"Jangan ulangi lagi" bentak Pak Ekal

"Ok anak anak tugas yang kemarin silahkan di kumpulkan" ucap Pak Ekal

"Aduh aku lupa" gumam Amaira dengan panik

"Kenapa Ra"

"Buku ku ketinggalan di kamar aku lupa bawa" ucap Amaira dengan nada bergetar karena takut

Saat semua siswa sudah mengumpulkan Amaira sendiri lah yang tidak beranjak dari duduknya

"Amaira mana punya kamu" tanya Pak Ekal dengan raut wajah garang

"Buku saya ketinggalan di rumah pak" ucap Amaira lirih sambil menunduk

Plakk

Sebuah penggaris mistar yang d pegang Pak Ekal mengenai pipi gadis itu menimbulkan bekas merah

"Mau jadi apa kamu? Tadi pagi telat datang sekarang gak ngumpulin tugas hah!!" bentak Pak Ekal

Bibir Amaira sudah mulai memucat begitu juga dengan wajahnya

"Maaf pak"

"Maaf maaf orang tua kamu itu terlalu memanjakan kamu jadi nya sampai kayak gini" bentak Pak Ekal

"Sekarang telfon mama kamu bapak mau bicara dengan nya" ucap Pak Ekal

"Apakah sambungan nya bisa sampai sana?" tanya Amaira lirih dengan menatap wajah gurunya

Pak Ekal terdiam seketika dan sebuah dugaan terbesit di dalam. hatinya

Apakah...?

"Jika bisa bagaimana caranya bapak kasih tau saya biar aku bisa nyusul mama" ucap Amaira dengan bibir bergetar

"Mama ka.. kaa.. kamu kemana" tanya Pak Ekal

"Mama jahat dia pergi tanpa ngajak aku" ucap Amaira dengan setetes air mata mengalir di wajahnya

Pak Ekal menelan ludahnya kasar

"Ka.. ka.. kalau gitu.. pa.. pa.. papa kamu telfon sekarang" ucap Pak Ekal memerintah

Amaira mengambil ponselnya dan mendial nomor ayah nya

Di sana Dion sedang bermesraan dengan Tara merasa terusik dengan panggilan dari Amaira

"Dasar anak sialan!! Mau apa kamu hah" bentak Dion

"I.. ini.. pak.. ekal m.. mau bi.. "

"Ngomong apaan sih gak jelas kamu!! Inget ya jangan pernah ganggu papa atau telfon papa kalau gak penting"

"Meskipun itu penting aku juga gak akan peduli sama kamu"

"Kamu itu anak pembawa sial"

"Bisa gak kalau kamu itu pergi aja dari kehidupan aku dasar benalu!! Ganggu!!" bentak Papa Dion kemudian mematikan sambungan telepon

"Hhh papa lagi sibuk makanya tadi sedikit marah maaf ya pak" ucap Amaira dengan tawa getir

"Papa kamu... "

"Papa sayang banget sama aku makanya gak mau kalau aku sekolah gak bener" ucap Amaira dengan menahan tangis dan sesak di dadanya

"Mmmm pelajaran selesai sebentar lagi jam pulang kalian tunggu aja" ucap Pak Ekal sambil keluar dari dalam kelas

Sedangkan Amaira pergi ke toilet disana dia menangis sepuasnya

"Pa.. papa sayang banget ya sama aku"

"Iya papa sayang banget sama aku" ucap Amaira meyakinkan dirinya sendiri walaupun kenyataan menghianati nya

"Papa ku bukan papa yang dulu"

"Papa takut kehilangan aku iya kan" tanya nya pada bayangannya yang ada di dalam cermin

Bibirnya terangkat dan tersenyum namun lain dengan matanya yang terus mengeluarkan buliran bening tanpa bisa di hentikan

Dadanya sesak hati nya kacau raga nya kuat namun jiwa nya rapuh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!