Di meja yang terasa hangat itu kami saling berbagi cerita satu sama lain setelah memakan sup kami.
Selly berdiri untuk mengambil mangkuk kosong lalu membersihkannya di belakang, adapun untuk Sella dia duduk di dekatku selagi mendengar apa yang akan dibicarakan Helfina, tentu Selly ikut mendengarkan lagipula ini ruangan dapur yang tidak terlalu besar.
Helfina mulai bercerita, suatu hari ada pahlawan bernama Heis, dia seorang pahlawan tampan dengan pedang indah di punggungnya, awalnya dia mengunjungi kota ini karena kebetulan namun saat ia melihat patung ibu Helfina dia tiba-tiba merasa iri.
Dengan nada arogan yang dipenuhi kesombongan dia berkata pada seluruh penduduk desa bahwa dirinya lebih pantas dibuatkan patung dibanding wanita itu, tentu Helfina yang menjadi anaknya tak terima lalu menyerang Heis dengan pedangnya.
Ibunya telah menyelamatkan desa ini dengan taruhan nyawanya jika ada seseorang yang berani mengatakan bahwa ibunya tidak pantas dihormati jelas mereka harus mati, pikir Helfina.
Pertarungan sempat pecah namun kepala desa berhasil melerai perkelahian mereka, pahlawan yang tak terima mendecapkan lidah lalu berkata.
"Akan kubuktikan pada kalian bahwa aku memang pantas membuat patung diriku di desa ini," lalu dia pergi ke ke wilayah raja iblis Bisel, di sana ia mengamuk seperti orang gila, akan tetapi setelah tahu dia tidak mampu menang dia mengatakan bahwa dirinya hanyalah orang yang dikirim dari kota ini, dengan mengatakan itu dia akhirnya di bebaskan lalu pasukan Bisel mulai menargetkan tempat ini sebagai musuh.
Pahlawan itu sangat pengecut.
"Kebetulan aku juga ingin melawan raja iblis Bisel kurasa aku akan sementara di sini untuk membantu kalian sebelum pergi ke wilayahnya."
"Kau benar-benar ingin melakukan hal gegabah seperti itu," Helfina membalasku dengan wajah khawatir, untuk sepertiku yang orang asing, dia terlalu baik.
Aku membalasnya dengan postur percaya diri.
"Aku ingin melenyapkan mereka lalu membuat dunia yang damai untukku, aku bisa melihat ketika aku berhasil aku bisa hidup tenang dengan beberapa istri dan anak."
Sella menyela.
"Aku dan Selly yang akan menjadi pertama, jika mau Helfina bisa jadi yang kedua."
Aku menutup mulut Sella.
"Jangan mengatakan hal seenaknya."
Helfina hanya memandangku dengan pandangan bermasalah.
"Beberapa pria memang menginginkan hidup seperti itu, jadi aku tidak akan berkomentar apapun.. ah ya.. itu. Selamat berjuang."
"Jangan memperlakukanku seperti makhluk aneh," teriakku dengan pandangan frustasi.
Aku hanya mengatakan sesuai yang dipikirkan kebanyakan pria saja, hanya itu.
"Ini sudah malam, aku akan pergi tidur.. kalian juga."
"Selamat malam," kami bertiga berkata hal sama.
"Selamat malam," balas Helfina meninggalkan dapur.
Selly yang sudah mencuci duduk di sebelahku yang lain.
"Bagaimana menurut tuan tentang Helfina?"
"Dia memiliki jiwa kesatria yang tinggi, aku bahkan tidak percaya orang sepertinya masih bertahan di kota seperti ini, dia bisa memiliki karir lebih tinggi di kerajaan."
"Maksudku bukan itu, lebih tepat tubuhnya."
"Kalian memperlakukan seperti pria busuk kan?"
Selly dan Sella hanya tersenyum jahil dengan kata lain itu kebenaran, kebenaran memang menyakitkan, jika bisa memilih aku ingin hidup manis di dalam kebohongan, walaupun dunia seperti itu memang tidak akan pernah ada.
"Jangan khawatir tuan, sebusuk apapun tuan kami akan selalu bersamamu," kata Sella yang sejujurnya itu sama sekali tidak membantu.
"Aku juga begitu... kurasa sudah cukup mengobrolnya, mari tidur bersama," atas ajakan itu aku mengangguk kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 517 Episodes
Comments
arfan
332
2022-12-14
1
Dyat Rachmat
terlambat bacanya eeii... novelnya bagus eeiii
2022-07-22
1
mothur
wnjit
2022-01-13
1