Tidak Ada Salahnya Memulai Kehidupan Di Dunia Lain Dari Nol

Chapter 13 : Menyelinap Ke dalam Kastil

Setelah cukup lama kami sampai di wilayah raja iblis Bisel, tampak sebuah istana megah berdiri jauh di depan kami dengan awan hitam serta kilatan petir menghiasinya.

"Benar-benar mencerminkan tempat tinggal raja iblis," kata Selly sementara Sella menambahkan.

"Apa kita akan menyerang mereka sekarang?"

"Tidak, kita akan menunggu sampai pasukan kerajaan bertarung dengan pasukan raja iblis, baru kita akan menyelinap masuk ke dalam istananya."

Selly dan Sella menatapku dengan pandangan bersinar, mereka berkata secara bergiliran.

"Sungguh ide yang brilian, dengan ini tuan akan dinobatkan sebagai pahlawan paling licik sepanjang masa."

"Benar, kita pasti mendapatkan perhargaan tertinggi."

Mereka berdua benar-benar sedang mengejekku, aku memilih mengabaikannya untuk membuat tenda tempat tinggal kami sementara.

Aku sudah membeli cincin penyimpanan yang mana membuatku membawa barang bawaan tanpa batas.

"Tenda telah didirikan sekarang kalian berdua tolong kumpulkan kayu bakar dan jangan sampai pergi terlalu jauh."

"Baik tuan," keduanya menghilang dalam sekejap.

Aku mengeluarkan berbagai hewan yang tak sengaja kami temukan dalam perjalan kemari, aku sudah membersihkannya hingga langsung bisa diolah. Aku memotong-motong daging tersebut kecil-kecil kemudian menjadikannya sate.

Selly dan Sella telah kembali dengan kayu bakar yang mereka bawa, jumlahnya sangat banyak.

"Bagaimana tuan?" tanya Sella.

"Kalian terlalu berlebih tapi biarlah, kita tidak perlu mencari kayu bakar lagi dalam beberapa hari."

Selly meletakkan jarinya di ujung bibir selagi memiringkan kepalanya.

"Sebenarnya kita ini mau berperang atau berpiknik, bahkan kita bisa santai di wilayah raja iblis dan memanggang daging tanpa masalah."

"Kurasa keduanya," jawabku ragu.

Selly dan Sella duduk di sebelahku selagi menikmati makanan mereka, padahal di depanku masih luas tapi mereka malah ingin menempel padaku.

Matahari mulai tenggelam membawa kesunyian biasanya, saat aku memikirkannya sebuah suara kegaduhan terdengar dari belakangku, aku menoleh ke arah sana dan kulihat beberapa pasukan iblis telah kembali ke kastil mereka dengan obor yang menyala.

"Sepertinya mereka menang," suara itu berasal dari Selly.

"Aku bisa melihatnya, apa kerajaan itu begitu lemah."

Para iblis berjalan santai selagi bersenandung senang, nasib manusia sudah mulai terpuruk terlebih dengan kemunculan pahlawan tak berguna bernama Heis, dunia ini pasti akan hancur.

Ketika sudah waktunya untuk kami tidur, aku menggunakan sihir pelindung hingga kami bisa tidur tanpa gangguan.

Keesokan paginya kami bertiga bersembunyi di semak-semak, tampak pasukan kerajaan maupun pasukan iblis sedang bertarung satu sama lain, apa yang bisa kukatakan ini benar-benar sebuah medan perang. Tanpa menunda-nunda lagi kami sedikit demi sedikit berjalan mendekat ke bagian kastil dimana seluruh tubuh kami masih tertutup semak-semak.

Sejauh ini tidak ada yang menyadarinya, beberapa saat kemudian kami berhasil masuk ke dalam kastil meninggalkan semak-semak di dekat gerbang masuk.

"Kenapa ada semak-semak di sini."

"Entahlah, mungkin mereka tumbuh hanya dalam waktu semalam."

Kedua iblis itu akhirnya pergi menjauh, aku, Selly dan Sella yang bersembunyi di salah satu ruangan keluar dan kembali berjalan secara perlahan-lahan.

Kami menaiki tangga kemudian menemukan sebuah pintu berlapiskan emas di sana.

"Tuan, bukannya biasanya singgasana berada di lantai bawah," atas pernyataan Selly aku menggelengkan kepalaku beberapa kali lalu berkata.

"Sebelum bertarung dengan raja iblis, sebaiknya kita mengamankan uangnya terlebih dahulu.. jika kita kalah, setidaknya kita bisa lari dengan uang yang kita dapatkan."