Malam hari Edward dan Bayu mengaji sama kyai Sobri.Jam delapan malam sudah ada di balai pondok yang berada tepat di belakang rumah kyai Sobri.
Edward dan Bayu sudah ada di tempat di pengajian itu bersama dua orang lainnya.Edward baru pertama kali ikut pengajian seperti itu walaupun sudah dua minggu di pondok.
Lama-lama dia merasa terbiasa dan banyak yang yang tahu kalau Edward adalah orang baru di pondok itu.
Setelah lama menunggu,kyai Sobri pun akhirnya datang.Dia membawa dua buah buku kitab yang akan di baca dan di sampaikan malam ini.
Walaupun cuma empat orang yang ikut mengaji kitab,tapi kyai Sobri tetap memberi pengajian pada mereka.
"Apa setiap pengajian malam hari oleh kyai Sobri santrinya sedikit?"tanya Edward sambil berbisik pada Bayu.
"Iya,biasanya hanya tiga orang,di tambah kamu jadi empat orang.Berapapun orang yang ikut mengaji,kyai Sobri selalu memberi pengajian."jawab Bayu.
Edward hanya menganggukkan kepala,dia merasa salut dan kagum pada kyai Sobri,meladeni orang yang mau belajar agama walau hanya sedikit yang ikut pengajiannya.
Satu jam sudah pengajian itu berjalan,kyai Sobri masih saja memberi wejangan dan petuah dari apa yang terdapat dalam kitab yang dia bawa.Semua di jelaskan dengan baik,isinya juga di sampaikan dengan memberikan contoh pada kehidupan nyata pada saat itu di zamannya.
"Nah,semuanya,dalam hidup kita harus saling memberi dan menolong tanpa membedakan siapa kita,siapa dia dan siapa mereka.Dalam tingkatan kehidupan yang hakiki di mata Allah swt adalah derajat kita di hadapannya.
Apa yang sudah kita perbuat,apa yang kita lakukan pada sesama.Mampukah kita sandingkan di hadapanNya?Berapapun yang kita lakukan jika kita masih jumawa,masih menyombongkan apa yang kita lakukan lebih baik dari pada mereka,Allah swt tidak suka orang seperti itu.Sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi sesamanya.
Pelajaran yang kita ambil dari kehidupan kita,janganlah merasa kita lebih baik dari pada orang lain.Janganlah merasa kita segalanya dari pada orang lain.
Anak-anakku,cukup sekian yang abah sampaikan.Mudah-mudahan apa yang abah ceritakan bisa jadi pelajaran bagi kita semua.
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh."ucap kyai Sobri memberi salam mengakhiri pengajiannya.
"Wa alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh."jawab semua yang hadir.
Lalu kyai Sobri bangkit,begitu juga orang yang mengikuti pengajiannya.Mereka menyalami kyai Sobri,Edward pun begitu.
Setelah selesai baru kyai Sobri pergi dari tempat pengajian itu dan masuk ke dalam rumahnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam,Edward dan Bayu kembali ke kamar mereka.
Edward merasa lelah hari ini,dia juga mengantuk.
"Aku lelah sekali hari ini,aku tidur duluan ya Bay."kata Edward sudah menguap beberapa kali.
"Iya,tidur saja.Saya akan ke dapur dulu."ucap Bayu,lalu dia keluar dari kamar.
Edward pun sudah tidak lagi mengkompromi rasa kantuknya,dan dalam sekejap dia sudah terlelap.
_
Pagi hari sebelum azan subuh berkumandang Edward sudah bangun terlebih dahulu.Dia bangun dan duduk.Seperti biasa,dia mengecek ponsel jadulnya yang dia simpan di tas ranselnya yang tergantung di gantungan baju.
Dia mengambil ponselnya dan mengaktifkannya,melihat apakah ada pesan melalui pesan singkat.Karena di sini tidak ada jaringan internet maka yang bisa di lakukan untuk komunikasi dengan asistennya maupun pak Dori melalui pesan singkat saja atau telepon langsung walau kadang jika menelepon harus sembunyi-sembunyi.
Edward membuka pesan yang masuk beberapa hari yang lalu.Ada pesan dari Emil,memberitahukan tentang keadaan kantor seperti biasanya.Juga pesan dari pak Dori tadi malam.
Pesan pak Dori hanya sebuah pemberitabuan kalau besok siang dia akan menemuinya di pondok.Berarti nanti siang pak Dori akan mengunjunginya.
Edward mendesah,masih belum ada kabar tentang kakaknya.Pak Dori belum memberi ingormasi apapun,apa lagi Emil dia tetap fokus pada perusahaannya.
Setelah selesai mengecek ponselnya,Edward mengembalikan ponselnya ke dalam tas ranselnya lagi.Dengan gerakan hati-hati dan pelan tak bersuara agar Bayu tidak curiga.
Kemudian dia kembali ke tempat tidurnya semula.Hanya duduk saja,karena waktu subuh sudah berlalu.Azan di masjid pondokpun sudah selesai,tinggal membawakan puji-pujian untuk memberi waktu para santri yang baru bangun dan bergegas mengambil air wudhu dan sholat berjamaah.
Bayu bangun dari tidurnya,dia kaget sendiri karena merasa terlambat bangun.Buru-buru dia mengambil sarung dan kopiahnya kemudian dia keluar tanpa mengajak Edward yang sedang duduk di kasurnya.
Edward tersenyum melihat tingkah Bayu yang tiba-tiba bangun dan langsung mengambil peralatan sholatnya.Kemudian dia juga bangkit dan mengambil sarung serta kopiahnya lalu mengikuti Bayu keluar dari kamarnya menuju masjid untuk sholat berjamaah.
_
"Semalam kamu tidur jam berapa?"tanya Edward pada Bayu yang sedang mencuci peralatan masak di dapur.
"Setelah kamu tidur,aku langsung tidur.Aku juga sangat lelah tadi malam.Kamu sudah tidur saja ketika aku masuk kamar."kata Bayu.
"Iya,aku juga sama denganmu.Lelah sekali,mungkin karena berkelahi dengan preman-preman itu."ucap Edward.
"Apa hari ini kita ke pasar lagi?"tanya Edward
"Iya,seperti biasa.Kenapa?"
"Ngga apa-apa.Nanti siang pamanku mau datang."ucap Edward sambil merapikan peralatan yang sudah bersih.
"Dia menghubungimu?"
"Hanya melalui pesan singkat saja.Karena di sini sinyal kurang bagus untuk menerima telepon."
"Iya benar,di sini sinyal telepon kadang ada kadang menghilang.Tapi kalau di dekat bukit di desa sebelah sinyal bagus.Apa kamu mau pergi ke sana jika mau menghubungi keluargamu?"tanya Bayu menawarkan.
"Kamu tahu tempatnya,kalau ada aku akan ke sana.Sekalian mau menghubungi ibuku,aku kangen dengan ibuku."ucap Edward.
"Bisa,nanti pulang dari pasar kita ke bukit di desa sana."
"Baiklah.Saya masukkan ini dulu."Edward membawa peralatan masak yang tadi di cuci Bayu ke dapur.
Setelah selsai,dia keluar lagi menuju halaman depan di mana mobil terparkir.
Edward menunggu Bayu di dalam mobil.Saat menunggu Bayu di mobil,Edward melihat Aya yang berjalan memasuki area pondok.Dia memakai baju rok panjang,terlihat anggun.Edward tersenyum sendiri,dia sedikit tertarik dengan Aya.
Lalu dia keluar dari dalam mobilnya dan bersandar pada pintu mobil.Sengaja dia melihat Aya yang sudah pasti melintas di depannya.
Setelah dekat,Edward menyapa Aya yang berjalan tergesa sehingga dia tidak melihat Edward berdiri di depan mobil.
"Assalamu alaikum bu Aya."ucap Edward sopan sambil tersenyum.
Aya yang mendapat salam dari orang yang berdiri di depan mobil menoleh,menatap orang yang tadi menyapanya.
"Wa alaikum salam."jawab Aya datar.
"Bu guru teihat berbeda dari sebelumnya."ucap Edward masih dengan sikap sopannya.
"Ya karena saya sedang mengemban tugas,jadi saya harus berbeda dari biasanya."ucap Aya lagi.
"Mm,lebih anggun berpenampilan sekarang dari pada biasanya."puji Edward pada Aya.
Aya terlihat tidak suka dengan penilaian Edward.Dia lalu berjalan meninggalkan Edward yang menatapnya heran.Aya tidak peduli dengan penilaian orang lain,selama dalam batas kesopanan,dia akan tetap berpenampilan seperti biasanya jika tidak dalam tugas mengajar di pondok.
Edward menatap Aya yang langsung pergi tanpa basa basi padanya.Dia tersenyum miring,merasa tertarik dengan gadis yang acuh dan berprinsip.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?"tanya Bayu yang ternyata sudah ada di situ sejak tadi memperhatikan Edward memandang kepergian Aya.
"Tidak apa-apa,hanya melihat sesuatu yang lucu."kata Edward.
"Kamu suka pada Aya?"tanya Bayu.
"Aku tertarik sama gadis yang acuh dan masa bodoh.Dan gadis itu seperti itu,mungkin juga aku tertarik."ucap Edward masih dengan senyumannya.
Bayu jadi tidak mengerti,lalu dia masuk ke dalam mobil di ikuti Edward.Kemudian mobil di jalankan.
"Apa gadis itu sudah punya pacar?"tanya Edward meneruskan pembicaraan tentang Aya.
"Aku tidak tahu.Tapi setahuku,dia tidak pernah pacaran.Kemungkinan jika menikahpun calon jodohnya sudah di tentukan oleh uwanya,kyai Sobri."kata Bayu.
"Ah ya,memang jika dari kalangan pesantren jodoh itu selalu di atur."kata Edward.
"Tidak juga sebenarnya,hanya memang kebanyakan seperti itu.Jika ada seseorang yang di sukai,bisa langsung melamarnya."
"Mm,begitu ya.Apa orang seperti aku bisa juga melamar gadis dari keturunan seorang kyai?"
"Kenapa tidak?Selama gadis itu mau di lamar olehmu,bisa saja.Orang punya kriteria masing-masing dalam mencari pasangan hidup.Tapi tidak bisa membantah jika jodohnya tidak sesuai dengan kriterianya.Karena jodoh yang mengatur adalah Allah swt."
"Benar,tapi setidaknya kita mencarinya terlebih dahulu sebelum jodoh yang lain datang."
"Kamu menyetujui hal pacaran?"
"Menyetujui tapi dalam batas wajar saja.Sejujurnya aku suka yang melihat gadis dan aku tertarik,langsung aku lamar."
"Yah,begitu lebih baik.Mengenal terlebih dahulu itu bagus tapi tidak harus melalui pacaran.Kalau keduanya saling suka,kenapa tidak langsung melamar?"
"Ya,ada kalanya kita harus menunggu meyakinkan hati jika memang dia adalah jodoh kita.Tapi jika Allah swt sudah menentukan jodoh buat kita,sebenci apapun dialah jodoh kita."
Edward mengangguk-angguk membenarkan ucapan Bayu.Dia salut dengan teman barunya ini.Lebih dewasa.
Mobil mereka melaju dengan kecepatan sedang karena hari sudah agak siang.Pembicaraan itu masih terus berlanjut,tapi dengan tema yang berbeda.
_
_
_
☆☆☆☆☆
\=>jangan lupa dukungannya buat othor..😉😊✌🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
ummi a-sya
terima kasih,nanti saya mampir lg..😊
2021-10-11
1
Tinta Rachel
semangat terus ya kak, aku da mampir ni..
2021-10-11
0